Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

PENANGGULANGAN BENCANA (EMERGENSI)


RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA

Royal Care, Personal Touch


Jl Rungkut Industri I/1, Surabaya Emergency Call (+6231) 8484111 Call Center
(+6231) 8476111
Email : info@rsroyalsurabaya.com www.rsroyalsurabaya

Tahun 2023
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO
PENANGGULANGAN BENCANA (EMERGENSI)
RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA
2023

BAB I

PENDAHULUAN
Tuntutan terhadap pelayanan Rumah Sakit mencakup aspek
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan tentunya harus disiapkan
rencana-rencana yang mampu memberikan kesiapan-kesiapan ketika
bencanan terjadi. Disaster Plan adalah suatu rencana terpadu baik setiap
orang maupun unit kerja untuk melakukan tindakan dan cara-cara
menghadapi bencana massal baik sebelum, sedang atau sesudah bencana
terjadi

1.1 .Latar Belakang


Bencana adalah merupakan Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Peristiwa musibah dengan korban masal atau bencana baik karena
perbuatan manusia maupun karena faktor alam seringkali terjadi di sekitar
kita. Diperlukan kesiapan untuk dapat menangani korban yang timbul secara
cepat, tepat dan cermat guna mencegah kecacatan dan kematian yang
sebenarnya dapat dicegah. Dalam peristiwa semacam ini hampir selalu
terjadi, jumlah korban yang memerlukan pertolongan jauh lebih banyak
dibanding tenaga penolong yang ada. Karena itu harus disiapkan cara
tertentu sehingga pada saat dibutuhkan, tindakan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan sudah
sepantasnyalah menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam
sebuah sistem penanganan bencana.

1
1.2 Tujuan Umum
Menciptakan kondisi kesiagaan dalam menghadapi kemungkinan
kedaruratan/ bencana di lingkungan rumah sakit dan sekitarnya.

1.3 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karyawan tentang
penganggulangan bencana dan kedaruratan
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan secara rutin dan bertahap terkait
penanggulangan, kewaspadaan, evakuasi terhadap bencana/
kedaruratan
3. Melaksanakan pelatihan internal terhadap karyawan dan vendor
tentang bagai manan langkah-langkah mengatasi bencana atau
kedaruratan di rumah sakit
4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program kesiapan
menghadapi bencana.

2
BAB II

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

2.1 Kegiatan Pokok


a. Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal.
b. Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana.
c. Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencana /
disaster plan.
d. Merencanakan pemenuhan kebutuhan alternative dan kerjasama dengan
pihak ketiga tentang solusi untuk mencukupi rumah sakit / utilitas.

2.2.1 Identifikasi Risiko


Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko,
penyebabnya dan potensi akibatnya. Teknik Identifikasi yang digunakan,
disesuaikan dengan kemampuan, sasaran, dan jenis risiko yang dihadapi.
Alat identifikasi yang digunakan dalam rencana induk ini adalah dengan
brainstorming atau curah pendapat antara manajer dan pengawas program
serta pihak lain dalam internal rumah sakit yang terkait. Identifikasi risiko
disaster plan antara lain sebagai berikut :
1. Kebakaran
2. Ledakan
3. Tumpahan / Kebocoran
4. Banjir
5. Gempa Bumi
6. Ancaman Bom
7. Sistem Utilitas Lumpuh
8. KLB Penyakit Menular
9. Hujan Lebat Disertai angin

3
2.2.2 Analisa Risiko Kewaspadaan Bencana
Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan
kemungkinan semua risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran
pengelolaan sistem utilitas dan menyediakan data untuk membantu langkah
evaluasi dan mitigasi risiko. Analisis risiko mencakup pertimbangan dan
mengkombinasikan estimasi terhadap consequence dan likelihood didalam
konteks untuk mengambil tindakan pengendalian. Adapun analisa risiko yang
digunakan dalam rencana induk/program ini adalah analisa kuantitatif
dengan melakukan skoring atas probabilias kejadian dan nilai dampak atau
konsekuensi yang mungkin timbul jika risiko benar-benar terjadi.

