Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM ASAM DAN BASA

“PENGUJIAN SIFAT ASAM-BASA SUATU ZAT DENGAN


MENGGUNAKAN INDIKATOR KERTAS LAKMUS DAN INDIKATOR
ALAMI”

GURU MATA PELAJARAN KIMIA:


ANDI DEWI AFRIANI AZ ZAHRA, S.Pd
DISUSUN OLEH
KELOMPOK II:
1. INAYATULLAH SALSABILA
2. RAHMA HAERANI
3. FATHIR IBNU MUNDZIR
4. MUH ANDIS ZULFIKAR
5. NUR AZISAH MUSLIMIN
6. FATYA LATHIFAH
7. FITRI INDRAWATI
8. FARHAN MAHARDIKA
9. ESRA CASTILO

UPT SMA NEGERI 14 GOWA


TAHUN AJARAN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaian laporan ini dengan baik. Dalam
makalah ini, kami akan membuat laporan penelitian praktikum asam dan basa .
Makalah ini merupakan bagian dari tugas mata pelajaran kimia yang
diberikan oleh Ibu Dewi. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada guru yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama penyusunan
laporan ini.
Dengan ucapan terima kasih kami berharap Iaporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
[Gowa, 6 Februari 2024]
[KELOMPOK II]

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
A. Pengertian Asam dan Basa..........................................................................3
B. Pengertian Asam dan Basa Menurut Para Ahli...........................................3
C. Klasifikasi Asam-Basa................................................................................6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................7
A. Tujuan..........................................................................................................7
B. Alat Dan Bahan...........................................................................................7
C. Prosedur Kerja...........................................................................................7
BAB IV HASIL PRAKTIKUM...........................................................................9
A. Hasil Pengamatan........................................................................................9
B. Pembahasan.................................................................................................9
BAB V PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1......................................................................................................9
TABEL 4.2......................................................................................................9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-
buahan misalnya lemon dan jeruk. Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa
yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan mengenai senyawa asam dan basa,
terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori Arrhenius, teori
Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara
senyawa asam dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus.
Senyawa asam dapat mengubah lakmus biru menjadi berwarna merah,
sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah menjadi berwarna
biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau
basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein. Jika setelah
penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda atau
pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-
masing memiliki sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain,
misalnya dengan rasanya. Senyawa asam cenderung memiliki rasa masam,
sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit. Perbedaan lain yang dapat
membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat lain.
Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif,
sedangkan senyawa basa dapat melarutkan lemak.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan
sifat keras dan lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion
logamnya. Ligan (anion) keras dan lunak digolongkan berdasarkan
polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi
akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion logam
(kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai
pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman sifat
asam basa yang keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi
yang terjadi diantara asam basa tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik
atau interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena itu maka dibuat makalah ini
sebagai tugas dalam mata pelajaran kimia agar siswa dapat memahami materi
asam dan basa.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asam dan basa?
2. Bagaimana pengertian asam dan basa menurut para ahli?
3. Bagaimana cara menentukan asam dan basa menggunakan kertas akmus
dan indikator universal/alami?

C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan apa itu pengertian asam dan basa
2. Mampu menjelaskan pengertian asam dan bassa menurut para ahli serta
contohnya
3. Menentukan asam dan basa menggunakan kertass lakmus serta indikator
universal

D. Manfaat
1. Kontribusi pada pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang sifat-
sifat asam dan basa.
2. Memberikan wawasan baru dalam mengoptimalkan proses industri
melalui kontrol yang lebih baik terhadap larutan asam dan basa.
3. Meningkatkan pemahaman tentang pengaruh pH dalam konteks
kesehatan manusia dan pengembangan obat-obatan.
4. Memberikan dasar untuk pengembangan solusi inovatif dalam
pengelolaan limbah dan perlindungan lingkungan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Asam dan Basa


Asam dan basa adalah larutan elektrolit yang dikenal dengan ciri
khasnya, seperti asam yang memiliki rasa masam dan basa yang memiliki rasa
pahit.

Asam dan basa pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI), asam adalah zat yang dapat memberikan proton, zat yang dapat
membentuk ikatan kovalen dengan menerima sepasang elektron. Sedangkan,
basa adalah senyawa yang cenderung menyumbangkan sepasang elektron untuk
dipakai bersama-sama dan menerima proton.

Sementara itu, istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin, yaitu acetum,
yang artinya cuka. Lalu, basa (alkali) berasal dari Arab, yang artinya abu. Basa
banyak dijumpai dalam pembuatan sabun, seperti yang kita ketahui di zaman
dahulu banyak ibu rumah tangga yang menggunakan abu untuk mencuci piring.

