Anda di halaman 1dari 32

Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

ANALISIS LOGAM BERAT (Pb dan Sn) PADA


MINUMAN KEMASAN KALENG

Wildan Wibawa Perdana


Teknologi Pangan Universitas Al-Ghifari
wildan.w.perdana@gmail.com / wildan.w.perdana@unfari.ac.id

ABSTRAK

Minuman yang dikemas oleh kaleng dapat terkontaminasi logam berat yang
berasal dari komponen kaleng. Kontaminasi logam berat tersebut akan
berbahaya bila masuk kedalam metabolism tubuh dalam jumlah yang melebihi
ambang batas yang telah ditetapkan oleh BSN dan BPOM. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis Timbal (Pb) dan Timah (Sn), dalam minuman
kaleng yang terdiri dari minuman karbonasi, susu dan sari buah dengan masa
simpan yang berbeda dan pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi
berbeda yaitu pasar modern dan pasar tradisional, dengan tujuan agar dapat
membandingkan perbedaan pada pasar modern dan pada pasar tradisional.
Serapan logam diukur dengan menggunakan spektofotometri serapan atom
(SSA) pada gelombang yang spesifik. Penelitian menunjukan bahwa Timbal
(Pb) terkandung pada semua sampel dengan jumlah yang bervariasi antara
0,1468 mg/kg ; 0,1545 mg/kg ; 0,1556 mg/kg ; 0,1822 mg.kg ; 0,1932 mg/kg
dan 0,3692 mg/kg. semakin lama masa penyimpanan, suhu penyimpanan yang
tidak sesuai dengan jenis minuman dan perlakuan penyimpanan yang kurang
baik semakin besar pula migrasi logam berat pada minuman didalamnya.
Kadar logamTimah (Sn) pada tiga jenis minuman bervariasi antara 22,38
mg/kg ; 27,81 mg/kg ; 42,39 mg/kg ; 45,12 mg/kg ; 45,64 mg/kg ; dan 60,42
mg/kg. dari semua jenis minuman yang telah dianalis untuk cemaran logam Pb
dan Sn tidak ada yang melebihi batas maksimum cemaran yang telah di tetap
kan oleh Badan Standarisasi Nasional dan Badan Pengawas Obat dan
Makanan, tetapi pada cemaran logam Pb ada yang mendekati batas
maksimum.

Kata kunci : Minuman Kemasan Kaleng, SSA, Timbal dan Timah.

ABSTRACT

Drinks packed with cans can be contaminated with heavy weavers that are
comprised of canned components. Contamination of these acts will be
dangerous to include in body metabolism in a number that exceeds the limits
established by BSN and BPOM. The research is carried out to analyze Thimbal
(Pb) and Timah (Sn), in the container of aluminum containers, the fruit juice
and the different shrimp stores are taken in the dual allocation in the modern
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

market and the traditional market. The absorption of the metal is measured by
using an atomic photopometric (SSA) spectra of specific waves. The study
showed that the Lead (Pb) was contained in a number of samples varying
between 0.1468 mg / kg; 0.1545 mg / kg; 0.1556 mg / kg; 0.1822 storage with
a type of drink and poorer storage practices also greater migrations of
polyaddedaluminas. The thickness of the mineral content of the Tefah (Sn) of
the various liquors varies between 22.38 mg / kg; 27.81 mg / kg;
42.39 mg / kg; 45.12 mg / kg; 45.64 mg / kg; and 60.42 mg / kg. from all
types of drinks that have been analyzed for contamination of the media. and
Nothing exceeds the maximum number of contaminants that have been set by
the National Standardization Standard and Consumed Consumers and Meals,
but padographic loggers Bas closer to the maximum limit.

Keywords : Drinks packed, AAS, Pb and Sn

PENDAHULUAN Pada tahun 1810 seorang


indusriawan bernama Peter Duran,
mematenkan penemuannya dalam
Perkembangan era hal kemasan yang kedap udara
globalisasi dunia bisnis berkembang terbuat dari logam tipis, yang mana
cukup signifikan dan mereka terus tidak akan mudah terlepas dibanding
bersaing untuk menguasai pasar. dengan penemuannnya Nicholas
Era globalisasi ini juga ditunjang Alpert. Peter menyimpulkan bahwa
dengan semakin pesatnya “ Makanan yang tersimpan dalam
perkembangan teknologi informasi tempat yang hampa udara (kedap
dan komunikasi sehingga udara) maka akan menjadi tahan
masyarakat dibelahan dunia bisa lama”. Penemuan inilah yang
terhubung denga n dunia lain menjadi awal teknologi kemasan
tanpa adanya hambatan, hal ini juga makanan yang dinamanakan
disebut dengan istilah “dunia tanpa kemasan kaleng. Sampai saat ini
batas”. kaleng masih mendominasi dalam
Pesaingan yang semakin penggunaan sebagai pengemasan
kompetitif pada produk-produk hasil produksi dibanding dengan
minuman dalam kemasan menuntut kemasan lain, terutama pada
perusahaan harus melakukan industri makanan.(Muslim Budi
strategi-strategi yang unggul dalam Prasetyo, 2012)
memenangkan persaingan. Industri
minuman mempunyai prospek Kaleng sebagai sarana promosi
yang cukup baik untuk berkembang dan komunikasi, Ini merupakan
sehingga banyak perusahaan yang kelebihan
bersaing dalam industri ini. kaleng dibanding dengan kemasan
1.1 Latar Belakang jenis lain, kaleng dapat diberi
dekorasi atau gambar untuk
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

mempromosikan produk yang menyediakan potensi yang besar.


dikemas didalamnya,sehingga Sebab, bonus demografi Indonesia,
menimbulkan daya tarik yang sebagai
cukup besar bagi para calon negara dengan lebih dari 250 juta
pembeli atau konsumen.sedang konsumen, 25 persennya
fungsinya sebagai sarana komunikasi merupakan usia
tertuang didalam petunjuk cara produktif, yang dapat menyediakan
pemakaian,bahan baku potensi pertumbuhan pasar
pembuatanya,tanggal produksi dan konsumsi yang menjanjikan tak
tanggal kadaluarsanya,sehingga hanya di kelas menengah, tapi juga
konsumen tahu semua informasi menengah ke bawah. Data BPS 2013
produk tersebut. menunjukkan bahwa konsumen
Fungsi kemasan kaleng Indonesia membelanjakan 2 persen
adalah, Kaleng sebagai sarana belanja bulanan mereka untuk
pelindungSuatu hasil produksi minuman (Trionio,2013).
memerlukan pelindung dari bahan Meskipun kemasan kaleng
pengemasanya terhadap pengaruh memberikan keuntungan banyak
dari luar maupun dari dalam dalam pengemasan makanan, atau
kaleng. Sehingga pada saat akan minuman, namun keamanan dan
dikonsumsi produk tersebut masig pengaruhnya terhadap makanan
dalam keadaan baik dalam tetap harus diperhatikan. Komponen
pengertian makanan tersebut layak logam dalam kemasan kaleng dapat
untuk dikonsumsi dan aman bagi bermigrasi kedalam produk makanan
konsumen. atau minuman yang dikemasnya.
Kemasan kaleng merupakan (JuliantidanNurminah, 2006).
kemasan yang mendominasi Migrasi tersebut dapat
pasaran saat ini, menimbulkan kontaminasi logam
konsumen memilih produk berat pada makanan yang
minuman atau makanan yang dikemasnya. Beberapa logam berat
praktris, selain praktis kemasan yang dapat mengkontaminasi
kaleng mudah dijumpai di pasaran produk makanan dan minuman
juga harganya relative terjangkau. kaleng diantaranya, Timah (Sn),
Banyaknya penggunaan kemasan Timbal (Pb), Besi (Fe), Kadmium
kaleng pada produk makanan dan (Cd), dan Alumunium (Al),
minuman menjadi khawatiran, hal sambungan antara tutup kaleng
ini ditakutkan adanya pencemaran dengan bahan kaleng yang di
logam berat terhadap makanan atau pateri menggunakan timbale dapat
minuman di didalamnya yang menyebabkan cemaran timbale
diakibatkan oleh faktor-faktor yang pada makanan kaleng. Selain itu
dapat mengakibatkan migrasinya timah pada timplate dapat larut
logam berat dalam kaleng terhadap kedalam produk yang dikemasnya
makanan atau minuman didalamnya. dan mencemari produk tersebut (De
Terlepas dari pertumbuhan yang Leon, 1995 ; WHO, 2005).
masih rentan, industri minuman
ringan masih 1.2 Identifikasi masalah
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

1) Apakah logam berat (Pb reaksi kimia antara kaleng dengan


dan Sn) bermigrasi makanan didalamnya. Beberapa
terhadap minuman kaleng kerusakan kimia yang sering
didalamnya? terjadi pada makanan kaleng
2) Manakah logam berat (Pb misalnya kaleng menjadi
dan Sn) yang paling banyak kembung karena terbentuknya gas
terkandung pada minuman hidrogen, terbentuknya warna
3) kaleng sari buah, susu, dan hitam, pemudaran warna, atau
karbonasi ? terjadi pengaratan kaleng.
1.3 Maksud dan Tujuan Kerusakan mikrobiologi
1) Untuk mengetahui ada atau minuman kaleng dapat dibedakan
tidaknya kandungan logam atas dua kelompok, yaitu Tidak
berat timah (Sn) dan terbentuk gas sehingga kaleng
timbal (Pb) tetap terlihat normal yaitu tidak
2) Untuk mengetahui besarnya kembung. Beberapa contoh
kandungan logam berat (Pb kerusakan semacam ini adalah
dan Sn) pada minuman Busuk asam yang disebabkan oleh
kaleng. pembentukan asam oleh beberapa
1.4 Manfaat Penelitian bakteri pembentuk spora yang
1) Untuk mengetahui tergolong Bacillus, Busuk sulfida
kandungan logam berat (Pb yang disebabkan oleh
dan Sn) pada minuman pertumbuhan bakteri pembentuk
berkarbonasi, sari buah, dan spora yang memecah protein dan
susu. menghasilkan hidrogen sulfida
2) Untuk mengetahui berapa (H2S) sehingga makanan kaleng
kadar logam berat (Pb dan menjadi busuk dan berwarna hitam
Sn) yang terdapat pada karena reaksi antara sulfida dengan
minuman kaleng. besi.Pembentukan gas, terutama
3) Untuk memberikan hidrogen (H2) dan karbon dioksida
informasi kepada (CO2) sehingga kaleng menjadi
masyarakat ataupun kembung, yaitu disebabkan oleh
penelitian guna penelitian pertumbuhan berbagai spesies
berikutnya. bakteri pembentuk spora yang
bersifat anaerobik yang tergolong
1.5 Kerangka Pemikiran Clostridium, termasuk C.
Kerusakan pada minuman botulinum yang memproduksi
kaleng dapat dilihat dari, racun yang sangat mematikan.
kerusakan fisik pada umumnya Beberapa kerusakan dalam
tidak membahayakan konsumen, makanan kaleng yang tidak dapat
misalnya terjadinya kerusakan diamati secara langsung antaralain,
karena benturan yang keras. Stack berning, Ini terjadi karena
Kerusakan kimia dapat berupa proses pendinginan yang tidak
kerusakan zat-zat gizi atau sempurna atau dilakukan
penggunaan jenis wadah kaleng penyimpanan dalam keadaan
yang tidak sesuai untuk jenis masih panas. Akibatnya, makanan
makanan tertentu sehingga terjadi / minuman menjadi lunak, kadang-
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

kadang berair, berwarna gelap, dan Untuk menjaga kestabilan


cita rasanya tak enak. Kaleng kemasan dari korosi bagian
bagian dalam tampak tidak cerah. dalam kaleng
Produk ini tidak layak dimakan, dihindarkan dari terjadinya karat
meski belum tentu berbahaya. ataupun reaksi terhadap makanan
Flat sour, ditandai dengan di dalamnya terutama reaksi
bau asam yang disebabkan oleh dengan asam, yaitu dengan cara
aktivitas spora bakteri tahan panas melapisinya dengan Enamel. Dan
yang tidak mati selama proses biasanya enamel yang dipakai
sterilisasi. Berkembangnya adalah campuran dari Oleoresin
spora bakteri itu bias juga Seng Oksida (ZnO). Oleh
disebabkan oleh proses karenanya logam timah (Sn)
pengolahan atau pengalengan dipilih sebagai bahan dasar
yang tidak sempurna, dan sanitasi pembentuk kaleng karena relatif
yang buruk. Keadaan ini seringkali tidak beracun dan menambah daya
menyebabkan kebusukan. tarik kemasan karena berkilat dan
Perubahan warna, Secara tahan karat. (Reilly, 1990 di dalam
kimia, perubahan warna bias Herman, 1990).
disebabkan oleh Terjadinya pelapukan logam
pecahnya senyawa protein (pada berat pada pengalengan, salah
makanan dengan kandungan satunya adalah umur simpan yang
protein tinggi, seperti kornet) terlalu lama, perlakuan produk
dalam proses sterilisasi, (penyimpanan) serta kandungan
kemudian bereaksi dengan logam pada minuman tersebut. Seperti
kaleng dan membentuk senyawa yang kita ketahui minuman
besi pathogen. Bisa juga karena berkarbonasi lebih cenderung
aktivitas Clostridium nigrificans, cepat tercemar logam berat,
bacteri anaerob pembentuk spora karena pada minuman karbonas
yang bersifat proteolitik. Bakteri mengandung asam karbonat yang
ini memproduksi H2S sehingga tinggi.
makanan menjadi busuk dan Kerusakan yang dapat terjadi
berwarna hitam. pada bahan pangan yang dikemas
Pada minuman kaleng, masalah dengan
yang sering dijumpai dalam kemasan kaleng terutama dalah
kemasan kaleng itu sendiri adalah kerusakan kimia, meski demikian
adanya korosi, faktor yang kerusakan biologis juga dapat
mempengaruhi besarnya korosi terjadi. Kerusakan kimia yang
pada kaleng bagian dalam yaitu, paling banyak terjadi pada
tingkat sisa oksigen dalam makanan yang dikemas dengan
makanan, Adanya akselatorkorosi kemasan kaleng adalah hydrogen
seperti nitrat dan senyawa sulfur swell .
lainnya, pH minuman dalam Kerusakan lainnya adalah
kaleng, Suhu dan lama interaksi antara bahan pembuat
penyimpanan, dan jenis kaleng dan kaleng yaitu Sn dan Fe dengan
lapisan penahan korosi. makanan yang dapat
menyebabkan perubahan yang
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

tidak diinginkan, kerusakan air minum yang ditetapkan oleh


mikrobiologis dan perkaratan peraturan Mentri Kesehatan RI.
(korosi). Kandungan tembaga (Cu), timbal
Hydrogen swell terjadi karena (Pb) dan natrium (Na) tidak
adanya tekanan gas hidrogen melampaui kesehatan. (Zilfa, 2008)
yang dihasilkan dari reaksi antara Menurut Riza Riski Aprilia
asam pada makanan dengan (2010), dalam penelitiannya
logam pada kaleng kemasan. menunjukan bahwa sampel
Hydrogen swell disebabkan oleh, minuman ringan berkarbonat telah
meningkatnya keasaman bahan tercemar logam zink dan
pangan, meningkatnya suhu timbal(Pb),dimana SP (0,2991 ±
penyimpanan, ketidaksempurnaan 0,0006 mg/kg) telah melewati
pelapisan bagian dalam dari kaleng, batas maksimum untuk cemaran
proses exhausting yang tidak timbal (Pb), sampel yang lain
sempurna, terdapatnya komponen tidak melewati batas masikmum
terlarut dari sulfur dan pospat. yang di izinkan BadanStandarisasi
Interaksi antara bahan dasar Nasional (1995) (SNI 01-3708-
kaleng dengan makanan 1995) yaitu 5,0 mg/kg untuk zink
Kerusakan makanan kaleng akibat dan 0,2 mg/kg untuk timbal.
interaksi antara logam pembuat Menurut Zakiroh (2010),
kaleng dengan makanan dapat penelitian tentang analisa
berupa perubahan warna dari kandungan logam berat Pb dan Zn
bagian dalam kaleng, perubahan pada sari buah dalam minuman
warna pada makanan yang kaleng, dilakukan analisis
dikemas, flavor pada makanan yang kandungan aluminium dalam
dikemas, kekeruhan pada sirup, beberapa kaleng bekas. Analisis
perkaratan atau terbentuknya dilakukan dengan menggunakan
lubang pada logam, kehilangan zat AAS pada panjang gelombang
gizi. 309,3 nm. Metode ini dipilih karena
Telah dilakukan penelitian pengerjaannya relatif sederhana
penentuan kandunagn logam Cu, tetapi mampu menganalisis
Zn, Fe, Pb, Na, dan Mg dalam kandungan logam dalam jumlah
minuman bir kaleng yang dijual yang kecil (kurang dari 1 ppm).
di pasaran dengan metoda Kandungan aluminium dalam
destruksi basah menggunakan kaleng bekas berkisar antara
campuran HNO3 dan H2O2 dan 1,41% dan 16,04%.
kadar logam ditentukan dengan Menurut Muhammad Amin
spektrofotometri serapan atom (2010), Berdasarkan hasil
(SSA). Hasil yang didapat penelitian didapatkan zat
menunjukkan kandungan logam pendestruksi terbaik yaitu
seng (Zn) telah melewati batas campuran HNO3 p.a H2SO4p.a
cemaran logam berat dalam (3:1) yang mampu memberikan
minuman bir yang ditetapkan nilai konsentrasi logam Pb
oleh Ditjen POM. Sedangkan terukur oleh SSA yang paling
besi (Fe) dan magnesium (Mg) tinggi.Kemudian waktu
melewati batas ketentuan kualitas penyimpanan sampel setelah
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

didestruksi yang dapat digunakan bertutut-turut adalah untuk logam


adalah sampai hari ke 15, serta Fe kode A
hasil analisis logam timbal (Pb) sebesar0,930 mg/Kg; kode B
pada masing-masing sampel 0,695 mg/kg dan kode C
melebihi ambang batas yang telah 0,845mg/kg sedangkankandungan
ditetapkan oleh SNI tahun 2009 logam Pb berturut-turut pada
sebesar 0,2 mg/kg.Campuran kode A sebesar 23,30 mg/kg, kode
larutan HNO3 p.a / H2SO4 p.a Bsebesar 23,30 mg/kg dan kode C
(3:1) merupakan larutan sebesar 24,15 mg/kg.Analisa
pendestruksi terbaik yaitu dengan kandungan logam Fe dan Pb
konsentrasi logam timbal (Pb) menggunakan Spektrofotometri
tertinggi bila dibandingkan dengan Serapan Atom pada semua
kedua variasi larutan pendestruksi sampel Susu Kental Manis
lainnya yaitu HNO3p.a dan kemasan kaleng untuklogam Fe
campuran HNO3 p.a / p.a H2SO4 / pada semua sampel tidak
H2O2 p.a (6:2:1). Waktu kestabilan melebihi ambang batasSNI-01-
logam timbal yang dapat digunakan 3548-1994sebesar10,0 mg/Kg.
untuk menyimpan sampel setelah Dan untukanalisa kandunganlogam
didestruksi adalah sampai hari ke Pb padasemuasampel Susu Kental
15.Rata-rata kadar logam timbal Manis kemasan kalengmelebihi
pada minuman ringan berkarbonasi ambang batas yangdiperbolehkan
pada kemasan botol plastik yaitu menurutSNI-01-2896-
21,0482 mg/kg, botol kaca sebesar 19982,0mg/kg.
26,7206 mg/kg, dan kemasan 1.6 Hipotesis Penelitian
kaleng sebesar 26,8232 mg/kg. Berdasarkan pemikiran diatas
Berdasarkan data hasil penelitian bahwa diduga pada minuman
dapat diketahui bahwa sampel kaleng dapat terjadi migrasi
yang telah diteliti melebihi kandungan logam berat (Pb dan
ambang batas yang telah Sn) pada kemasan kaleng
ditentukan oleh Badan Standar kedalam minuman didalamnya.
Nasional Indonesia (SNI) pada 1.7 Waktu dan Tempat
tahun 2009 dengan nomor SNI Penelitian ini akan dilakukan
7387:2009 yang menyebutkan di Lab. Universitas
bahwa batas maksimal kandungan Padjadjaranpada bulan Agustus -
logam timbal sebesar 0,2 mg/kg. September 2017 yang bertempat di
Menurut Lia Harurani (2011), Universitas Padjadjaranjl. Raya
Hasil analisis logam berat Pb Bandung-Sumedang Km 21,
dan Fe dalam sampel Susu Jatinangir, Bandung, Jawa Barat
Kental Manisyang dibeli di pasar 40600 Indonesia.
tradisional menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh padatempat BAB III
penyimpanan.Kandungan logam Fe BAHAN DAN METODE
dan Pb yang dianalisis PENELITIAN
denganmenggunakanSpektrofotome 3.1 Bahan dan Alat Penelitian
tri Serapan Atom pada sampel Susu Untuk mendapatkan hasil yang
KentalManis kemasan kaleng maksimal dari segi kualitas dan
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

kuantitas, bahan dan alat Pada penelitian ini dilakukan


penelitian harus diperhatikan. analisis logam berat dengan
Adapun bahan dan alat yang perlakuan minuman yang berbeda,
digunakan dalam penelitian ini serta pada lokasi yang berbeda. Hal
yaitu meliputi bahan produk dan ini ditujukan agar peneliti dapat
bahan analisis, serta alat analisis. membandingkan kadar logam berat
Bahan dan alat untuk menganalisis pada sample minuman dan lokasi
logam berat yang terdiri dari Pb dan yang berbeda. Kemungkinan kadar
Sn pada sample minuman yang logam berat pada lokasi dan
terdiri dari minuman susu, sample minuman yang berbeda
minuman karbonasi, dan minuman akan mendapatkan hasil yang
sari buah memerlukan bahan berbeda.
penelitian dan alat penelitian Penentuan lokasi untuk
sebagai berikut: pengambilan sample dilakukan di
3.1.1 Bahan Penelitian dua lokasi yang berbeda yaitu
Bahan produk yang pasar Modern dan pasar
digunakan dalam penelitian ini Tradisional. Penentuan lokasi ini
yaitu : sample minuman didasarkan atas perlakuan
karbonasi, sample minuman susu, penyimpanan pada lokasi yang
dan sample minuman sari buah. berbeda, perbedaan dapat dilihat
Bahan analisis yang digunakan dari perlakuan penyimpanan. Pasar
dalam penelitian ini yaitu : Serbuk modern biasanya disimpan di
standar Pb gudang dengan suhu ruang yang
(NO3)2 (Merck), serbuk disesuaikan dengan kondisi
SnCl2.2H2O (Merck), larutan minuman tersebut dan tidak
HNO3 pekat (Merck), larutan HCl terpapar langsung oleh sinar
pekat (Merck), dan aqua matahari. Pasar tradisional
demineralisata. biasanya tidak terlalu
3.1.2 Alat Penelitian memperhatikan kondisi suhu ruang
Alat-alat yang digunakan pada dan biasanya minuman terebut
penelitian ini adalah corong, gelas terkena paparan sinar matahari.
beaker, hot Berbagai jenis minuman dapat
plate, kertas saring, kurs porselen, ditemukan di pasar modern ataupun
labu digesti, labu ukur 100 ml dan tradisional, jenis minuman tersebut
250 ml, pipet volume, beraneka ragam diantaranya
spektrofotometri serapan atom minuman kaleng jenis susu,
(SSA), tanur, dan timbangan karbonasi, dan sari buah. Adapun
analitik. perlakuan penelitian /
3.2 Metode penelitian perbandingan sampel minuman
Metode penelitian yang pada 2 tempat yang berbeda yang
digunakan meliputi : (1) Rancangan dilakukan oleh peneliti. :
Perlakuan Tabel 8. Jenis sampel minuman
(2) Rancangan Percobaan (3)
Rancangan Respon
3.2.1 Rancangan Perlakuan
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Pada penelitian ini sample dipandang sebagai sebagai


minuman didapatkan di lokasi pendugaan terhadap populsi,
yang berbeda namun bukan populasi itu
diantaranya pasar modern dan sendiri. Sample dianggap sebagai
pasar tradisional dengan tujuan perwakilandari populasi yang
agar hasil hasilnya mewakili keseluruhan
pengamatan terlihat perbedaannya. gejala yang diamati.
3.2.2 Rancangan Percobaan Sample yang digunakan pada
Pada penelitian ini dilakukan penelitian ini yaitu, minuman
percobaan analisis logam berat susu, minuman karbonasi, dan
dengan minuman sari buah. Penentuan
pengambilan sample di pasar sample ini didasarkan atas
modern dan tradisional. Sample perlakuan bahan minuman yang
diperoleh dari dua lokasi berbeda berbeda, sehingga kemungkinan
dengan pengamatan logam berat kadar logam berat yang
(Pb dan Sn) terkandung pada tiga jenis
minuman tersebut berbeda.
Prosedur penelitian untuk
penentuan sample yaitu dengan
metode Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA). Sample kemudian
dianalisis di laboratorium dengan
menggunakan alat
Spektrofotometri Serapan Atom
(SSA). Parameter yang diamati
Gambar 5 algoritma penelitian dalam penelitin ini yaitu analisis
minuman kaleng logam berat Pb, Mg, As (SNI
Survey adalah metode 2354.5:2011) pada minuman
pengumpulan data primer dengan kaleng. Pada penelitian ini, peneliti
memberikan pertanyaan-pertanyaan menganalisis dua jenis logam berat
kepada responden individi. Atau diantaranya Pb dan Sn. Logam
dapat disimpulkan metode untuk berat tersebut kemungkinan besar
mengumpulkan informasi dari ada pada sampel minu man.
kelompok yang mewakili sebuah Rekomendasi menurut Kamus
populasi (sejumlah besar Besar Bahasa Indonesia adalah
responden). saran yang menganjurkan
Penentuan lokasi merupakan (membenarkan, menguatkan) dan
salah satu bagian terpenting pada merekomendasi artinya
penelitian ini, hal tersebut memberikan
dikarenakan lokasi menjadi rekomendasi,menasihati,
tempat dimana sample akan menganjurkan. Tujuannya adalah
diambil. Perbedaan lokasipun akan agar
menjadi salah satu faktor perbedaan peneliti dapat memilih salah satu
hasil penelitian ini. pilihan dari berbagai alternative
Sample merupakan bagian dari kebijakan yang ada berdasarkan
populasi yang ingin diteliti,
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

kriteria dan indikator yang telah 3. JKP =


ditetapkan.
Rancangan percobaan lainnya,
   
 ΣP  ΣP
 1
2 2
  
2
2  .....  ΣPn   FK
dilakukan dengan cara  Σ Sampel 
menganalisis sampel minuman  
kemasan kaleng masing-masing
sampel di analisis dengan 4. JKT =
pengulangan sebanyak dua kali.    
 n 2  n 2  .....  n 2   FK
 1 2 n 
Rancangan percobaan ini
dilakukan untuk mendapatkan
hasilyang lebih maksimal, beriku 5. JKG = JKT – JKS – JKP
tabel rancangan acak
kelompokanalisis logam berat Pb
dan Sn pad minuman kemasan
kaleng.

Tabel.9 Tabel Rancangan Acak


Kelompok(RAK

Berdasarkan rancangan diatas


dapat dibuat analisis variansi
(ANAVA) untuk mendapatkan
Pada tabel Rancangan acak kesimpulan mengenai pengaruh
lengkapini, digunakan rancangan perlakuan selanjutnya yang
acak lengkap ditentukan oleh hipotesisnya (H0)
dengan banyak perlakuan enam dan yaitu:
pengulangan sebanyak dua kali. 1. H0 diterima jika F hitung ≥ F
Berikut adalah cara menghitung tabel, artinya bahwa antar
tabel rancangan acak kelompok perlakuan yang divariasikan berbeda
pada analisis logam berat Pb dan Sn nyata.
pada minuman kemasan kaleng. 2. H0 ditolak jika F hitung < F
Rumus : tabel, artinya bahwa antar
perlakuan yang divariasikan tidak
1. Faktor Koreksi (FK) = berbeda nyata.
Kesimpulan dari hipotesis diatas
(Total)2
adalah diterima jika ada beda nyata
Σ Panelis x Σ Sampel antara rata-rata dari masing-masing
2. JKS = perlakuan atau disebut berbeda
   
 ΣS 2  ΣS 2  .....  ΣS 2 
 1 2 n 
nyata. Sedangkan hipotesis ditolak
 FK jika tidak berbeda nyata antara
 Σ Panelis  rata-rata dari masing-masing
 
perlakuan (Gasperz, 1991).
Analisis dilakukan apabila terdapat
perbedaan nyata antara rata -rata dari
masing-masing perlakuan (F hitung
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

≥ F tabel) dengan melakukan uji tidak stabil sehingga akan kembali


lanjut menggunakan Uji Duncan. ke tingkat energi dasar dengan
3.2.3 Pengukuran Kadar Timbal dan melepas sejumlah energi dalam
Timah dalam sampel bentuk sinar panjang gelombang
Pengukuran kadar timbal dan optimum untuk Timbal (Pb) dan
timah dimulai dengan melakukan Timah (Sn) berturut-turut adalah :
pengukuran larutan standar masing- 283,3 nm ; 286,3 nm.
masing logam. Pengukuran diawali 3.2.4 Rancangan Respon
oleh larutan standar dengan Rancangan Respon pada
konsentrasi paling kecil, kemudian penelitian ini meliputi analisis
diteruskan hingga konsentrasi kadar (1) Pb, (2) Sn Pada
paling tinggi. Selanjutnya penelitian analisis logam berat Pb
dilakukan pengukuran serapan (Timbal) dilakukan dengan
sampel. Serapan sampel yang menggunakan metode
diperoleh dimasukan kedalam Sepektrofotometri Serapan Atom
persmaan kurva kalibrasi sehingga (SSA). Kandungan timbal
diperoleh kadara sampel. pada minuman kaleng dengan
Pengukuran dilakukan dengan lokasi pembelian yang berbeda
menggunakan spektofotometri kemungkinan
serapan atom (SSA) dengan mengandung timbal (Kiki Agus, Kiki
ketentuan alat sebagai berikut : Yulianti, Siti Hanggita, 2012)
Pada penelitian analisis logam
berat Sn (Timah) dilakukan dengan
menggunakan metode
Sepektrofotometri Serapan Atom
(SSA). Kandungan magnesium
pada minuman kaleng dengan
lokasi pembelian yang berbeda
Sumber : Shimadzu, 2007 kemungkinan mengandung
magnesium (Kiki Agus, Kiki
Pada penentuan kandungan Yulianti, Siti Hanggita, 2012).
Logam Timbal dan Timah dalam 3.3 Deskripsi percobaan
minuman Deskripsi atau gambaran pada
kemasan kaleng dilakukan pada percobaan analisis logam berat (Pb
panjang gelombang 283,3 nm ; 286,3 dan Sn) pada minuman kaleng di
nm. Panjang gelombang ini kota Bandung yang dilakukan
merupakan panjang gelombang dalam penelitian ini
paling kuat menyerap garis untuk adalahsebagai berikut :
transisi elektronik dari tingkat 3.3.1 Survey
dasar ke tingkat eksitasi. Bila Pada penelitian ini survey
atom pada tingkat energi dasar dilakukan di Arcamanik Bandung.
(ground state) diberi energi yang Penentuan lokasi
sesuai, maka energy tersebut akan bertujuan untuk mempermudah
diserap dan atom-atom tersebut akan peneliti untuk mendapatkan
terseksitasi ke tingkat energi yang sample. Penentuan lokasi menjadi
lebih tinggi (exited state), atom salah satu kunci berjalannya
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

penelitian, penentuan lokasi ini penyimpanan dipasar tradisional


didasarkan atas banyaknya tidak diperhatikan.
konsumsi minuman kaleng di kota 3.3.3 Penentuan Sample
Bandung, hal tersebut menjadi Penentuan sample didasarkan
salahsatu penyebab peneliti memilih atas pangsa pasar yang mendominasi
lokasi kota Bandung. penjualan
3.3.2 Penentuan Pasar minuman susu, minuman
Penentuan lokasi untuk karbonasi, dan minuman sari buah
pengambilan sample dilakukan di di masyarakat.
dua lokasi yang berbeda yaitu pasar Penentuan sample ini didasarkan
Modern dan pasar Tradisional. atas perlakuan bahan minuman
Penentuan lokasi ini didasarkan atas yang berbeda, sehingga
perlakuan penyimpanan pada lokasi kemungkinan kadar logam berat
yang berbeda, perbedaan dapat yang terkandung pada tiga jenis
dilihat dari perlakuan penyimpanan. minuman tersebut berbeda.
Pasar modern biasanya disimpan di Pada dua lokasi yang berbeda
gudang dengan suhu ruang yang didapatkan sample minuman jenis
disesuaikan dengan kondisi susu,
minuman tersebut dan tidak karbonasi, dan sari buah dengan
terpapar langsung oleh sinar merk yang sama, serta analisis
matahari. Pasar tradisional kandungan logam
biasanya tidak yang sama. Hal ini dikarenakan
terlalumemperhatikan kondisi suhu agar didapatkan perbandingan
ruang dan biasanya minuman antara lokasi
terebut terkena paparan sinar pertama dengan lokasi kedua,
matahari. kemungkinan logam berat banyak
Pada penelitian ini pada pasar terkandung pada
modern peneliti menentukan tiga minuman karbonasi, hal ini diduga
toko yang berbeda diantaranya karena kandungan dalam minuman
Alfamart, Indomart, dan Yomart. karbonasi
Penentuan lokasi ini dimaksudkan mudah merubah kaleng menjadi
agar dapat membandingkan hasil korosi.
analisis di lokasi dengan perlakuan 3.3.4 Analisis Sample
yang sama tetapi tempat berbeda. Pada penelitian ini, peneliti
Pada pasar tradisionalpun dilakukan menganalisis dua logam berat
perlakuan yang sama.Perbedaan dintaranya Timbal (Pb), dan Timah
lokasipun dapat mempengaruhi (Sn). Tujuan dari analisis logam
tercemarnya minuman hal ini berat Pb dn Sn pada minuman
disebabkan perlakuan penyimpanan kaleng untuk mengetahui banyaknya
yang berbeda. logam berat yang terkandung pada
kemungkinan logam berat akan minuman kaleng tersebut. Selain itu
mudah ditemukan pada sample diduga logam berat Pb dan Sn
minuman yang sering ditemukan pada minuman
dijual di pasar tradisional, hal ini kaleng. Kemungkinan logam berat
dikarenakan perlakuan pada saat Pb sering ditemukan pada minuman
kaleng karena timbal dapat
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

bereaksi dengan senyawa-senyawa diperoleh, ditentukan kelayakan


lain membentuk berbagai senyawa minuman dalam kaleng tersebut
timbal, baik senyawa-senyawa untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
organic seperti timbal oksida Kelayakan ini mengacu pada batas
(PbO), timbal klorida (PbCl2) dan maksimum cemaran logam berat
lain lain. dalam makanan yang tela ditetapkan
3.3.5 Rekomendasi oleh BPOM dan SNI.
Minuman kaleng seakan Sampel yang digunakan adalah
menjadi kebutuhan wajib bagi minuman kemasan kaleng yang
masyarakat pada saat ini. Pada dibeli dari dua lokasi berbeda yakni
penelitian ini, peneliti pasar modern dan pasar tradisional
memberitahukan bahwa pada daerah kota Bandung. Sampel yang
minuman kaleng kemungkinan digunakan dipilih berdasarkan
besar tercemar oleh logam berat hal masa simpan yang berbeda yaitu,
ini dikarenakan banyak faktor, salah minuman kaleng dengan masa
satu factor tersebut adalah cara simpan baru (masa simpan kurang
penyimpanan atau perlakuan dari satu tahun) dan minuman
terhadap minuman tersebut yang kaleng dengan masa simpan lama
mengakibatkan kaleng minuman (masa simpan lebih dari satu
tersebut menjadi korosi atau tahun).
tercemar logam berat.
Pada penelitian ini, penelti
menghimbau kepada masyarakat
untuk lebih selektif memilih
minuman kaleng, baik dari jenis
minuman, tempat pembelian
minuman, ataupun penyimpanan
minuman tersebut. Hal ini Adanya cemaran logam berat pada
dikarenakan akibat dari tercemarnya minuman kaleng dapat terjadi karena
logam berat terhadap minuman migrasi logam-logam penyusun
kaleng yang termakan oleh kaleng ke dalam produk, hal ini
manusia akan berakibat fatal salah dapat disebabkan karena beberapa
satunya adalah kematian, ini faktor, seperti pH, banyaknya sisa
menjadi acuan begitu bahayanya oksigen dalam bahan pangan, suhu
logam berat jika terkonsumsi oleh penyimpanan, waktu penyimpanan,
manusia. dan beberapa factor yang berasal
dari bahan kemas (Julianti dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Nurminah, 2006 ; Laroussen dan
Penelitian ini dilakukan untuk Brown 1997).
menganalisis cemaran logam timbal Sampel minuman kaleng yang
dan timah digunakan dalam penelitian ini
dalam minuman kaleng yang terdiri terdiri dari tiga
dari minuman susu, karbonasi dan jenis minuman yang berbeda, lokasi
sari buah dengan lokasi pembelian yang berbeda, dan masa simpan yang
yang berbeda dan masa simpan yang berbeda. Dengan perbedaaan masa
berbeda.berdasarkan hasil yang simpan ini dapat dilihat apakah ada
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

perbedaan kandungan logam dari ke makanan karena timbal merupakan


tiga sampel dengan masa simpan logam yang bahaya bagi tubuh.
yang berbeda. Menurut Laraussen Kontaminasi logam timbal ini dapat
dan Brown (1997), semakin lama terjadi karena timbal biasa
makanan disimpan, semakin lama digunakan untuk menyambung
pula kontak antara makanan dan bagian tutup kaleng dengan bagian
wadah. Dengan demikian, semakin badan kaleng juga untuk
besar pula kemungkinan logam menyambung bagian bawah kaleng
penyusun kaleng tersebut lepas dan dengan badan kaleng.
mengkontaminasi makanan Lepasnya logam timbal ke
didalamnya. dalam produk dapat dipengaruhi
Penetapan kadar cemaran logam oleh lama
Timbal dan Timah dalam minuman penyimpanan. Semakin lama
kaleng ini dilakukan dengan makanan tersebut disimpan, maka
menggunkan spektrofotometri lama pula waktu kontak antara
serapan atom. Alat ini sering makanan tersebut dengan kemasan
direkomendasikan untuk analisa kaleng. Semakin besar pula
logam berat karena sensitive, sangat kemungkinan logam penyusun
spesifik untuk unsur yang akan kaleng tersebut lepas dan
dianalisa, pengerjaannya yang mengkontaminasi makanan
sederhana, dan memberikan presisi didalamnya.
yang baik (Soylack et al,2004). Kadar timbal pada minuman
Penentuan kadar timah dan kemasan kaleng minuman
timbal dalam sampel dilakukan karbonasi yang di peroleh dari pasar
dengan menggunakan SSA, yang tradisional relative lebih tinggi
sesuai dengan jenis logam yang akan
dibandingkan dengan minuman sari
diukur, yaitu timah dan timbal.
Masing-masing larutan hasil buah dan susu, hal ini mungkin
destruksi diukur serapannya pada disebabka karena perbedaan
panjang gelombang yang spesifik perlakuan penyimpanan serta masa
dan kondisi pengukuran yang simpan yang cukup lama. Dari
optimum untuk masing-masing semua sampel minuman kemasan
logam, sesuai ketentuan yang telah kaleng yang telah dianalisis
ditetapkan untuk alat. semuanya mengandung logam timbal
4.1 Timbal (Pb) dalam batas aman yang ditetapkan
Logam timbal terdeteksi pada
oleh SNI dan BPOM pada tahun
semua sampel yang dianalisis
dengan kadar yang berbeda-beda. 2009, yaitu 0,5 mg/kg untuk produk
Rata-rata kadar logam timbal yang minuman. Meskipun tidak melebihi
terkandung di dalam minuman batas yang ditetapkan, terdapat satu
kemasan kaleng a1, a2, b1, b2, c1, sampel yang mendekati batas yaitu
dan c2 berturut-turut adalah 0,1932 ; minuman karbonasi yang di peroleh
0,3692 ; 0,1468 ; 0,1545 ; 0,1822 ; dari pasar tradisional 0,3692 mg/kg.
0,1556. Terdeteksinya logamtimbal
di dalam minuman kemasan kaleng
dikatakan sebagai kontaminasi
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Hasil analisis logam berat Pb yang di logam timbal terdeteksi pada semua
peroleh di pasar Modern dan sampel yang dianalisis dengan
Tradisional. kadar yang berbeda-beda. Rata-rata
kadar Jumlah Pb (mg/kg) logam
timbal yang terkandung didalam
lengkeng A1, A2, A3, B1, B2,
dan B3 berturut-turut adalah 0,4696
mg/kg ; 0,4429 mg/kg ; 0,3415
mg/kg ; 0,3423 mg/kg ; 0,2323
mg.kg ; 0,2067 mg/kg.
Terdeteksi logam timbal di
dalam buah lengkeng kemasan
kaleng dikatakan sebagai
kontaminasi makanan karena
Gambar 6. Hasil Analisis kandungan timbal merupakan logam yang
Timbal (Pb) pada pasar Modern berbahaya bagi tubuh kontaminasi
Hasil analisis kandungan timbal logam timbal ini dapat terjadi
pada pasar modern dapat dilihat pada karena timbal biasa digunakan
gambar.6 hasil menunjukan untuk menyambung bagian bawah
minuman kemasan kaleng jenis kaleng dengan badan kaleng. Pateri
karbonasi memiliki kandungan ini biasanya menggunakan campuran
logam timbal yang paling tinggi dari 90% timbal dan 10% timah.
dibandingkan dengan dua jenis Lepasnya logam timbal
minuman lainnya kedalam makanan ini dapat terjadi
yaitu minuman sari buah dan akibat dari masa penyimpanan
minuman susu. Hasil logam Pb karena semakin lama penyimpanan
pada minuman kemasan kaleng biasanya semakin lama kontak
bervariasi dengan hasil analisis makanan didalam kemasan dengan
berturut-turut adalah 0,1932 mg/kg ; kemasan kalen itu sendiri, hal ini
0,1822 mg/kg ; 0,1468 mg/kg. jenis dibuktikan dengan penelitian-
minuman karbonasi memiliki kadar penelitian yang telah dilakukan hasil
logam Pb yang tinggi hal ini analisis dapat terlihat pada grafik
dikarenakan sifat minuman cenderung menurun ini dapat
karbonasi yang dapat membentuk diakibatkan karena lamanya masa
asam karbonat sehingga dapat simpan pada sampel dan jenis
membuat kaleng menjadi cepat sampel yang berbeda.
korosi. Logam Pb terdapat pada
semua jenis minuman tetapi tidak
melebihi cemaran yang telah
ditetapkan oleh BSN dan BPOM
sehingga masih aman untuk
dikonsumsi.
Menurut Vera (2011) hasil
analisisnya menunjukan bahwa pada
analisis logam berat Pb dan Sn pada
buah lengkeng kemasan kaleng
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Analisis logam berat Pb pada


penelitian ini dilakukan dengan cara
rancangan acak lengkap yang
dilakukan pengulangan sebanyak
dua kali berikut adalah tabel
analisis logam berat Pb pada
minuman kemasan kaleng :

Gambar 7. Hasil Analisis kandungan


Timbal (Pb) pada pasar Tradisional
Jumlah Pb (mg/kg)

Hasil analisis kandungan Setelah dilakukan analisis logam


timbal pada pasar tradisional dapat Pb dan hasilnya diulang sebanyak
dilihat pada dua kali maka di dapat hasil
gambar.7 hasil menunjukan rancangan percobaan sebagai berikut
minuman kemasan kaleng jenis :
karbonasi memiliki kandungan
logam timbal yang paling tinggi
dibandingkan dengan dua jenis
minuman lainnya yaitu minuman sari
buah dan minuman susu. Hasil
logam Pb pada minuman kemasan
kaleng bervariasi dengan hasil
analisis berturut-turut adalah
0,3692 mg/kg ; 0,1556 mg/kg ; Kesimpulan dari hipotesis diatas
0,1545 mg/kg. jenis minuman adalah diterima karenaF hitung ≥
karbonasi memiliki kadar logam Pb F tabel,artinya bahwa antar
yang tinggi hal ini dikarenakan sifat perlakuan yang divariasikan berbeda
minuman karbonasi yang dapat nyata.jika ada beda nyata antara rata-
membentuk asam karbonat sehingga rata dari masing-masing perlakuan
dapat membuat kaleng menja di atau disebut berbeda nyata.
cepat korosi. Logam Pb terdapat 4.2 Timah (Sn)
pada semua jenis minuman tetapi Logam timah terdeteksi pada
tidak melebihi cemaran yang telah semua sampel minuman kemasan
ditetapkan oleh BSN dan BPOM kaleng baik yang didapat dari pasar
sehingga masih aman untuk modern atau pasar tradisional. Rata-
dikonsumsi, tetapi pada minuman rata kadar logam timah ynag
karbonasi yang didapatkan di terkandung di dalam minuman
pasar tradisional mendekati batas kaleng a1, a2, b1, b2, c1 dan c2
maksimum yang telah ditetapkan. berturut-turut adalah 45,12 mg/kg ;
4.1.1 Rancangan Percobaan 60,42 mg/kg ; 22,38 mg/kg ; 27,81
mg/kg ; 45,65 mg/kg ; 42,39 mg/kg.
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Cemaran logam timah yang dianalisa memiliki kadar timah


terdapat dalam minuman kemasan dibawah batas maksimum cemaran
kaleng, baik minuman karbonasi, makanan yang telah ditetapkan oleh
susu ataupun sari buah, berasal dari BSN dan BPOM pada tahun 2009,
kaleng yang digunakan sebagai yaitu 250 mg/kg, sehingga masih
wadah. Jenis kaleng yang sering layak untuk dikonsumsi.
digunakan untuk mengemas
makanan atau minuman sering
digunakan adalah timplate,
yaitukaleng yang terbuat dari baja
dan dilapisi oleh timah putih
dengan tujuan agar kaleng yang
digunakan tidak cepat korosi.
Kontaminasi timah pada minuman
kaleng tersebut disebabkan karena
larutannya lapisan timah pada bagian
dalam kaleng kedalam produk Gambar 8. Hasil Analisis kandungan
larutnya logam timah kedalam Timah (Sn) pada pasar Modern
produk dipengaruhi oleh lamanua Hasil analisis kandungan timah
masa simpan dan kondisi pada pasar modern dapat dilihat pada
penyimpanan. Konsentrasinya gambar.8 hasil menunjukan
dalam minuman dapat meningkat minuman kemasan kaleng jenis sari
apabila kemasaman kaleng dibuka buah memiliki kandungan logam
dan/atau disimpan dalam waktu yang timah yang paling tinggi
lama. dibandingkan dengan dua jenis
Hasil penelitian yang dilakukan minuman lainnya yaitu minuman
menunjukan bahwa minuman karbonasi dan minuman susu.
kemasan kaleng Hasil logam Sn pada minuman
yang memiliki masa simpan yang kemasan kaleng bervariasi dengan
baru (masa simpan kurang dari hasil analisis berturut-turut adalah
satu tahun) mengandung timah 45,12mg/kg ;45,65 mg/kg ; 22,38
dengan kadar yang lebih rendah mg/kg. jenis minuman Sari buah
dibandingkan dengan minuman memiliki kadar logam Sn yang
kemasan kaleng yang masa simpan tinggi dibandingkan dengan
lama (masa simpan lebih dari satu minuman jenis lainnya. Logam Sn
tahun). Atau mendekati tanggal terdapat pada semua jenis minuman
kadaluarsa. Ke 3 jenis minuman tetapi tidak melebihi cemaran
kaleng yang diuji menunjukan hal yang telah ditetapkan oleh BSN
yang serupa, yaitu kadar timah akan dan BPOM sehingga masih aman
meningkat seiring dengan untuk dikonsumsi.
meningkatnya masa simpan
minuman kaleng dalam kemasan
kaleng.
Tiga jenis minuman kemasan
kaleng yang terdiri dari minuman
karbonasi, susu dan sari buah yang
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

turut adalah 343,7587 mg/kg ;


317,9589 mg/kg ; 40,9649 mg/kg ;
282,5897 mg/kg ; 67,6616 mg/kg ;
45,1083 mg/kg.
Cemaran logam timah yang
terkandung pada buah lengkeng
kemasan kaleng baik merk A atau B
berasal dari kaleng yang digunakan
sebagai wadah. Jenis kaleng yang
sering digunakan untuk mengemas
Gambar 9. Hasil Analisis kandungan makanan kaleng adalah timplate,
Timah (Sn) pada pasar Tradisional yaitu kaleng yang terbuat dari baja
dan dilapisi oleh timah putih.
Hasil analisis kandungan timah Kontaminasi timah dalam buah
pada pasar tradisional dapat dilihat lengkeng tersebut disebabkan
pada gambar.9 hasil menunjukan
karena larutnya lapisan timah pada
minuman kemasan kaleng jenis
karbonasi memiliki kandungan bagian dalam kaleng kedalam
logam timah yang paling tinggi produk.
dibandingkan dengan dua jenis
minuman lainnya yaitu minuman sari Larutnya logam timah kedalam
buah dan minuman susu. Hasil produk dipengaruhi oleh lamanya
logam Sn pada minuman kemasan masa simpan dan kondisi
kaleng bervariasi dengan hasil penyimpanan. Konsentrasinya dalam
analisis berturut-turut adalah 60,42 makanan dapat meningkat apabila
mg/kg ; 42,39 mg/kg ; 27,81 kemasan kaleng dibuka dan/atau
mg/kg. jenis minuman Karbonasi
disimpan dalam waktu yang lama
memiliki kadar logam Sn yang tinggi
dibandingkan dengan minuman jenis dan suhu tinggi. Semakin lama masa
lainnya. Logam Jumlah Sn (mg/kg) simpan semakin besar waktu kontak
Sn terdapat pada semua jenis wadah dengan makanan sehingga
minuman tetapi tidak melebihi kemungkinan migrasi timah semakin
cemaran yang telah ditetapkan oleh besar (WHO,2005).
BSN dan BPOM sehingga masih
aman untuk dikonsumsi. 4.2.1 Rancangan Percobaan
Menurut Vera (2011) hasil
analisisnya menunjukan bahwa pada Analisis logam berat Sn pada
analisis logam berat Pb dan Sn pada penelitian ini dilakukan dengan cara
buah lengkeng kemasan kaleng rancangan acak lengkap yang
logam timah terdeteksi pada semua dilakukan pengulangan sebanyak
sampel yang dianalisis dengan dua kali berikut adalah tabel
kadar yang berbeda-beda. Rata-rata analisis logam berat Sn pada
kadar logam timbal yang minuman kemasan kaleng :
terkandung didalam lengkeng A1,
A2, A3, B1, B2, dan B3 berturut-
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

45,65 mg/kg ; 42,39


mg/kg.berdasarkan ketetapan
BPOM dan BSN pada tahun
2009, maka semua sampel
minuman kemasan kaleng
Layak dikonsumsi karena
tidak melebihi ambang batas
yang telah ditentukan.
Setelah dilakukan analisis logam
3. kadar logam berat Pb dan Sn
Sn dan hasilnya diulang sebanyak
dua kali maka di dapat hasil rancangan terkandung pada semua
percobaan sebagai berikut : sampel minuman, dan jumlah
cemaran paling tinggi terdapat
pada sampel minuman yang
diperoleh dari pasar tradisional
dengan jenis minuman
karbonasi.
Kesimpulan dari hipotesis 4. masa penyimpanan dan
diatas adalah diterima karenaF perlakuan terhadap sampel
berpengaruh besar terhadap
hitung ≥ F tabel,artinya bahwa antar
migrasi logam terhadap
perlakuan yang divariasikan berbeda minuman didalamnya, semakin
nyata.jika ada beda nyata antara rata- lama masa simpan semakin
rata dari masing-masing perlakuan lama kontak logam yang
atau disebut berbeda nyata. terkandung pada kaleng
terhadap minuman didalamnya.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian
5.1 Kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh
kondisi penyimpanan, perlakuan
1. Logam timbal (Pb) dan timah penyimpanan, dan factor-faktor lain
(Sn) terdeteksi pada semua jenis terhadap migrasi logam berat dari
sampel minuman yang dianalis kemasan kedalam makanan atau
dengan kadar yang berbeda- minuman didalamnya.
beda, dan tidak melebihi batas
yang telah ditetapkan oleh BSN DAFTAR PUSTAKA
dan BPOM.
2. Kadar logam Timbal (Pb) pada Anonim, 2006, Penuntun
sampel a1, a2, b1, b2, c1, dan c2 Praktikum Kimia
berturut-turut adalah 0,1932 Anorganik III,
mg/kg ; 0,3692 mg/kg ; Fakultas MIPA,
0,1468 mg/kg ; 0,1545 mg.kg Universitas Udayana
; 0,1822 mg/kg ; 0,1555 : Denpasar,
mg/kg, sementara itu logam Anonim. Laboratorium Teknik
timah berturut-turut adalah Analisis Radiometri
45,12 mg/kg ; 60,42 mg/kg ; Dan Spektrometri
22,38 mg/kg ; 27,81 mg.kg ; Serapan Atom Pusat
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Teknologi Nuklir logam berat dalam


Bahan Dan pangan. Jakarta:
Radiomet. Badan Standarisai
Anshori, J 2005 Materi Ajar Nasional.
Spektrofotometri Balai Pemeriksaan Obat dan
Serapan Atom, Makanan (2008).
Bandung, Unpad BPOM : Syarat
Press. mutu minuman
Apriyantono, 1989, Analisis berkarbonasi.
Pangan, Bandung: Cahyadi W. (2004) : Bahaya
Departemen pencemaran Timbal
Pendidikan dan pada makanandan
Kebudayaan . minuman, Bandung
Direktorat Jendral : Fakultas Teknik
Pendidikan Tinggi Unpas Departemen
Pusat Antar Farmasi
Universitas: IPB Pascasarjana ITB.
Ayu ning tyas, Irma Fitria (2014) : Christina P, Maria.2006.Petunjuk
Kandungan Praktikum
Aluminium dalam Instrumentasi Kimia
Kaleng Bekas dan “Analisis Kesalahan
Pemanfaatannya Dalam Spektrometri
dalam Pembuatan Serapan Atom”.
Tawas .http:http:/ Yogyakarta :
//ojs.unud.ac.id//inde STTN-BATAN.
x.php//jchem//articl Hendayana Sumar,1994.Kimia
e//viewFile//2806//1 Analitik
995,. Diakses 3 Instrumen.IKIP
Januari 2014 Pukul Semarang PRESS.
17:53 WIB. Joint FAO/WHO Expert Committee
Badan Standarisasi Nasional (1992). on Food Additives.
SNI 01-2896- (2003). Joint
1992:Cara uji FAO/WHO Expert
cemaran logam. Committee on Food
Jakarta: Badan Additives, sixty-first
Standarisasi meeting,
Nasional. 10-19 June 2003:
Badan Standarisasi Nasionnal Summaryandconclus
(1995). SNI 01- ions. 23 Januari
3719-1995 : Syarat 2011
mutu minuman sari http://www.who.int/i
buah. pcs/food/jecfa/sumar
Badan Standarisasi Nasional ries/en/summary_61.
(2009). SNI pd.
7387:2009:Batas Julianti, E., dan Nurminah, M
maksimum cemaran (2006). Teknologi
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

Pengemasan. Medan timbal pada pangan


: Universitas jajanan di SDN
Sumatera Utara. Aprilia, B, A. Faktor
Kharisma, W. L. (2006). Analisis yang berhubungan
cemaran logam Pb, dengan pemilihan
Cu, dan Cd dalam makanan jajanan
buah nanas (ananas pada anak sekolah
comosus (L) Merr) dasar [skripsi].
kaleng pada batas Semarang :
kadaluarsa yang Universitas
berbeda secara Diponegoro.
spektofotometri Sumardi, 1996,Spektrofotometri
serapan atom. Serapan Atom,
Jakarta : Fakultas Pusat Penelitian
Farmasi : dan Pengembangan
Universitas Kimia Terapan
Pancasila. Lembaga Ilmu
Notohadiprawiro, T (2006). Logam Pengetahuan
berat dalam Indonesia, Bandung
pertanian. 24 Mei Suryati. 2011 Analisas kandungan
2017. logam berat Pb dan
http://soil.faperta.ug Cu dengan metode
m.ac.id/tj/1991/1993 Spektofotometri
%20loga.pdf. Serapan Atom
SK.Dirjen Peternakan no.17 (1983): (SSA) terhadap
syarat mutu ikan baung
minuman Universitas Islam
susu/17/1983. Negri Sultan Syarif :
Standar Nasional Indonesia (2009) : Pekanbaru : Riau.
No. 3547-1-2009 Vera (2011). Analisis Logam Berat
tentang cemaran Timbal (Pb), Timah
logam berat dalam (Sn), dan Kadmium
makanan dan (Cd) dalam Buah
Minuman. Lengkeng Kemasan
Standar Nasional Indonesia (2009) : Kaleng Secara
No. 7387:2009 Spektofotometri
tentang logam berat Serapan Atom.
timbal. Standar Jakarta : Fakultas
Nasional Indonesia Matematika dan
(1995) : No. 01 - Ilmu Pengetahuan
3719-1995 tentang Alam : FARMASI :
syarat mutu Universitas Jakarta.
minuman sari buah. Vina Azis.2007.Skripsi analisis
St, Hartini Djalil, Saifuddin, kandungan Sn, Zn,
Zakaria, (2011) : DAN Pb dalam
Analisis kadar logam susu kental manis
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

kemasan kaleng
secara
spektofotometri
serapan atom :
Yogyakarta :UII 25-
28.
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

LAMPIRAN
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
- Tabel Rancangan Acak Kelompok kandungan logam Pb

No. Sampel I Uji Pb II

1 a1 0,19 0,2
2 a2 0,37 0,47
3 b1 0,15 0,24
4 b2 0,15 0,2
5 c1 0,18 0,25
6 c2 0,16 0,25

- Tabel Transformasi kandungan logam Pb

I II Jumlah
No. Sampel
a1 0,83 0,84 1,67
1
a2 0,93 0,98 1,92
2
b1 0,81 0,86 1,67
3
b2 0,81 0,84 1,64
4
c1 0,82 0,87 1,69
5
c2 0,81 0,87 1,68
6
5,01 5,25 10,26
Jumlah
0,72 0,75 1,47
Rata-rata

- Derajat Bebas

DB Perlakuan : t – 1

6–1=5

DB Galat : (r-1)(t-1)

(2-1)(6-1)

= (1)(5) = 5
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
- Faktor Koreksi

FK = Total Jendral2 = 10,262 = 105,34

r.t 2.6 12

= 8,7781

- Jumlah Kuadrat

JKT : Jumlah Kuadrat seluruh nilai 2 – FK

= 0,832 + 0,842 + 0,932 + 0,982 + 0,812 + 0,862+ 0,812 + 0,842 +

0,822 + 0,872 + 0,812 +

0,872 – 8,7781

= 0,69 + 0,7 + 0,87 + 0,97 + 0,65 + 0,74 + 0,65 + 0,7 + 0,68 + 0,75

+ 0,66 + 0,75 –

8,7781

= 0,0319
JKP : Total Perlakuan2 – FK
2
= 1,672 + 1,922 + 1,672 + 1,642 + 1,692 + 1,682 – 8,7781

2
= 2,78 + 3,68 + 2,78 + 2,70 + 2.86 + 2,812 - 8,7781
2

= 17,61 – 8,7781
2

= 0,0263
JKK : Total Kelompok2 – FK
t
= 5,012 + 5,252– 8,7781
6
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
= 25,13 + 27,57 – 8,7781
6
= 52,6966 – 8,7781

6
= 8,7827 – 8,7781
= 0,0047
JKG : JKT – JKK – JKP
= 0,0319 – 0,0047 –0,0263

= 0,0009

- Kuadrat Tengah

KTK : JKK = 0,0047


t–1 6–1
= 0,0047 = 0,0009
5
KTP :JKP = 0,0263

r–1 2– 1
= 0,0263 = 0,0263

1
KTG : JKG

(r-1)(t-1)
= 0,0009
(2-1)(6-1)

= 0,0009 = 0,0002
5
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
- F hitung

Fh : KTP
KTG
= 0,0263 = 146,1111

0,0002
Fh : KTK
KTG
= 0,0009 = 5,22222
0,0002

Sumber
DB JK KT Fh F 0,5
Ragam
Perlakuan 5 0,0263 0,0053 29,22222 3,00
Kelompok 1 0,0047 0,0047 26,11111 3,89
Galat 5 0,0009 0,0002
Total 11 0,0319 0,0029

- Tabel Rancangan Acak Kelompok kandungan logam Sn

No. Sampel I Uji sn II

1 a1 45,12 46,98
2 a2 60,42 61,89
3 b1 22,38 24,25
4 b2 27,81 28,91
5 c1 45,65 46,92
6 c2 42,39 43,77
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
- Tabel Trasformasi kandungan logam Sn

I II Jumlah
No. Sampel
a1 6,75 6,89 13,64
1
a2 7,81 7,90 15,70
2
b1 4,78 4,97 9,76
3
b2 5,32 5,42 10,74
4
c1 6,79 6,89 13,68
5
c2 6,55 6,65 13,20
6
38,01 38,73 76,73
Jumlah
- Derajat Bebas

DB Perlakuan : t – 1

6–1=5

DB Galat : (r-1)(t-1)

(2-1)(6-1)

= (1)(5) = 5

- Faktor Koreksi

FK = Total Jendral2 = 76,732 = 5887,95


r.t 2.6 12

= 490,6623

- Jumlah Kuadrat

JKT : Jumlah Kuadrat seluruh nilai 2 – FK

= 6,752 + 6,892 + 7,812 + 7,902 + 4,782 + 4,972+ 5,322 + 5,422 +

6,792 + 6,892 + 6,552 +6,652 – 490,6623

= 45,62 + 47,48 + 60,92 + 62,39 + 22,88 + 24,41 + 46,15 + 47,42

+ 42,89 + 44,27 –490,6623


= 502,49 – 490,6623

= 11,8277
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
JKP : Total Perlakuan2 – FK
2

= 13,642 + 15,702 + 2 + 9,762 + 10,742 + 13,682 + 13,202 –


490,6623 2
= 186,18 + 246,61 + 95,22 + 115,43 + 187,13 + 174,31 - 490,6623
2
= 1004,89 – 490,6623
2

= 11,7807
JKK : Total Kelompok2 – FK
t

= 38,012 + 38,732– 490,6623


6
= 1444,44 + 1499,79 – 490,6623
6

= 2944,23 – 490,6623
6
= 490,7056 – 490,6623

= 0,0434
JKG : JKT – JKK – JKP
= 11,8277– 0,0434– 11,7807
= 0,0037

- Kuadrat Tengah
KTK : JKK = 0,0437

t–1 6–1
= 0,434= 0,008671

5
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
KTP : JKP = 11,7807
r–1 2– 1
= 11,7807 = 11,7807

1
KTG : JKG
(r-1)(t-1)
= 0,0037
(2-1)(6-1)

= 0,0037 = 0,000738

- F hitung

Fh : KTP
KTG
= 11,7807 =15690,3
0,000738

Fh : KTK
KTG
= 0,008671 = 11,74777
0,000738

Sumber Ragam DB JK KT Fh F 0,5


perlakuan 5 11,7807 11,7807 15690,3 3,00
Kelompok 1 0,0434 0,0087 11,74777 3,89
Galat 5 0,0037 0,0007
Total 11 11,8278
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851
UJI LANJUT DUNCAN

- Menentukan Sy :

Sy = √KTG
r.a
- Menentukan LSR :
LSR = SSR X Sy

UJI LANJUT DUNCAN KANDUNGAN LOGAM TIMAH (Sn)

SY= 0,007842

RATA-RATA TARAF
SSR RATA- NYATA
5% LSR 5% KODE RATA 1 2 3 4 5 6 5%
3,11 0,024389 b1 4,88 a
3,27 0,025644 b2 5,37 0,49tn a
3,35 0,026271 c2 6,6 1,72tn 1,23tn a
3,39 0,026585 a1 6,82 1,94tn 1,45tn 0,22tn a
3,43 0,026899 c1 6,84 1,96tn 1,47tn 0,24tn 0,02tn a
3,44 0,026977 a2 7,85 2,97tn 2,48tn 1,01tn 0,79tn 0,77tn 0 a
Junal Sabdariffarma, Vol 5: 100-132 ISSN 2338-6851

UJI
DUNCA
N
KANDU
NGAN
LOGAM
TIMBAL
(Pb)
SY
= 0,003873

RATA-RATA
SSR RATA- T
5% LSR 5% KODE RATA 1 2 3 4 5 6 NYA
3,11 0,012045 b2 0,82
3,27 0,012665 b1 0,83 0,01tn
3,35 0,012974 c2 0,84 0,02tn 0,01tn
3,39 0,013129 c1 0,85 0,03tn 0,02tn 0,01tn
3,43 0,013284 a1 0,86 0,04tn 0,03tn 0,02tn 0,01tn
3,44 0,013323 a2 0,96 0,14tn 0,13tn 0,1tn 0,09tn 0,08tn 0

Anda mungkin juga menyukai