Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI (PPI)

KOTA MALANG
PUSKESMAS RAMPAL CELAKET
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah
dikaruniakan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pelayanan Tim Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI) Puskesmas Rampal Celaket ini dapat
terselesaikan.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini berisikan tentang
program tahunan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terkait rincian
kegiatan, jdawal pelaksanaan serta anggaran.
Kami menyadari bahwa penulisan Program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan evaluasi yang
membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
program ini.

Malang, 5 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……..2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….….4
A. LATAR BELAKANG…………………………….………………..4
B. TUJUAN……………..……………………………...…………….4
C. SASARAN……………….………………………………………..4
D. DASAR HUKUM………………………………..………………..4
E. RUANG LINGKUP……………….……………………..………..5
F. BATASAN OPERASIONAL …………………………………….5
BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS………………………………..6
BAB III VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS…………14
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS…………………...….15
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI……………………………...16
BAB VI TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG…………….17
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA…………………………………….... 20
A. LINGKUP KEGIATAN……………………………………….....20
B. METODE……………………………………………….…….....22
C. LANGKAH KEGIATAN ………………………………………22
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL………...25
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA……………………25
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN…………………………………..26
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI…………………………………………...27
BAB X PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI ………………………………28
BAB XI PELAPORAN……………………………………………………….29

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di
dunia, termasuk di Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatkannya
infeksi dapat berasal dari komunitas ( Community acquired infection )
atau berasal dari lingkungan Rumah Sakit (Hospital Aquired Infection)
yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan
berkembangnya system pelayanan kesehatan khususnya bidang
perawatan pasien, sekarang perawatan tidak hanya di rumah sakit
saja (home care). Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau
penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur
berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang
lain) atau bahkan kepada petugas kesehatan itu sendiri. Karena
sering kali tidak bias secara pasti ditentukan asal infeksi, maka
sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital Acquired infection)
diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare Associated Infections”
HAIs dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di Rumah Sakit
tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak
terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada pada
petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan
perawatan pasien. Khusus untuk infeksi yang terjadi atau didapat di
rumah sakit, selanjutnya disebut sebagai infeksi rumah sakit ( Hospital
Infection ). Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi khususnya infeksi rumah sakit, perlu memiliki pengetahuan
mengenai konsep dasar penyakit infeksi.
B. TUJUAN
Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan,
sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan
masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
C. SASARAN
Sasaran Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan disusun
untuk digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang meliputi tingkat pertama, kedua, dan ketiga.
D. DASAR HUKUM

4
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007
tentang Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup program PPI meliputi kewaspadaan isolasi,
penerapan PPI terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated
Infections/HAIs) berupa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya HAIs (bundles), surveilans HAIs, pendidikan dan pelatihan serta
penggunaan anti mikroba yang bijak. Disamping itu, dilakukan monitoring
melalui Infection Control Risk Assesment (ICRA), audit dan monitoring
lainya secara berkala. Dalam pelaksanaan PPI, Puskesmas wajib
menerapkan seluruh program PPI sedangkan untuk fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, penerapan PPI disesuaikan dengan pelayanan yang di
lakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
F. BATASAN OPERASIONAL
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang selanjutnya disingkat
PPI adalah upaya untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya
infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated
Infections) yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang
terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada
infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam
rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena
pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait
proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
3. PPI dilaksanakan melalui penerapan prinsip kewaspadaan standar
dan berdasarkan transmisi; penggunaan antimikroba secara bijak;
dan bundles. Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis
bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran poses
pelayanan kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten

5
BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

1. Keadaan Geografis
Puskesmas Rampal Celaket adalah unit pelaksana Dinas
Kesehatan Kota Malang yang terletak di Jalan Simpang Kasembon No. 5
RT. 03 RW. 05 Kelurahan Rampal Celaket Kecamatan Klojen Kota
Malang. Wilayah kerja Puskesmas Rampal Celaket meliputi 3 Kelurahan,
yaitu :

1. Kelurahan Klojen
2. Kelurahan Rampal Celaket
3. Kelurahan Samaan
Batas wilayah kerja Puskesmas Rampal Celaket Kecamatan Klojen,
yaitu:

1. Sebelah Utara : Kelurahan Lowokwaru


2. Sebelah Timur : Kelurahan Bunulrejo dan Kelurahan Kesatrian
3. Sebelah Selatan : Kelurahan Oro – Oro Dowo dan Kelurahan
Kauman
4. Sebelah Barat : Kelurahan Oro – Oro Dowo dan Kelurahan
Lowokwaru
Jarak antara UPT Puskesmas Rampal Celaket dengan Dinas
Kesehatan Kota Malang sekitar      ±5 km dengan luas wilayah kerja
sekitar ± 19,41 km².

6
2. Keadaan Demografi
Jumlah Penduduk Tahun 2015 berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kota Malang bahwa Penduduk di Wilayah Puskesmas Rampal
Celaket sebanyak 22.159 jiwa, adapun rincian seperti pada tabel berikut:

Data Penduduk di Wilayah Puskesmas Rampal Celaket

Jumlah Jumlah Penduduk


No. Kelurahan
KK Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Klojen 1.531 2.639 3.177 5.816

2. RampalCelaket 1.710 2.907 3.182 6.089

3. Samaan 2.476 5.009 5.377 10.386

Total 5.717 10.555 11.736 22.291

 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Malang, 2016

3. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan 

7
Kota Malang terkenal dengan kota pendidikan hal ini nampak dari
cukup banyaknya fasilitas pendidikan di Kecamatan Klojen yang termasuk
wilayah Puskesmas Rampal Celaket, terkenal dengan sekolah dengan
jumlah peminat siswanya cukup banyak, sehingga juga perlu
mendapatkan perhatian dalam bidang kesehatannya, adapun sarana
pendidikan di wilayah Puskesmas Rampal Celaket mulai dari jenjang anak
pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan
Sekolah Menengah Tingkat Atas, data sarana seperti pada tabel berikut.

Data Sarana Pendidikan Wilayah Puskesmas Rampal Celaket

No. Jenis Pendidikan Jumlah Keterangan

1. Taman Kanak-Kanak 14 (negeri=1, swasta=14)


(TK)

2. SD/MI 12 (negeri=2, swasta=10)

3. SLTP/MTS 7 (negeri=2, swasta=5)

4. SLTA/MA 8 (negeri=3, swasta=5)

5. Akademi/PT 0

6. Pondok Pesantren 1 (swasta=1)


(Ponpes)

Total 42 (negeri=9, swasta=33)

Sumber : Diknas Kecamatan Klojen, 2016

4. Keadaan Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering
mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan
masyarakat, bersama faktor perilaku pelayanan kesehatan dan genetik,
lingkungan sangat menetukan baik buruknya status derajat kesehatan
masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan
beberapa indikator, seperti : rumah sehat, Tempat Tempat Umum (TTU),
Tempat Pengolohan Makanan (TPM), Rumah Tangga dengan sumber air
minum dan persentase rumah tangga menurut kepemilikan fasilitas
kesehatan lingkungan.

a. Rumah Sehat

8
Beberapa indikator lingkungan yang harus dipenuhi oleh
sebuah rumah tangga agar dapat disebut sebagai rumah sehat, yaitu
ketersediaan air bersih, adanya jamban, kesesuaian luas lantai
dengan jumlah penghuni dan lantai rumah buka dari tanah, selain itu
juga faktor perilaku dan keterjangkauan terhadap jaminan
pemeliharaan kesehatan agar menjadi rumah tangga sehat.
Persentase rumah sehat di wilayah Pusekesmas Rampal Celaket
tahun 2016 mencapai 3.912 buah dari 5.087 rumah yang diperiksa
(76,90 %).

b. Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan


(TPM) 
Selain rumah TTU dan TPM juga memiliki peranan yang
penting dalam menjaga kesehatan lingkungan yang dampaknya
terhadap orang di sekitarnya sangat besar, oleh karenaya
pemeriksaan secara periodik terhadap tempat tempat tersebut sangat
penting untuk menjaga kesehatan lingkungan agar tetap ramah
kepada penduduk di wilayahnya, selama tahun 2016 dari TTU yang
ada sebanyak 89 buah dan semuanya sudah memenuhi syarat,
sedangkan dari TPM yang ada sebanyak 72 buah hanya 59 buah
yang laik sehat.        

c. Akses terhadap Air bersih  


Air bersih sangat penting bagi kehidupan manusia dan
kebutuhannya tidak dapat terelakkan, oleh karena itu pemenuhan air
bersih apalagi keberadaanya sekarang ini sangat vital dan menjadi
barang yang langka untuk mendapatnya. Jumlah keluarga dengan
akses air bersih yang dilakukan pengawasan pada sarana Air Bersih
(SAB) pada tahun 2016 sebanyak 1.220 buah dan sebanyak 1.220
SAB sudah dilakukan pengawasan (100 %) sedangkan yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 419 SAB (34,34 %) dan semua
Kepala Keluarga (KK) sebanyak 5.717 sudah memilki akses terhadap
SAB.

d. Sumber Air Minum


Selain keberadaan air bersih yang sangat penting untuk
kehidupan manusia, keberadaan ketersediaan air minum juga sangat
penting, dari 5.717 keluarga yang diperiksa seluruhnya menggunakan
sumber air minum terlindung atau mencapai 100% dan sebagian
besar sudah memakai air ledeng meteran sebagai sumber air minum
untuk keluarga.

9
a.   Fasilitas Kesehatan Lingkungan
Fasilitas kesehatan lingkungan standar yang harus dipenuhi
oleh masyarakat adalah keberadaan Jamban Keluarga (JAGA),
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Sarana Pengelolaan Air
Limbah (SPAL), dan pada tahun 2016 ini JAGA yang ada dan
berfungsi sebanyak 3.784 buah, TPS yang terdaftar sebanyak 89
buah dan semuanya sudah memenuhi syarat, sedangkan SPAL yang
ada dan berfungsi sebanyak 2.025 buah. 

5. Keadaan Perilaku Masyarakat


Ada 4 komponen yang berpengaruh terhadap status derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: perilaku, lingkungan, genetik dan
pelayanan kesehatan. Adapun untuk menggambarkan keadaan
perlaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan
akan disajikan beberapa indikator:

a. Rumah Tangga ber PHBS


PHBS rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat, dimana ada 10 indikator tersebut adalah:
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi yang diberi ASI
Eksklusif, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiah hari,
mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tersedia jamban,
tersedia air bersih, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
dan lantai rumah bukan dari tanah. 

b. Pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sangat penting
untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi dan anak balita,
sehingga peran tenaga kesehatan sangat besar dalam memberikan
pelayanan kepada ibu, bayi dan balita. Selama tahun 2015 cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan hanya mencapai 316 bulin dari
target sebanyak 333 bulin (94,89 %), mestinya bisa mencapai hampir
100 % hal ini disebabkan karena pada saat pemeriksaan
kehamilannya di sarana kesehatan yang ada di wilayah puskesmas
tetapi pada saat melahirkan pindah ke tempat di luar wilayah
puskesmas bahkan di luar kota sehingga tidak bisa terlacak, tetapi
dari jumlah tersebut tidak ada yang sampai meninggal.

