2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HAIs (Healthcare Associated Infections) yang sebelumnya dikenal sebagai
Infeksi Nosokomial atau infeksi terkait fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan komplikasi paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Infeksi merupakan efek yang paling sering didapatkan dari rumah sakit yang
mempengaruhi sekitar 5 sampai 10% dari pasien rawat inap di negara maju
dan menjadi beban besar di negara-negara berkembang. Dampak yang
diakibatkan infeksi nosokomial (HAIs) sangat banyak diantaranya dapat
menimbulkan risiko terpapar infeksi yang tidak hanya dialami oleh pasien
tetapi juga untuk petugas kesehatan, keluarga, dan pengunjung. HAIs juga
berdampak pada pasien dan keluarga antara lain cacat atau kematian,
peningkatan lama perawatan, pengeluaran tambahan bagi rumah sakit, dan
dapat menurunkan citra rumah sakit.
ICRA (Infection Control Risk Assessment) merupakan suatu proses
berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terkait
dengan perawatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal tersebut
merupakan bagian integral dari pencegahan dan pengendalian infeksi. Jenis
dan tingkat risiko yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan berbeda satu sama
lairmya. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan penilaian risiko
sendiri yaitu bagaimana menghindari, mengidentifikasi, menganalisa,
mengevaluasi dan mengobati risiko tersebut berdasarkan standar yang ada.
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan infeksi pasien atau petugas
kesehatan yang timbul dari kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Risiko
kemungkinan menimbulkan kemalangan dan kehilangan.
Memperhatikan kompleksnya permasalahan dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pengendalian infeksi, maka diperlukan pengkajian risiko (risk
assessment) untuk menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan sesuai
tingkat risiko yang terjadi untuk menyusun dan menjabarkan program PPI
tahun 2021 secara komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan
oleh semua petugas fasilitas kesehatan secara benar dan bertanggung jawab.
B. Tujuan
3
Pelaksanaan kegiatan ICRA memiliki tujuan:
a. Mengetahui identifikasi dan penilaian kontrol risiko infeksi dalam
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT Puskemas Turen.
b. Mengetahui evaluasi penilaian risiko dan insiden HAIs dalam menyusun
perencanaan program kerja pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT
Puskemas Turen.
c. Mengetahui tindak lanjut manajemen risiko dalam strategi penurunan
infeksi di UPT Puskemas Turen.
d. Mengetahui strategi penurunan infeksi HAIs di UPT Puskemas Turen
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
PENILAIAN PROBABILITAS/FREKUENSI
TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISIKO
PENILAIAN DAMPAK
TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RISIKO
TINGKAT
DESKRIPSI KEADAAN
RISIKO
6
SKOR = (Nilai Probabilitas) x (Nilai Dampak) x (Nilai Sistem yang Ada)
7
b. Penilaian Tingkat Risiko Infeksi
8
C. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko infeksi dan sistem skoring
berdasarkan nilai probabilitas/frekuensi, nilai dampak, dan nilai sistem yang
ada, didapatkan prioritas masalah risiko infeksi di pelayanan Puskesmas
Turen antara lain:
1. Proses dekontaminasi peralatan medis belum sesuai standar.
2. Kurang optimalnya skrining dan penempatan pasien infeksius di unit
rawat inap.
3. Manajemen pengelolaan linen belum sesuai standar.
4. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di unit pelayanan masih belum
sesuai standar.
5. Pembuangan limbah benda tajam belum sesuai standar: masih ada
jarum suntik yang di recapping.
6. Petugas belum melaksanakan edukasi etika batuk kepada pengunjung
secara rutin.
7. Proses penyuntikan yang aman belum dilaksanakan sesuai standar
operasional prosedur.
9
D. Rencana Tindak Lanjut
10
Puskesmas. terjadinya operasional prosedur Puskesmas Masih ada
transmisi penyakit tentang penempatan Turen. pasien infeksius
infeksius dari pasien. 2. Dokumen dan non-
pasien ke petugas 3. Melakukan sosialisasi pencatatan infeksius yang
atau pengunjung tentang SOP yang sudah rekam medis di ditempatkan di
yang lain. dibuat kepada petugas di buku operan ruang yang
unit layanan khususnya perawat sama.
UGD dan Rawat Inap. tentang
4. Melaksanakan diagnosis
penempatan pasien sesuai pasien dan
standar. ruang
5. Melakukan skrining rawatnya.
COVID-19 pada pasien 3. Monitoring
yang akan dilakukan rawat kepatuhan
inap di Puskesmas Turen. petugas di
6. Melaksanakan monitoring ruang isolasi.
kepatuhan petugas di
ruang isolasi.