B. Pengertian Asam dan Basa Menurut Para Ahli


1. Menurut teori Arrhenius
Teori pertama asam basa ini dicetuskan pertama kali oleh seorang ahli kimia
berasal dari Swedia bernama Svante Arrhenius. Teori ini menghubungkan sifat
keasaman dengan ion hidrogen atau H+ dan pertama kali dicetuskan pada tahun
1884.
Menurut teori Arrhenius, asam Arrhenius merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air, maka air tersebut akan menghasilkan ion H+ dalam larutan
tersebut. Contohnya adalah ketika asam klorida atau HCI serta asam asetat atau
CH3COOH dilarutkan, dengan persamaan reaksi yang terjadi dari asam klorida
serta asam asetat sebagai berikut.

HCl (aq) → H+ (aq) + Cl (aq)

CH3COOH (aq) → Ch3COO– (aq) + H+ (aq)

3
Berdasarkan persamaan reaksi yang terjadi tersebut, maka diperoleh ciri
khas yaitu pelarut air zat tersebut mengion kemudian berubah menjadi hidrogen
dengan muatan positif dengan lambing H+ serta ion yang memiliki muatan
negative maka akan disebutkan dengan sisa asam.
Sedangkan menurut teori Arrhenius, basa merupakan zat yang jika
dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan ion OH-. Contohnya adalah
ketika natrium hidroksida atau NaOH serta ammonium hidroksida atau
NH4OH, dilarutkan maka akan terjadi persamaan reaksi basa pada larutan
tersebut sebagai berikut.

NaOH (aq) → Na+ (aq) + OH– (aq)

NH4OH (aq) → Nh4+ (aq) + OH– (aq)

Basa dalam larutan natrium hidroksida serta amonium hidroksida akan


menghasilkan banyak ion OH- dan kemudian dapat disebut sebagai basa kuat.
Sedangkan, larutan yang menghasilkan sedikit dari ion OH- dapat disebut
sebagai basa lemah. Tentu tidak semua senyawa dalam rumus kimia tersebut
ada gugus hidroksida dan termasuk dalam golongan basa.
Secara singkat, itulah teori Arrhenius yang diperkenalkan oleh Svante
August Arrhenius. Teori ini memiliki kekurangan atau kelemahan, di mana teori
ini hanya dapat digunakan pada penggunaan air sebagai pelarut saja.

2. Menurut Teori Bronsted Lowry


Teori asam basa yang kedua merupakan teori asam basa yang muncul untuk
dapat menyempurnakan kekurangan yang ada pada teori Arrhenius. Yaitu
dengan keterbatasan pelarut, yaitu hanya senyawa air saja serta dapat
menjelaskan reaksi dari asam basa yang terjadi pada fase cair, gas, serta fase
padat pula. Ketika senyawa asam klorida atau HCl dilarutkan dalam air, maka
asam klorida tersebut larut sempurna serta menghasilkan sebuah ion baru.

Sebelum membahas teori asam basa Bronsted dan Lowry lebih lanjut, teori
ini dicetuskan pada tahun 1923 oleh J.N Bronsted yaitu seorang ahli kimia yang
berasal dari Denmark bersama dengan T.M Lowry yaitu adalah ahli kimia yang
berasal dari Inggris. Bronsted serta Lowry mendefinisikan asam menjadi
sebuah donor proton atau ion hidrogen sedangkan basa merupakan akseptor
dari proton atau ion hydrogen.
4
Menurut teori asam basa dari Bronsted dan Lowry, asam merupakan
senyawa yang mampu memberikan proton H+ pada senyawa lain dan disebut
sebagai donor proton. Sedangkan basa menurut teori ini merupakan senyawa
yang menjadi penerima dari proton H+ dari senyawa lainnya dan disebut pula
sebagai akseptor proton.

Berikut beberapa contoh dari reaksi asam basa dengan pelarut lain selain
air pada fase gas. Salah satu contohnya adalah reaksi yang terjadi antara HCl
dan NH3.

Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa reaksi asam basa Bronsted Lowry
ada dua pasangan asam basa. Pasangan pertama dalam contoh tersebut adalah
pasangan antara asam dengan basa konjugasi merupakan spesi yang tersisa
ketika proton dipindahkan dari senyawa asam. Sedangkan pasangan kedua
merupakan pasangan yang terjadi antar basa dengan asam konjugasi yaitu
akibat dari tambahan proton ke senyawa basa.Teori asam basa Bronsted Lowry
menjelaskan rumus kimia dari pasangan asam basa konjugasi dan hanya
berbeda satu proton H+ saja. Reaksi di bawah HCl merupakan asam karena
telah memberikan proton serta NH3 serta merupakan basa karena menerima
proton. Sementara ion Cl- adalah basa konjugasi dari HCl dan NH4+ adalah
asam konjugat dari NH3.

3. Menurut Teori Lewis


Teori asam basa ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1923 oleh Gilbert
Newton Lewis yaitu seorang ahli kimia yang berasal dari UC Berkeley dengan
mengusulkan teori alternative agar lebih mudah dalam menggambarkan
senyawa asam dan basa. Teori asam basa Lewis ini memiliki pandangan bahwa
asam dan basa merupakan senyawa yang memiliki struktur serta ikatan.

Menurut pandangan Gilbert Newton Lewis, asam merupakan suatu zat yang
memiliki kecenderungan dalam menerima pasangan electron yang berasal dari
basa. Contoh dari beberapa asam Lewis adalah SO3, BF3, maupun AlF3.
Sedangkan basa menurut Newton Lewis merupakan zat yang mampu
memberikan pasangan pada electron. Dalam pandangan teori asam basa Lewis,
basa memiliki pasangan yang elektronnya bebas, contohnya adalah seperti NH3,
Cl–, maupuan ROH.

Lebih lanjut, Lewis berpandangan bahwa reaksi dari asam dan basa adalah
reaksi dari serah terima pasangan elektron. Sehingga, terbentuklah suatu ikatan
kovalen koordinasi dari reaksi serah terima terima tersebut.

5
Agar lebih lanjut, berikut contoh dari reaksi yang terjadi antara BF3 dan
N(CH3) 3 :

Berdasarkan teori asam basa Lewis, maka BF3 adalah asam karena BF3
mampu menerima sepasang electron. Sementara itu, NH3 adalah senyawa basa
karena dapat menyumbangkan sepasang elektron.

C. Klasifikasi Asam-Basa
Asam-basa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu asam-basa kuat, dan
asam-basa lemah. Berikut penjelasannya:
 Asam-basa kuat

Asam kuat adalah asam yang ketika dilarutkan di dalam air bisa
melepaskan ion H+ dengan mudah. Larutan tersebut bisa mengalami
disosiasi total dalam larutan. Sementara basa kuat adalah senyawa basa
yang bila dilarutkan dalam air akan melepaskan ion OH– dengan mudah.
Sementara itu, asam kuat + basa kuat = netral. Artinya apabila reaksi
asam kuat dicampurkan dengan basa kuat akan menghasilkan larutan
dengan pH 7 atau netral.

 Asam-basa lemah

Asam lemah adalah senyawa yang dilarutkan dalam air akan sulit
melepaskan ion H+ dan mengalami disosiasi pada larutan. Sedangkan,
basa lemah adalah senyawa yang apabila dilarutkan di dalam air akan
sulit melepaskan ion OH- dan mengalami disosiasi dalam larutan.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi larutan yang bersifat asam, basa, netral dengan
menggunakan kertas lakmus
2. Untuk mengidentifikasi larutan asam dan basa dengan menggunakan
indikator alami

B. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Gelas plastik
b. Plat tetes
c. Pipet tetes
d. Tabung reaksi
e. Rak tabung reaksi

2. Bahan
a. Kertas lakmus Merah dan Biru
b. Bahan-bahan kimia/ larutan dalam kehidupan sehari-hari
c. Kunyit
d. Cuka
e. Air kapur

C. Prosedur Kerja
1. Identifikasi larutan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus.
a. Siapkan semua alat dan bahan padat maupun larutan.
b. Teteskan masing-masing bahan tersebut pada cekungan-cekungan
plat tetes
c. Letakkan potongan-potongan kecil kertas lakmus merah ke salah
satu cekungan-cekungan pada plat tetes dan lakmus merah pada
cekungan lainnya.
d. Catat hasil pengamatan dalam tabel dan klasifikasikan bahan-bahan
tersebut berdassarkan sifatnya.
e. Ulangi prosedur kerja b-d dengan menggunakan bahan lainnya.

2. Identifikasi larutan asam dan basa menggunakan indikator alami


a. Siapkan semua alat dan bahan
7
b. Isi masing-masing tabung reaksi (2) dengan air cuka dan air kapur
c. Ambil masing-masing tetes ekstrak bahan alami (kunyit) kemudian
teteskan pada masing-masing tabung reaksi yang berisi larutan
cuka dan air kapur.
d. Amati yang terjadi pada masing-masing tabung reaksi.
e. Buatlah kesimpulan daari hasil kegiatan dan susunlah laporannya
berdasarkan tabel dibawah.

8
BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Pengamatan
1. Hasil pengamatan larutan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus

No. Bahan Kertas lakmus Sifat larutan

Merah Biru Asam Netral Basa


1. Sprite Tetap Berubah 
2. Yakult Tetap Berubah 
3. Minuman jeruk Tetap Berubah 
4 Kopi (kopikap) Tetap Berubah 
5. Susu Tetap Tetap 
6. Teh Tetap Berubah 
7. Air putih Tetap Tetap 
8. Cuka Tetap Berubah 
9. Pocari sweat Tetap Berubah 
10. Air kapur Tetap Tetap 
TABEL 4.1

pH sprite : 4
pH yakult: 5
2. Hasil pengamatan asam dan basa menggunakan indikator alami
Warna ekstrak bahan alam setelah
No Ekstrak bahan alami Warna ekstrak bahan alam ditetesi
.
Cuka Air kapur
1. Kunyit Jingga Kuning Jingga
kemerahan
TABEL 4.2

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan mengenai identifikasi
larutan asam dan basa menggunakan kertas lakmus. Kami menggunakan larutan
yang mungkin sering digunakan sehari hari, seperti kopi, air jeruk, air soda,
yakult, susu, cuka, teh, dan juga air kapur untuk mengidentifikasi yang mana
larutan asam dan basa dengan menggunakan kertas lakmus dan juga indikator
universal. Berdasarkan hasil praktikum diatas, apabila kertas lakmus biru
dicelupkan ke dalam larutan air yang memiliki sifat asam, maka kertas lakmus
berubah warna menjadi merah dalam beberapa detik (sprite, yakult, minuman
9
jeruk, kopi, teh, cuka, pocari sweat). Lalu sebaliknya, jika kertas lakmus
dicelupkan ke dalam larutan air yang bersifat basa atau netral, maka kertas
lakmus tetap berwarna biru (air putih, susu, air kapur). Selain itu, kami menguji
larutan sprite, dan yakult menggunakan indikator universal, yang dimana
larutan sprite (air soda) memiliki pH sebanyak 4, sedangkan larutan yakult
memiliki pH sebanyak 5. Lalu, kami mengidentifikasi larutan asam (cuka) dan
basa (air kapur) menggunakan indikator alami (kunyit), dan mendapatkan hasil
yaitu larutan cuka berubah warna menjadi kuning (asam) dan larutan air kapur
berubah warna menjadi jingga kemerahan (basa).

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan, dapat diketahui asam
merupakan larutan yang memiliki rasa yang asam dan merupakan zat yang
memberikan proton, sedangkan basa adalah larutan yang memiliki rasa yang
pahit dan merupakan zat yang menerima proton. Asam dan basa dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu asam-basa kuat, dan asam-basa lemah.
Ada 3 teori asam basa yang sering kita dengar yaitu teori menurut Arrhenius,
Bronsted Lowry, dan Lewis. Disekitar kita, ada banyak sekali larutan yang biasa
kita gunakan sehari-hari ternyata adalah larutan asam ataupun basa. Untuk
membedakan mana larutan asam dan basa, kita dapat menggunakan kertas
lakmus dan indikator alami untuk menguji mana yang asam dan basa. Selain itu,
kita dapat menggunakan indikator universal untuk mengetahui berapa pH dari
suatu larutan yang kita uji.

B. Saran
Demikianlah laporan hasil praktikum yang kami buat ini, semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca ataupun yang lain. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata ataupun kalimat
yang kurang jelas. Di dalam laporan ini terdapat kesalahan yaitu, hasil dari
penelitian praktikum kami mungkin saja salah atau berrbeda dengan hasil
praktikum yang sebenar-benarnya. Kami hanyalah manusia yang tidak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan untuk susunan laporan ini dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan juga kritik yang bisa membangun para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad Nurhakim, Andjar Tyassih,S.Si, QuipperBlog, 2023, Asam dan


Basa: Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, hingga Contohnya,
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/asam-dan-basa/
Diakses 6 Februari 2024, Pukul 17.44
 Restu N, GramediaBlog, Teori-Teori Asam Basa Menurut Para Ahli,
https://www.gramedia.com/literasi/teori-asam-basa/
 Diakses 6 Februari 2024, Pukul 18.25
 Fahri abdillah, RuangGuru, 2023, Macam-Macam Indikator Asam Basa &
Cara Menggunakannya | Kimia Kelas 11,
https://www.ruangguru.com/blog/cara-menentukan-indikator-asam-basa
Diakses 7 Februari 2024, Pukul 23.35

12
LAMPIRAN

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

13

Anda mungkin juga menyukai