Probability/ Dampak / Skor


No Jenis Risiko
Likehood Consequences Risiko

1 Kebakaran 4 4 16

2 Ledakan 4 2 8

3 Tumpahan / Kebocoran B3 4 1 4

4 Banjir 3 3 6

5 Gempa Bumi 4 4 16

6 Ancaman Bom 2 3 6

7 Sistem Utilitas Lumpuh 3 2 6

8 KLB Penyakit Menular 4 5 20

9 Hujan Lebat Disertai Angin 5 2 10

Keterangan : warna merah menyatakan skor risiko High Risk

4
1. Kriteria Likehood
KRITERIA KRTITERIA
KRITERIA
KUANTITATIF KUALITATIF SEBUTAN
KUALITATIF
(PROBABILITAS) (FREKUENSI/TAHUN)

0.10 Hampir Tidak


1-5 Kejadian Sangat Kecil
Mungkin Terjadi
Kemungkinan
Sangat Kecil
0.30 6-10 Kejadian Kecil
Terjadi
Kemungkinan
0.50
11-20 Kejadian Kecil Terjadi Sedang
Dapat Terjadi
dan Dapat Juga
0.70 21-50 Kejadian Tidak Terjadi Besar
50 : 50
Besar
Kemungkinan
0.90 Lebih dari 50 x terjadi Terjadi, Hampir Sangat Besar
Pasti Terjadi

2. Kriteria Consequences
1 2 3 4 5
INSGNIFICANT MINOR MODERATE MAJOR CATASTROPHIC

Berkurangnya
Fungsi
Dapat Motorik Cedera luas
Diatasi /Sensorik Kehilangan
CEDERA Tidak Ada
Dengan Setiap Kasus fungsi Kematian
PASIEN Cedera
Pertolongan Yang utama
Pertama Memeperpanj permanent
ang
Perawatan
Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti
PELAYANAN
Lebih Dari 1 Lebih Dari 8 Lebih Dari 1 Lebih Dari 1 Permanen
/OPERASIONAL
Jam Jam Hari Minggu
Kerugian Kerugian Kerugian
Kerugian lebih
BIAYA Kerugian Lebih Dari Lebih Dari Lebih Dari
Dari 1 %
/ KEUANGAN Kecil 01,% 0,25% 0,5%
anggaran
Anggaran Anggaran Anggaran
- Media Media Media
Media Lokal
PUBLIKASI Rumor Lokal Nasional Nasional Lebih
Waktu Lama
- Waktu Kurang Dari Dari 3 Hari

5
Singkat 3 Hari
Dampak Dampak
Dampak
Kecil Serius
Bermakna
Terhadap Terhadap
Terhadap
Moril Moril
Moril Menajdi
REPUTASI Rumor Karyawan Karyawan
Karyawan Masalah Berat
Dan Dan
Dan
Kepercayaa Kepercayaa
Kepercayaan
n n
Masyaraka
Masyarakat Masyarakat

2.2.3 Evaluasi Risiko Utilitas


Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor risiko yang
didapatkan dari proses analisa risiko dengan kriteria risiko. Adapaun kirteria
risiko dapat disebut dengan Risk Apetite dan dilengkapi dengan Risk Tolerance
sebagaimana disajikan dalam gambar berikut :

Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat ditetapkan kewenangan dan


tanggung jawab dalam pengelolaan risiko sebagai berikut :
1. Risiko yang berada di atas garis risk tolerance dan berada di level
risiko mulai dari 16 sampai dengan 25 menjadi perhatian penuh Direksi
dalam pengelolaannya.
2. Level risiko di atas garis risk tolerance sampai lebih kecil dari 16

6
menjadi perhatian penuh Kepala Bagian/ Kepala Bidang.
3. Risiko di bawah garis risk tolerance sepenuhnya dalam tanggung jawab
pengelolaan ditingkat operasional atau oleh Kepala Unit / Koordinator
Unit.

Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring akan


dibandingkan dengan gambar diatas sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut :

No Jenis Risiko Skor Kriteria Tanggung Tindak lanjut


Risiko Risiko Jawab
Pengelollan
Risiko
1 Kebakaran 16 High Direksi  Perlu penanganan khusus
 Pemantauan periodik untuk
meastikan sejak dini risiko tidak
terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
2 Ledakan 8 Medium Kepala  Tidak Perlu penanganan khusus
Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
3 Tumpahan / 4 Medium Kepala Unit  Tidak Perlu penanganan khusus
Kebocoran  Pemantauan periodik untuk
B3 meastikan sejak dini risiko tidak
terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas

7
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
4 Banjir 6 Medium Kepala  Tidak perlu penanganan khusus
Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
5 Gempa 16 High Kepala  Perlu penanganan khusus
Bumi Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
6 Ancaman 6 Low Kepala  Perlu penanganan khusus
Bom Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
7 Sistem 6 Medium Kepala  Tidak Perlu penanganan khusus
Utilitas Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Lumpuh Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
8 KLB 20 High Direksi  Perlu penanganan khusus
Penyakit  Pemantauan periodik untuk

8
Menular meastikan sejak dini risiko tidak
terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penangan
9 Hujan Lebat 10 Medium Kepala  Tidak perlu penanganan khusus
Disertai Bidang /  Pemantauan periodik untuk
Angin Kepala meastikan sejak dini risiko tidak
Bagian terjadi
 Perlu koordinasi antar ;istas
sektoral untuk fungsi pencegahan,
deteksi dini dan penanganan
Keterangan : warna merah menyatakan skor risiko High Risk dengan nilai
tertinggi sehingga harus diprioritaskan

Secara umum seluruh skor risiko berada di bawah garis risk tolerance. Hal ini
berarti bahwa risiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan suatu upaya yang
sangat khusus untuk melakukan pencegahan dan penanganan risiko. Sedangkan
untuk risiko high memerlukan perhatian pencegahan dan penganan khusus direksi
rumah sakit.
Perbedaan pada kriteria rendah medium, high adalah pada tanggung jawab
pengelolaan risiko. Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh kepala unit
petugas/staff pelaksana. Sedangkan pada risiko medium diperlukan koordinasi
antara kepala bagian / kepala bidang dengan melibatkan jajaran dibawahnya dan
risiko high di perlukan koordinasi direksi dan semua pihak.

2.2.4 Mitigasi/Pengelolaan Risiko


Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya dibuat
rencana pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko. Langkah
mitigasi risiko meliputi pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk menangani
risiko, memperkirakan risiko, menyiapkan rencana perlakuan risiko dan
mengimplementasikan rencana perlakuan risiko. Risiko yang akan dilakukan

9
mitigas/pengelolaan risiko hanya difokuskan pada kriteria risiko medium dan
dapat dijelaskan sebagai berikut :

Mitigasi / Pengelolaan
No Jenis Risiko
Pencegahan Penanganan
1 Kebakaran Menyusun kebijakan dan 1. Penggunaan APAR dengan benar
prosedur untuk 2. Gunakan tangga darurat
pengamanan kebakaan 3. Ikuti jalur evakuasi untuk menuju
mengacu pada regulasi ke titik kumpul
4. Segera hubungi tim pemadam
kebakaran dan no darurat yang
tersedia
2 Ledakan Menyusun kebijakan dan 1. Menginventarisasi aset rumah sakit.
prosedur untuk 2. Melakukan pemeliharaan fasilitas
penanggulangan ledakan fisik
mengacu pada regulasi 3. Melakukan pemantauan dan
pengawasan fasilitas fisik
3 Tumpahan / Menyusun kebijakan dan 1. Penggunaan APD yang sesuai
Kebocoran B3 prosedur untuk keamanan prosedur
mengacu pada regulasi 2. Isolasi area tumpahan
3. Penanggulangan tumpahan sesuai
prosedur
4 Banjir Menyusun kebijakan dan 1. Melakukan Identifikasi Pengunjung
prosedur untuk disater plan 2. Melakukan Pemantauan lewat
mengacu pada regulasi CCTV
3. Melakukan Patrol / ronda keliling
5 Gempa Bumi Menyusun kebijakan dan 1. Berlindung pada tempat yang aman
prosedur untuk disater plan 2. Mengevakuasi pasien ke tempat titik
mengacu pada regulasi kumpul

6 Ancaman Bom Menyusun kebijakan dan 1. Pelaporan kepada petugas


prosedur untuk Ancaman keamanan
Bom mengacu pada 2. Melakukan Evakuasi ruangan
regulasi
7 Sistem Utilitas Menyusun kebijakan dan 1. Menggunakan Sistem Alternatif
Lumpuh prosedur untuk utilitas 2. Melakukan pemeliharaan sistem
mengacu pada regulasi utilitas

8 KLB Penyakit Menyusun kebijakan dan 1. Pencatatan Jumlah korban KLB


Menular prosedur untuk disater plan 2. Pelaporan ke dinas terkait
mengacu pada regulasi 3. Lakukan penanganan sesuai
prosedur

10
9 Hujan Lebat Menyusun kebijakan dan 1. Pastikan keamanan di sekitar
Disertai Angin prosedur untuk disater plan gedung
mengacu pada regulasi 2. Lakukan pengecekan fisik bangunan

2.2.5 Pelaporan insiden dan pelaporan program


Jika terjadi suatu insiden yang terkait dengan resiko-resiko diatas maka alur
pelaporan insidennya adalah menganut alur pelaporan K3.

2.2.6 Monitoring dan review insiden dan kegiatan


Monitoring dan review insinden dan kegiatan dilakukan oleh komite K3
sesuai dengan besar kecilnya risiko, monitoring dan review insinden juga
melibatkan unit-unit terkait.

2.2.7 Edukasi staf tentang risk register


Edukasi staf tentang risk register bertujuan untuk penyiapan Kompetensi staf
dalam partisipasinya untuk mencegah dan manangani risiko. Unit Kerja
penanggung jawab dapat bekerjasama dengan Unit Diklat untuk melakukan
pelatihan internal/eksternal kepada para pengambil keputusan/pemilik risiko dan
staf. Hal ini dimaksudkan agar para pengambil keputusan dan staf memiliki
pemahaman yang sama tentang manajemen risiko.

11
BAB III

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Membuat laporan Identifikasi dan klasifikasi jenis-jenis kedaruratan yang


kemungkinan terjadi di area rumah sakit baik internal maupun eksternal.
2. Membuat hasil evaluasi terkait dampak yang kemungkinan terjadi dari
identifikasi kedaruratan yang sudah dibuat dan berdasarkan laporan jenis-
jenis kedaruratan.
3. Melengkapi rumah sakit dengan tanda-tanda kedaruratan.
4. Membuat dokumen kedaruratan sebagai pedoman tanggap darurat di
rumah sakit.
5. Membuat SPO kedaruratan.
6. Membentuk tim tanggap darurat rumah sakit yang beranggotakan semua
staf di bagian rumah sakit.
7. Menghubungi diklat rumah sakit untuk menjadwalkan pelaksanaan
pelatihan kedaruratan/ tanggap darurat eksternal maupun internal.
8. Bagian diklat rumah sakit mencari referensi dan pelatih kedaruratan
eksternal, misalnya (Pemadam Kebakaran / PMK kota atau propinsi).
9. Mengevaluasi hasil pelatihan dengan melakukan kegiatan simulasi
tanggap darurat terhadap bencana secara berkala dan internal.

12
BAB IV

SASARAN

4.1 Sasaran Umum


a. Semua karyawan memahami cara menanggulangi kedaruratan/
tanggap terhadap bencana yang kemungkinan terjadi di rumah sakit
baik internal maupun eksternal
b. Semua karyawan mengikuti pelatihan tanggap darurat baik internal
maupun eksternal secara bertahap
c. Semua karyawan mampu mengatasi dan menanggulangi bencana
baik internal maupun eksternal
d. Semua kegiatan terkait kedaruratan bencana dapat dipantau dan
dievaluasi oleh managemen rumah sakit

4.2 Sasaran Khusus


1. 100% Identifikasi bencana di RS Royal Surabaya teridentifikasi.
2. Risk register terhadap potensi bencana atau kedaruratan di masing-
masing bagian rumah sakit dibuat dengan baik.
3. Rumah sakit mengklasifikasikan jenis-jenis kedaruratan berdasarkan
tingkat level kedaruratan baik internal maupun eksternal.
4. 100% dampak yang kemungkinan terjadi teridentifikasi.
5. Rumah Sakit melalui K3 Rumah Sakit menyusun prosedur-prosedur
terkait kedaruratan rumah sakit.
6. Rumah Sakit membentuk Tim Tanggap Darurat.
7. Semua karyawan mendapatkan pelatihan tanggap darurat secara
berkala.