3 KEWASPADAAN STANDAR: 50 III Mencegah dan 1. Terbentuknya 1. Membuat standar 1. Monitoring Sebagian sudah
Manajemen pengelolaan meminimalkan standar operasional prosedur kepatuhan dilaksanakan,
linen belum sesuai standar. terjadinya operasional tentang manajemen pegawai Renovasi ruang
infeksi akibat prosedur tentang pengelolaan linen. Puskesmas linen belum
kontaminasi manajemen 2. Membuat alur manajemen dalam dilaksanakan.
linen. pengelolaan linen linen. pemisahan
sesuai standar. 3. Membuat denah ruang linen kotor
2. Terbentuknya linen dan melakukan infeksius dan
ruang khusus linen pengajuan renovasi ruang non-infeksius.
yang sesuai linen sesuai standar.
standar
4 KEWASPADAAN STANDAR: 40 IV Mencegah dan 1. Tercapainya 1. Melakukan monitoring 1. Monitoring Sudah
11
Penggunaan APD (Alat meminimalkan penggunaan APD harian kepatuhan kepatuhan dilaksanakan.
Pelindung Diri) di unit terjadinya sesuai standar saat penggunaan APD sesuai penggunaan
pelayanan masih belum infeksi pada pelayanan. standar di unit layanan. APD sesuai
sesuai standar. pelayanan 2. Tersedianya APD 2. Memastikan ketersediaan standar.
pasien. sesuai standar di APD dan mlakukan 2. Absensi dan
pelayanan. pengajuan pengadaan APD dokumentasi
3. Seluruh karyawan habis pakai kepada pihak sosialisasi APD
Puskesmas Turen BMHP Puskesmas Turen. sesuai standar
memahami 3. Melaksanakan sosialisasi di masa
tentang penggunaan APD sesuai pandemic
pemakaian APD standar, terutama di masa COVID-19.
sesuai standar. pandemic COVID-19.
5 KEWASPADAAN STANDAR: 24 V Mencegah dan 1. Mencegah 1. Melakukan refreshing 1. Monitoring Sudah
Pembuangan limbah benda meminimalkan kejadian tertusuk sosialisasi limbah benda pembuangan dilaksanakan.
tajam belum sesuai standar: terjadinya jarum tajam sesuai standar limbah benda
masih ada jarum suntik infeksi pada 2. Mencegah petugas secara rutin kepada tajam sesuai
yang di recapping. pembuangan terinfeksi oleh karyawan Puskesmas standar.
limbah benda karena pajanan Turen.
tajam. 2. Melakukan monitoring
pembuangan limbah benda
tajam setiap pengumpulan
safety box di TPS B3 dan
dilakukan evaluasi setiap
bulan.
6 KEWASPADAAN STANDAR: 20 VI Mencegah dan 1. Terlaksananya 1. Membuat leaflet edukasi 1. Melakukan Sudah
Petugas belum meminimalkan edukasi etika etika batuk dan monitoring dilaksanakan.
melaksanakan edukasi etika terjadinya batuk pada meletakkannya di unit jumlah
batuk kepada pengunjung infeksi pada pengunjung di layanan, terutama di Poli pengunjung
secara rutin. petugas dan Puskesmas Turen. Batuk dan Poli Umum. yang telah
pengunjung. 2. Petugas dan 2. Melakukan edukasi etika dilakukan
12
pengunjung batuk kepada pengunjung edukasi etika
Puskesmas Turen secara rutin. batuk setiap
melaksanakan bulan.
etika batuk dengan
benar.
7 KEWASPADAAN STANDAR: 18 VII Mencegah dan 1. Seluruh karyawan 1. Melakukan sosialisasi 1. Monitoring Sebagian sudah
Proses penyuntikan yang meminimalkan Puskesmas penyuntikan yang aman kepatuhan dilaksanakan.
aman belum dilaksanakan terjadinya memahami kepada petugas medis dan petugas dalam Petugas masih
sesuai standar operasional infeksi pada tentang proses paramedis di Puskesmas pelaksanaan belum patuh
prosedur. proses penyuntikan yang Turen. penyuntikan dalam
penyuntikan. aman sesuai 2. Melakukan monitoring yang aman. menggunakan
standar. kepatuhan petugas pada 2. Monitoring troli injeksi.
2. Seluruh karyawan proses penyuntikan yang angka kejadian Belum semua
Puskesmas aman di Puskesmas Turen. KIPI pada kejadian KIPI
melaksanakan 3. Monitoring angka kejadian pasien yang abses bekas
proses KIPI berupa abses pada diimunisasi di suntikan
penyuntikan yang bekas suntikan pada wilayah kerja dilaporkan ke
aman sesuai pasien yang diimunisasi di Puskesmas Tim PPI.
standar wilayah kerja Puskesmas Turen.
operasional Turen.
prosedur.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi wajib dilaksanakan oleh
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit maupun Puskesmas.
Penerapan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang sesuai standar
dapat secara nyata meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Selain itu,
dengan menerapkan prinsip-prinsip PPI sesuai standar, maka akan mencegah
terjadinya infeksi terkait pelayanan kesehatan atau HAIs (Healthcare
Associated Infections) dan mampu mengurangi lama perawatan serta menekan
biaya perawatan.
Identifikasi risiko infeksi pada penyelenggaraan pelayanan telah
dilakukan di Puskesmas Turen dan ke depannya upaya-upaya perbaikan yang
akan terus dilakukan. Dengan demikian, semoga ICRA Program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi yang telah disusun ini mampu membantu
meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Turen.
14