Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT


(ICRA) PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TUREN
Jl. Panglima Sudirman No.210 Turen Telp (0341) 824214
email: puskesmas.turen@gmail.com
MALANG 65175
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................. 1


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 3
B. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 5
A. Tahapan Pelaksanaan ICRA Program PPI .................................................................... 5
B. Penilaian Risiko Infeksi di Puskesmas Turen ............................................................. 7
C. Prioritas Masalah..................................................................................................................... 9
D. Rencana Tindak Lanjut ........................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HAIs (Healthcare Associated Infections) yang sebelumnya dikenal sebagai
Infeksi Nosokomial atau infeksi terkait fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan komplikasi paling sering terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Infeksi merupakan efek yang paling sering didapatkan dari rumah sakit yang
mempengaruhi sekitar 5 sampai 10% dari pasien rawat inap di negara maju
dan menjadi beban besar di negara-negara berkembang. Dampak yang
diakibatkan infeksi nosokomial (HAIs) sangat banyak diantaranya dapat
menimbulkan risiko terpapar infeksi yang tidak hanya dialami oleh pasien
tetapi juga untuk petugas kesehatan, keluarga, dan pengunjung. HAIs juga
berdampak pada pasien dan keluarga antara lain cacat atau kematian,
peningkatan lama perawatan, pengeluaran tambahan bagi rumah sakit, dan
dapat menurunkan citra rumah sakit.
ICRA (Infection Control Risk Assessment) merupakan suatu proses
berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko yang terkait
dengan perawatan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal tersebut
merupakan bagian integral dari pencegahan dan pengendalian infeksi. Jenis
dan tingkat risiko yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan berbeda satu sama
lairmya. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan penilaian risiko
sendiri yaitu bagaimana menghindari, mengidentifikasi, menganalisa,
mengevaluasi dan mengobati risiko tersebut berdasarkan standar yang ada.
Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan infeksi pasien atau petugas
kesehatan yang timbul dari kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Risiko
kemungkinan menimbulkan kemalangan dan kehilangan.
Memperhatikan kompleksnya permasalahan dalam pelaksanaan program
pencegahan dan pengendalian infeksi, maka diperlukan pengkajian risiko (risk
assessment) untuk menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan sesuai
tingkat risiko yang terjadi untuk menyusun dan menjabarkan program PPI
tahun 2021 secara komprehensif, rinci dan jelas, sehingga dapat dilaksanakan
oleh semua petugas fasilitas kesehatan secara benar dan bertanggung jawab.

B. Tujuan

3
Pelaksanaan kegiatan ICRA memiliki tujuan:
a. Mengetahui identifikasi dan penilaian kontrol risiko infeksi dalam
pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT Puskemas Turen.
b. Mengetahui evaluasi penilaian risiko dan insiden HAIs dalam menyusun
perencanaan program kerja pencegahan dan pengendalian infeksi di UPT
Puskemas Turen.
c. Mengetahui tindak lanjut manajemen risiko dalam strategi penurunan
infeksi di UPT Puskemas Turen.
d. Mengetahui strategi penurunan infeksi HAIs di UPT Puskemas Turen

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tahapan Pelaksanaan ICRA Program PPI


Tahapan penyusunan ICRA Program PPI yang dilakukan dalam
menyusun penilaian risiko adalah dengan menerapkan konsep manajemen
risiko. Risiko adalah kemungkinan untuk terjadinya kesalahan atau
kehilangan. Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang bertujuan
untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya resiko infeksi terkait
pelayanan di Puskesmas. Masalah yang potensial diidentifikasi dan
potensinya untuk menimbulkan kerusakan dinilai. Kemudian dibuat rencana
tindakan (aksi) untuk menurunkan kecenderungan masalah menjadi
meningkat atau membatasi kerusakan yang diakibatkan. Dalam PPI risiko
dapat berupa suatu agen biologi yang berpotensi menyebabkan infeksi atau
suatu mekanisme yang membuat transmisi agen infeksius terjadi.
Secara umum langkah pengkajian ICRA, sebagai berikut:
1. Identifikasi risiko yaitu melihat seberapa beratnya dampak potensial,
seberapa sering munculnya kejadian yang berisiko, identifikasi aktifitas
yang dilakukan terhadap risiko infeksi berdasarkan cara transmisinya.
2. Analisa risiko yaitu mengapa terjadi, seberapa sering terjadi, siapa yang
berkontribusi, dimana kejadiannya dan apa dampak serta biaya untuk
mencegahnya.
3. Kontrol risiko dengan melakukan strategi pengurangan atau
mengeliminasi kemungkinan risiko yang menjadi masalah.
4. Monitoring risiko dengan memastikan rencana pengurangan risiko
dilaksanakan dan dapat menjadi umpan balik perbaikan.

Dalam melaksanakan analisa risiko infeksi di pelayanan, dilakukan


penentuan grading tingkat risiko infeksi dengan menggunakan sistem skoring
yang menilai tingkat probabilitas/frekuensi, tingkat dampak, dan ada tidaknya
sistem yang mengatur hal tersebut. Dari sistem skoring yang dilakukan, maka
akan didapatkan prioritas masalah infeksi yang perlu untuk segera
dilaksanakan tindak lanjut dalam mengontrol dan mengurangi risiko infeksi.

5
PENILAIAN PROBABILITAS/FREKUENSI

TINGKAT
DESKRIPSI FREKUENSI KEJADIAN
RISIKO

1 Never Tidak pernah

2 Rare Jarang (Frekuensi 1- 2 x/tahun)

3 Maybe Kadang (Frekuensi 3-4 x/tahun )

4 Likely Agak sering ( Frekuensi 4-6 x/tahun )

5 Expect it Sering ( Frekuensi > 6 - 12 x/tahun )

PENILAIAN DAMPAK

TINGKAT
DESKRIPSI DAMPAK
RISIKO

1 Minimal clinical Tidak ada cedera

2 Moderate • Cedera ringan , mis luka lecet


clinical • Dapat diatasi dng P3K

3 Prolonged • Cedera sedang, mis : luka robek


length of stay • Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel). Tdk berhubungan dg penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

4 Temporer loss • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


of function • Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (irreversibel), tdk
berhubungan dng penyakit

5 Katastropik Kematian yg tdk berhubungan dg perjalanan


penyakit

PENILAIAN SISTEM YANG ADA

TINGKAT
DESKRIPSI KEADAAN
RISIKO

1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan

3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan

4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan

Nilai Prioritas Risiko:

6
SKOR = (Nilai Probabilitas) x (Nilai Dampak) x (Nilai Sistem yang Ada)

B. Penilaian Risiko Infeksi di Puskesmas Turen


a. Identifikasi Risiko Infeksi
Berdasarkan identifikasi risiko yang dilaksanakan pada Tahun 2021,
didapatkan beberapa risiko infeksi dalam program pelayanan di
Puskesmas Turen, antara lain:
1. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di unit pelayanan masih
belum sesuai standar.
2. Petugas belum melaksanakan edukasi etika batuk kepada
pengunjung secara rutin.
3. Proses dekontaminasi peralatan medis belum sesuai standar.
4. Pembuangan limbah benda tajam belum sesuai standar: masih
ada jarum suntik yang di recapping.
5. Kurang optimalnya skrining dan penempatan pasien infeksius
di unit rawat inap.
6. Proses penyuntikan yang aman belum dilaksanakan sesuai
standar operasional prosedur.
7. Manajemen pengelolaan linen belum sesuai standar.

7
b. Penilaian Tingkat Risiko Infeksi

Nilai Nilai Dampak Nilai Sistem Prioritas


NO Risiko Infeksi di Pelayanan SKOR (PxDxS)
Probabilitas (P) (D) yang Ada (S) Masalah
Penggunaan APD (Alat Pelindung
1 Diri) di unit pelayanan masih belum 5 4 2 40 IV
sesuai standar.
Petugas belum melaksanakan edukasi
2 etika batuk kepada pengunjung 5 2 2 20 VI
secara rutin.
Proses dekontaminasi peralatan
3 5 4 4 80 I
medis belum sesuai standar.
Pembuangan limbah benda tajam
4 belum sesuai standar: masih ada 3 4 2 24 V
jarum suntik yang di recapping.
Kurang optimalnya skrining dan
5 penempatan pasien infeksius di unit 5 3 5 75 II
rawat inap.
Proses penyuntikan yang aman belum
6 dilaksanakan sesuai standar 3 3 2 18 VII
operasional prosedur.
Manajemen pengelolaan linen belum
7 5 2 5 50 III
sesuai standar.

8
C. Prioritas Masalah
Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko infeksi dan sistem skoring
berdasarkan nilai probabilitas/frekuensi, nilai dampak, dan nilai sistem yang
ada, didapatkan prioritas masalah risiko infeksi di pelayanan Puskesmas
Turen antara lain:
1. Proses dekontaminasi peralatan medis belum sesuai standar.
2. Kurang optimalnya skrining dan penempatan pasien infeksius di unit
rawat inap.
3. Manajemen pengelolaan linen belum sesuai standar.
4. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) di unit pelayanan masih belum
sesuai standar.
5. Pembuangan limbah benda tajam belum sesuai standar: masih ada
jarum suntik yang di recapping.
6. Petugas belum melaksanakan edukasi etika batuk kepada pengunjung
secara rutin.
7. Proses penyuntikan yang aman belum dilaksanakan sesuai standar
operasional prosedur.

9
D. Rencana Tindak Lanjut

PLAN OF ACTION (POA) ICRA HAIs 2021

NO JENIS KELOMPOK TUJUAN PROGRES


SKOR PRIORITAS TUJUAN KHUSUS STRATEGI EVALUASI
RISIKO UMUM ANALISIS
1 KEWASPADAAN STANDAR: 80 I Mencegah dan 1. Terlaksananya 1. Melakukan pengajuan 1. Monitoring Sudah
Proses dekontaminasi meminimalkan proses pembangunan ruang CSSD kepatuhan dilaksanakan.
peralatan medis belum terjadinya dekontaminasi alat (Central Sterile Supply petugas
sesuai standar. infeksi kibat sesuai Standar Department). dekontaminasi
kontaminasi Operasional 2. Melakukan perekrutan peralatan di
alat medis. Prosedur. tenaga khusus ruang CSSD. CSSD.
2. Terbentuknya 3. Melakukan sosialisasi 2. Absensi dan
ruang khusus Dekontaminasi Peralatan dokumentasi
untuk sterilisasi Medis kepada seluruh kegiatan
alat (CSSD) yang karyawan Puskesmas sosialisasi
sesuai standar. Turen. dekontaminasi
3. Seluruh karyawan 4. Melakukan pengajuan peralatan
Puskesmas Turen kelengkapan alat dan medis.
mengerti tentang bahan untuk keperluan
proses sterilisasi alat di CSSD.
dekontaminasi alat
medis sesuai
standar.
2 KEWASPADAAN 75 II Mencegah dan 1. Terwujudnya 1. Membuat standar 1. Lembar Belum semua
TRANSMISI: meminimalkan lingkungan yang operasional prosedur skrining pasien yang
Kurang optimalnya skrining terjadinya aman bagi pasien tentang kewaspadaan COVID-19 pada akan rawat inap
dan penempatan pasien infeksi pada yang rawat inap di transmisi di Puskesmas pasien yang dilakukan
infeksius di unit rawat inap. pasien yang di Puskesmas Turen. Turen. dilakukan skrining COVID-
rawat inap di 2. Mencegah 2. Membuat standar rawat inap di 19.

10
Puskesmas. terjadinya operasional prosedur Puskesmas Masih ada
transmisi penyakit tentang penempatan Turen. pasien infeksius
infeksius dari pasien. 2. Dokumen dan non-
pasien ke petugas 3. Melakukan sosialisasi pencatatan infeksius yang
atau pengunjung tentang SOP yang sudah rekam medis di ditempatkan di
yang lain. dibuat kepada petugas di buku operan ruang yang
unit layanan khususnya perawat sama.
UGD dan Rawat Inap. tentang
4. Melaksanakan diagnosis
penempatan pasien sesuai pasien dan
standar. ruang
5. Melakukan skrining rawatnya.
COVID-19 pada pasien 3. Monitoring
yang akan dilakukan rawat kepatuhan
inap di Puskesmas Turen. petugas di
6. Melaksanakan monitoring ruang isolasi.
kepatuhan petugas di
ruang isolasi.
3 KEWASPADAAN STANDAR: 50 III Mencegah dan 1. Terbentuknya 1. Membuat standar 1. Monitoring Sebagian sudah
Manajemen pengelolaan meminimalkan standar operasional prosedur kepatuhan dilaksanakan,
linen belum sesuai standar. terjadinya operasional tentang manajemen pegawai Renovasi ruang
infeksi akibat prosedur tentang pengelolaan linen. Puskesmas linen belum
kontaminasi manajemen 2. Membuat alur manajemen dalam dilaksanakan.
linen. pengelolaan linen linen. pemisahan
sesuai standar. 3. Membuat denah ruang linen kotor
2. Terbentuknya linen dan melakukan infeksius dan
ruang khusus linen pengajuan renovasi ruang non-infeksius.
yang sesuai linen sesuai standar.
standar
4 KEWASPADAAN STANDAR: 40 IV Mencegah dan 1. Tercapainya 1. Melakukan monitoring 1. Monitoring Sudah

11
Penggunaan APD (Alat meminimalkan penggunaan APD harian kepatuhan kepatuhan dilaksanakan.
Pelindung Diri) di unit terjadinya sesuai standar saat penggunaan APD sesuai penggunaan
pelayanan masih belum infeksi pada pelayanan. standar di unit layanan. APD sesuai
sesuai standar. pelayanan 2. Tersedianya APD 2. Memastikan ketersediaan standar.
pasien. sesuai standar di APD dan mlakukan 2. Absensi dan
pelayanan. pengajuan pengadaan APD dokumentasi
3. Seluruh karyawan habis pakai kepada pihak sosialisasi APD
Puskesmas Turen BMHP Puskesmas Turen. sesuai standar
memahami 3. Melaksanakan sosialisasi di masa
tentang penggunaan APD sesuai pandemic
pemakaian APD standar, terutama di masa COVID-19.
sesuai standar. pandemic COVID-19.
5 KEWASPADAAN STANDAR: 24 V Mencegah dan 1. Mencegah 1. Melakukan refreshing 1. Monitoring Sudah
Pembuangan limbah benda meminimalkan kejadian tertusuk sosialisasi limbah benda pembuangan dilaksanakan.
tajam belum sesuai standar: terjadinya jarum tajam sesuai standar limbah benda
masih ada jarum suntik infeksi pada 2. Mencegah petugas secara rutin kepada tajam sesuai
yang di recapping. pembuangan terinfeksi oleh karyawan Puskesmas standar.
limbah benda karena pajanan Turen.
tajam. 2. Melakukan monitoring
pembuangan limbah benda
tajam setiap pengumpulan
safety box di TPS B3 dan
dilakukan evaluasi setiap
bulan.
6 KEWASPADAAN STANDAR: 20 VI Mencegah dan 1. Terlaksananya 1. Membuat leaflet edukasi 1. Melakukan Sudah
Petugas belum meminimalkan edukasi etika etika batuk dan monitoring dilaksanakan.
melaksanakan edukasi etika terjadinya batuk pada meletakkannya di unit jumlah
batuk kepada pengunjung infeksi pada pengunjung di layanan, terutama di Poli pengunjung
secara rutin. petugas dan Puskesmas Turen. Batuk dan Poli Umum. yang telah
pengunjung. 2. Petugas dan 2. Melakukan edukasi etika dilakukan

12
pengunjung batuk kepada pengunjung edukasi etika
Puskesmas Turen secara rutin. batuk setiap
melaksanakan bulan.
etika batuk dengan
benar.
7 KEWASPADAAN STANDAR: 18 VII Mencegah dan 1. Seluruh karyawan 1. Melakukan sosialisasi 1. Monitoring Sebagian sudah
Proses penyuntikan yang meminimalkan Puskesmas penyuntikan yang aman kepatuhan dilaksanakan.
aman belum dilaksanakan terjadinya memahami kepada petugas medis dan petugas dalam Petugas masih
sesuai standar operasional infeksi pada tentang proses paramedis di Puskesmas pelaksanaan belum patuh
prosedur. proses penyuntikan yang Turen. penyuntikan dalam
penyuntikan. aman sesuai 2. Melakukan monitoring yang aman. menggunakan
standar. kepatuhan petugas pada 2. Monitoring troli injeksi.
2. Seluruh karyawan proses penyuntikan yang angka kejadian Belum semua
Puskesmas aman di Puskesmas Turen. KIPI pada kejadian KIPI
melaksanakan 3. Monitoring angka kejadian pasien yang abses bekas
proses KIPI berupa abses pada diimunisasi di suntikan
penyuntikan yang bekas suntikan pada wilayah kerja dilaporkan ke
aman sesuai pasien yang diimunisasi di Puskesmas Tim PPI.
standar wilayah kerja Puskesmas Turen.
operasional Turen.
prosedur.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi wajib dilaksanakan oleh
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik rumah sakit maupun Puskesmas.
Penerapan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang sesuai standar
dapat secara nyata meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Selain itu,
dengan menerapkan prinsip-prinsip PPI sesuai standar, maka akan mencegah
terjadinya infeksi terkait pelayanan kesehatan atau HAIs (Healthcare
Associated Infections) dan mampu mengurangi lama perawatan serta menekan
biaya perawatan.
Identifikasi risiko infeksi pada penyelenggaraan pelayanan telah
dilakukan di Puskesmas Turen dan ke depannya upaya-upaya perbaikan yang
akan terus dilakukan. Dengan demikian, semoga ICRA Program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi yang telah disusun ini mampu membantu
meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas Turen.

14

Anda mungkin juga menyukai