13
RENCANA KEGIATAN TAHUNAN
NO PROGRAM
BULAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal
a. Membuat risk register terkait kedaruratan untuk mengetahui jenis
v v v v
kedaruratan yang mungkin terjadi
b. Mengklasifikasi jenis kedaruratan yang kemungkinan terjadi baik
v v v v
internal maupun eksternal
c. Menganalisa dampak yang kemungkinan terjadi v v
2 Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana
a. Menyusun klasifikasi tingkat level keadaan darurat v v v v
b. Membentuk tim tanggap darurat rumah sakit v v
3 Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencana/
Disaster
a. Persiapan penentuan jadwal rencana pelaksanaan v
b. Bekerjasama dengan bagian diklat rumah sakit untuk
v
menindaklanjuti pelaksanaan pelatihan kedaruratan
c. Pelaksanaan simulasi pelatihan kedaruratan rumah sakit v

14
BAB V JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

15
BAB VI
ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA
NO PROGRAM ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA

1 Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal -


d. Membuat risk register terkait kedaruratan untuk mengetahui jenis
kedaruratan yang mungkin terjadi -
e. Mengklasifikasi jenis kedaruratan yang kemungkinan terjadi baik
internal maupun eksternal -
f. Menganalisa dampak yang kemungkinan terjadi -
2 Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana -
c. Menyusun klasifikasi tingkat level keadaan darurat -
d. Membentuk tim tanggap darurat rumah sakit -
3 Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencana/
Disaster -
d. Persiapan penentuan jadwal rencana pelaksanaan -
e. Bekerjasama dengan bagian diklat rumah sakit untuk
menindaklanjuti pelaksanaan pelatihan kedaruratan -
f. Pelaksanaan simulasi pelatihan kedaruratan rumah sakit Konsumsi 200 peserta (200x30.000)= Rp 6.000.000
TOTAL Rp 6.000.000,-

16
BAB VII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

7.1 Evaluasi Kegiatan

a. Evaluasi kegiatan berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan


b. Evaluasi dilakukan oleh Komite K3 Rumah Sakit sebagai penanggung
jawab kegiatan
c. Hasil evaluasi beserta rekomendasi dan rencana tindak lanjut
disampaikan kepada direktur rumah sakit

7.2 Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan

1. Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilakukan menggunakan format


pencatatan dan pelaporan yang sudah distandarkan dalam pedoman
Komite K3 Rumah Sakit
2. Komite K3 Rumah Sakit mencatat pelaksanaan kegiatan antara lain :
a. Hasil temuan (laporan) akan di laporkan oleh unit terkait lalu di
laporkan ke Komite K3 Rumah Sakit
b. Hasil evaluasi digunakan untuk membuat perencanaan program kerja
tahun berikutnya.
Pelaporan dilakukan oleh Komite K3 dan diteruskan ke Direktur.

17
BAB VIII

PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan Pelaporan dan evaluasi kegiatan Komite K3 Rumah Sakit


secara keseluruhan dilakukan setiap akhir tahun yang akan dilaporkan oleh
Komite K3 Rumah Sakit kepada Direktur Rumah Sakit, yang selanjutnya
dilaporkan kepada Direktur PT sebagai representasi pemilik rumah sakit.
Selanjutnya memberikan rekomendasi untuk melaksanakan rencana tindak lanjut
bagi rumah sakit.

18
BAB IX

PENUTUP

Demikian Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana


Rumah Sakit Royal Surabaya ini dibuat untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dalam rangka menghadapi bencana sewaktu-waktu terjadi di
rumah sakit. Program ini diharapkan dapat diterapkan dan bermanfaat dan
dukungan seluruf staff, serta manajemen rumah sakit.

19

Anda mungkin juga menyukai