“IDENTIFIKASI ASAM-BASA”
Guru Pembimbing :
Mela Alista S.Si.
Disusun Oleh :
1) Alfina Nisa’uz zahroh (04)
2) Dwi Shinta Putri Sefira (09)
3) Nadia Dzurrotun Ni’mah (18)
4) Nanda Nur Jamilah (21)
5) Shofwil Widad (29)
6) Siti Aisyah (30)
Kelas : XI - IPA 3
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberi
kami kesehatan sehingga kami dapat melaksanakan aktifitas - aktifitas dengan segala
manfa’at yang ada,yang telah memberi kami kecerdasan dalam berfikir sehingga dengan
kecerdasan itu kami dapat memberikan karya - karya terbaik kami untuk bangsa dan agama.
Laporan hasil penelitihan ini penulis buat dengan tujuan memenuhi Laboratorium IPA
dalam bidang kimia Selain bertujuan menyelesaikan tugas, tujuan penulis dalam menulis
laporan hasil penelitian ini adalah untuk memberitahukan kepada semua pihak tentang
identifikasi asam basa.
Dengan selesainya laporan hasil penelitian yang penulis buat ini, Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
3) Orang tua yang sangat memberikan dukungan kepada kita baik secara moril maupun
materi
Akhirnya penulis berharap semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfa’at bagi
penulis khususnya dan bagi seluruh siswa-siswi SMA Assa’adah pada umumnya.
Penulis
ii
PENDAHULUAN
KAJIAN MATERI
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan asam
sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada
asam-asam okso dan karena is tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asamasam
halida, HCI, HBr, dan HI.
Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari dua kata bahasa Yunani yaitu oxus
(asam) dan gennan (menghasilkan) yang berarti “penghasil/pembentuk asam”. Setelah unsur
klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam – asam halida
ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut
kemudian ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Setelah itu pada tahun 1884, ahli
kimia Swedia yang bernama Svante August Arrhenius dengan menggunakan landasan ini,
mengemukakan teori ion dan kemudian merumuskan pengertian asam.
Basa dapat dikatakan sebagai lawan dari asam. Jika asam dicampur dengan basa, maka
kedua zat itu saling menetralkan sehingga sifat asam dan basa dihilangkan.
METODE PENELITIAN
Di bawah ini adalah hasil dari penelitian kami tentang identifikasi asam-basa :
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Asam
Larutan bersifat asam apabila diteteskan pada lakmus merah akan bewarna merah,
tetapi jika di lakmus biru juga akan tetap bewarna merah. Dan jika pada indikator
universal pH-nya < 7. Sedangkan pada ekstrak kunyit apabila dicampurkan akan
bewarna kuning tua.
2. Basa
Larutan bersifat basa jika diteteskan pada lakmus merah berwarna biru, dan pada
lakmus biru akan tetap berwarna biru. Dan pada indikator Universal pH-nya akan
> 7. Sedangkan jika dicampurkan dengan ekstrak kunyit warna larutan akan
berwarna jingga (orange kemerah-merahan).
3. Larutan bersifat netral apabila jika diteteskan di lakmus merah akan tetap menjadi
merah, sedangkan pada lakmus biru juga tetap berwarna biru. Dan pada indikator
Universal pH-nya akan = 7.
5.2 Saran
Lebih teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi.
Behati-berhati dalam menggunakan peralatan percobaan.
Menjaga keselamatan bersama dalam menggunakan bahan laboratorium dan
mengikuti aturan yang telah ditentukan.
https://kopikimia.blogspot.co.id/2014/03/laporan-kimia-identifikasi-larutan-asam.html?m=1.
( di akses pada tanggal 01 Mei 2018)
https://nyayusittifatimah.wordpress.com/2016/05/23/laporan-lengkap-praktikum-kimia-
tentang-pengujian-asam-basa-menggunakan-kertas-lakmus/&hl=id-ID&geid=1027
https://kopikimia.blogspot.sg2014/03/laporan-kimia-identifikasi-larutan-asam.html?m=1