DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt. pemilik segala yang bernyawa dan penguasa
segala keteraturan, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah dengan harapan dapat menambah
wawasan bagi penulis khususnya dan para pembaca makalah ini.
Makalah ini memuat tentang Bahan Tambahan Pangan Dan peraturan
perundang-undangan tentang BTM. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan baik ditinjau dari isi maupun dari
segi penyajiannya. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kontribusi
pemikiran dari pembaca sehingga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan.................................................................................. 2
1.4 Manfaat ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bahan Tambahan Pangan .................................................... 3
2.2 Fungsi dan Tujuan Bahan Tambahan Pangan ..................... 5
2.3 Jenis-Jenis Bahan Tambahan Pangan .................................. 6
2.4 BTP Terlarang Dan Berbahaya ........................................... 17
2.5 Peraturan Perundang – undangan tentang Bahan
Tambahan Makanan ............................................................ 21
2.6 Dalam UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan ................ 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu Bahan Tambahan Pangan
2. Mengetahui Fungsi dan tujuan Bahan Tambahan Pangan
3. Mengetahui jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan
4. Mengetahui undang-undang tentang BTP dan BTM
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis
khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi
pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penambahan bahan
tambahan pangan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
2. Pemanis Buatan
Zat pemanis sintesi merupakan zat yang dapat menimbulkan
rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan terhadap
rasa manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih
rendah dari pada gula (winarno, 1997).
Tanaman penghasil pemanis utama adalah tebu (saccharum
officanarum L) dan bit (beta fulgaris L). Beberapa bahan pemanis
yang sering digunakan adalah
1. Sukrosa 6. D-Fruktosa
2. Laktosa 7. Sorbitol
3. Maltosa 8. Manitol
4. Galaktosa 9. Gliserol
5. D-Glukosa 10. Glisina
Pemanis sintesis adalah bahan tambahan yang dapat
menyebabkan rasa manis terhadap bahan pangan tetapi tidak
memiliki nilai gizi. Contohnya :
1. Sakarin 4. Dulsin
2. Siklamat 5. Sorbitol sintesis
3. Aspartam 6. Nitro-propoksi anilin
10
3. Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk memperpanjang
masa simpan bahan makanan yang mempunyai sifat mudah rusak.
Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses degradasi
bahan pangan terutama yang disebabkan oleh faktor biologi.
Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis
maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk
mengawetkan makanan tertentu, tetapi tidak efektif untuk
mengawetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai sifat
yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat
pertumbuhannya juga berbeda. Zat pengawet dibedakan menjadi
pengawet oganik dan anorganik.
a. Zat pengawet anorganik
Zat pengawet anorganik yang masih sering dipakai adalah
sulfit, hidrogen peroksida, nitrat dan nitrit. Selain sebagai
pengawet sulfit dapat berinteraksi dengan gugus karbonil. Hasil
reaksi itu akan mengikat melanoidin sehingga mencegah
timbulnya warna coklat. Sulfur dioksida berfungsi sebagai anti
oksidan dan meningkatkan daya kembang terigu.
Garam nitrat dan nitrit digunakan pada proses curing daging
untuk memperoleh warna yang baik dan mencegah pertumbuhan
mikroba seperti clostridum botulinum. Selain nitrit, ada juga
bahan pengawet alami yang lain, seperti :
11
4. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat
oksidasi di dalam bahan pangan. Penggunaan antioksidan yaitu pada
lemak hewani, minyak nabati, produk lemak tinggi, produk daging,
produk ikan, dll. Antioksidan digunakan untuk mencegah terjadinya
ketengikan pada makanan akibat proses oksidasi lemak, atau minyak
yang terdapat di dalam makanan.
Jenis antioksidan :
a. Asam askorbat
b. Asam eritrobat
c. Askorbil palmitat
d. Askorbil stearat
e. Butil hidroksianisol (BHA)
f. Butil hidroksitoluen
g. Dilauril tiodipropionat
h. Propilgalat
i. Timah 2 klorida
j. Alpatokoferol
5. Antikempal
Antikempal adalah bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk dan tepung. Jenis
antikempal :
a. Garam stearat
b. Kalsium fosfat
c. Natrium ferosianida
d. Magnesium oksida
e. Garam-garam asam silikat
Tujuan penggunaan :
a. Merubah aroma hasil olahan
b. Modifikasi pelengkap atau penguat aroma
c. Menutupi atau menyembunyikan aroma yang tidak disukai
d. Membentuk aroma baru atau menetralisir bahan pangan
Jenis bahan penyedap
a. Penyedap alami
Penyedap alami berasal dari bumbu, herba dan daun.
Contoh bumbu : merica, kayu manis, pala, jahe dan cengkeh.
Contoh herba (sebangsa rumput) dan daun : sereh, daun
pandan, daun salam, rosemari, oregano, tarragon dan marjoran.
b. Minyak esensial dan turunannya
Minyak esensial dihasilkan dari bagian-bagian tanaman seperti
bunga (minyak neroli), tunas (cengkeh), biji (merica, ketumbar,
adas), buah (limau), dsb.
c. Oleoresin
Dibuat dari proses perkolasi zat pelarut yang bersifat volatil
terhadap bumbu atau herba yang telah digiling
d. Isolat penyedap
Untuk mendapatkan penyedap alami dapat dilakukan isolasi
komponen yang terdapat dalam bahan yaitu dengan memisahkan
masing-masing zat penyedap aroma, contohnya isolasi minyak
esensial tanaman dengan cara destilasi, kristalisasi dan ekstraksi.
e. Penyedap dari sari buah
Sari buah sebagian besar adalah air, mempunyai komponen
aroma asam, warna dan bahan padat seperti gula, pektin dan
mineral.
f. Eksrak tanaman dan hewan
Contoh : ekstrak kopi, coklat, vanili dan sebagainya
g. Penyedap sintesis
Beberapa komponen penyedap sintesis berperan sebagai penguat
aroma pada penyedap alami, contoh asetel dehida. Contoh
15
7. Pengatur keasaman
Pengatur keasaman merupakan senyawa kima yang bersifat
asam dan merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang
sengaja ditambahkan ke dalam pangan dengan berbagai tujuan.
Fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah untuk
membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan
makanan. Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung ke
dalam makanan, tetapi seringkali terdapat di dalam bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat makanan. Beberapa pengatur
keasaman yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan,
diantaranya adalah aluminium amonim/ kalium/ natrium sulfat, asam
laktat, asam sitrat, kalium, dan natrium bikarbonat.
b. Bahan pengeras
1) Aluminium amonium sulfat
2) Aluminium kalium sulfat
3) Kalsium karbonat
4) Kalsium klorida
5) Kalsium sitrat
6) Kalsium fosfat, dll
9. Pengemulsi
Pengemulsi adalah suatu bahan yang dapat mengurangi
kecepatan tegangan permukaan dan tegangan dua fase yang dalam
keadaan normal tidak saling melarutkan, menjadi dapat bercampur
dan selanjutnya dapat membentuk emulsi.
Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengenatl dalam
makanan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air
sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara
bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak. Bahan-
bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang diizinkan
digunakan dalam makanan diantaranya agar, alginate, dekstrin,
gelatine, gum, karagenan, lesitin, CMC, dan pektin.
Nama Bahan Tambahan Pangan Jenis Bahan Pangan
Agar Es krim, yoghurt, keju olahan,
sardin, kaldu
Amonium alginat Es krim
Asam alginat Sardin, keju
Asetil dipati adipat Yoghurt, kaldu
Asetil dipati gliserol Es krim, sardin, sayur
kalengan, pangan bayi
Dekstrin Es krim, yoghurt, keju, kaldu
Dikalsium fosfat Keju, susu evaporasi, SKM,
krim, susu bubuk
Dinatrium bifosfat Keju
17
10. Pengeras
Pengeras ditambahkan ke dalam makanan untuk membuat
makanan menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi
lebih lunak. Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk
makanan diantaranya kalsium glukonat, kalsium klorida, dan
kalsium sulfat.
11. Sekuestran
Sekuestran adalah bahan yang dapat mengikat ion logam pada
makanan sehingga memantapkan warna dan tekstur makanan, atau
mencegah perubahan warna-warna makanan. Beberapa bahan
sekuestrans yang diizinkan untuk makanan di antaranya adalah
asam fosfat, iso propil sitrat, kalsium dinatrium edetat (EDTA),
monokalium fosfat, dan natrium pirofosfat.
12. Enzim dan Penambah gizi.
Enzim yaitu BTP yang berasal dari hewan, tanaman atau
mikroba, yang dapat menguraikan komponen pangan tertentu
secara enzimatis, sehingga membuat makanan menjadi lebih
empuk, lebih larut dll. Penambahan gizi yaitu penambahan berupa
asam amino, mineral dan vitamin, baik tunggal maupun campuran
yang dapat meningkatkan nilai gizi makanan. Humektan yaitu BTP
yang dapat menyerap uap air sehingga mempertahankan kadar air
bahan pangan.
Menimbang :
a. Bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak
sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh langsung terhadap derajat
kesehatan manusia;
b. Bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 235/Menkes/Per/VI/79 tentang
Bahan Tambahan Makanan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
237/Menkes/Per/VI/79 tentang Perubahan Wajib Daftar Makanan dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 238/Menkes/SJ/VI/79 tentang
Keharusan Menyertakan Sertifikat Analisa Pada Setiap Impor Bahan
22
Mengingat :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang Barang Menjadi Undang-
Undang;
b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti
c. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha-Usaha
Bagi Umum;
d. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
239/Menkes/Per/V/1985 tentang Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan
sebagai Bahan Berbahaya
3. Kemasan eceran adalah kemasan berlabel dalam ukuran yang sesuai untuk
konsumen, tidak ditujukan untuk industri pengolahan makanan.
4. Sertifikat analisis adalah keterangan hasil pengujian suatu produk yang
diterbitkan oleh suatu laboratorium penguji yang diakui oleh Departemen
Kesehatan atau produsen untuk yang diimpor.
5. Pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan
rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
6. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat
mempercepat proses pemutihan dan atau pematang tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan.
7. Pengemulasi, pemantap dan mengental adalah bahan tambahan makanan yang
dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang
homogen pada makanan.
8. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang
disebabkan oleh mikroorganisme.
9. Pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya makanan.
10. Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan.
11. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan
yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma.
12. Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam
yang ada dalam makanan.
Pasal 4
1. Bahan yang dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) dinyatakan sebagai bahan
berbahaya bila digunakan pada makanan.
2. Makanan yang mengandung bahan yang disebut pada ayat (1) dinyatakan
sebagai makanan berbahaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah senyawa yang sengaja
ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan
teribat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan.
2. BTP secara umum bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi makanan,
memperbaiki nilai estetika dan sensori makanan. Dan memperpanjang
umur simpan (shelf life) makanan.
3. Fungsi BTP berdasarkan yaitu sebagai: Antioksidan; Antikempal;
Pengasam,penetral dan pendapar; Enzim; Pemanis buatan; Pemutih dan
pematang; Penambah gizi; Pengawet; Pengemulsi, pemantap dan
pengental; Pengeras; Pewarna sintetis dan alami; Penyedap rasa dan
aroma, Sekuestran; dll
4. BTP yang dilarang penggunaannya: Boraks, formalin, minyak nabati
yang dibrominasi, dietilpirokarbonat kloramfenikol, kalium klorat,
nitrofurazon, dulcin, asam salisilat dan garamnya.
5. Bahan tambahan berbahaya yang sering digunakan oleh produsen pangan
asal hewan segar sebagau bahan pengawet, antara lain: formalin untuk
karkas ayam dan asam borat (boraks)
25
26
DAFTAR PUSTAKA
Viana, Aktia. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru Sekolah Dasar
tentang Makanan yang Mengandung Bahan Tambahan Pangan pada
Sekolah Dasar di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2011.
Diakses di: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31260 pada
tanggal 25 Mei 2013