10
c. Bayi yang diberi ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif sangat penting untuk kesehatan bayi
baru lahir, yaitu sejak lahir sampai dengan usia 6 bulan dan
cakupannya di wilayah puskesmas rampal celaket masih sangat
kurang atau hanya mencapai 229 bayi dari 239 bayi yang ada (96 %),
sehingga upaya promotif kepada ibu hamil dan ibu bersalin harus lebih
ditingkatkan lagi.

d. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Prabayar


Salah satu variabel penting akses terhadap pelayanan
kesehatan adalah kepesertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan
prabayar, dimana pada tahun 2015 merupakan awal berlakunya sistim
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di kelola oleh Badan
Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) yang kepesertaannya dibagi dalam
2 kategori, yaitu: Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang terdiri dari
peserta yang sudah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah
(Jamkesda) dan Non PBI yang terdiri dari PNS/TNI/POLRI/Jamsostek
serta peserta mandiri, adapun di Puskesmas Rampal Celaket jumlah
kepesertaan jaminan kesehatan prabayar sebanyak 3.251 orang dari
jumlah penduduk sebanyak 22.291 jiwa (14,58 %).

B. Tugas Pokok Organisasi Unit Kerja


Puskesmas, sesuai  Peraturan Walikota Malang Nomor 54 Tahun
2016 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Pada Dinas Kesehatan, memiliki
pengertian fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Berdasarkan Peraturan Wali Kota tersebut, Puskesmas
Rampal Celaket mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan sehat, dengan rincian
sebagai berikut:

1. UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat


 Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS;
 Pelayanan kesehatan lingkungan;
 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM;

11
 Pelayanan gizi yang bersifat UKM;
 Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit;
 Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
2. UKM Pengembangan
 Pelayanan kesehatan jiwa;
 Pelayanan kesehatan gigi masyarakat;
 Pelayanan kesehatan tradisional komplementer;
 Pelayanan kesehatan olahraga;
 Pelayanan kesehatan indera;
 Pelayanan kesehatan lansia;
 Pelayanan kesehatan kerja
3. UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
 Pelayanan pemeriksaan umum;
 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP;
 Pelayanan gawat darurat;
 Pelayanan gizi yang bersifat UKP;
 Pelayanan persalinan;
 Pelayanan kefarmasian;
 Pelayanan laboratorium
4. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
 Klinik;
 Rumah sakit;
 Apotek;
 Laboratorium;
 Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

B. Fungsi Organisasi Unit Kerja


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dalam
melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi : pmk 44 pkp
jatim

1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;


 Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan;
 Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

12
 Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
 Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait;
 Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
 Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
 Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
 Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
 Melaksanakan rekam medis;
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses Pelayanan Kesehatan;
 Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
 Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
 Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis
dan Sistem Rujukan.

13
BAB III
VISI, MISI, TATA NILAI DAN TUJUAN PUSKESMAS

A. Visi
Masyarakat Wilayah Puskesmas Rampal Celaket Sehat, Mandiri dan
Berkeadilan.
B. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang
bermutu,merata dan terjangkau
C. Tujuan
Mewujudkan masyarakat yang :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
E. Tata Nilai
SPIRIT (Semangat, Profesional, Inisiatif, Ramah, Inovatif,
Tanggung jawab))
Semangat : bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh
Profesional : memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
Inisiatif : senantiasa melakukan tindakan pencegahan,
pengendalian, dan perbaikan secara berkesinambungan
tanpa menunggu perintah
Ramah : memiliki sikap yang sopan dan santun kepada seluruh 
masyarakat dan rekan kerja
Inovatif : menemukan ide-ide baru untuk meningkatkan
pelayanan kepada  masyarakat
Tanggung : senantiasa menyelesaikan tugas dengan penuh
jawab kesadaran secara berkesinambungan tanpa menunggu
perintah

