Anda di halaman 1dari 19

PANGKALAN UTAMA TNI AL V

RUMKITAL Dr.OEPOMO

PANDUAN PENGAMANAN KEBAKARAN

RUMKITAL Dr. OEPOMO


SURABAYA
2022
Halaman Judul Panduan ..........................................................................................
Daftar isi ...................................................................................................................
Keputusan Karumkital Dr. Oepomo..........................................................................
Lampiran Keputusan Karumkital Dr. Oepomo..........................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1. Pengertian ..................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA ..................................................................................3
A. Faktor Penyebab Kebakaran....................................................3
1. Api ......................................................................................3
2. Sumber Potensial penyebab Kebakaran ...........................3
3. Ruangan yang digunakan di Rumah Sakit………………...4
4. Faktor-faktor lain.................................................................5
B. Peralatan Pemadam Kebakaran ……………………………...5
1. Alat pemadam api ringan....................................................5
2. Perlatan deteksi Kebakaran................................................6
C. Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran serta
Evakuasi…………………………………………………………....7
1. Pencegahan Kebakaran……………………………………...7
2. Penanggulangan Kebakaran……………………………….9
3. Evakuasi………………………………………………………13
BAB IV
DOKUMENTASI..................................................................................15
KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr.OEPOMO
Nomor: Kep/ 03.15 /V/2022

Tentang
PANDUAN PENGAMANAN KEBAKARAN
DI RUMKITAL Dr. OEPOMO

KEPALA RUMKITAL Dr.OEPOMO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya menghindari dan meminimalkan


terjadinya bencana kebakaran di Rumkital Dr.Oepomo .
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu
ditetapkan kebijakan tentang Panduan Pengamanan Kebakaran
yang berlaku di Rumkital Dr.Oepomo .

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2007 tentang


penanggulangan bencana
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
sakit.
3. Peraturan Panglima TNI Nomor 174 Tahun 2011 tanggal 29
Desember 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum di
Lingkungan Tentara Nasional Indonesia;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasien.
5. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000
tentang Ketentuan Tknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan dan Lingkungan.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA RUMKITAL Dr. OEPOMO TENTANG


PENGAMANAN KEBAKARAN DI RUMKITAL Dr. OEPOMO .
KESATU : Panduan Pengamanan kebakaran di Rumkital Dr. Oepomo
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Panduan Pengamanan kebakaran di Rumkital Dr. Oepomo
sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu harus dijadikan
acuan atau panduan dan membantu mempermudah dalam
bencana kebakaran di masing-masing Bagian/Subbagian/Unit
Kerja dalam pengamanan kebakaran rumah sakit.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Surabaya
Pada Tanggal 04 Mei 2022

Kepala Rumkital Dr. Oepomo

dr. Muhamad Sholikhin, Sp. KFR


Letkol Laut (K) NRP. 13560/P
LAMPIRAN SKEP KARUMKITAL Dr. OEPOMO
Nomor : SK/ 03 . 15 / V / 2022
Tanggal : 04 Mei 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahwa rumah sakit sebagai tempat dan sarana jasa pelayanan kesehatan adalah tempat
dan sarana untuk mengupayakan penyelamatan terhadap pasien. Untuk dapat memberikan
jasa pelayanan kesehatan secara maksimal, rumah sakit harus selalu dalam keadaan aman
dan terhindar dari bencana baik eksternal maupun internal termasuk diantaranya bencana
kebakaran.
Rumkital Dr. Oepomo Surabaya memiliki fasilitas untuk mendukung kegiatan operasional
rumah sakit berupa fasilitas fisik/bangunan, peralatan medis, perlatan umum dan fasilitas lain
yang harus selalu dalam keadaan siap pakai dan aman.
Mengingat bahwa fasilitas yang ada di lingkungan rumah sakit sewaktu-waktu dapat menjadi

penyebab/sumber potensial terjadinya bahaya kebakaran maka perlu disusun buku

petunjuk/buku panduan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran.

B. Maksud dan tujuan


Maksud dari panduan ini adalah sebagai petunjuk dalam menangani pencegahan dan

penanggulangan bahaya kebakaran di Rumkital Dr. Oepomo Surabaya.

Tujuan dari panduan ini :


1. Mengamankan dan menyelamatkan pasien, dokter, staf dan pengunjung, fasilitas rumah
sakit serta kelangsungan fungsi pelayanan rumah sakit.
2. Mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran secara benar dan profesional

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup
Panduan ini mencakup ketentuan-ketentuan persyaratan umum untuk pencegahan bahaya
kebakaran dan penanggulangan kebakaran di Rumkital Dr. Oepomo Surabaya meliputi :
1. Faktor penyebab kebakaran
2. Peralatan pemadam kebakaran
3. Tindakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
4. Evakuasi

Dalam penyusunan buku panduan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, mengacu


kepada ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai berikut :
1. Undang - undang RI No. 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
2. Undang – undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang – undang RI No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
4. Undang – undang RI No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
5. Undang – undang RI No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan public
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan
pasien
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10 /KPTS/ 2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.
9. Buku Panduan pencegahan dan penanggulangan kebakaran rumah sakit, Direktur
Jendral Pelayanan Medik. DepKes RI .

2
BAB III
TATA LAKSANA

A. Faktor Penyebab Kebakaran

1. Api
Api adalah suatu reaksi kimia yang dikenal sebagai pembakaran. Nyala api yang tampak
pada hakekatnya adalah masa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan didalam proses
kimia oksida yang berlangsung sangat cepat dan disertai pelepasan sinar dan
energi/panas.

Api atau kebakaran dapat terjadi karena adanya pertemuan 3 unsur dalam perbandingan
yang tepat yaitu :
a. Unsur bahan yang beroksidasi baik padat, cair dan gas.
b. Oksigen dari udara atau bahan oksidator.
c. Panas/sumber nyala yang cukup.
Api akan padam jika salah satu unsur tersebut diatas dapat dihilangkan.

2. Sumber potensial penyebab kebakaran.


a. Peralatan yang digunakan di rumah sakit
Sumber potensial penyebab kebakaran di rumah sakit dititik beratkan pada
penggunaan sarana utilitas baik peralatan medis maupun umum terutama peralatan
yang menggunakan aliran listrik, bahan bakar, bahan mudah terbakar / meledak
antara lain :
1) Alat yang dipakai dalam memberikan pelayanan kepada pasien menggunakan
aliran listrik (alat elektromedis), gas/cairan berbahaya, mudah terbakar/meledak
dan zat radio aktif.
2) Bahan – bahan yang dipakai dibagian penunjang rumah sakit seperti laboratorium
banyak yang bersifat mudah terbakar / meledak seperti alkohol, entelan, sidek dll
3) Peralatan dapur yang menggunakan gas sebagai sumber energi serta banyak
mempergunakan listrik.
4) Peralatan laundry ( mesin cuci, mesin pengering dan seterika uap yang
menggunakan gas )
5) Penggunakan autoclave dengan tekanan tinggi di OK

3
3. Ruangan yang digunakan di Rumah Sakit
a. Ruang perawatan

1) Terjadinya kegagalan isolasi/ korsleting listrik pada peralatan seperti Lampu OK

emergency, monitoring unit, defibrillator, dan lain-lain.

b. Ruang Operasi
1) Pemakaian zat-zat yang mudah terbakar pada peralatan anasthesi.
2) Terjadinya kegagalan isolasi pada alat sterilisasi kecil atau alat elektromedis
lainnya.

c. Ruang Sterilisasi
1) Peralatan CSSD seperti steam sterilizer, sterilisasi basah, dan yang perlu
diperhatikan adalah uap air panas yang bertekanan tinggi.
2) Terjadinya kegagalan isolasi pada alat.

d. Ruang Radiologi
1) Terjadinya gerakan/gesekan mekanis pada alat rontgen sehingga menimbulkan
panas dan dapat mengakibatkan kebakaran.
2) Terjadinya kegagalan isolasi pada rangkaian listrik dari alat juga pada kabel
tegangan tinggi.

e. Ruang Laboratorium
1) Untuk keperluan pemeriksaan laboratories sering menggunakan asam dan basa
yang dapat menimbulkan luka bakar.
2) Penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti alcohol absolute.
3) Penggunaan bahan-bahan kimia lain yang efeknya belum diketahui dengan pasti
terutama reagensia-reagensia yang baru.

f. Ruang Farmasi
Didalam ruang farmasi ada juga bahan mudah terbakar yaitu alkohol.

4
g. Ruang Dapur
1) Pada umumnya di dapur menggunakan LPG sebagai bahan bakar untuk
keperluan memasak.
2) Disamping itu juga dalam proses memasak menggunakan minyak goreng dan air
panas yang apabila tumpah dapat menimbulkan luka bakar.

h. Ruang Generator Set


Pada umumnya pembangkit tenaga listrik yang dihasilkan oleh mesin
diesel/generator, menggunakan minyak solar sebagai bahan bakarnya. Minyak solar
ini potensial dapat menimbulkan bahaya kebakaran apabila terkena percikan
api/loncatan bunga api dari genset.

i. Saluran perpipaan gas yang mudah terbakar


Bagian dari peralatan terdiri atas pipa-pipa berisikan gas yang mudah terbakar misal
zat asam dan N2O.

4. Faktor – faktor lain


Faktor- faktor lain yang dapat menjadi sumber potensial terjadinya kebakaran antara
lain:
a. Jaringan listrik diarea sekitar rumah sakit khususnya area yang padat penduduk yang
sewaktu – waktu kemungkinan terjadi hubungan pendek
b. Faktor diluar lingkungan rumah sakit yang rawan terhadap kebakaran
c. Kurangnya ketrampilan dan pengetahuan karyawan dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran.

B. Peralatan Pemadam Kebakaran


Peralatan pemadam kebakaran yang minimal harus dimiliki rumah sakit antara lain :
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
a. Jenis Apar
1) APAR serbuk kimia kering
Alat pemadam api ringan serbuk kimia kering/dry chemical dibuat bermacam-
macam ukuran mulai dari 2 kg sampai dengan 9 kg.Cara kerjanya adalah
dengan memutuskan mata rantai reaksi oksidasi, sehingga reaksi oksidasi
terhenti dan api segera padam.

5
2) Alat Pemadam api CO2
Alat pemadam api CO2 berisi cairan CO2 yang ditekan pada tekanan 800-900
kg/cm² pada suhu udara biasa (30°C) pada alat ini terdiri dari tabung yang tahan
terhadap tekanan tinggi,sebuah kran katup untuk mengatur pengeluaran gas
CO2 dan penyalur slang serta corong untuk mengarahkan semprotan gas CO2
pada titik api.

b. Penempatan APAR
Setiap APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan cara penggunaan. Pemasangan
dan penempatan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran.
Penempatan antara APAR yang satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15 meter.

c. Cara Penggunaan APAR


1) Tarik pin
2) Arahkan pada dasar sumber api
3) Remas/tekan tuas
4) Semprotkan satu sisi ke sisi lainnya

2. Peralatan Deteksi Kebakaran


Sistem Deteksi Awal Kebakaran (Fire Alarm System) adalah satu rangkaian peralatan
yang membentuk system pendeteksi awal kebakaran.
a. Alat pendeteksi terdiri dari :
1) Detektor asap
2) Detektor panas

b. Alat penerima isyarat deteksi : Panel control alarm

c. Alat pemberitahu kebakaran :


1) Sirine
2) Alarm bell
3) Telephon
4) Lampu tanda bahaya
5) Panel Indikator

6
C. Tindakan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran serta Evakuasi
1. Pencegahan Kebakaran
a. Tindakan pencegahan kebakaran
1) Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab personil
2) Peningkatan kewaspadaan dan kesiagaan personil
3) Pengawasan dan penggantian alat-alat yang mengandung bahaya potensial
rawan kebakaran tinggi secara teratur
4) Adanya petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis pada setiap peralatan dengan
jelas
5) Peningkatan kesadaran bahaya akan kebakaran
6) Dilarang merokok di area Kawasan Dilarang Merokok
7) Dilarang menyambung atau menambah instalasi listrik tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh teknisi
8) Dilarang membakar sampah atau sisa-sisa kayu dilingkungan rumah sakit
9) Dilarang lengah bila menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar seperti
elpiji, bensin, alcohol dan lain-lain
10) Dilarang membiarkan orang-orang yang tidak berkepentingan berada ditempat
peka terhadap bahaya kebakaran
11) Dilarang memperbaiki kendaraan ditempat parkir
12) Dilarang meninggalkan tugas pada waktu mesin-mesin dinyalakan bagi
petugas jaga genset dan boiler
13) Sosialisasi, diklat dan simulasi/gladi pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran

b. Bangunan rumah sakit


Bangunan rumah sakit sebagai sumber potensial terhadap bahaya kebakaran harus

dibuat dengan memperhatikan aspek ketahanan bangunan terhadap api, system

perkabelan dan peralatan elektronika (medis/umum) yang aman dan mudah di

control/diawasi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

7
1) Bangunan rumah sakit harus direncanakan, diawasi dan dilakukan oleh tenaga
ahli yang professional dibidangnya.
2) Beban penggunaan ruang ditetapkan berdasarkan kepada jumlah penghuni
yang menempati setiap ruangan sesuai perencanaan.
3) Gedung yang langsung menghadap keluar, daun pintunya harus
menghadap/membuka keluar.
4) Semua jalan keluar atau penghubung dari bangunan baik berupa pintu
penyelamatan/pintu kebakaran, koridor maupun jenis lainnya harus mudah
dilihat, jelas dan tanpa hambatan.
5) Perhitungan jalan keluar berdasarkan pada fungsi/kegiatan, intensitas
penggunaan dan kapasitas ruangan.
6) Jalan masuk kearah tangga penyelamatan yang melayani lebih dari 4 lantai
hanya diperkenankan melalui ruang/lobby bebas asap.
7) Jalan masuk atau keluar pada bangunan yang tinggi lebih dari 4 (empat) lantai,
maka harus dilengkapi dengan lift.
8) Koridor bebas dari penimbunan barang-barang.
9) Lantai dibuat dari bahan yang tidak licin.

8
2. Penanggulangan Kebakaran
a. Organisasi Penanggulangan Kebakaran.
Organisasi Penanggulangan Kebakaran disusun secara struktural sebagai
berikut :

Direktur

- Dinas Jaga
Tim Pengendali - K3
- Pam Provos

Unit Kerja di Unit Kerja di Unit Kerja di


Lokasi Kejadian Sekitar Lokasi Luar Lokasi
Kejadian Kejadian

Keterangan :

A. Unit Kerja dilokasi Kebakaran


A
B. Unit Kerja disekitar Kebakaran
B C
C. Unit Kerja diluar Lokasi Kebakaran

Catatan :
Setiap unit kerja terdiri-dari
Sub Tim pemadam
Sub Tim evakuasi pasien
Sub Tim evakuasi penyelamatan dokumen dan peralatan urgent

9
b. Uraian tugas
1) Direktur bertugas :
a) Memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran, serta
memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya.
b) Segera melaporkan kejadian kebakaran kepada Dinas Pemadam Kebakaran
dan Kebakaran.
c) Memberitahukan kejadian kebakaran kepada unit kerja lain (K3 dan Provos).
d) Menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen dan peralatan.
e) Pada pelaksanaannya, Karumkit bisa mendelegasikan kepada Wakil
Rumkital Dr. Oepomo Surabaya.

2) Dinas Jaga bertugas :


a) Memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya kebakaran.
b) Memimpin dan mengendalikan penanggulangan kebakaran yang terjadi
diluar jam kerja. Setelah direktur datang, tugas itu diserahkan ke Karumkit.
c) Segera melaporkan kejadian kebakaran tersebut kepada Dinas Pemadam
Kebakaran, Kepolisian dan Pemda.
d) Memberitahukan kejadian kebakaran kepada unut kerja lain.
e) Menentukan tempat untuk evakuasi pasien, dokumen dan peralatan.

3) K3 dan Harmat bertugas :


a) Setelah menerima pemberitahuan/mengetahui adanya kebakaran segera
mematikan aliran listrik.
b) Memadamkan api dengan alat pemadam yang ada.
c) Melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidang tugasnya agar kebakaran
tidak meluas.
d) Mengecek semua alat pemadam api, menyiapkan serta membawanya ke
lokasi kebakaran.

4) Tim Pemadam bertugas :


a) Memadamkan api dilokasi kebakaran dengan mempergunakan APAR.

10
b) Menyiapkan APAR dan membawanya kelokasi kebakaran.
c) Melaksanakan kegiatan dan usaha agar kebakaran tidak meluas.
d) Melakukan pengawasan dilokasi kebakaran agar usaha pemadaman api
berjalan lancar.
e) Mencegah orang yang tidak berkepentingan mendekati lokasi kebakaran.
f) Mengamankan jalan untuk evakuasi.

5) Petugas unit kerja dilokasi kebakaran :


(Perawat, Petugas Administrasi dan petugas lain).
a) Melaporkan kejadian kebakaran kepada tim pengendali (Dansatma/K3 dan
Provos).
b) Memadamkan api dengan menggunakan APAR yang tersedia.
c) Mengevakuasi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit serta barang
milik pasien.
d) Melaksanakan kegiatan dan usaha dalam bidang tugasnya agar kebakaran
tidak meluas.
e) Ketika menemukan api, segera lakukan RACE
R – Remove : Pindahkan pasien atau korban yang berada langsung
dari bahaya
A – Alarm : Panggil bantuan dengan memanggil teman dilokasi terdekat
atau hidupkan fire alarm atau hubungi provos jaga pesawat 255 untuk
menyatakan kode“merah”
C – Close : Tutup pintu untuk mencegah api menjalar
E – Extinguisher : Padamkan api dengan menggunakan APAR jika masih
aman untuk melakukannya.

6) Petugas unit kerja disekitar lokasi kebakaran : (Perawat, Petugas


Administrasi dan petugas lain).
a) Mengevakuasi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit
b) Menyingkirkan barang-barang yang mudah terbakar.
c) Membantu mengatasi kebakaran.

11
7) Petugas unit kerja diluar lokasi kebakaran : (Perawat, Petugas
Administrasi dan petugas lain).
a) Meninggalkan beberapa petugas untuk mengawasi ketertiban dan menjaga
pasien diunit kerja masing-masing agar tidak panik.
b) Menyiapkan tempat tidur bagi pasien diunit kerja masing-masing agar
sewaktu-waktu diperlukan dapat menampung pasien yang dievakuasi dari
tempat kebakaran.
c) Perawat dan petugas administrasi lainnya dikirim kelokasi kebakaran untuk
membantu evakuasi pasien, dokumen dan peralatan rumah sakit.
c. Tindakan yang diperlukan pada waktu terjadinya kebakaran. Hal-
hal yang harus dilakukan adalah
1) Membunyikan tanda bahaya.
Untuk setiap kebakaran di rumah sakit baik kecil maupun besar, bunyikan tanda
alarm/tanda bahaya umum dengan segera. Alarm ini harus dapat didengar di
seluruh bagian rumah sakit.

2) Memanggil dinas pemadam kebakaran.


Sangatlah penting untuk tidak menunda pemanggilan Dinas Pemadam
Kebakaran, segera setelah menerima laporan adanya kebakaran. Satpam
diharuskan menunggu kedatangan Dinas Pemadam Kebakaran dipintu masuk
yang telah ditetapkan, untuk menunjukkan jalan ketempat lokasi kebakaran dan
memberikan informasi yang diperlukan seperti kondisi gedung, lokasi sumber air
terdekat dan lain – lain.

3) Membasmi api dengan segera


Kebakaran harus dapat dipadamkan disaat pertama kali dilihat, dengan

menggunakan APAR yang tersedia, sambil berupaya untuk memberikan laporan

tentang adanya kebakaran agar dapat ditanggulangi dengan cepat.

4) Evakuasi
Untuk mencegah keterlambatan dalam evakuasi haruslah terdapat

rencana/aturan yang memungkinkan evakuasi berjalan aman dan cepat.

12
d. Tindakan Pada Waktu Terjadinya Kebakaran.
1) Setiap anggota yang mengetahui adanya kebakaran, segera mengambil
tindakan untuk memadamkan kebakaran dengan alarm yang terdekat, sambil
meneriakkan kode merah / kebakaran berulang kali.
2) Anggota yang mendengar adanya kebakaran segera menuju ketempat kejadian
untuk meneliti kebenarannya.
3) Segera meminta bantuan kepada petugas lain untuk membantu pemadaman
dan sekaligus melapor kepada kepala.

3. Evakuasi
a. Tim evakuasi
1) Bahwa untuk melaksanakan kegiatan evakuasi pada saat terjadi kebakaran perlu
di bentuk tim evakuasi
2) Tim evakuasi bertugas untuk melaksanakan evakuasi terhadap pasien,
dokumen, dan peralatan rumah sakit yang penting/urgent

b. Peralatan Evakuasi
1) Agar evakuasi dapat dilakukan secara baik dan benar diperlukan peralatan
evakuasi yang memadai dan siap pakai
2) Peralatan evakuasi yang diperlukan dalam rangka menyelamatkan jiwa pasien,
dokumen dan peralatan rumah sakit yang penting/urgent diperlukan
sarana/peralatan sebagai berikut :
a) Denah evakuasi yang dipasang ruangan perawatan
b) Petunjuk alur evakuasi yang dipasang di dinding koridor rumah sakit dan titik
kumpul (Assembly point)
c) Alat angkut evakuasi yaitu tandu, kursi roda, box bayi, sprei dan selasar

c. Metode evakuasi.
1) Pasien
a) Pasien yang dapat berjalan dibimbing/dituntun keluar dari lokasi kebakaran
melalui tangga darurat menuju ke titik kumpul.
b) Pasien yang tidak dapat berjalan dievakuasi dengan cara : dipapah, digendong,
kursi roda, brankar dan dibungkus dengan selimut/sprei kemudian ditarik.
c) Pasien yang berada diruangan gedung bertingkat dievakuasi melalui tangga
darurat dengan selasar.
d) Menyiapkan tempat penampungan dengan cara menggunakan tempat tidur
kosong beserta kasur, bantal sprei, sarung bantal yang tersedia/cadangan dan
13
e) peralatan tempat tidur pasien dilokasi kebakaran yang masih dapat
diselamatkan
f) dikirim ketempat penampungan.

2) Dokumen dan Peralatan


a) Dokumen dan peralatan penting yang masih dapat diselamatkan dikumpulkan
dan diadakan pencatatan oleh petugas administrasi
b) Petugas administrasi membawa dokumen dan peralatan penting ketempat
penampungan

14
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Penyimpanan bahan-bahan Mudah Terbakar

2. Penempatan Apar di Ruang Perawatan Paisen

3. Penyediaan Fasilitas pemadaman api

4. Pencegahan Kebakaran

Kepala Rumkital Dr. Oepomo

dr. Muhamad Sholikhin, Sp. KFR


Letkol Laut (K) NRP. 13560/P

15

Anda mungkin juga menyukai