Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PTPSP-A

“ANALIISIS LOGAM BERAT PADA TANAH ”

Dosen Pembimbing:

1. Darjati, SKM., MPd


2. Bambang Sunarko, SKM., M.Mkes
3. Rachmaniyah, SKM., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok C Sub 2 :

1. Cycy Meistria Lurista (P27833316015)


2. Dewi Agustin (P27833316016)
3. Ziyadatul Hikmah (P27833316027)
4. Isman Norianza Ali (P27833316037)
5. Diaz Ramadhani (P27833316038)

PROGRAM STUDI D4 KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Jl. Menur No. 118A Surabaya
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan hidayah-nya,
sehingga laporan praktikum mengenai “Analiisis Logam Berat Pada Tanah ” ini dapat
terselesaikan. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Ibu Darjati,. SKM,.MPd selaku dosen
mata kuliah praktikum PTPSP-A yang telah membimbing dalam penyusunan laporan
praktikum ini. Tidak lupa juga berterimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan.

Laporan praktikum ini disusun dengan dasar untuk tugas praktikum PTPSP-A
mengenai kandungan logam yang ada pada sampel tanah tercemar oleh sampah di Lapangan
HIMA Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya. Laporan praktikum ini masih jauh dari kata
sempurna, namun mempunyai harapan yang besar agar materi yang akan disampaikan dapat
bermanfaat, dan memberi wawasan serta pengetahuan baru bagi pembaca khususnya para
mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya. Atas perhatiannya
diucapkan terima kasih.

Surabaya, 08 November 2017

Penyusun
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa dapat mengetahui kandungan logam yang ada di dalam tanah.
b. Mahasiswa dapat mempratikkan pengukuran logam berat pada pengambilan sampel
tanah limbah sampah.
c. Mahasiswa dapat menginterprestasikan hasil dari praktikum kandungan logam di
dalam tanah.

II. WAKTU DAN TEMPAT


Hari, Tanggal : Rabu, 08 November 2017
Pukul : 08.00 - selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya
Poltekkes Kemenkes Surabaya
III. DASAR TEORI
a. Pengertian Logam
Logam menurut orang awam adalah barang yang padat dan berat, biasanya
digunakan orang untuk alat atau perhiasan yaitu besi, baja, emas, dan perak.
Padahal masih banyak logam lain yang penting dalam proses biologis mahluk hidup
misalnya kobalt, mangan, dan lain-lain. Pada dasarnya logam dibagi menjadi 2
bagian yaitu logam esensial dan logam non esensial :
1. Logam esensial adalah logam yang sangat membantu dalam proses fisiologis
mahluk hidup yaitu membantu kerja enzim atau pembentukan organ dari
mahluk hidup itu sendiri.
2. Logam non esensial adalah logam yang peranannya dalam tubuh mahluk hidup
belum diketahui, kandungannya dalam jaringan sangat kecil dan apabila
kandungannya tinggi dapat merusak organ-organ tubuh mahluk hidup yang
bersangkutan (Darmono,1995).

b. Definisi Beberapa Logam Berat


Ada banyak logam berat di sekitar kita yang sebagian besar orang tidak
mengetahuinya, yaitu:
1. Cadmium
Cadmium adalah logam yang berarna putih keperakan, lunak dan tahan
korosi. Oleh karena sifat-sifatnya, Cd banyak dipakai sebagai stabilizer
dalam pembuatan polyvinil dan clorida. Cd didapat pada limbah berbagai
jenis pertambangan logam yang tercampur Cd seperti Pb, dan Zn. Dengan
demikian. Cd dapat ditemukan di dalam perairan baik di dalam sedimen
maupun di dalam penyediaan air minum.
Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi.
Cadmium murni berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun
bentuk ini tidak lazim ditemukan dilingkungan. Umumnya Cd terdapat dalam
kombinasi dengan elemen lain sepertu Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine
(Cadmium Chlorine) atau belerang (Cadmium Sulfide). Kebanyakan
Cadmium merupakan produk samping dari pengecoran seng,timah, atau
tembaga cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama
plating logam pigmen, baterai dan plastik.

