Anda di halaman 1dari 13

PETUNJUK TEKNIS

PEMBUATAN REGISTER RISIKO


DI RSUD DR. EKO MAUALAN ALI

Disusun Oleh :
Sukni Biransi, SKM

KOMITE K3RS RSUD DR. EKO MAULANA ALI


Jl. Raya Belinyu Dusun Sp. Cangkum Desa Riding Panjang
Belinyu – Bangka
33254
PETUNJUK TEKNIS PEMBUATAN REGISTER RISIKO
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. EKO MAULANA ALI
BELINYU – BANGKA

I. Pendahuluan
Rumah sakit merupakan area yang berpotensi tinggi untuk terjadinya
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja sehingga Rumah Sakit
berkewajiban dalam menjamin kondisi dan fasilitas yang aman, nyaman dan
sehat bagi sumber daya Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan Rumah sakit mealui pengelolaan fasilitas fisik, peralatan,
teknologi medis secara efektif dan efisien. Pelaksanaan kewajiban tersebut
dilakukan harus sesuai dengan standar K3RS. Adapun standar pelaksanaan
K3RS salah satunya adalah Manajemen Resiko.
Dalam pelayanan Rumah Sakit pasti memiliki banyak risiko. Agar risiko ini
tidak merugikan Rumah Sakit maka diperlukan manajemen risiko. Upaya
manajemen risiko sendriri terdiri dari beberapa langkah yaitu:
A. Identifikasi bahaya
B. Penilaian isiko
C. Penentuan pengendalian
D. Rencana tindak lanjut
Untuk mengetahui seberapa besar risiko dan macam-macam dari risiko
tersebut perlu dilakukan langkah-langkah yang tepat dan terukur, dilakukan
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Proses identifikasi yang dilakukan
dituangkan dalam bentuk register risiko.

II. Pengertian
Register risiko merupakan daftar-daftar risiko yang dihadapi oleh suatu entitas.
Kalau di Rumah Sakit tentunya diartikan sebagai daftar-daftar risiko yang dihadapi
oleh Rumah Sakit.
Daftar ini merupakan salah satu wujud pendokumentasian proses manajemen
risiko dan merupakan prinsip dari suatu manajemen risiko.
Register risiko merupakan Risk assessmen yang dinilai sendiri oleh Rumah Sakit
untuk menentukan proses berikutnya dalam suatu manajemen risiko.

III. Tujuan
Tujuan dari Register risiko adalah sebagai langkah awal untuk mengetahui jenis
risiko yang ada, nilai risiko, untuk dapat melakukan langkah-langkah selanjutnya
dari suatu manajemen risiko di Rumah Sakit.

IV. Cara Pembuatan Register Risiko


Sebelum melakukan pengisian daftar risiko, perlu dipahami beberapa hal sebagai
berikut :
A. Identifikasi dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut :
1. Apa yang dapat terjadi ?
Misalnya tertusuk jarum
2. Kapan/bilamana hal itu dapat terjadi?
Disaat melakukan pengoplosan obat injeksi
3. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Karena melakukan penutupan kembali spuit yang sudah dipakai
4. Bagaimana proses hal tersebut terjadi?
Setelah melakukan pengoplosan obat injeksi, spuit yang sudah dipakai
tidak langsung dibuang ke safetybox, tapi dilakukan penutupan kembali
jarum spuit dengan tangan sebelah, sehinggah jarum yang belum tertutup
mengenai jari tangan sebelahnya.
5. Berapa besaran bahaya yang terjadi?
Cukup dilakukan p3k saja
B. Sumber bahaya terdiri dari :
1. Pekerja
2. Lingkungan
3. Metode kerja
4. Material
5. Peralatan
C. Jenis bahaya terdiri dari :
1. Fisik
2. Kimia
3. Biologi
4. Ergonomic
5. Psikososial
6. Mekanikal
7. elektrikal
D. Sebelum dilakukan identifikasi bahaya yang akan dimuat di dalam register
risiko, tentunya kita harus membuat form terlebih dahulu yang terdiri dari
kolom-kolom sebagai berikut:
1. Nomor
Sudah jelas
2. Aktivitas/kegiatan
Semua kegiatan yang berhubungan dengan tugas
3. Jenis bahaya ( fisik, kimia, biologi, ergonomic, psikososial, mekanikal,
elektrikal, limbah)
4. Sebab/sumber bahaya
Sumber dari bahaya yang terjadi/pernah terjadi/akan terjadi
Contoh : kegiatan memindahkan pasien, jenis bahayanya fisik (terpeleset),
sumber bahaya misalnya dari lantai yang licin.
5. Dampak/konsekuensi
Dampak/konsekuensi dari bahaya, cidera ringan, berat dst (lihat Matrix
Dampak)
6. Frekuensi
Seberapa sering terjadi (lihat di matrix Probabilitas)
7. Pengendalian yang dilakukan
8. Nilai dampak
Penilaian dampak/akibat dari suatu insiden adalah seberapa berat akibat
yang dialami
9. Nilai frekuensi/Probabilitas/Likelihood
Adalah penilaian seberapa seringnya insiden tersebut terjadi
10. Tingkat risiko
Adalah nilai perkalian dari dampak dikalikan dengan nilai frekuensi
11. Rekomendasi tindakan pengendalian
Adalah rekomendasi yang diajukan kepada pimpinan sebagai bentuk atau
bahan tindak lanjut untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
E. Isi kolom
Kolom diisi sesuai dengan situasi sebenarnya di unit/instalasi/bagian, dari
proses aktivitas yang dilakukan oleh petugas sesuai bidangnya. Yang perlu
diingat bahwa suatu kecelakaan atau penyakit bukan hanya berorientasi pada
petugas saja, tapi juga terhadap pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan Rumah sakit.
F. Register Risiko dibuat setiap tahun oleh unit/instalasi/bagian yang ada di
Rumah Sakit.
G. Setelah dilakukan pengisian daftar risiko, dikumpulan ke Komite Keselamatan
dan Kesehatan Rumah Sakit (K3RS) untuk dijadikan dalam bentuk Register
Risiko Rumah Sakit.
H. Selanjutnya akan dilakukan analisa dan evaluasi
I. Terakhir akan dibuat rencana pengendalian
(untuk cara pengisian daftar risiko, lihat di lampiran)

V. Penutup
Demikianlah cara pembuatan register risiko Rumah Sakit, semoga dapat dijadikan
acuan untuk keseragaman dalam pembuatan register risiko di Rumah Sakit
khususnya RSUD DR. Eko Maulana Ali.

Belinyu, April 2023

Mengetahui : Pembimbing Kesja


Direktur RSUD DR. Eko Maulana Ali

dr. Egha Zainur Ramadhani, Sp.PK, M.Sc Sukni Biransi, SKM


NIP. 19840620 201412 1 001 NIP. 19730203 199402 1 001
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. TABEL DAMPAK / CONSEQUENCES

Tingkat Deskripsi Dampak


Resiko
1 Tidak signifikan - Tidak ada cidera
- Cedera ringan, misal luka lecet
2 Minor
- Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
- Cedera sedang, misal luka robek,
- Berkurangnya fungsi motoric/sensorik/psikologis
3 Moderat atau inetelktual (reversible), tidak berhubungan
dengan penyakit.
- Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
- Cedera luas/berat, missal cacad, lumpuh
- Berkurangnya fungsi motoric/sensorik/psikologis
4 Mayor
atau inetelktual (reversible), tidak berhubungan
dengan penyakit.
- Kematian yang tidak berhubungan dengan
5 Katastropik
penyakit

2. TABEL PROBABILITAS/FREKUENSI

Tingkat Resiko Deskripsi


1 Sangat jarang / rare ( > 5 tahun /kali)

2 Jarang/ Unlikety ( > 2-5 tahun/kali)

3 Mungkin/Posible ( 1-2 tahun/kali)

4 Sering/ Likely ( Beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/Almost Certain ( Tiap minggu/bulan)

3. TABEL MATRIX GRADING RISIKO

Tidak Minor Moderat Mayor Katastropik


Signifikan 2 3 4 5
Probabilitas
1
Sangat Sering Terjadi
(Tiap minngu/bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering Terjadi
(Beberapa kali/tahun) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1-2 tahun sekali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(2-5 tahun sekali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat Jarang Sekali
(> 5 tahun sekali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1
4. KETERANGAN
a. Cara menghitung skor risiko :
Skor Risiko = Dampak x Frkuensi
Untuk menentukan skor risiko digunakan matrix grading risiko :
 Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
 Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
 Tetapkan warna bands-nya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi
dan dampak.
b. Warna Band/warna kolom skor risiko
Warna bands adalah hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurutkan
ke bawah dan nilai frekuensi yang diurutkan ke samping kanan.
FORM DAFTAR RISIKO
RUANG/UNIT : Rawat Inap Dewasa
TAHUN : 2023
Frekuensi/
Pengendalian Nilai Nilai Tingkat
No Aktivitas/Kegiatan Jenis Bahaya Sebab/sumber Dampak probabilit Rekomendasi
yang dilakukan Dampak Frekuensi Risiko
as
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Infeksi nasokomial Resiko - Pengguna Resiko Jarang - Kewajiban -Sosialisasi
menular APD bagi tertular mencuci tangan hand
petugas penyakit baik sebelum hygiene dan
yang masih dan sesudah penggunaa
kurang kontak dengan n APD
- Kepatuhan pasien -
hand - Keharusan Membatasi
hygiene yang menggunakan jumlah
kurang APD pembesuk
- Banyaknya terutama
pembesuk anak-anak
terutama
anak
beresiko
untuk tertular
penyakit
2 Resiko tertusuk Resiko - Petugas Resiko Jarang - Ditindaklanjuti - Petugas
jarum infeksi kurang hati- tertular sesuai SOP harus lebih
hati penyakit penanganan hati-hati
- Tidak tertusuk jarum - Keharusan
menggunaka penggunaa
n APD n APD
sebelum
melakukan
Tindakan
medis
3 Resiko terkena Resiko - Petugas Resiko Jarang - Ditindaklanjuti - Petugas
percikan darah atau menular kurang hati- tertukar sesuai SOP harus lebih
cairan pasien hati penyakit penanganan hati-hati
- Tidak terkena - Keharusan
menggunaka percikan darah penggunaa
n APD atau cairan n APD dan
pasien tersedianya
APD di unit
tersebut
- Cuci tangan
baik
sebelum
atau
sesudah
kontak
dengan
pasien

