Anda di halaman 1dari 31

INFECTION CONTRO RISK ASSESMENT

(ICRA) DALAM PPI

Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM


WORKSHOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ADINKES DAN KAKP
TANGGAL 6-8 MEI 2021
TUJUAN UMUM & KHUSUS PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

 Setelah mengikuti  Setelah mengikuti pembelajaran, peserta


pembelajaran,peserta diharapkan mampu :
diharapkan mampu  Memahami pengertian ICRA
memahami ICRA dalam  Memahami indetifikasi masalah dalam
PPI di FKTP pembutan ICRA
 Menjelaskan proses pembuatan ICRA
program dengan baik dan benar
 Melaksanakan ICRA program
berdasarkan kelompok group Risk
dengan baik dan benar
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN ICRA
3. ALUR PENGELOLAAN RISIKO
4. LANGKAH PELAKSANAAN ICRA
5. KESIMPULAN
PENDAHULUAN

PROGRAM
community acquired PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
infection INFEKSI

PATIENT SAFETY
Healthcare Associated Infections
(HAIs) MONITORING DAN EVALUASI

MASALAH DI YANKES AUDIT ICRA


PENGERTIAN

 RISK MANAJEMEN adalah Proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang


akan membantu mencegah konsekuensi yang merugikan dan meminimalkan
dampak negatif dari kerugian yg disengaja pada suatu organisasi
 RISK ASSESMENT adalah penilaian yang meneliti proses secara rinci termasuk
urutan kejadian dan risiko aktual dan potensial, kegagalan atau titik kerentanan, dan
bahwa, melalui proses logis, memprioritaskan area untuk perbaikan didasarkan
pada dampak aktual, atau potensial (kekritisan) perawatan, pengobatan, atau
pelayanan (TJC, 2010)
 ICRA adalah Sistem yang digunakan untuk menilai bahaya dari infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pasien, keluarga,
petugas, pengunjung dan lingkungan (JCIA,2010)
KONSEP DASAR RISIKO

Resiko adalah penyimpangan dari suatu yang di harapkan.


Pengertian Resiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan
terdapat unsur bahaya, akibat atau konsekuensi yang bisa terjadi
akibat proses yang sedang berlangsung maupun kejadian yang akan
dating
Risiko juga dapat didefinisikan sebagai interaksi yang disengaja
dengan ketidakpastian.
Persepsi risiko adalah penilaian subjektif orang tentang keparahan
risiko, dan dapat bervariasi orang ke orang.
Setiap usaha manusia membawa beberapa risiko, namun ada juga
yang jauh lebih berisiko daripada yang lain.
TUJUAN ICRA

1. Mengembangkan program pencegahan pengendalian Infeksi diunit terkait


berdasarkan hasil indentifikasi risiko tinggi
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di FKTP.
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko infeksi di
FKTP.
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi di seluruh area FKTP.
5. Diharapkan menimbulkan dampak perbaikan dan menurunkan kejadian
dan resiko infeksi
INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT (ICRA)

 adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan


infeksi, pendokumentasian bahwa dengan
mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program :
 Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi,
 Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi,
pemeliharaan fasilitas, dan
 Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan
perawatan, yang memungkinkan organisasi untuk
mengantisipasi dampak potensial.
8
External Internal
 Terkait dengan komunitas  Terkait pasien
 Terkait dengan bencana  Terkait petugas
 Persyaratan peraturan dan  Terkait prosedur
akreditasi  Peralatan
 Lingkungan
 Pengobatan
 Sumber daya
ICRA

ICRA PROGRAM ICRA KONSTRUKSI


PENILAIAN RISIKO INFEKSI TERKAIT  Suatau penglkajian multi displin yang
PROGRAM PPI proses nya di dokumentasikan untuk
1. Identifikasi risiko mengidentifikasi secara proaktif dan
2. Analisa risiko (pembuatan matriks mengurangi risiko infeksi yang bisa
grading) terjadi selama kegiatan konstruksi
3. Penilaian dan penentuan skor (APIC report 2000)
4. Pengelolaan risiko  Pembongkaran, konstruksi, renovaso
5. Membuat plan of action (rencana Gedung di area mana saja di fasyankes
kegiatan) yang dapat menjadi sumber infeksi
LANGKAH PENGKAJIAN ICRA PROGRAM

1 IDENTIFIKASI MASALAH
melihat seberapa beratnya dampak potensial dan kemungkinan seberapa
sering frekuensi munculnya risiko, identifikasi aktifitas yang dilakukan
pada risiko dan cara transmisinya

2 ANALISA RISIKO
Mengapa terjadi ? Seberapa sering terjadi, dimana kejaiannya, siapa saja
yang berkontribusu dan apa dampaknya
3 PENILAIAN DAN PENENTUAN SKORING
Berdasarkan : PROBABILITY , DAMPAK DAN CURRENT SISTEM

