Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

AMAMI
“ Analisis Zat Warna Pada Makanan”

Nama : KHAIRUN NIDA


NIM : AK1018021
Shif/kelompok : 2/3
Semester : 4A

D-III TEKHNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
YAYASAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2020
JUDUL PRAKTIKUM : Analisis Zat Warna Pada Makanan
HARI/TANGGAL : Jumat, 12 Juni 2020
TUJUAN : untuk mengetahui zat warna apa yang terdapat pada
beberapa sampel makanan yaitu air asinan nanas, air
asinan kedondong, cappuccino, dan air minum pink
DASAR TEORI
Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat
memperbaiki tampilan makanan.Secara garis besar, pewarna dibedakan menjadi dua,
yaitu pewarna alami dan sintetis.Selain itu, khusus untuk makanan dikenal pewarna
khusus makanan (food grade). Ironisnya, di Indonesia terutama industri kecil dan
industri rumah tangga makanan masih banyak menggunakan pewarna nonmakanan
untuk pembuatan cat dan tekstil (Purba, 2010).
Namun sering sekali terjadi penyalahgunaan pemakaian pewarna untuk
sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit untuk mewarnai bahan
pangan. Bahan tambahan pangan yang ditemukan adalah pewarna yang berbahaya
terhadap kesehatan seperti Amaran, Auramin, Methanyl Yellow, dan Rhodamin B.
Jenis-jenis makanan jajanan yang ditemukan mengandung bahanbahan berbahaya ini
antara lain sirup, saus, bakpau, kue basah, pisang goring, tahu, kerupuk, es cendol, mie
dan manisan (Yuliarti,2007).
Timbulnya penyalahgunaan bahan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan
masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan, dan juga disebabkan karena harga zat
pewarna untuk industri lebih murah dibanding dengan hargazat pewarna untuk pangan
(Seto, 2001).

ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Pipet volume 10 ml
2. Pump pipet
3. Gelas beaker
4. Gelas ukur
B. Bahan
1. Air rebusan dari asinan nanas
2. Air dari asinan kedondong
3. Minuman capucino
4. Asam asetat
5. Amoniak
6. Benang wol
CARA KERJA :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Memasukkan 30 ml dari masing masing air sampel ke dalam beaker
3. Kemudian tambahkan 10 ml asam asetat
4. Tambahkan benang wol yang sudah dipotong potong dengan cara mencelupkannya
5. Kemudian dipanaskan selama 10 menit
6. Angkat rendaman benang wol tersebut dan cuci dengan aquades
7. Kemudian bilas kembali dengan larutan amoniak

HASIL PENGAMATAN :
Bahan
No Hasil Keterangan Jenis zat warna
uji/sampel
Tidak menunjukkan
Air asinan -
1 Negatif perubahan warna pada
nanas
benang wol
Tidak menunjukkan
Air asinan
2 Negatif perubahan warna pada -
kedondong
benag wol
menunjukkan perubahan
3 capuccino Positif warna pada benang wol Brown HT
menjadi warna coklat
Menunjukkan perubahan
Air minuman warna pada benang wol
4 Positif Rhodamin B
pink menjadi warna
pink/merah.

PEMBAHASAN :
Pada praktikum kali ini dapat dianalisis yaitu pada sampel air asinan nanas, air
asinan kedondong, cappuccino dan air minuman pink. Zat warna makanan merupakan
salah satu hal yang dipertimbangkan konsumen untuk memilih dan memilah makanan.
Sehingga penggunaan pewarna dalam makanan seakan akan menjadi keharusan bagi
produsen makanan. Adanya dampak pada kesehatan terhadap penggunaan pewarna
sintetis menjadikan alasan untuk back to nature dengan menggunakan pewarna alami.
Menurut PERMENKES RI NO. 722/Menkes/Per/IX/1998, Zat pewarna adalah
bahan tambahan makanan yang dapat memperbaikiatau memberi warna pada makanan.
Warna pada makanan merupakan indicator kesegaran atau kematangan. Pewarna
makanan dapat diperoleh dari bahan alam ataudari bahan buatan. Adapun hasil
pengamatan yang didapat pada sampel air asinan nanas dan kedondong tidak
mengandung zat pewarna sintetis karena tidak mengalami perubahan warna terhadap
benang wol. Sedangkan pada minuman cappuccino mengalami perubahan warna coklat
terhadap benang wol serta mengalami perubahan warna pink atau merah pada benang
wol dari sampel air minuman pink. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya pewarna
sintetis pada makan yang beruba Brown HT dan Rhodamin B.
Cholate Brown HT merupakan pewarna yang dapat menimbulkan gejala alergi.
Sedangkan Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang digunakan untuk pewarna
tektil. Akan tetapi banyak penyalahgunaan rhodamin B sebagai pewarna pada
makanan. Mengkonsumsi rhodamin B dalam jumlah besar maupun berulang – ulang
maka dapat menyebabkan efek yang merugikan bagi tubuh manusia yaitu terjadi iritasi
saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan,
keracunan dan gangguan hati/Liver.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa zat pewarna yang di dapat
dari hasil analisis yaitu jenis pewarna sintetis berupa Brown HT dan Rhodamin B. Hal
tersebut merupakan zat pewarna yang tidak dianjurkan karena pewarna tersebut
memiliki dampak yang buruk untuk kesehatan apalagi kalo dikonsumsi secara
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Tuslinah, Lilis dan Ade Yeni Aprilia. 2017. Analisis Zat Warna Berbahaya Pada
Jajanan Anak Sekolah Yang Beredar Di Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti
Tunas Husada Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017: 430-436.
Purba, E., 2009. Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekilah
Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam.Skripsi.FKM-
US. Medan
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya di Balik Lezatnya Makanan, Yogyakarta :
Penerbit Andi.
Seto. S. 2001. Pangan dan Gizi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai