Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH KIMIA AMAMI

ALKALINITAS

DOSEN PENGAMPU: SR I NURAINI, M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. ANJARINI HARFINA CAHYANINGSIH 1813453054


2. HIST I WAHYU NINGTYAS 1813453070
3. OCTA MONICA JUWANTARI 1813453085
4. ANISA FADILATUZ ZAHRO 1813453090
5. NOV IA GUST INA 1813453059
6. DEV ITA ROSALIA SARI 18134530 96
7. SHERIN ADELIA FEBRINA 18134530 75
8. TRIYA UTAMI RAMADIANTARI 18134530 80
9. RIO FADILAH 18134530 65

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-III REGULER 2
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Alkalinitas”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Kami
berharap semoga makalah tentang “Alkalinitas” ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca.

Bandar Lampung, 23 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1. 1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
2. 1 Pengertian Alkalinitas ............................................................................................................. 3
2.2 Kadar alkalinitas ..................................................................................................................... 4
2.3 Hubungan Alkalinitas Dengan Parameter Lain....................................................................... 4
2.4 Sumber Alkalinitas Dalam Perairan ........................................................................................ 7
2.5 Manfaat Alkalinitas Dalam Perairan ....................................................................................... 7
2.6 Dampak Dan Penanggulangan Alkalinitas Dalam Perairan.................................................... 8
2.7 Kadar Alkalinitas Yang Baik Untuk Budidaya ....................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Sebagian besar dari permukaan bumi kita tertutup oleh air, air yang ada di
permukaan bumi kita ini memiliki kegunaan masing-masing. Baik itu untuk
konsumsi maupun untuk budidaya. Baik itu untuk konsumsi maupun untuk budidaya,
air mesti memenuhi syarat-syarat tertentu yang dinamakan tingkat kualitas air.
Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga
agar dapat dimanfaatkan dengan baik, oleh kita maupun oleh generasi
kita kedepan. Khusunya untuk usaha budidaya, kualitas air suatu perairan sangatlah
menentukan keberhasilan budidaya itu sendiri. Karena hal ini secara langsung
berhubungan dengan organisme yang dibudidaya. Salah satu parameter kualitas air
yang sangat berperan dalam usaha budidaya itu sendiri yakni alkalinitas. Alkalinitas
merupakan kuantitas anion dalam perairan yang dapat menetralkan kation hidrogen
sehingga tingkat keasaman suatu perairan dapat dinetralisir Alkalinitas selain
berhubungan dengan pH air tentunya sangat berpengaruh pada tingkat produktivitas
perairan.
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan. Sama halnya dengan larutan buffer, alkalinitas
merupakan pertahanan air terhadap pengasaman. Alkalinitas adalah hasil reaksi-
reaksi terpisah dalam larutan hingga merupakan sebuah analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion
karbonat (CO32- ), bikarbonat (HCO3- ), hidroksida (OH-) dan borat (BO33-), fosfat
(PO43-), dan sebagainya.
Alkalinitas adalah salah satu dari parameter kimia dalam perairan. Parameter
ini dapat mempengaruhi keadaan dan kualitas dari perairan itu sendiri, sehinga setiap
orang yang ingin membudidayakan ikan harus mengetahui masalah alkalinitas. Maka
dari itu praktikum alkalinitas ini dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud dengan alkalinitas?
3. Apa yang dimaksud dengan kadar alkalinitas?

1
4. Bagaimana hubungan alkalinitas dengan parameter yang lain?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan alkalinitas dalam perairan serta
mengetahui cara perhitungan alkalinitas.
2. Mengetahui pengertian dari alkalinitas.
3. Mengetahui jumlah kadar dalam alkalinitas.

1.4 Manfaat Penelitian


Mahasiswa dapat mengetahui cara perhitungan dari alkalinitas dan menambah
wawasan mengenai alkalinitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion
karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan
tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga
diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan
mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil
terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain
bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan
kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan
dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik
karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium
yang tinggi.
Alkali ialah zat yang melepaskan ion hidroksil dalam air dan mempunyai pH lebih
besar dari 7, antara lain kapur (kalsium hidroksil) yang ditambahkan pada tanah untuk
menetralkan sifat asam yang berlebihan. Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang
menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu
ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi
dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH.
Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3).
Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin,
sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat
alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah
dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm. Kapasitas pem-buffer-an alam dilengkapi dengan
mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai
perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai
perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
Perairan yang mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat akan
mempunyai pH diatas netral dan dapat mencegah terjadinya penurunan pH secara
drastic. Pada perairan tertutup, penambahan karbonat dari sel-sel kerang atau dolomite