Sifat Logam Cadmium (cd) ada 2 macam yakni sifat fisik dan kimia:

1. Sifat fisik
a. Logam berwarna putih keperakan
b. Mengkilat
c. Lunak mudah ditempa dan ditarik
d. Titik lebur rendah
2. Sifat kimia
a. Tidak larut dalam basa
b. Larut dalam H2SO4 encer dan HCL encer Cd + H2SO4 CdSO4 +
H2
c. Cd tidak menunjukkan sifat atmosfer
d. Bereaksi dengan halogen dan non logam seperti S, Se, P
e. Cd adalah logam yang cukup aktif
f. Dalam udara terbuka, jika dipanaskan akan membentuk asap coklat
CdO
g. Memiliki ketahanan korosi yang tinggi

2. Timbal (Pb)
Timbal atau dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam.
Dalam bahasa ilmiahnya dinamakan Plumbum, dan logam ini disimbolkan
dengan Pb. Logam ini termasuk kedalam kelompok logam-logam golongan
IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai unsur atom (NA) dengan
bobot atau berat atom (BA). Timbal merupakan bahan alami yang terdapat
dalam kerak bumi. Timbal sering kali digunakan dalam industri kimia seperti
pembuatan baterai, industri pembuatan kabel listrik dan industri pewarnaan
pada cat.
Sifat Logam Timbal (Pb), Pb merupakan logam yang lunak, sehingga
dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau tangan dan dapat dibentuk
dengan mudah, tahan terhadap korosi atau karat, sehingga logam timbal
sering digunakan sebagai coating, titik lebur rendah, hanya 327,5oC. Pb
merupakan penghantar listrik yang tidak baik, Pb juga mempunyai kerapatan
yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan
mercuri Kegunaan Timbal (Pb) antara lain dapat diigunakan dalam
pembuatan kabel telepon, dalam baterai, diguanakan sebagai pewarnaan cat,
sebagai pengkilapan keramik dan bahan anti api dan sebagai aditive untuk
bahan bakar kendaraan.

3. Arsen
Arsen merupakan logam anorganik berwarna abu-abu, dengan
kelarutan dalam air sangat rendah. Arsen banyak digunakan sebagai
insektisida, racun semut, cat, kertas tembok, keramik dan gelas. Arsen pada
konsentrasi rendah terdapat pada tanah, air, udara dan makanan. Hasil
penelitian menunjukkan nilai kadar arsen tidak terdeteksi pada semua sampel
baik pada perbedaan lokasi penjemuran, perbedaan metode penjemuran
maupun perbedaan jenis ikan kerupuk kemplang. Hal ini diduga karena
logam berat arsen sangat jarang ditemukan dalam unsur karena arsen
biasanya membentuk berbagai macam senyawa kompleks. Menurut
Widowati (2008), arsen di alam dapat ditemukan berupa mineral, antara lain
arsenopirit (FeAsS), longlingit (FeAs2), smaltit (CoAs2), nikolit (NiAs), dan
proustit (Ag3AsS). Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini
disebabkan arsen merupakan salah satu mineral yang memang terkandung
dalam susunan batuan bumi.
Menurut Walsh dan Keeney (1975) dalam Sukar (2003), tanah yang
tidak terkontaminasi arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240
mg/kg, sedang yang terkontaminasi mengandung kadar As rata-rata lebih dari
550 mg/kg. Kandungan logam As pada kerupuk kemplang yang dianalisis
masih di dalam ambang batas yang dianjurkan oleh BSN (2009) yaitu 1
mg/kg. Dengan demikian konsentrasi cemaran 76 logam berat As masih
diterima dalam pangan sehingga kerupuk kemplang aman untuk dikonsumsi.

c. Definisi Metode Kualitatif


Didalam penelitian logam berat ada beberapa metode penelitian yaitu
kualitatif dan kauntitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut kirkdan miller (dalam
nasution, 1988;23) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang di
pertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Lalu mereka mendefinisikan bahwa
metodologi kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kaasannya
sediri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya. penelotian kualitatif memiliki ciri atau karakteristik yang
membedakan dengan penelitian jenis lainnya.

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Pemeriksaan Cadmium (Cd)
 Alat:
1. Lempengan bercak
2. Gelas arloji
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Tabung reaksi

 Bahan:
1. NaOH 2 M
2. Dinitro - p – difenil karbazida
3. KCNS 10%
4. Formaldehida 40%

b. Pemeriksaan Arsen (As)


 Alat:
1. Tabung reaksi
2. Kayu penjepit
3. Kertas saring
4. Bunsen
5. Beaker glass

 Bahan:
1. Zn (Zink) murni
2. AgNO3 20%
3. Asam Sulfat (H2SO4) 4 N
4. Pb Asetat

c. Pemeriksaan Timbal (Pb)


 Alat:
1. Tabung erlemeyer 100 ml
2. Pipet 5 ml
3. Pipet tetes
 Bahan:
1. NaOH 2M
2. H2O2 / Hidrogen peroksida3 %
3. Sampel yang akan diuji
4. Aquadest

V. PROSEDUR KERJA
A. Prosedur Analisa Cadmium (Cd)
1) Untuk Sampel
1. Memasukkan satu tetes larutan uji/contoh (asam, netral, atau amoniakal)
diatas lempengan bercak
2. Menambahkan 1 tetes NaOH 2 M

3. Menambahkan 1 tetes KCNS 10%

4. Menambahkan 1 tetes Dinitro – p – difenil karbazida 0,1% sampai terbentuk


endapan coklat

5. Menambahkan 2 tetes larutan formaldehida 40% sampai terbentuk endapan


biru kehijauan.
2) Untuk Blangko
1. Memasukkan setetes blanko/Aquadest diatas lempengan bercak
2. Menambahkan 1 tetes NaOH 2 M

3. Menambahkan 1 tetes KCNS 10%

4. Menambahkan 1 tetes Dinitro – p – difenil karbazida 0,1% sampai terbentuk


endapan coklat

5. Menambahkan 2 tetes larutan formaldehida 40% sampai terbentuk endapan


biru kehijauan.

B. Prosedur Analisa Arsen (As)


a. Untuk Sampel
1. Menimbang zink menggunakan timbangan analitik.

2. Memasukkan 1-2 gram Zink (Zn) atau alumunium masukkan pada tabung
reaksi

3. Kemudian menambahkan 5-7 ml Asam Sulfat (H2SO4) 4 N atau HCL 4 N

4. Menyumbat tabung secara longgar dengan menggunakan kapas yang telah


dibasahi oleh Pb asetat
5. Kemudian meletakkan kertas saring yang telah dibasahi oleh AgNO 3 20 %
diatas tabung reaksi yang disumbat oleh kapas
6. Memanaskan tabung reaksi secara perlahan dengan menggunakan bunsen

7. Menunggu selama 2 - 5 menit


8. Menyingkirkan kertas saring dan amati perubahan warna yang terbentuk
pada kertas saring tersebut

9. Kemudian mengangkat kapas yang menyumbat tabung reaksi dan


tambahkan 1 ml larutan uji (sampel)

10. Setelah menambahkan 1 ml larutan uji maka sumbat kembali tabung reaksi
dengan kapas secara longgar dan taruh kembali kertas saring baru yang telah
ditetesi AgNO3 20 % diatas tabung reaksi
11. Kemudian lakukan kembali langkah kerja no 5 sampai 8
12. Mengamati perubahan warna yang terbentuk pada kertas saring tersebut dan
anati juga perubahan warna yang terbentuk pada kertas saring pada sampel
dan aquadest

Sesudah diberi Sebelum diberi


Agno3 Agno3

b. Untuk Blanko
1. Menimbang zink menggunakan timbangan analitik.

2. Memasukkan 1-2 gram Zink (Zn) atau alumunium masukkan pada tabung
reaksi
3. Kemudian menambahkan 5-7 ml Asam Sulfat (H2SO4) 4 N atau HCL 4 N

4. Menyumbat tabung secara longgar dengan menggunakan kapas yang telah


dibasahi oleh Pb asetat

5. Kemudian menaruh kertas saring yang telah dibasahi oleh AgNO3 20 %


diatas tabung reaksi yang disumbat oleh kapas
6. Memanaskan tabung reaksi secara perlahan dengan menggunakan bunsen
7. Menunggu selama 2 menit
8. Menyingkirkan kertas saring dan amati perubahan warna yang terbentuk
pada kertas saring tersebut

9. Kemudian mengangkat kapas yang menyumbat tabung reaksi dan


tambahkan 1 ml aquadest
10. Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan uji maka menyumbat kembali tabung
reaksi dengan kapas secara longgar dan taruh kembali kertas saring baru
yang telah ditetesi AgNO3 20 % diatas tabung reaksi

11. Kemudian lakukan kembali langkah kerja no 5 sampai 8


12. Mengamati perubahan warna yang terbentuk pada kertas saring tersebut dan
anati juga perubahan warna yang terbentuk pada kertas saring pada sampel
dan aquadest
C. Prosedur Analisa Plumbum (Pb)
a. Untuk Sampel:
1. Memasukkan larutan uji (sampel) 5 ml pada tabung erlemeyer 100 ml

2. Menambahkan NaOH 2 M sampai terjadi endapan putih (jika NaOh terlalu


banyak maka endapan putih akan larut)

3. Kemudian menambahkan H2O2 maka akan terbentuk endapan putih.

b. Untuk Blanko:
1. Memasukkan larutan uji (untuk blanko menggunakan aquadest) 5 ml pada
tabung erlemeyer 100 ml
2. Menambahkan NaOH 2 M sampai terjadi endapan putih (jika NaOh terlalu
banyak maka endapan putih akan larut)

3. Kemudian menambahkan H2O2maka akan tidak akan terbentuk endapan.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil Praktikum
1. Analisis Kadmium (Cd)
Pada praktikum sampel tanah yang kami uji, tidak terdapat kandungan
cadmium. Karena pada sampel tanah yang kami uji tidak mengalami perubahan
warna dan warna sampel tersebut sama dengan blanko.
2. Analisis Logam Arsen (As)
Pada praktikum sampel tanah yang kami uji, tidak terdapat kandungan arsen, hal
ini dikarenakan pada sampel tanah yang kami uji tidak mengalami perubahan
warna dan warna sampel tersebut tetap sama dengan blanko.

3. Analisis Logam Timbal (Pb)


Pada praktikum sampel tanah yang kami uji, mengandung kandungan timbal.
Karena pada sampel tanah yang kami uji terdapat endapan putih yang
menandakan bahwa timbal. Sedangkan pada blanko yang merupakan sebagai
indikator tidak terdapat endapan.

b. Pembahasan
Dari hasil praktikum analisa diatas dapat diketahui bahwa sampel tanah yang
diambil dari tanah bekas sampah di Lapangan HIMA Jurusan Kesehatan
Lingkungan Surabaya Poltekkes Kemenkes Surabaya, tidak mengandung logam
cadmium. Karena indikator logam yang mengandung cadmium seharusnya
berwarna biru kehijauan, sedangkan pada sampel yang kami uji tidak berwarna
sesuai indikator.
Sedangkan pada pemeriksaan logam arsen, sampel kami tidak mengandung
logam arsen, karena indikator logam arsen pada sebuah sampel adalah plak
berwarna kuning kecoklatan pada kertas saring. Pada sampel kami hanya berwarna
plak putih, sama seperti blanko.
Tetapi untuk pemeriksaan logam timbal, sampel tanah yang kami uji positif
mengandung timbal, hal ini dibuktikan dengan ciri adanya endapan putih keruh.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan pada tanggal 08 November 2017, dapat diketahui
bahwa sampel tanah yang kami ambil dari tanah bekas sampah Lapangan HIMA
Jurusan Kesehatan Lingkungan Surabaya, dengan menggunakan metode kualitatif
dimana metode tersebut hanya menganalisa ada atau tidaknya kandungan logam berat
pada sampel. Hasil dari praktikum kami hanya mengandung logam berat timbal (Pb),
karena pada saat pengujian sampel terdapat endapan putih.

VIII. SARAN
a. Dalam melakukan praktikum, seharusnya analisa logam berat dilakukan dengan
menggunakan alat pelindung diri. Agar tangan kita tidak terkontaminasi oleh bahan
kimia .
b. Saat melakukan pemeriksaan kandungan logam sebaiknya sistematis dan harus
berhati-hati sesuai dengan prosedur, hal ini untuk mengurangi kesalahan yang bisa
saja terjadi.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Basuki Nur. 2003. Prosedur Sampling dan Analisa Tanah.Yogyakarta
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Penerbit UI- Press.
Jakarta.
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai