Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA :

KOROSI PADA PAKU

Kelompok 6

XII IPA 9

Dra. Jati Setiasih, M.Si


Disusun oleh :

Farras Tamim

Haris Abdillah

Ilma Sakinah Parinduri

Muhammad Aulia Rizki

Raihana Aribah Azhar Siregar

Siti Arisah Rambe


TUJUAN PRAKTIKUM

Merancang dan melakukan percobaan pengaruh berbagai zat


terhadap korosi pada paku.

Mengetahui pengaruh berbagai zat terhadap korosi pada paku.

Mengetahui kandungan zat penyebab korosi pada paku.

Memahami penyebab korosi sehingga dapat dikejah dalam


kehidupan sehari-hari.
LANDASAN TEORITIS

Korosi adalah kerusakan atau degradasi pada logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Korosi dapat juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau
elektrokimia dengan lingkungan.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktro dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, dan unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan. Sementara
faktor dari lingkungan meliputi pencemaran udara, suhu, serta zat-zat kimia yang bersifat
korosif.
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi yang banyak digunakan sehari-hari dan
bermaanfaat sampai dengan yang merusakkan. Besi mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah
mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai
berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi.
ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

• 7 buah gelas plastik • 7 buah paku kayu


• 1 buah plastik • Air hujan
• 1 bungkus kapas • Air garam
• Air cuka
• Air sabun
• Minyak makan
PROSEDUR KERJA

Masukkan zat ke dalam gelas plastik,


sehingga paku menjadi dalam 7
keadaan, diantaranya :
Siapkan alat dan bahan.
• Diletakkan saja dalam gelas plastik
• Ditutup dengan plastik
• Diberi air hujan dan ditutup kapas
• Diberi air garam
• Diberi air cuka
• Diberi air sabun
• Diberi minyak makan

Masukkan paku ke dalam gelas


plastik
HASIL PENGAMATAN

Gelas 1 : Tanpa perlakuan

Pada gelas 1 dimana paku tidak diberi perlakuan apapun, paku mengalami sedikit
perkaratan (korosi) pada bagian ujungnya. Berdasarkan pengamatan, korosi mulai
terjadi pada hari ketiga, korosi hanya terjadi sedikit dan tidak berubah sampai hari
ketujuh.
Faktor yang mendasari paku mengalami korosi adalah oksigen. Korosi terjadi akibat
oksigen bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif pada besi.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 2 : Ditutup plastik

Pada gelas 2 dimana gelas plastik ditutup dengan plastik, tidak terjadi perkaratan
pada paku (paku tidak mengalami korosi). Berdasarkan pengamatan, dari hari
pertama sampai hari ketujuh tidak muncul perkaratan sama sekali.
Hal ini terjadi karena dalam ruang hampa, tidak terkandung zat apapun. H2O, CO2,
O2, dan beberapa faktor lainnya yang merupakan penyebab korosi tidak terdapat
dalam gelas 2 ini.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 3 : Diberi air hujan dan ditutup kapas

Pada gelas 3 dimana paku diberi air hujan dan bagian gelasnya ditutup plastik, paku
mengalami korosi mulai dari hari ke-2. Dari hari ke-2 hingga hari ke-7, karat pada
paku semakin pekat tapi terdpat juga zat karat yang jatuh ke air.
Hal ini terjadi karena kandungan oksigen pada air hujan yang jatuh dari atmosfer
terbilang banyak. Sehingga, walaupun gelas ditutup dengan kapas untuk mencegah
masuknya udara, korosi tetap terjadi.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 4 : Diberi air garam

Pada gelas 4 dimana paku diberi air garam, paku mengalam korosi mulai dari hari
ke-3. Mulai dari hari ke-3 hingga hari ke-7 paku terus mengalami perkaratan hingga
korosi pada paku semakin pekat dan air garam itu sendiri menjadi menguning.
Hal ini terjadi karena terdapat O2, H2O, dan zat elektrolit berupa garam yang diberi
pada paku. Zat-zat tersebut akan menimbulkan reaksi redoks pada paku sehinggga
korosi terus terjadi hingga hari ke-7.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 5 : Diberi air cuka

Pada gelas 5 dimana paku diberi air cuka, paku mengalami korosi dimulai pada hari
ke-3. Perkaratan pada paku tidak begitu pekat dari hari ke-3 hingga hari ke-7,
sementara warna pada cuka tidak terlalu berubah.
Hal ini terjadi karena terdapat O2, H2O, dan zat asam yang terkandung pada cuka
diberi pada paku. Kandungan asam pada cuka ber-pH rendah, sehingga akan
menimbulkan reaksi redoks pada paku dan menimbulkan korosi.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 6 : Diberi air sabun

Pada gelas 6 dimana paku diberi air sabun, paku tidak mengalami korosi dari hari
ke-1 hingga hari ke-7. Hanya saja, warna paku menjadi sedikit menggelap tapi ketika
diraba paku tidak terasa kasar, artinya warnanya saja yang berubah.
Hal ini terjadi karena pada air sabun terdapat kandungan NaOH dan KOH yang
bereaksi dengan paku namun tidak menyebabkan korosi pada paku karena air sabun
memiliki ph > 7.
HASIL PENGAMATAN

Gelas 7 : Diberi minyak makan

Pada gelas 7 dimana paku diberi minyak makan, paku tidak mengalami korosi.
Berdasarkan pengamatan, tidak terjadi perkaratan dari hari ke-1 hingga hari ke-7.
Hal ini terjadi karena minyak makan tidak berikatan dengan H2O dan sulit berikatan
dengan O2. Dalam minyak makan pun tidak terdapat zat-zat elektrolit dan faktor
lainnya yang dapat menimbulkan korosi.
KESIMPULAN

Paku yang paling cepat berkarat adalah paku pada gelas 3


dimana paku diberi air hujan dan ditutup kapas.

Paku yang paling lama berkarat adalah paku pada gelas 2 dan
gelas 7 dimana paku ditutup plastik dan diberi minyak makan.

Faktor – fakor yang menyebabkan korosi pada besi antara


lain:
• H2O dan O2
• Larutan elektrolit
• Larutan yang mengandung asam / pH<7
• Suhu dan kelembapan
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat !!

Anda mungkin juga menyukai