4 PENGELOLAAN RISIKO

5. PLAN OF ACTION
TINDAKAN PELAYANAN GIGI
PERTOLONGAN PERSALINAN
NEBULAZER OKSIGEN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
LAPORAN HASIL SURVEILAN HAIS
HASIL AUDIT PROGRAM PPI
PENILAIAN PROBALITAS / FREKUENSI

TK Risk Deskripsi Kejadian


1 Very low 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Hampir mungkin tidak terjadi ( dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun )
2 Low Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)
6–30% – low but not impossible
Jarang tapi bukan tidak mungkin terjadi ( dapat terjadi dalam 2-5 tahun )
3 Medium Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)
31–70% – fairly likely to occur
Mungkin terjadi/bisa terjadi (dapat terjadi tiap 1-2 thn)
4 Hight Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
71–95% – more likely to occur than not
Sangat mungkin (dpt terjadi setiap bulan/beberapa kali dlm setahun)
5 Very hight Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun )
91–100% – almost certainly will occur
Hampir pasti akan terjadi (terjadi dalam minggu/bulan)
PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI

TK RIKS Deskripsi Dampak


1 Tdk significant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet, dapat diatasi dng P3K, kerugian
keuangan sedang
3 Moderat • Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng penyakit yg mendasarinya,
kerugian keuangan besar.
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan penyakit
SISTEM YANG ADA

Tk Risk Deskripsi Kegiatan


1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan

3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan


4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan


MELAKUKAN
PENILAIAN
SCORING RESIKO X X
INFEKSI DENGAN
MEMBUAT MATRIX
POTENSIAL RIKS/ PROBABILITY IMPACT CURRENT SYSTEM
PROBLEM
SKOR Prioritas
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Petugas menggunakan 3 2 3 18 III
APD masih belum
sesuai indikasi

Sarana Kebersihan tangan 4 3 2 24 II


belum terpenuhi secara
rutin

Pemasangan IV line belum 4 3 3 36 I


sesuai standar PPI

Penyuntikan yang aman 2 3 3 18 III


belum semua petugas
melakukan sesuai standar
UMUM
TUJUAN

KHUSUS
TUJUAN
RISIKO
KELOMPOK

RISK/MASLAH
POTENSIAL
NO

SKOR

PRIORITAS
PROGRESS /
STRATEGI EVALUASI ANALISIS

1 HAISs Pemasang 36 1 Mengurangi Angka kejadian 1. Melakukan koordinasi 1 Mei 2021 RENCANA BULAN
an IV line SEPT 2021 :
resiko Plebitis dengan PJ ruangan
belum 1. Perbaikan
infeksi menurun dari 26 terkait perilaku Ruangan
sesuai
pada ‰ menjadi 15 petugas penyimpanan
standar 2. Akan dibuat
PPI IAD/Plebitis ‰ 2. Melakukan solialisasi
ducting untuk
SOP pemasangan IV ventilasi
Tidak terjadi kateter tekanan negatif
IAD pada pasien 3. Merencanakan planning
terpasangan IV perbaikan
kateter
ICRA KONSTRUKSI

Tujuan
 Untuk mencegah dampak konstruksi atau
renovasi menjadi sumber penularan infeksi
 Untuk mencegah potensial bahaya
terhadap fungsi paru paru akibat dampat
debu dari renovasi atau konstruksi
 Untuk mencegah potensial bahaya pada
keamanan petugas , staf dan pengunjung
fasyankes
LANGKAH-LANGKAH ICRA KONSTRUKSI

PRE RENOVASI SELAMA RENOVASI SETELAH RENOVASI


o Rapat Tim Multidispilin o Pengawasanmengunak an o Pengawasan hasil
o Penetapan & rencanatidakan Format Audit limbah pekerjaan
konstruksi bangunan o Monitoring tindakan o Menetapkan
 Identifikasi type dan jenis perbaikan atas penilaian
konstruksi rekomendasi usulan kelayakan
 Identifikasi kelompok risiko perbaikan bangunan sesuai
 Membuat Matrix penilaian risiko penilaian risiko
 Perencanaantindakan PPI sesuai infeksi
hasil penilaian
MATRIX ICRA KONSTRUKSI

KRITERIA TYPE A KRITERIA TYPE B KRITERIA TYPE C KRITERIA TYPE D


PEMERIKSAAN DAN SKALA KECIL, Pekerjaan yang menghasilkan PEMBONGKARAN &
KEGIATAN PEMELIHARAAN KEGIATAN JANGKA debu tk sedang hingga tk KONSTRUKSI
UMUM PENDEK, YANG tinggi memerlukan bongkaran PROYEK- PROYEK
• Mengganti ubin, langit-2 MENGHASILKAN DEBU atau pemindahan BESAR:
(plafon) untuk inspeksi SEDIKIT:
/penghapusan & pembersihan • Kegiatan yg
visual saja. Misalnya :
terbatas pada 1
komponen bangunan membutuhkan shift
• Instalasi telepon dan tetap/rakitan: kerja berturut-turut
genting/plafon per 50
perkabelan • Pengamplasan dindinguntuk • Penghancuran mayor dari
meter persegi.
• Pengecatan (tidak
komputer. pengecatan / pelapisan dinding proyek bangunan
• pemindahan/penghapusan/pembers
pengamplasan) • Akses ke ruang terbuka. • Memerlukan
• Wall covering, pekerjaan ihan penutup lantai, plafon langit- 2
• Pemotongan dinding & pekerjaan khusus. pembongkaran berat
listrik, pipa kecil, dan
atau langit-2 dimana • Kontruksi dinding baru. atau
kegiatan yang tidak
menghasilkandebu atau migrasi debu dapat • Pekerjaan saluran kecil atau pemindahan/penghapusa
memerlukan pemotongan di kontrol pekerjaan listrik di atas langit2 n sistem perkabelan
dinding atau akses ke • Kegiatankabel utama lengkap.
langit-langit selainuntuk • Kegiatan yg tdk dpt selesai dlm • Kontruksi baru.
pemeriksaanyg kelihatan shift kerja tunggal.

Pelatihan IPCN_hippii.doc.file_2020
LANGKAH KE-2:
IDENTIFIKASI KELOMPOK RISIKO
LANGKAH KE-3 :
MENENTUKAN LEVEL/KELAS ICRA RENOVASI
Contoh :
Penilaian Risiko Renovasi
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi
Rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Sedang Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Sangat Tinggi Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

Class of Precautions
Langkah-langkah Intervensi PPI
Ditentukan Berdasarkan Kelas
Risiko Berdasarkan Type Konstruksi Kelas I, sbb:
• Lakukan pekerjaan dengan metode meminimalkan debu
• Pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai

Kelas II, sbb:


• menyediakan sarana penghalang penyebaran debu ke udara
TYPE KONSTRUKSI • Memberikan kabut air pada permukaan lingkungan kerja untuk menghalangi dan
KELOMPO mengendalikan debu selama proyek konstruksi berlangsung
K PASIEN • Melakukan pembersihan lingkungan kerja segera lakukan setelah pekerjaan selesai
BERISIKO TYPE TYPE TYPE TYPE
Kelas III, sbb:
A B C D • Membuat penghalang debu dengan menutup area masuknya debu (melakban pintu)
• Menutup ventilasi udara
RENDAH I II II III/IV • Menutup sistim heating ventilation air conditioning (HVAC)
• Limbah konstruksi ditempatkan dalam wadah tertutup rapat dan segera dibuang dan
dilakukan pembersihan
• Setelah selesai pekerjaan semua debu di bersihkan dari seluruh permukaan
SEDANG I II III IV
Kelas IV, sbb:
• Buat pembatas area kerja harus dipasang sampai proyek selesai dan dibersihkan
TINGGI I II III/IV IV • Menutup jendela di area yang menampung pasien yang dinilai rentan untuk
diminimalkan masuknya spora jamur yang dihasilkan oleh pekerjaan bangunan di
dekatnya.
SANGAT • Jika penyedot debu digunakan, pastikan mereka memiliki filter efisiensi tinggi pada
II III/IV III/IV IV udara yang habis.
TINGGI • Mengisolasikan sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi sistem
saluran
• Mengangkut puing-puing dalam kantong atau wadah tertutup dengan tutup yang rapat,
atau menutupi puing dengan kain basah.
• Jangan mengangkut puing-puing melalui area perawatan pasien tetapi melalui pintu
keluar yang berbeda.
Izin No:
Lokasi konstruksi: Tanggal mulai proyek:
Koordinator Proyek: Perkiraan durasi:
Pekerjaan konstruksi: Tanggal kadaluarsa:
Supervisor: Telephone:
Ya Tidak AKTIFITAS KONSTRUKSI Ya Tidak KELOMPOK BERISIKO
TIPE A: Inspeksi, aktifitas non invasif Kelompok 1: Risiko rendah
TIPE B: Skala kecil, durasi pendek, tingkat sedang – Kelompok 2: Risiko sedang
tinggi
TIPE C: Kegiatan yang menghasilkan debu tingkat Kelompok 3: Risiko tinggi
sedang sampai tinggi, membutuhkan waktu penyelesaian
lebih dari 1 shift.
TIPE D: Kegiatan konstruksi level tinggi. Membutuhkan Kelompok 4: Risiko sangat tinggi
waktu penyelesaian yang panjang.
1. Lakukan pekerjaan konstruksi dengan metode debu 3. Pembongkaran minor untuk perombakan
KELAS I minimal. ulang
2. Segera mengganti plafon yang digunakan untuk
pemeriksaan visual
1. Menyediakan sarana aktif (peralatan lengkap) untuk 6. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
KELAS II mencegah penyebaran debu ke udara. tertutup rapat sebelum dibuang.
2. Memberikan kabut air pada permukaan kerja untuk 7. Lakukan pengepelan basah dan/atau vakum dengan

SURAT IJIN KERJA PPI


mengendalikan debu saat proses pemotongan. HEPA filter sebelum meninggalkan area kerja.
3. Menyegel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. 8. Letakkan dust mat (keset debu) di pintu masuk dan
4. Menutup ventilasi udara. keluar area kerja
5. Bersihkan permukaan kerja dengan 9. Isolasi sistem HVAC di daerah di mana pekerjaan
pembersih/disinfektan. sedang dilakukan, rapikan kembali setelah

(ICRA) & PENGAWASAN


pekerjaan selesai.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 6. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
KELAS III konstruksi dimulai 7. Lakukan pengepelan basah dengan
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk pembersih/disinfektan
mencegah kontaminasi pada sistem saluran. 8. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas

SELAMA KONSTRUKSI
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk 9. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. tertutup rapat sebelum dibuang.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam area kerja 10. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
dengan menggunakan unit penyaringan udara 11. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
HEPA. HVAC.
Tanggal 5. Pembatas area kerja harus tetap dipasang sampai
proyek selesai diperiksa oleh Komite K3, KPPI, dan
Paraf dilakukan pembersihan oleh petugas kebersihan.
1. Memperoleh perizinan dari KPPI sebelum kegiatan 7. Semua personil yang memasuki area kerja
KELAS IV konstruksi dimulai diwajibkan untuk memakai penutup sepatu. Sepatu
2. Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk harus diganti setiap kali keluar dari area
mencegah kontaminasi sistem saluran. kerja.Pembatas area kerja harus tetap dipasang
3. Siapkan pembatas area kerja atau terapkan metode sampai proyek selesai diperiksa oleh Komite K3,
kontrol kubus (menutup area kerja dengan plastik KPPI, dan dilakukan pembersihan oleh petugas
dan menyegel dengan vakum HEPA untuk kebersihan.
menyedot debu keluar) sebelum konstruksi dimulai. 8. Vakum area kerja dengan penyaring HEPA.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja 9. Lakukan pengepelan basah dengan
dengan menggunakan unit penyaringan udara pembersih/disinfektan.
HEPA. 10. Lakukan pembongkaran bahan-bahan pembatas
5. Menyegel lubang, pipa, dan saluran. area kerja dengan hati-hati untuk meminimalkan
6. Membuat anteroom dan mewajibkan semua personel penyebaran kotoran dan puing-puing konstruksi.
untuk melewati ruangan ini sehingga mereka dapat 11. Letakkan limbah kontruksi dalam wadah yang
Tanggal disedot menggunakan vacuum cleaner HEPA tertutup rapat sebelum dibuang.
sebelum meninggalkan tempat kerja atau mereka 12. Tutup wadah atau gerobak transportasi limbah.
Paraf bisa memakai pakaian kerja yang lepas setiap kali 13. Setelah pekerjaan selesai, rapikan kembali sistem
mereka meninggalkan tempat kerja. HVAC.

Persyaratan tambahan:
PENGAWASAN SELAMA KONSTRUKSI/RENOVASI

 PRAKTEK KERJA AMAN • Engineering Controls


 Briefing keamanan harian
• Kontrol ventilasi dan lingkungan
 Vacuum dan penghisap debu lokal
 Kontrol lalu lintas pembersihan puing puing • Buat lingkungan dengan
 Pembersihan peralatan & lingkungan tekanan negatif
 Pembersihan lokasi pekerjaan • Barriers systems
 Monitoring rutin
• Kontrol debu dan puing
• Pengawasan resiko kontaminasi
KESIMPULAN

1. RISK ASSESMENT adalah penilaian yang meneliti proses secara rinci termasuk urutan kejadian
dan risiko aktual dan potensial, kegagalan atau titik kerentanan, dan bahwa, melalui proses
logis, memprioritaskan area untuk perbaikan didasarkan pada dampak aktual, atau potensial
(kekritisan) perawatan, pengobatan, atau pelayanan (TJC, 2010)
2. ICRA adalah Sistem yang digunakan untuk menilai bahaya dari infeksi di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat menyebabkan kerugian bagi pasien, keluarga, petugas, pengunjung dan
lingkungan (JCIA,2010)
3. ICRA dapat dilakukan pada kajian PROGRAM PPI dan adanya KONSTRUKSI ATAU RENOVASI
4. Tujuan ICRA adalah mencegah, menurunkan resiko infeksi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai