Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA

DI RUMAH SAKIT AKA MEDIKA SRIBHAWONO

TIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA

RUMAH SAKIT AKA MEDIKA SRIBHAWONO

SUKADANA

2018

1
A. PENDAHULUAN
Disaster / bencana adalah suatu rangkaian peristiwa yang tejadi secara mendadak akibat
fenomena alam atau akibat ulah manusia yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan
normal beserta lingkungan, sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk
menyelamatkan korban.
Hospital Disaster Plan adalah suatu sistim perencanaan penanggulangan bencana di
lingkungan Rumah Sakit yang disusun secara terpadu, terkoordinasi dengan
mempertimbangkan potensi bencana dilingkungannya dan dibuat berdasarkan sumber daya
yang ada.
Perencanaan yang dibuat untuk mencegah dan menghadapi suatu keadaan bencana atau
darurat di lingkungan RS dan sekitarnya, secara efektif dan efisien sehingga dapat
meminimalisasi dampak dari bencana tersebut.
Hospital Disaster Plan Terdiri Dari:
a. Internal Disaster Plan : Bila korban berasal dari bencana yang terjadi di lingkungan
Rumah Sakit
b. Eksternal Disaster Plan : Bila korban berasal dari bencana yang terjadi diluar
lingkungan Rumah Sakit
Perencanaan penanganan bencana / musibah massal di rumah sakit perlu suatu
identifikasi risiko bencana di rumah sakit (Hazzard Vulnerability Assesment), Rumah Sakit St.
Elisabeth menggunakan suatu tools untuk melakukan Hazzard Vulnerability Assesment
menggunakan pedoman Hazzard Vulnerability Assesment dari Kaisser.

B. HAZZARD VULNERABILITY ASSESMENT TOOLS


Hazzard Vulnerability Assesment membagi kategori bencana menjadi 4 kategori berdasarkan
penyebab, yaitu :
1. Bencana alam
2. Bencana karena ulah manusia
3. Bencana karena tehnologi
4. Bencana karena bahan berbahaya

2
C. JENIS MASING-MASING BENCANA DI DALAM KAISSER HAZZARD VULNERABILITY
ASSESMENT TOOLS

Bencana Alam Bencana Karena Bencana Karena Bencana Karena bahan


Tehnologi Manusia Berbahaya
Mass casualty hazmat
Musibah massal
Angin ribut Gangguan listrik incident ( korban ≥ 5 orang
(trauma)
)
Small casualty hazmat
Musibah massal
Topan Kegagalan genset incident ( korban < 5 orang
(infeksi/medis)
)
Ancaman gas Paparan kimia
Badai Kegagalan transportasi
biologis ( eksternal )
Salju Gangguan BBM Situasi VIP Tumpahan B3 kecil
Badai salju Gangguan gas LPG Penculikan bayi Tumpahan B3 besar
Badai es Gangguan air Penyanderaan Ancaman terorisme kimia
Paparan radiasi
Suhu ekstrem Gangguan linen Huru-hara sipil
( internal )
Gangguan alarm Aksi Serikat Paparan radiasi
Kekeringan
kebakaran Karyawan ( eksternal )
Kebakaran hutan Gangguan komunikasi Dvi forensik Terorisme ( nuklir )
Gempa tektonik Gangguan gas medis Ancaman bom
Dam jebol Gangguan vacum central
Gangguan Air Conditioner
Gempa bumi
( AC )
Gangguan sistem
Wabah penyakit
informasi
Banjir Kebakaran
Erupsi gunung
Paparan B3 (internal)
berapi
Gangguan supply
Kerusakan struktur
bangunan

3
C. PENILAIAN RISIKO BENCANA ALAM

4
D. PENILAIAN RISIKO BENCANA KARENA TEHNOLOGI

5
E. PENILAIAN RISIKO BENCANA KARENA MANUSIA

6
F. PENILAIAN RISIKO BENCANA KARENA BAHAN BERBAHAYA

7
G. PENENTUAN PRIORITAS PERENCANAAN PENANGANAN BENCANA
Berdasarkan hasil identifikasi risiko bencana dengan kaiser Hazard Vulnerability Assesmen
Tools didapatkan prosentase rellative threat untuk risiko terjadinya bencana sebagai
berikut :
1. Ancaman bencana Kebakaran dengan risiko 33%
2. Ancaman bencana alam gempa bumi dengan risiko 19%
3. Ancaman bencana musibah massal karena trauma dengan risiko 13 %
4. Ancaman bencana musibah massal karena infeksi (wabah) dengan risiko 13%
5. Ancaman bencana karena tumpahan bahan berbahaya kecil dengan risiko 11%
6. Ancaman bencana karena tumpahan bahan berbahaya besar dengan risiko 11 %
Ancaman Risiko tertinggi untuk bencana yang mungkin terjadi di rumah sakit St. Elisabeth
Semarang adalah bencana kebakaran.

H. USULAN PROGRAM PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN


a. Pencegahan dan Mitigasi ( Prevention And Mitigation )
Usulan K3 untuk RS dalam rangka pencegahan dan mitigasi ( mengurangi dampak
resiko) bencana di antaranya. :
1. Monitoring sistem proteksi aktif ( APAR, Hidran dan alarm kebakaran otomatis )
dan Sistem Proteksi Pasif dalam kebakaran
2. Penyusunan Panduan Manajemen Kebakaran
3. Kebijakan Larangan Merokok
4. Pembuatan sarana atau akses jalan yang bebas hambatan di sekitar RS
5. Menerapkan Sistem Peringatan Dini (Early Warning Systems ) dan pagingsystem
di Rumah Sakit Aka Medika Sribhawono.
b. Kesiapsiagaan ( Preparedness )
1. Pelatihan / Training Staf :
i. Traning Kebakaran ( minimal 1 x / tahun )
ii. Training Hospital Disaster ( minimal 1 x / tahun )
iii. Training Basic Life Support / BLS (minimal 1 x / tahun )
2. Simulasi ( Drills )
i. Simulasi Kebakaran / Fire drills ( minimal 2x / tahun )
ii. Simulasi Bencana / Musibah Massal / Disaster Drills ( minimal 1x / tahun )
3. Menjalin kerjasama dengan RS lain di sekitar lokasi

8
4. Menjalin kerjasama dengan RS pusat rujukan
5. Melakukan kerjasama lintas sektoral ( Dinas Kesehatan, Polisi, PMK, PMI
masayarakat setempat, dsb)

I. PENUTUP
Demikian hasil laporan identifikasi risiko bencana yang telah dilakukan pada pertemuan
Panitia K3 tanggal 10 Mei 2018.

Sribhawono, 10 Mei 2018


Ketua Komite K3

(Dr. Didik Wisnu Handayani)

9
NOTULEN PERTEMUAN
PANITIA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
( PANITIA K3 )

Hari / Tanggal Kamis, 10 Mei 2018


Waktu Pk 11.00 Wib – selesai
Tempat Ruang Aula 1
Acara Pembahasan identifikasi risiko bencana

No Pembahasan Pen. Jawab


1 Pembukaan :
Pertemuan dipimpin oleh Dr. Didik Wisnu Handayani dan dibuka dengan doa
oleh Bp. Riyadi

2 Dr. Didik Wisnu Handayani :

Bencana di bagi menjadi 4 kategori berdasarkan penyebabnya yaitu:


1. Bencana alam, jenisnya antara lain : angin ribut, topan, badai, salju,
badai salju, badai es, suhu ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, gempa
tektonik, dam jebol, gempa bumi, wabah penyakit, banjir dan erupsi
gunung berapi
2. Bencana karena ulah manusia, jenisnya antara lain : musibah massal,
ancaman gas biologi, situasi VIP, penculikan bayi, penyanderaan, huru
hara sipil, aksi Serikat Karyawan, ancaman bom
3. Bencana karena tehnologi, jenisnya antara lain : gangguan listrik,
kegagalan genzet, kegagalan transportasi, gangguan BBM, gangguan gas
LPG, gangguan air, gangguan linen, gangguan alarm kebakaran,
gangguan komunikasi, gangguan gas medis, gangguan AC, kebakaran,
paparan B3, gangguan vacum central, kerusakan struktur bangunan
4. Bencana karena bahan berbahaya, antara lain : mass casualty hazmat
incident, paparan kimia, tumpahan B3 kecil, tumpahan B3 besar,
ancaman terorisme kimia, paparan radiasi ( internal ), paparan radiasi (
eksternal ), terorisme ( nuklir ).
3 Setelah dilakukan evakuasi didapatkan hasil penilaian risiko berdasarkan
jenis bencana antara lain :
a. Bencana alam : Domen
1. Gempa bumi : 19 %

1
2. Angin ribut : 17 %
3. Erupsi gunung berapi : 17 %
4. Banjir : 15 %
5. Wabah penyakit : 9 %

b. Bencana karena tehnologi : Budi


1. Kebakaran : 33 %
2. Gangguan sistem informasi : 22 %
3. Gangguan alarm kebakaran: 15 %
4. Gangguan listrik : 11 %
5. Kegagalan genzet : 11 %
6. Kerusakan struktur bangunan : 11 %

c. Bencana karena ulah manusia :


1. Musibah massal ( trauma ) : 13 % Setyo
2. Musibah massal ( infeksi / medis ) : 13 %
3. Aksi serikat karyawan : 11 %
4. Huru hara sipil : 9 %

d. Bencana karena bahan berbahaya : Handoko


1. Tumpahan B3 kecil : 11 %
2. Tumpahan B3 besar : 11 %
3. Mass casualty hazmat incident : 9 %
4. Paparan radiasi ( internal ) : 9 %

4 Evaluasi dan tindak lanjut :


1. Ancaman risiko tertinggi untuk bencana yang mungkin terjadi di Rumah
Sakit St. Elisabeth Semarang adalah bencana kebakaran yaitu 33 %.
2. Untuk mengurangi dampak risiko bencana maka Panitia K3 mengusulkan:
a. Pencegahan dan mitigasi :
1. Monitoring sistem proteksi pencegahan kebakaran seperti APAR,
hydrant, alarm system
2. Penyusunan manajemen kebakaran
3. Kebijakan larangan merokok
4. Pembuatan sarana atau akses jalan yang bebas hambatan di
sekitar rumah sakit
5. Menerapkan sistem peringatan dini

1
b. Kesiapsiagaan :
1. Pelatihan penanggulangan APAR
2. Simulasi kebakaran
3. Simulasi bencana
c. Menjalin kerja sama dengan rumah sakit lain
d. Melakukan kerja sama lintas sektoral ( Dinas Kesehatan, Polisis, PMK,
PMI, masyarakat setempat ).

Sribhawono, 10 Mei 2018

Ketua Komite K3

Dr. Didik Wisnu Handayani

Anda mungkin juga menyukai