3
dapat memperbaiki alkalinitas dan sistem buffer perairan itu. Penambahan sodium
bikarbonat secara periodik juga akan menghasilkan hal yang sama.
Menurut Kordi (2005), semakin tinggi konsentrasi ion H+, akan semakin rendah
konsentrasi ion OH- dan pH >7, maka perairan bersifat alkalis (basa). Perairan umum
dengan segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organism yang hidup di dalamnya
membentuk reaksi berantai karbonat sebagai berikut:
CO2 + H2O --> H2CO3 --> H+ + HCO3 --> 2H+ + CO3 2-

2.2 Kadar alkalinitas


Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi total unsur
basa-basa yang terkandung dalam air dan biasannya dinyatakan dalam mg/l atau setara
dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-)
merupakan parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur alkalinitas juga
dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan
membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga
keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan
mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang
bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Digambarkan dalam reaksi berikut:

HCO3- --> H+ + CO3P2 --> CO32- + H2O --> HCO32- + OH-

Lanjut dikatakan bahwa untuk tumbuh optimal, pklankton menghendaki total


alkalinitas sekitar 80-120 ppm. Tambak yang diberi pengapuran alkalinitasnya mencapai
150-300 ppm. konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi
total kesadahan air. Di lahan, umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang
sama dengan konsentrasi total kesadahan.
Kapasitas air menerima protein disebut alkalinitas. Air yang alkali atau bersifat basa
sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi.
Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan asam. Oleh karena kadang-
kasang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu
tidak menjadi asam.

2.3 Hubungan Alkalinitas Dengan Parameter Lain


Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari pengaruh
parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin tinggi alkalinitas, maka
kedua parameter tersebut akan mengikuti. konsentrasi total alkalinitas sangat erat

4
hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air. Umumnya total alkalinitas
mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan. Selain
bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan
kekuatan ion. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga)
pH.

Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu perairan.


Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam kondisi basa ion
bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat
asam sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion
karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen
oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral. Perairan dengan nilai
alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena
biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang
tinggi. Di air yang beralkalinitas sedang hingga tinggi (kapasitas bufferingnya bagus)
dan level hardness yang serupa, pHnya netral atau agak basa (7.0 hingga 8.3) dan
fluktuasinya tak besar. Jumlah CO2 yang lebih tinggi (yakni asam karbonat) atau asam-
asam lainnya diperlukan untuk menurunkan pH karena lebih basa untuk menetralisir atau
buffer asam. Hubungan antara alkalinitas, pH dan angka (faktor) yang terkait pH dan
suhu air yang terukur dikalikan dengan nilai alkalinitas yang terukur (mg/l sebagai
CaCO3).

Basa berkaitan dengan reaksi alkalinitas dengan menetralisir asam. Karbonat dan
bikarbonat dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa dan buffer (meminimalkan)
perubahan pH. pH dari air berbuffer kuat biasanya berfluktuasi antara 6,5 dan 9. Di
perairan dengan alkalinitas rendah, pH dapat sangat rendah yang membahayakan
(CO2dan asam karbonat dari respirasi) atau level tinggi yang membahayakan (fotosintesa
yang cepat) Fitoplankton sangat mikroskopis atau hampir mikroskopis merupakan
tanaman air yang sangat berpengaruh terhadap sebagian besar oksigen (fotosintesa) dan
produktifitas primer di kolam. Dengan menstabilkan pH pada atau diatas 6.5, alkalinitas
meningkatkan produktifitas fitoplankton (kesuburan kolam) dengan meningkatkan
ketersediaan nutrient (konsentrasi pospat terlarut).
Alkalinitas pada atau diatas 20 mg/l menahan CO2 dan meningkatkan konsentrasi
yang tersedia untuk fotosintesa. Karena fitoplankton menggunakan CO2 dalam
fotosintesa, pH air kolam meningkat karena asam karbonat (yakni CO2) terbuang. Dan

5
juga, fitoplankton dan tanaman lainnya dapat mengambil bikarbonat (HCO3) untuk
membentuk CO2 untuk fotosintesa, dan melepaskan carbonat (CO32-):
2HCO3- + fitoplankton →CO2 (fotosintesa) + CO32- + H2O
CO32- + H2O →HCO3- + OH- (basa kuat)
pH tinggi juga dapat dipandang sebagai penurunan ion hydrogen (H-+):
CO32- + H-+→ HCO32- atau
HCO32- + H-+→H2O + CO2
Karbonat yang dilepaskan yang dirubah dari bikarbonat oleh tanaman hidup dapat
mengakibatkan pH naik secara dramatis (diatas 9) selama periode fotosintesa yang cepat
oleh bloom fitoplankton (alga) yang padat. Naiknya pH dapat terjadi di air beralkalinitas
rendah (20-50 mg/l) atau di air yang alkalinitas bicarbonatnya sedang hingga tinggi (75-
200 mg/l) yang mempunyai hardness kurang dari 25 mg/l. Alkalinitas bikarbonat yang
tinggi di air ‘lunak’ dihasilkan dari sodium dan potassium carbonat yang lebih mudah
larut daripada karbonat calsium dan magnesium yang menyebabkan hardness. Jika
terdapat calsium, magnesium dan fotosintesa yang menghasilkan carbonat ketika pH
lebih besar dari 8.3 membentuk limestone. Kolam dengan alkalinitas dibawah 20 mg//l
biasanya tak mampu menopang blooming fitoplankton dan pH meningkat drastis.
(http://www.indonesianaquaculture.com/showthread.php/51-Interaksi-pH-CO2-
Alkalinitas-amp-Hardness).
Alkalinitas merupakan konsentrasi total dari unsur basa yang terkandung dalam air
dan biasa dinyatakan dalam mg/liter atau setara dengan kalsium karbonat
(CaCO3).Dikatakan bahwa alkalinitas dalam air tawar sangat berperan penting karena
alkalinitas tidak hanya berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan plankton, tapi juga
mempengaruhi parameter-parameter lainnya.
(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2009/05/alkalinitas.html).
Konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total
ksadahan air. Di lahan, umumnya total alkalintas mempunyai konsentrasi yang sama
dengan total kesadahan air. Hal ini disebabkan karena kesadahan atau yang disebut juga
sebgai konsentrasi ion-ion logam bervalensi 2 seperti Ca2+ dan Mg2+ dipasok dalam
jumlah yang sama dari lapisan tanah dengan HCO3- dan CO22- yang merupakan unsur
pembentuk total alkalinitas (Kordi, 2007).

6
2.4 Sumber Alkalinitas Dalam Perairan

Jumlah basa yang ada di air didefinisikan apa yang disebut alkalinitas. Basa umum
yang ditemukan di kolam ikan meliputi karbonat, bikarbonat, hidroksida dan
pospat.Karbonat dan bikarbonat adalah komponen alkalinitas yang paling umum dan
paling penting. Alkalinitas diukur dengan jumlah asam (ion hydrogen) air yang dapat
terabsorp (buffer) sebelum mencapai pH yang ditunjukkan.
Total alkalinitas dinyatakan sebagai mg/l atau ppm calsium carbonat
(mg/l atau ppmCaCO3) (http://www.indonesianaquaculture.com/showthread.php/51-
Interaksi-pH-CO2-Alkalinitas-amp-Hardness). Alkalinitas adalah kapasitas air untuk
menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai PH larutan. Alkanitas merupakan
hasil dari reaksi-reaksi dalam larutan sehingga merupakan sebuah analisa “makro” yang
menggabungkan beberapa reaksi. Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion-ion
karbonat, bikarbonat, hidroksida (OH-) dan juga borat (BO), forfat, silikat dan
sebagainya.
Dalam air sifat alkalinitas sebagian besar disebabkan oleh adanya bikarbonat dan
sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Alkalinitas merupakan kapasitas penyangga
(buffer capacity) terhadap pH perairan yang terdiri atas anion-anion seperti anion
bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-) dan hidroksida (OH-). Borat (H2BO3-), silikat
(HSiO3-), fosfat (HPO42- dan H2PO4-) sulfide (HS-) dan amonia (NH3) dalam perairan
yang dapat menetralkan kation hydrogen.Namun pembentuk alkalnitas yang utama
adalah bikarbonat, karbonat dan hidroksida. (http//kadar alkalinitas
perairan.blogspot.com).

2.5 Manfaat Alkalinitas Dalam Perairan


Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung
pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan pengaruh system buffer
dari alkalinitas dan alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organic.
Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas.)
Unsur-unsur alkalinitas (karbonat dan bikarbonat) juga dapat bertindak sebagai buffer
(penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan
melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan menjadi netral.
Sebaliknya bila kedaan terlalu asam, ion karbonat dalam air akan mengalami hidrolisa

7
menjadi ion bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga
kedaan menjadi netral (Kordi, 2007).