4 Kesalahan injeksi Menghambat -Petugas Kesalahan Mungkin - Jika obat yang - Petugas
obat proses kurang teliti terapi terjadi diberikan harus lebih
penyembuha -Nama obat menyebabkan teliti
n penyakit yang mirip kondisi yang - Crosscheck
-Tidak mengancam, ulang
crosscheck tangani kondisi identitas
ulang kegawatdarurat dan obat
identitas dan an terlebih injeksi yang
obat injeksi dahulu akan diberi
yang akan - Mengganti pada status
diberikan dengan obat pasien
injeksi yang
benar
5 Resiko terkena Resiko -Petugas Cidera pada Mungkin - Ditindaklanjuti - Menggunak
pecahan ampul infeksi kurang hati- petugas terjadi sesuai SOP an
hati penanganan pelindung
-Tidak terkena seperti kain
menggunaka pecahan ampul atau kassa
n pelindung obat saat
saat memecahk
mematahkan an obat
ampul obat ampul
6 Kesalahan Menghambat - Tertukar Kesalahan Jarang - Mengganti - Crosscheck
pemberian resep kinerja resep dalam terjadi dengan resep ulang
diruangan - Kesalahan pemberian yang benar identitas
identifikasi terapi dan obat
pasien pada resep
sebelum
diberi
7 Pemberian obat Menghambat Target terapi Kesalahan Sering Konsultasi - Pemberlaku
tidak tepat jadwal proses dan dalam terjadi dengan dokter kan SOP
penyembuha kesembuhan pemberian jaga untuk komunikasi
n penyakit terhambat terapi advice antar
selanjutnya petugas
jaga
- Pembuatan
jadwal-list
pemberian
obat dalam
status
rekam
medik
maupun
papan
operan
8 Pasien mengalami Pasien Resiko Cidera Sering Pengantian Pemasanga
phlebitis dalam 48 mengalami tambahan ringan terjadi pemasangan n infus
jam paska demam infeksi lokasi infus dan sesuai SOP
pemasangan infus sekunder konsultasi dengan
dokter jaga benar
TAHUN : 2023

Belinyu,………..2023
Karu
Keterangan :
1. No, adalah nomor urut
2. Aktivitas/kegiatan yang dilakukan
3. Jenis bahaya yang mungkin terjadi/telah terjadi/akan terjadi
4. Sebab/sumber bahaya
5. Dampak yang tejadi dari bahaya, cidera ringan, berat, kematian (lihat matrix dampak)
6. Frekuensi kejadian bahaya, (lihat matrix Frekuensi/probabilitas)
(Putri Sulfa Megasari, AMK)
Contoh Pengisian

Frekuensi/
Pengendalian Nilai Nilai Tingkat
No Aktivitas/Kegiatan Jenis Bahaya Sebab/sumber Dampak probabilit Rekomendasi
yang dilakukan Dampak Frekuensi Risiko
as
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Memindahkan pasien Terpeleset Lantai licin cidera ringan jarang pengeringan 2 2 4 (rendah) Perbaikan
(Fisik) karena lantai, petugas saluran air
genangan air yang cidera
dari saluran dilakukan
yang bocor observasi atau
P3K

Low Back Pain Posisi tubuh Pengaturan posisi Pelatihan/


GOTRAK sering 3 4 12 (tinggi)
(Ergonomi) perawat tidak petugas yang edukasi ttg
tepat dalam ergonomis ergonomi
tindakan
2 Melakukan perbaikan Kesetrum Kabel listrik Kematian Sangat Pemakaian alat 5 1 5 (ekstrim) Pelatihan
aliran listrik (fisik) yang terbuka Jarang/be pelindung diri APD
llum
pernah
3 Melakukan pewarnaan Terhirup B3 cairan kimia yg iritasi saluran jarang - Mematuhi 3 1 4 (sedang) - Penyedia
preparat sediaan …. (kimia) mengandung nafas SOP an APD
B3 pemeriksaan yang
- Memakai APD sesuai
saat - Kebijaka
melakukan n
proses mematuh
pemeriksaan i SOP
- dll

Anda mungkin juga menyukai