14
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas

Tim Manajemen Mutu Kepala Tata Usaha

Kepegawaian Keuangan

SIMPUS Rumah Tangga

Penanggung
Jawab UKM Penanggung Penanggung Penanggung
Esensial dan Jawab UKM Jawab UKP Jawab
Keperawatan Pengembangan Jejaring
Kesehatan
Masyarakat
-Promkes -Kesehatan Jiwa -Pemeriksaan - Bidan Kelurahan:
-Uks -Kes.Gigi & Mulut Umum Samaan
-Kesling Masyarakat -Pemeriksaan Klojen
-KIA/KB Masyarakat -Kes. Tradisional Rampal Celaket
Kesehatan Gigi
-Gizi JEJARING & Jaringan
Komplementer dan Mulut Fasyankes : DPM, BPM,
-Pencegahan & -Kesehatan Orga -KIA/KB Klinik Swasta, Laboratorium
Pengendalian Penyakit -Kesehatan Indera - tindakan/ IGD Swasta, Rs, Pemerintah /
- Keperawatan -Kesehatan -Persalinan Swasta (RS Saiful Anwar,
Kesehatan Masyarakat Lansia -Farmasi/Obat Rs Lavalet, Klinik Bunga
-Kesehatan Kerja -Laboratorium Melati, dsb)
Kesehatan Matra -Pendaftaran &
RM
-Pemeriksaan
Lansia

15
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI

KEPALA PUSKESMAS
dr. Herlin Kisworini

KETUA TIM TIM MANAJEMEN


dr. Mentari MUTU

SEKRETARIS
Wawan
ANGGOTA

Eva Humaidah Amd, Keb.


Tri Endang Amd, An
Dina
Yunus
Lina S
Nuruz Zakiyah
Alif, Hanik

Han

16
BAB VI
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

A. Ketua Tim PPI


1. Tugas pokok :
Mengkoordinasi semua pelaksanaan kegiatan program PPI RS
2. Uraian tugas:
a. Menyusun, merencanakan dan mengevaluasi program kerja PPI
b. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI
c. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan PPI
d. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah
atau KLB HAIs (Healthcare Assosiated Infection)
e. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
f. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI
g. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan kesehatan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen yang sesuai
dengan prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
h. Mengidentifikasi temuan dilapangan dan mengusulkan pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan SDM rumah sakit dalam PPI
i. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja
terkait
j. Berkoordinasi dengan unit terkait PPI
k. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang
berkaitan dengan PPI
l. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki
cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif
m. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
renovasi ruangan
n. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
o. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan

B. Sekretaris
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua
tim PPI

17
2. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPIRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan
c. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat

C. IPCN ( Infection Prevention Controle Nurse )


Tugas dan tanggung jawab :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi
yang terjadi dilingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya.
2. Memonitor dan melaksanaan surveillance PPI, penerapan SOP,
kepatuhan petugas dalam menjalankan kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada ketua PPI
4. Bersama tim PPI memberikan pelatihan tentang PPI kepada petugas
di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
5. Melakukan investigasi apabila terjadi KLB infeksi dan bersama ketua
PPI memperbaiki kesalahan yang ada
6. Bersama ketua PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI RS
7. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan
infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya
8. Bersama ketua PPI menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus yang terjadi di
rumah sakit.
9. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap
penatalaksanaan limbah, loundry, gizi dll
10. Memonitor kesehatan lingkungan
11. Memonitor terhadap pengendalian pemakaian antibiotika yang
rasional
12. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan
prinsip PPI
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI
14. Melakukan edukasi kepada pasien, keluarga pasien dan pengunjung
rumah sakit tentang PPI
15. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di
masyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.

18
16. Sebagai koordinator antar departemen / unit dalam mendeteksi,
mencegah dan mengendalikan infeksi di puskesmas
17. Membuat laporan surveilans bulanan dan tahunan dan melaporkan
kepada tim PPI

D. IPCLN (Infection Prevention Controle link Nurse )


Tugas dan tanggung jawab IPCLN:
1. Mengisi dan mengumpulkan data indikator mutu di unit rawat inap
masing-masing dan menyerahkannya kepada IPCN
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di
unitnya masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN dan membuat laporan apabila ada
kecurigaan adanya HAIs pada pasien
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB,
penyuluhan bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing,
konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum paham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam
menjalankan standar kewaspadaan Isolasi

E. Anggota tim
1. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
Ketua dan Sekretaris dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap
unitnya masing-masing
2. Tugas Pokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPIRS di
Unit masing-masing
3. Uraian Tugas :
a. Melaksanakan semua kegiatan di program PPIRS di Unit masing-
masing
b. Memonitoring pelaksanaan PPI, penerapan SPO terkait PPI di Unit
masing- masing
c. Mengaudit pelaksanaan PPI di Unit masing-masing
d. Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
e. Memberikan penyuluhan / pendidikan kepada staff tentang upaya-
upaya PPI di unitnya

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Kepala Puskesmas Rampal Celaket:


1. Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugas berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
2. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
kepada Kepala Dinas Kesehatan secara berkala melalui sekretaris
B. Ketua Tim PPI
1. Ketua Tim PPI memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas antara IPCN dan IPCLN
2. Ketua Tim PPI melakukan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas
IPCN dan IPCLN berdasarkan arahan Kepala Puskesmas dan wajib
menyampaikan laporan secara berkala.
C. Sekretaris / IPCN
1. Sekretaris / IPCN bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengumpulan data yang dilakukan anggota /IPCLN
2. Sekretaris / IPCN dapat memberikan saran dan pertimbangan
kepada ketua mengenai langkah pelaksanaan tugas dan fungsi
3. Setiap laporan dari anggota yang diterima diolah dan dipergunakan
sebagai bahan laporan kepada ketua tim serta untuk memberikan
petunjuk kepada anggota
D. Anggota /IPCLN
1. Setiap laporan yang disampaikan kepada sekretaris, untuk tembusan
laporan disampaikan kepada unit kerja lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan tim pencegahan dan pengendalian infeksi Puskesmas
Rampal Celaket adalah sebagai berikut
1. Hand Hygiene
a. Sosialisasi hand hygiene kepada karyawan baru
b. Evaluasi banner, poster, leaflet (relevansi)
c. Evaluasi efektifitas antiseptic hand rub
d. Pengadaan dispenser antiseptic hand rub untuk ruangan / area / unit
yang membutuhkan, di luar pengadaan awal.
e. Audit kepatuhan cuci tangan
f. Pelaporan evaluasi hand hygiene
g. Kampanye hand hygiene

20
2. Surveilance Infeksi
a. Pemantauan angka kejadian Infeksi Luka Tiindakan (ILT) / Site
Surgery Infection (SSI)
b. Pemantauan angka kejadian infeksi pneumonia non ventilator / Non
Ventilator Associated Pneumonia (NVAP)
c. Pemantauan angka kejadian infeksi aliran darah perifer (Phlebitis)
d. Pemantauan angka kejadian Infeksi terkait pemasangan kateter
urine / CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection)
e. Pemantauan angka kejadian decubitus

3. Penggunaan APD dan Kewaspadaan air-borne disease


a. Identifikasi kebutuhan APD
b. Pengadaan APD
c. Sosialisasi APD
d. Evaluasi Monitoring pemakaian APD
e. Penyediaan masker di Unit untuk kewaspadaan air-borne disease
f. Sosialisasi penggunaan masker untuk kewaspadaan air-borne
disease
g. Pembuatan dan pemasangan Poster Etika Batuk

4. Pengelolaan limbah
a. Sosialisasi penggunaan APD yang sesuai
b. Monitoring pemakaian APD
c. Audit kepatuhan pemakaian APD
d. Audit kepatuhan pembuangan sampah (sesuai jenisnya)

5. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat pembangunan


dan renovasi  pembuatan Infection Control Risk Assessment (ICRA)
6. Isolasi
a. Pengadaan ruang isolasi dengan tekanan negative dan tekanan
positif
b. Evaluasi monitoring pengelolaan ruang isolasi
7. Higiene respirasi/Etika batu
a. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi
b. Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis
c. Edukasi mencuci tangan
d. Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
e. Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang
tunggu pasien rajal, atau alcohol handrub

21
f. Pemberian masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas
g. Edukasi duduk berjarak > 1 m dari yang lain
h. Edukasi Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik
i. Penggunaan penghubung mulut (mouthpiece/Goedel) untuk resusitasi
Pasien: Gunakan, Ambubag atau alat ventilasi lain untuk resusitasi
mulut ke mulut secara langsung
j. Monitring evaluasi keefektifan kegiatan

8. Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada peralatan medis dan


non medis
a. Evaluasi uji / kultur kuman udara
b. Evaluasi uji / kultur kuman AC di ruang

9. Sterilisasi
a. Evaluasi pemeriksaan mutu alat sterilisasi
b. Evaluasi pemantauan kualitas barang yang telah disteril
c. Evaluasi monitoring pengelolaan barang single-use yang di re-use

10. Pendidikan dan Pelatihan Staff


a. Pelatihan PPI In-house Training
b. Pendidikan Surveilance PPI untuk IPCLN
c. Sosialisasi pembacaan peta medan kuman

11. Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan


kesehatan karyawan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus, serta
pemberian vaksinasi pada petugas yang berisiko

12. . Praktik menyuntik yang aman  sosialisasi praktik menyuntik yang


aman serta melakukan audit klinis praktik menyuntik

B. Metode
1. Sosialisai program pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dan pelaksanaan
kegiatan program pencegahan dan pengendalian infeksi.

C. Langkah Kegiatan
1. Membuat panduan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi

22
2. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan kebersihan tangan
di masing-masing ruang
3. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan kebersihan tangan di
masing-masing ruang
4. Melaksanakan pemantauan ketersediaan APD di masing-masing
ruang
5. Melaksanakan pemantauan penggunaan APD di masing-masing
ruang
6. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan dekontaminasi
7. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan dekontaminasi dan
sterilisasi
8. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan praktik menyuntik
yang aman di ruang gigi,ruang KB, ruang imunisasi, ruang UGD,
kamar / ruang bersalin
9. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan praktik menyuntik yang
aman di ruang gigi,ruang KB, ruang imunisasi, ruang UGD, kamar /
ruang bersalin
10. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan/media
edukasi/penyuluhan kesehatan etika batuk dan bersin
11. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan etika batuk dan bersin
12. Melaksanakan pemantauan ketersediaan bahan untuk pembuangan
benda tajam/jarum
13. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembuangan benda
tajam/jarum suntik
14. Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Evaluasi pelaksanaan kegiatan

23
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Mulai

Unit pelayanan

Penilaian risiko infeksi

Tim PPI

Merekap penilaian risiko


infeksi

Tim PPI

Melakukan surveilan
infeksi

Tim PPI

1. Merekap data
surveilans bulanan
2. Melaporkan
kepada Komite
Mutu

Tim PPI

1. Evaluasi dan tindak


lanjut
2. Pelaporan kepada
Kapus

Selesai

24
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia dalam tim PPI meliputi tenaga dokter, perawat,
bidan, tenaga teknis kesehatan lingkungan, ahli teknik laboratorium medik,
dan tenaga teknik kefarmasian
3. Ketua, dengan kriteria : dokter yang mempunyai pengetahuan dan
berminat pada penyakit infeksi dan epidemiologi
4. Sekretaris dengan kriteria : Mempunyai pengetahuan, ketrampilan
khusus dan epidemiologi penyakit infeksi, bakteriologi dan sanitasi
5. IPCN ( Infection Prevention Control Nurse ), dengan kriteria: Perawat
dengan pendidikan minimal DIII dan memiliki sertifikasi PPI; Memiliki
komitmen dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi; Memiliki
kemampuan leadership, inovatif dan confident; Memiliki pengalaman
sebagai kepala ruang atau setara; dan Bekerja purna waktu.
6. IPCLN (Infection Prevention Controle link Nurse), dengan Kriteria:
Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI,
atau yang setara; memiliki komitmen di bidang pencegahan dan
pengendalian infeksi; Memiliki kemampuan Leadership.
7. Anggota tim

25
KOMITE PPI
Nama & Jumlah
Pendidikan Sertifikasi
Jabatan
dr. Herlin S1 Kedokteran Pelatihan PPI dasar 1
Kisworini,
Kepala
Puskesmas
dr. Mentari, S1 Kedokteran Pelatihan PPI dasar 1
Ketua Tim PPI
Wawan, D3 Keperawatan 1
Sekretaris/
IPCN
Eva Humaidah D3 Kebidanan 1
Amd, Keb,
Anggota /IPCLN
Tri Endang D3 Analis 1
Amd, An, laboratorium
Anggota /IPCLN
Dina, D3 Keperawatan 1
Anggota /IPCLN gigi
Yunus, D3 Keperawatan 1
Anggota /IPCLN
Lina S, D3 Keperawatan - 1
Anggota /IPCLN
Nuruz Zakiyah, D3 Kebidanan 1
Anggota /IPCLN
Alif, Anggota D3 Kesehatan 1
/IPCLN Lingkungan
Hanik, Anggota/ D3 Farmasi
IPCLN

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan didalam PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
mencakup ketenagaan disetiap unit yang terdiri dari :

26
1. Dokter umum
2. Petugas laboratorium
3. Petugas Farmasi
4. Perawat PPI / IPCN
5. Petugas IPCLN
6. Petugas sanitasi lingkungan

27
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi bagi anggota baru maupun petugas baru pada


tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Rampal Celaket
dilaksanakan dalam 1 bulan pertama dikeanggotaan. Kegiatan orientasi
meliputi orientasi terhadap tugas pokok dan fungsi baru, pelaporan PPI,
serta orientasi lapangan.

28
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT EVALUASI

Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas Rampal


Celaket dalam mengkoordinasikan semua kegiatan mengadakan
pertemuan bulanan pada hari Kamis Minggu terakhir tiap bulan. Evaluasi
kegiatan dilakukan per 3 bulan, pada hari yang sama dengan pertemuan
bulanan.

29
BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Bulanan
1. Laporan bulanan dibuat setelah mendapat data dari rawat jalan,
dilakukan rekapitulasi. Pengumpulan data dilakukan oleh anggota /
IPCLN setiap hari di ruang masing-masing dan dilaporkan kepada
sekretaris / IPCN
2. Laporan dibuat analisa dan tindak lanjut oleh IPCN
3. Laporan diketahui dan dilaporkan kepada ketua tim PPI dari IPCN
atau sekretaris
B. Membuat Laporan Tri Wulan
1. Laporan Triwulan dibuat berdasarkan laporan bulanan kemudian
dilakukan rekapitulasi
2. Dibuat analisa, dibandingkan dengan data Triwulan sebelumnya
dan dilakukan tindak lanjut
3. Laporan diketahui dan dilaporkan oleh ketua tim PPI kepada
Kepala Puskesmas dan Tim Mutu
C. Membuat Laporan Tahunan
1. Laporan Tahunan dibuat berdasarkan laporan Triwulan kemudian
dilakukan rekapitulasi
2. Dibuat analisa, dibandingkan dengan data Tahunan sebelumnya
dan dibuat tindak lanjut
2. Laporan diketahui dan dilaporkan oleh ketua tim PPI kepada
Kepala Puskesmas dan Tim Mutu dalam rapat akhir tahun.

Malang, 5 Agustus 2019


Ketua Tim PPI

dr. Mentari Puspa Handayani


19920708 201902 2 005

30

Anda mungkin juga menyukai