a) Bentuk Laporan
Bentuk laporan kegiatan PPI mengikuti hasil pencatatan, analisis data dan
pelaporan yang telah dilakukan pada kegiatan surveilans, audit, ICRA, penggunaan
antibiotik yang bijak serta kegiatan PPI lainnya. Bentuk laporan dapat dikembangkan
sendiri atau mengikuti kebijakan masing-masing FKTP. Pengumpulan data
menggunakan form manual atau sistem IT yang dimiliki dengan membuat format
laporan harian, bulanan dan lain-lain seperti pada kegiatan surveilans.
Tabel 57. Format Laporan PPI
Keterangan :
Unit pelayanan adalah unit yang akan dilakukan penilaian angka kejadian
infeksi.
% target adalah target yang ditetapkan dalam mencapaian tujuan kinerja
bidang PPI dari unit yang ditetapkan.
Infeksi post parfum adalah infeksi yang terjadi pada pasien post parfum
Abses gigi adalah pasien yang mengalami abses pada area gigi yang
dilakukan tindakan perawatan gigi dimana pada saat datang tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi
Infeksi pasca imunisasi adalah pasien yang dilakukan imunisasi
mendapatkan tanda-tanda infeksi panas, sakit, merah dan bengkak
N adalah Numerator yaitu jumlah kasus infeksi pada periode tertentu
D adalah dnominator yaitu jumlah pasien yang dilakukan tindakan pada
periode tertentu
% adalah numertor dibagi denominator dikali 10%
b) Periode Pelaporan
(1) Pelaporan kejadian infeksi dilakukan per periode satu bulan atau sesuai kebijakan
masing-masing FKTP
(2) Laporan disampaikan ke pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan oleh Ketua Tim
PPI atau penanggung jawab PPI untuk dilakukan tindak lanjut dan perbaikan.
BAB VII
PENUTUP
Keberhasilan sebuah bangsa dalam mencegah atau meminimalisir terjadi kasus penularan
penyakit berkaitan dengan pelayanan yang diberikan (HAIs) maupun penyakit Emerging sangat
tergantung pada sejauh mana fasilitas berkesinambungan. Termasuk dalam hal ini Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas, Klinik, TPMD/DG). Sebagaimana kita
ketahui bahwa FKTP di seluruh Indonesia jumlahnya sangat besar yakni sekitar 27.000-an yang
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu merupakan tantangan besar yang
memerlukan komitmen dan peran aktif semua pihak terutama jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota agar semua FKTP yang ada di wilayahnya mampu menerpakan Pencagahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah edukasi kepada pengguna layanan,
sasaran, keluarga dan masyarakat bagaimana pentingnya mengetahui praktik atau perilaku yang
berkaitan dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah edukasi kepada pengguna layanan,
sasaran, keluarga dan masyarakat bagaimana pentingnya mengatahui praktik atau perilaku yang
berkaitan dengan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi, bagaimana mencegah atau
memutus secara dini rantai penularan infeksi di masyarakat termasuk menerapkan Pola Hidup
Bersih Sehat (PHBS), melaksanakan Gerakan Masyarakat Sehat(Germas).
Pedoman teknis PPI ini diharapkan menjadi acuan mengelola pelayanan yang disediakan
oleh setiap FKTP, dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan di FKTP, sekaligus
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan, peraturan perundang-undangan,
pedoman dan standar yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan.
Penerapan PPI secara konsisten dan berkelanjutan bukan hanya akan mengurangi kasus
HAIs di fasilitas pelayanan kesehatan , tapi juga dalam upaya memutus rantai infeksi sejak di
masyarakat serta bagian dari upaya memperkuat dan mempersiapkan seluruh FKTP dalam
menghadapi kasus penyebaran infeksi Emerging seperti wabah Pandemi COVID-19 yang telah
melanda lebih dari 200 negara di seluruh dunia.
Hanya dengan demikian, kita semua dapat menjawab tuntutan pelayanan yang bermutu
menuju tercapainya UHC 2030 yang bermutu sebagaimana yang telah menjadi komitmen semua
bangsa untuk mencapai tujuan SDGs 2030.
Daftar Kepustakaan :
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2017.
2. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengenalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan lainnya, Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia, 2018.
3. World Health Statistic, Monitoring Health for SDGs, WHO, 2018.
4. Pedoman Praktik Pengendalian Infeksi Dalam Pengaturan Klinik Depkes, Komite
Pengendalian Infeksi, Kementrian Kesehatan, November 2017.
5. Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
FKTP Kementrian Kesehatan, RP tahun 2014.
6. Primary Health Care on the Road to Universal Health Coverage, Monitoring Report,
Conferece Edition, WHO,2019.
7. Delivering Quality Health Services, A Global Imperative for Universal Health Coverage,
WHO, OECD and World Bank, 2018.
8. Building Block for Universal Health Coverage :Strong Primary Healt Care System and
Essential health Services Packages, Champiron of Global Reproductive Right
Pai,Org,2018.
9. Buku Pedoman Pengendalian Infeksi Noscomial di Rumah Sakit Kariadi Semarang 1989
Edisi 1.
10. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Kementrian
Kesehatan RI Dirjen P2MPL, Cetakan III, Tahun 2010.
11. Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama Untuk Mencegah Infeksi Yang Ditransmisikan Melalui Udara (Airborne
Infection), Kemkes RI Edisi Pertama, September 2014.
12. Minimum Requirements for Infection Prevention and Control Programs, WHO, 2019.
13. Pedoman PPI Tuberkulosis di Fasyankes, Kemkes RI Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Jakarta, Mei 2012.
14. Pedoman Nasonal Pengendalian Tuberculosis, Kemkes RI Direktur Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungam, 2011.
15. Pedoman Teknis Bangunan RS Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD), Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kemkes RI, 2012.
16. Infection Prevention Control, Community Infection Prevention and Control Policy for
Domiciliary Care, MRSA 09 August 2017 (Harrogate And District NHS Foundation
Trust)
17. Asia Pacific Society of Infection Control, APSIC, The Apsic Guidelines for Disinfection
and Sterilisation of Intsrumens In Health Care Facilities, 2008.
18. Guideline for Disinfection and Sterilization in Healthcare Facilities, 2008,
(Https//www.Cdcgov/Ingectioncontrol/Guidelines/Disinfection), Hospital Epidemiology
University of North Carolina Health Care System, Chapel Hill, NC 27514.
19. Pedoman Pengelolaan Limbah di Puskesmas, RS, RS Rujukan dan RS Darurat Yang
Menangani Pasien Covid19, Kemkes RI, 2019.
20. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2015, Tentang Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, 2015.
21. Pedoman Penggunaan Antibiotik, Kementrian Kesehatan RI 2011.
22. Rosengren, Helena, Heal, Clare and Smith, Samuel. An Update on Antibiotiv Prophylaxis
in Dermatologic Surgery. Current Dermatology Reports, 2012:1 (2). Pp55-63
23. Antibiotic Prophylaxis for Dental Patients at Risk of Infection. The Reference Manual of
Pediatric Dentisry.2019:Pp 416-21.
24. Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, 2016.
25. Juknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2019.
26. Permenkes 236/Menkes/IV/1997 Tentang Persyaratan Kesehatan Makanan Jajanan.
27. Materi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Pelayanan Makanan, Dr. Zulharman, M.
Med.Ed.
28. Health care without avoidable infections the critical role of infection prevention and
control, WHO. 2016.
29. Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Covid-19, Kemkes 2020.
30. Prevention and control off health care Associated infection, WHO, Pan American Health
Organization, 2018.
31. Guidelines on Infection Control Practice in the Clinic Settings of Department Health,
Infection Control Committee, Department of Health December 2019.
32. Infection Prevention and Control Guidelines for Providing Healthcare to Clients Living
in the Community, Provincial Infection Control Network of Bristish Columbia (PICNet)
June 2014.
33. Penerapan Kewaspadaan Standar di fasilitas pelayanan kesehatan, Waspada dan tanggap
Epidemi dan Pandemi I, WHO Indonesia, 2008.
34. Infection Prevention and Control Induction Program Grampians Region Infection Control
Group Original 2015 updated February 2019.
35. Guideline for Prevention of Catheter-Associated Urinary Tract Infections, Healthcare
Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC), Last Up Date, Juni6,2019.
36. WHO’s “My five moments for hand hygiene.” (http://www.who.int/infection-
prevention/tools/hand-hygiene/en/. Accessed May 29.2018).
37. Permenkes No. 52 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di fasyankes dan
buku indikator program kesehatan kerja dan olahraga tahun 2020-2024.
PEDOMAN TEKNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN KEWASPADAAN
MENGHADAPI PENYAKIT INFEKSI EMERGING TAHUN 2020
PENGARAH
Prof. dr. Abdul Kadir, PhD, Sp. THT-KL(K), MARS
(Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan)
PENASEHAT
Drg. Farichah Hanum, M. Kes
(Direktur Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan)
TIM PENYUSUN
Drs. Farichah Hanum, M. Kes
dr. H.KM Taufiq, MMR
dr. Dewi Irawati, MKM
drg. Trihandini Sri Rejeki Astuti, MKM
Tanti Oktriani, S.Kep. Nes
dr. Ganda Raja Partogi Sinaga M.Sc
Wardanela Yunus, CVRN, SKM, MM
dr. Yael Esthi N.K, Sp. KK
dr. Tjahjono Kurniawati, MPH
Ida Ayu Citarasmi, S.SIT, MKM
Telly Verawati, SKM, M. Kes
dr. Fredy Ied Fitriadi
dr. H. Sakkar , MMR
TIM PAKAR
Prof Djoko Widodo SpPD, KPTI, FINASIM
dr. S.H. Manullang SpB (K), FICS, FINACS
Wardanela Yunus, CVRN, SKM,MM
Costy Panjaitan, CVRN, SKM, MARS, PhD
dr. Tjahjono Kuntjoro, MPH, DrPH
dr. Lina Kurniawati, MPH
Yohana Fransisca Wapini, BN, MARS
KONTRIBUTOR
Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan
Siti Romhlah, SKM, MKM
Dini Rahmadian SKp.MHSM
Ira Irianti, SKM.MKM
dr. Edih Suryono, MARS
dr, Farida Aryani, MM.M. Kes
Armawati, SKM., M. Kes
Kanisius Maturbongs, SKM, M.Kes
Indi Susanti, SKM. M. Epid
Meily Arovi Qulsum, SKM. M. Kes
Emma Aprilia, SKM, MARS
Nur Sadji, SKM.
Hani Anggoro, S.P.Si
dr. Puspita Tri Utami, M.SI (Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga)