Tahun 2017
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat melaksanakan tugas
menyelesaikan Program Manajemen Risiko Utilitas Rumah Sakit Royal Surabaya
Tahun 2017.
Kami menyadari Program Manajemen Risiko Utilitas Rumah Sakit Royal
Surabaya ini kurang dari sempurna dan masih banyak kekurangan, maka segala kritik
dan saran dalam pembuatan program dari semua pihak sangat kami butuhkan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Direktur yang
telah memberi arahan dan semua unit kerja terkait dalam kerjasamanya sehingga
Program Manajemen Risiko Utilitas Rumah Sakit Royal Surabaya dapat terselesaikan
dengan baik.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………….…i
Daftar Isi …………………………………………………………………………..ii
A. Pendahuluan …………………………….................……………..……............1
B. Latar Belakang ……………………………………….......……………….........1
C. Tujuan ………………………………………………………..........…….…...1
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan ……………………..........……......…1
E. Cara Melaksanakan Kegiatan ……………………………….............………12
F. Sasaran ………………………………………………………….........….…12
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ………………………………..........……..…12
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan ………………..............……16
I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan …………………...............…16
J. Penutup …………………………………………………………...........……..16
ii
A. PENDAHULUAN
Tuntutan terhadap pelayanan Rumah Sakit mencakup aspek peralatan non
medis yang selalu siap dan akurat dalam mendukung kegiatan di rumah sakit
sehingga perlu adanya pengelolaan yang menyeluruh terhadap semua
peralatan non medis (utilitas) yang ada. Pengelolaan peralatan non
medis(utilitas) adalah gabungan dari setiap tindakan yang bertujuan agar
kondisi alat sesuai dengan fungsinya, sehingga peralatan tersebut selalu dalam
kondisi siap pakai
B. LATAR BELAKANG
Semakin berkembangnya Rumah Sakit semakin meningkat pula jumlah
peralatan non medis (utilitas) yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
pelayanan di rumah sakit. Untuk menjaga kualitas dan menjaga alat tersebut
selalu dalam kondisi siap pakai maka perlu untuk dibuat program atau rencana
pengelolaan alat non medis(utilitas).
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pengelolaan utilitas dalam rangka menunjang pemenuhan kebutuhan sesuai
dengan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Menjamin ketersediaan listrik, air dan gas medis bersih selama 24 jam
dalam sehari dalam seminggu untuk kebutuhan pasien.
b. Terencanya pemeliharaan sistem utilitas secara terus menerus untuk
menjamin ketersediaan listrik, air dan gas medis yang terpenting untuk
memenuhi kebutuhan asuhan pasien
c. Selalu siaga dalam keadaan darurat apabila terjadi gangguan ketersediaan
listrik, air dan gas medis.
1
1. Melakukan Pemeliharaan Preventif.
2. Melakukan Perbaikan Alat Non Medis / utilitas ( Korektif ).
b. Rincian Kegiatan
Identifikasi Risiko
Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko, penyebabnya
dan potensi akibatnya. Teknik Identifikasi yang digunakan, disesuaikan
dengan kemampuan, sasaran, dan jenis risiko yang dihadapi. Alat identifikasi
yang digunakan dalam rencana induk ini adalah dengan brainstorming atau
curah pendapat antara manajer dan pengawas program serta pihak lain dalam
internal rumah sakit yang terkait.
Identifikasi risiko pengelolaan peralatan medisantara lain sebagai berikut :
1. Konsleting Instalasi Listrik
2. Genset Overload beban
3. Suplai air mati
4. Air terkontaminasi/tak penuhi syarat
5. Instalasi gas medis bocor
6. Ledakan tabung gas medis
7. Kesalahan pemasangan gas medis
2
NO Jenis Risiko Probability Dampak / Skor Risiko
/ likehood Consequences
1. Konsleting instalasi listrik 1 3 3
2. Genset overload beban 1 3 3
3. Suplai air mati 1 4 4
4. Air terkontaminasi / tak penuhi 2 3 6
syarat
5. Instalasi gas medis bocor 1 3 3
6. Ledakan tabung gas medis 1 5 5
7. Kesalahan pemasangan gas 1 5 5
medis
Keterangan :
1. Kriteria Likehood
KRITERIA KRTITERIA
KRITERIA
KUANTITATIF KUALITATIF SEBUTAN
KUALITATIF
(PROBABILITAS) (FREKUENSI/TAHUN)
3
2. Kriteria Consequences
1 2 3 4 5
4
risiko dapat disebut dengan Risk Apetite dan dilengkapi dengan Risk
Tolerance sebagaimana disajikan dalam gambar berikut :
5
dengan gambar diatas sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
6
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi
dan penanganan
5. Instalasi gas 3 low Kepala Unit Tidak perlu
medis bocor penanganan khusus
Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi
dan penanganan
6. Ledakan tabung 5 Medium Kepala Bagian / Tidak perlu
gas medis Kepala Bidang penanganan khusus
Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi
7
dan penanganan
7. Kesalahan 5 Medium Kepala Bagian / Tidak perlu
pemasangan gas Kepala Bidang penanganan khusus
medis Pemantauan periodik
untuk memastikan
sejak dini risiko tidak
terjadi
Perlunya koordinasi
antar lintas sektoral
untuk fungsi
pencegahan, deteksi
dan penanganan
Secara umum seluruh skor risiko berada di bawah garis risk tolerance. Hal ini
berari bahwa risiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan suatu upaya
yang sangat khsuus untuk melakukan pencegahan dan penanganan risiko.
Perbedaan pada kriteria rendah dan medium adalah pada tanggung jawab
pengelolaan risiko. Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh kepala unit
pemeliharaan sarana dengan petugas/staff pemeliharaan sarana. Sedangkan
pada risiko medium diperlukan koordinasi antara kepala bagian umum dengan
melibatkan jajaran dibawahnya
Mitigasi/Pengelolaan Risiko
Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya dibuat
rencana pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko.
Langkah mitigasi risiko meliputi pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk
menangani risiko, memperkirakan risiko, menyiapkan rencana perlakuan
risiko dan mengimplementasikan rencana perlakuan risiko. Risiko yang akan
dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya difokuskan pada kriteria risiko
medium dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
8
Mitigasi / Pengelolaan
No Jenis Risiko
Pencegahan Penanganan
1. Konsleting Menyusun prosedur 1. Melakukan inspeksi dan
instalasi listrik dan jadwal pembuatan jadwal
maintenance jaringan maintenance minimal sebulan
listrik sekali
2. Melakukan peremajaan
pengkabelan
3. Mengukur dengan thermo
digital terhadap jaringan
listrik maupun alat panel
hubung bagi maupun
melakukan ceklist di tempat
Panel yang di anggap rawan.
2. Genset overload Menyusun kebijakan 1. Melakukan pemanasan /
beban dan prosedur untuk warming up rutin, selalu di
pengoperasian dan catat dalam buku laporan
pemeliharaan alat. tentang hasil pemanasan
2. Melakukan supervisi ke user,
melakukan pengecekan beban
voltase
3. Melakukan maintenance rutin
3. Suplai air mati Menyusun kebijakan 1. Melakukan pengukuran debit
dan prosedur terkait air secara berkala
keselamatan 2. Melakukan penilaian
pengelolaan air kebutuhan air harian RS yang
bersih mengacu pada diupdate secara berkala
regulasi tentang 3. Menetapkan sumber iar
persyaratan air bersih alternatif
9
4. Melakukan uji coba sumber
air alternatif
4. Air Menyusun kebijakan 1. Melakukan pemeriksaan air
terkontaminasi / dan prosedur terkait bersih secara berkala
tak penuhi syarat keselamatan 2. Melakukan treatment terhadap
pengelolaan air sumber air agar sesuai
bersih mengacu pada persyaratan
regulasi tentang 3. Membatasi akses orang
persyaratan air bersih terhadap sumber air bersih
untuk mencegah masuknya
kontaminan yang disengaja
4. Melakukan monitoring
kondisi pipa air secara berkala
5. Merespon secara cepat
keluhan terhadap kualitas air
dari unit atau pasien
5. Instalasi gas Menyusun kebijakan 1. Melakukan pemeliharaan rutin
medis bocor dan prosedur untuk 2. Melakukan pengecekan
gas medis regulator
3. Penggantian selang pada box
valve
6. Ledakan tabung Menyusun kebijakan 1. Memasang tulisan peringatan
gas medis dan prosedur untuk pada area gas medis “Selain
keselamatan petugas dilarang masuk”, “
pengelolaan gas awas gas mudah meledak”
medis mengacu pada 2. Diberi pengaman berupa pagar
regulasi yang dilengkapi dengan pintu
dan pengunci
3. Dilengkapi monitoring suhu
dan kelembaban ruangan yang
10
selalu terkontrol
7. Kesalahan Menyusun kebijakan 1. Memasang prosedur
pemasangan gas dan prosedur untuk pemasangan gas medis (SPO)
medis keselamatan 2. Mengelompokkan gas medis
pengelolaan gas berdasarkan jenis gas
medis mengacu pada 3. Standarisasi kode warna
regulasi berdasarkan jenis gas medis
4. Melakukan edukasi kepada
staf pemeliharaan berkaitan
dengan pengelolaan gas medis
yang meliputi SPO,
pengelompokan gas medis,
dan standarisasi kode warna
11
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Tata cara pelaksanaan kegiatan dibukukan dalam:
1. Panduan Pemeliharaan Alat Non Medis
2. SPO
F. SASARAN
1. Terlaksananya pemeliharaan sistem utilitas terutama terkait dengan
sistem ketersediaanlistrik dan air selama 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu untuk memenuhi kebutuhanasuhan pasien.2.
2. Terpenuhinya kebutuhan utilitas untuk pelayanan karyawan,
pasien, dan pengunjung yang efektif, efisien serta aman digunakan
12
B. PANEL LISTRIK
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode Pelaksana
1 Pencatatan KWH Meter Setiap Hari Teknisi Pemeliharaan
2 Pembersihan Box Panel 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
3 Pengecekan Temperatur 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Pengecekan Tegangan Dan
4 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Amper
5 Penggantian MCB Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
6 Penggantian Fuse Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
7 Penggantian NFB Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
8 Penggantian Stop Kontak Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
9 Penggantian Saklar Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
10 Penggantian Lampu Pilot Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
11 Penggantian Kabel Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
12 Penggantian Capasitor Bank Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
10 Tahun 1
13 Penggantian Instalasi Teknisi Pemeliharaan
x
13
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode Pelaksana
Pengecekan Tekanan Gas
1 Setiap Hari Teknisi Pemeliharaan
Medis (O2,N2O,Air,Vac)
Pembuangan Air Di
2 Setiap Hari Teknisi Pemeliharaan
Tandon Kompress Air
Pembersihan Filter dryer
3 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Air
Pembersihan Chasis Gas
4 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Medis
Pengecekan Alarm Gas
5 1 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Medis
Penggantian Regulator
6 Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
O2 Dan N2O
Penggantian Flow Meter
7 Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
Oksigen
Pengecatan Instalasi pipa
8 Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
Gas Medis
Penggantian Pipa
9 Setiap Saat Teknisi Pemeliharaan
Flexibel / Spiral Oksigen
Pengecekan Outlet Bed
10 6 Bulan 1 x Teknisi Pemeliharaan
Head
C.
Penggantian Selang Di
11 1 Tahun 1 x Teknisi Pemeliharaan
Box Valve
4 Tahun /
12 Penggantian Oli Vacum Teknisi Pemeliharaan
2000 Jam
G
AS MEDIS D. AIR
1. Penyediaan Air Bersih
No. Kegiatan Pemeliharaan Periode Pelaksana
1 Pencatatan Meteran Air Setiap Hari Teknisi Pemeliharaan
Pengecekan Clorine RO
2 Setiap Hari Unit Hemodialisa
Hemodialisa
1 Minggu 2
3 Backwash Filter Teknisi Pemeliharaan
x
1 Minggu 1
4 Penggantian Filer Air Teknisi Pemeliharaan
x
5 Pemeriksaan Pompa Air 1 Bulan 1 x Unit Sanitasi
6 Pembersihan Media Tabung 6 Bulan 1 x Pihak Ke III
Pemeriksaan / Uji Mutu Air
7 6 Bulan 1 x Unit Sanitasi
Bersih
14
Unit Sanitasi Dan Teknisi
8 Pengurasan Tandon Air 6 Bulan 1 x
Pemeliharaan
15
2. Pengelolaan Limbah Cair
E. VENTILASI UDARA
16
Ada beberapa bukti pemeliharaan preventif, korektif maupun sertifikasi alat
non medis yang akan dijadikan pijakan dalam setiap proses evaluasi oleh
unit pemeliharaan, yaitu;
1. Buku Kegiatan Pemeliharaan merupakan buku yang berisi catatan setiap
kegiatan yang dilakukan oleh teknisi pemeliharaan setiap harinya.
2. Form Checklist Maintenance merupakan lembar ceklist pemeliharaan
preventif untuk masing-masing alat non medis.
3. Kartu Pemeliharaan merupakan lembar pencatatan setiap kegiatan yang
tertempel pada setiap alat non medis.
4. Sertifikasi eksternal merupakan sertifikat dari setiap alat non medis yang telah
dilakukan sertifikasi oleh pihak eksternal. Semua dokumen tersebut dijadikan
pula sebagai data pelaporan kegiatan dalam rapat koordinasi Penunjang Non
Medis.
J. PENUTUP
Demikian Program Manajemen Risiko Utilitas Rumah Sakit Royal Surabaya ini
dibuat untuk mengurangi risiko yang terjadi dengan melakukan monitoring
meningkatkan kualitas pelayanan. Program ini diharapkan dapat diterapkan dan
mendapat dukungan di Rumah Sakit Royal Surabaya
17