2.6 Dampak Dan Penanggulangan Alkalinitas Dalam Perairan


Air dengan alkalinitas tinggi (pH tinggi) jarang dijumpai. Dalam akuakultur,
penggunaan kolam semen baru memang akan menyebabkan pH meningkat, sehingga
untuk pengoperasian kolam semen diperlukan tindakan pengisian air dan pengurasan
berulang-ulang sebelum kolam semen siap digunakan untuk budidaya.
Pemberian kapur (lime= kalsium hidroksida) ditujukan untuk meningkatkan pH.
Kapur juga berperan sebagai desinfektan. Pemberian kapur yang berlebihan atau aliran
air yang kurang baik dapat berakibat alkalinitas air tinggi dan dapat berakibat fatal bagi
ikan (Irianto, 2005).
Alkanitas yang rendah diperairan dapat diatas dengan pengapuran dengan doses 5
ppm. Jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi PH air sehingga pengaruh
pengapuran tidak membuat pH tinggi. Jenis kapur yang baik digunakan adalah Ca (OH)2
diaplikasikan untuk menaikkan alkanitas sekaligus menaikkan PH air
(http://www.trobos.com/).
Kandungan alkalinitas yang rendah, akan berdampak negatif pada produktifitas suatu
organisme seperti akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan untuk kelangsungan
hidupnya serta akan memepengaruhi kuantitas kadar parameter lainya diantaranya CO2,
pH dan parameter lainya. penyebab yang mempengaruhi terjadinya penurunan pH salah
satunya yaitu terhadap bahan organik dimana akibat pH yang kurang stabil maka
konsentrasi total alkalinitas juga akan terpengaruh. Hal ini disebabkan karena pada
keadaan asam banyak tersedia ion hidrogen bebas yang kemudian hidrogen bebas
tersebut akan membentuk senyawa asam dengan mengikat basa-basa bebas seperti
karbonat maupun bikarbonat yang merupakan unsur pembentuk total alkalinitas air,
akibatnya menurunkan konsentrasi total alkalinitas (Gurina, 2008).

2.7 Kadar Alkalinitas Yang Baik Untuk Budidaya


Alkalinitas merupakan kesuburan suatu kolam berdasarkan banyaknya kandungan
senyawa karbonat dan bikarbonat (CaCO3) dalam air media pemeliharaan. Kandungan
karbonat dan bikarbonat yang baik untuk kolam yang produktif adalah 30-200 mg/L
perairan yang mempunyai nilai alkalinitas yang tinggit idak disukai oleh organisme
akauatik. Karena diikuti dengan kenaikan kadar garam natrium yang tinggi atau

8
kesudahan yang tinggi. (http//hobikan.blogspot.com/2008/09/alkalinitas-alk-pada-kolam-
ikan-gurame-htm)
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu
menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai
besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai
tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air
akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan
pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat
(CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai
alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak
atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan
ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm. (http://www.o-
fish.com/parameter_air.htm).

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah
ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada
perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau
biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap
perubahan pH. Perairan mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa
perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas
buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi
oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah
melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi
tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai
kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi.
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung
pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan pengaruh system
buffer dari alkalinitas dan alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon
organic.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam pembahasan dari isi makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Jakarta

Http://Smk3ae.Worpress.Com/2008/09/05/Setelah-Belajar-Tentang-Alkalinity diakses pada


tanggal 14 november 2011 pukul 17.10 WITA).

Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Alkalinitas diakses pada tanggal 14 november 2011 jam 17.00 WITA).

Http://Www.Indonesianaquaculture.Com/Showthread.Php/51-Interaksi-Ph-Co2-Alkalinitas-
Amp-Hardness diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul 17.05 WITA).

Http//hobikan.blogspot.com/2008/09/alkalinitas-alkalinitas-pada-kolam-ikan-gurame-
htm diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul 17.12 WITA)

Http//ideiyanhariini.blogspot.com/2009/05/alkalinitas.html. diakses tanggal 13November


2011 pukul 15.30 WITA)

Http//kadar alkalinitas perairan.blogspot.com). diakses tanggal 12 november 2011 pukul


15.00 WITA)

Http://Www.O-Fish.Com/Parameter_Air.Htm diakses pada tanggal 14 november 2011 pukul


17.00 witta).

Http://my.opera.com/russadyRJ/blog/2010/05/03/manajemen-kualitas-Diakses Pada Tanggal


14 November 2011 Pukul 20.00 WITA.

Http://www.trobos.com/). Alkalinitas air. Diakses Pada Tanggal14 November 2011 Pukul


21.00 WITA.

Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kordi, K.M.G.H. 2007. Kualitas air Untuk Budidaya Udang Windu. PT. Perca Jakarta.

Kordi, K.M.G.H. 2007. Meramu Pakan Untuk Ikan Karnivor. CV. Aneka Ilmu, Semarang.
11

Anda mungkin juga menyukai