Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALAIAN INFEKSI


UPTD PUSKESMAS UEPAI

UPTD PUSKESMAS UEPAI


TAHUN 2023
PERENCANAAN
TIMPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
UPTD PUSKESMAS UEPAI

I. PENDAHULUAN

”Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang


paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal sebagai
Infeksi Nosokomial atau disebut juga sebagai Infeksi di rumah sakit ”Hospital-
Acquired Infections” merupakan persoalan serius karena dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kalaupun tidak
berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus
membayar biaya rumah sakit yang lebih banyak.

HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang
tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat
hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Dalam hal ini termasuk infeksi yang di dapat dari rumah sakit tetapi muncul
setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.

Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien


merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs.Infeksi ini dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien kepasien lain, dari
pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada
pasien.Dengandemikian akan menyebabkan peningkatan angka morbiditas,
mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya rumah sakit.

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat Penting


untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko
tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas juga berkunjung kesuatu rumah
sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Keberhasilan program PPI
perlu keterlibatan lintas profesional: Klinisi, Perawat, Laboratorium,
KesehatanLingkungan, Farmasi, Gizi, Sanitasi&Housekeeping, dan lain-lain
sehingga perlu wadah berupa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
II. LATAR BELAKANG

Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi3-21%) atau


lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.Kondisi ini
menunjukkan penurunan mutu pelayanan kesehatan. Tak dipungkiri lagi
untuk masa yang akan dating dapat timbul tuntutan hukum bagi sarana
pelayanan kesehatan, sehingga kejadian infeksi di pelayanan kesehatan
harus menjadi perhatian bagi RumahSakit.

Resiko terjadinya infeksi pada pasien rawat inap di Puskesmas uepai


cukup tinggi dimana keterbatasan SDM dalam pelayanan kesehatan cukup
berpengaruh dalam terjadinya infeksi bagi pasien.

III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA


A. PENGORGANISASIAN :

KEPALA PUSKESMAS

WAKIL MANAJEMEN MUTU AUDIT INTERNAL

Peningkatan Mutu dan PJ MUTU PJ MUTU PJ MUTU


Keselamatan Pasien (PMKP) ADMEN UKM UKP

Keselamatan Pasien
Puskesmas (KPP)

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI)

Manajemen Resiko (MR)

Penanganan Kepuasan dan


Keluhan Pelanggan (PKKP)

Bagan organisasi tim mutu di Puskesmas


B. TATA HUBUNGAN KERJA DAN ALUR PELAPORAN

KEPALA PUSKESMAS

WAKIL MANAJEMEN MUTU AUDIT INTERNAL

Peningkatan Mutu dan PJ MUTU PJ MUTU PJ MUTU


Keselamatan Pasien (PMKP) ADMEN UKM UKP

Jalur koordinasi

Jalur pelaporan

1. Tata Hubungan Kerja:

Wakil manajemen mutu bertugas melakukan koordinasi mulai dari perencanaan,


pelaksanaan sampai dengan monitoring kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Puskesmas Uepai. Ketua tim PPI bertanggung jawab kepada
Wakil Manajemen Mutu. Tim PPI melakukan koordinasi dengan Wakil Manajemen
Mutu tiap tiga bulan.

2. Pelaporan
Tim PPI melaporkan kegiatan setiap 3 bulan kepada Kepala Puskesmas dengan
tembusan kepada Wakil Manajemen Mutu.

IV. TUJUAN:
A. Tujuan umum: meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
Puskesmas Uepai.
B. Tujuan khusus:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas dan fasilitas


kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi;
2. Melindungi sumberdaya manusia kesehatan dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang berbahaya;
3. Serta menurunkan angka kejadian Infeksi Nosokomial.
V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian kegiatan

1 Pencegahan dan Melaksanakan pemantauan


Pengendalian Infeksi pencegahan dan pengendalian
infeksi

Melakukan survailance infeksi


nasokomial

Melakukan analisis PPI

Menyusun rencana tindak lanjut

Melaksanakan tindak lanjut

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN:

A. Cara melaksanakan kegiatan:


Secara umum dalam pelaksanaan program PPI adalah mengikuti siklus
Plan Do Check Action

B. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:

1. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif


(contohvaksinasi hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif
(imunoglobulin). Promosi kesehatan secara umum termasuk nutrisi
yang adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Inaktivasiagenpenyebabinfeksi, dapatdilakukan
metodefisikmaupunkimiawi. Contohmetodefisikadalahpemanasan
(pasteurisasiatausterilisasi) danmemasakmakananseperlunya.
Metodekimiawitermasukklorinasi air, disinfeksi.
3. Memutusmatarantaipenularan. Merupakanhal yang paling
mudahuntukmencegahpenularanpenyakitinfeksi,
tetapihasilnyabergantungkepedaketaatanpetugasdalammelaksanakanp
rosedur yang telahditetapkan.
4. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure
Prophylaxis”/PEP) terhadap petugas kesehatan. Berkaitan
pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah atauc airan
tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai
atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian
adalah hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV.

C. Tindakan pencegahan ini telah disusun dalam suatu “Isolation


Precautions” (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiridari 2 pilar/tingkatan, yaitu
“Standard Precautions” (KewaspadaanStandar) dan “Transmission based
Precautions” (Kewaspadaan berdasarkan cara penularan)
1. KewaspadaanStandar

Kewaspadaanstandardiberlakukanterhadapsemuapasien,
tidaktergantungterinfeksi/kolonisasi.Kewaspadaanstandardisusunun
tukmencegahkontaminasisilangsebelum diagnosis
diketahuidanbeberapamerupakanpraktekrutin, meliputi:

1. Kebersihan tangan / Handhygiene


2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle
(kacamata pelindung), face shield (pelindung wajah), gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
7. Penempatan pasien
8. Hyangiene respirasi / Etika batuk
9. Praktek menyuntik yang aman
10. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

2. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

Tujuan untuk memutus rantai penularan mikroba penyebab


infeksi.Diterapkan padapasien gejala / dicurigai terinfeksi atau
kolonisasi kuman penyebab infeksi menular yang dapat
ditransmisikan lewat udatra, droplet, kontak kulit atau permukaan
terkontaminasi.

3 Jeniskewaspadaanberdasarkantransmisi:

1. Kewaspadaan transmisi kontak


2. Kewaspadaan transmisi droplet
3. Kewaspadaan transmisi airborne
Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan secara
terpisah ataupun kombinasi karena suatu infeksi dapat
ditransmisikan lebih daris atu cara.

1. Kewaspadaan transmisi Kontak

a. Penempatan pasien :Kamar tersendiri atau kohorting


(Penelitian tidak terbukti kamar tersendiri mencegah HAIs)
b. APD petugas:Sarungtanganbersih non steril,
gantisetelahkontak bahaninfeksius,
lepaskansarungtangansebelumkeluardarikamarpasiendancu
citanganmenggunakanantiseptic.
Lepaskangaunsebelummeninggalkanruangan
c. Transport pasien : Batasikontaksaattransportasipasien

2. Kewaspadaan transmisi droplet

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar


pasien>1m
 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh
terbuka

b) APD petugas:

 Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang


rawat pasien

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada


pasien saat transportasi
 Terapkan hyangiene respirasi dan etikabatuk

3. Kewaspadaan transmisi udara/ airborne

a) Penempatan pasien :

 Di ruangan tekanan negatif


 Pertukaran udara > 6-12 x / jam, aliran udara yang
terkontrol
 Jangan gunakan AC sentral, bila mungkin AC + filter
HEPA
 Pintu harus selalu tertutup rapat.
 kohorting
 Seharusnya kamar terpisah, terbukti mencegah transmisi,
atau kohorting jarak>1 m
 Perawatan tekanan negative sulit, tidak membuktikan
lebih efektif mencegah penyebaran
 Ventilasi airlockà ventilated anteroom terutama pada
varicella (lebihmahal)
 Terpisah jendelaterbuka (TBC ), takada orang yang
lalulalang

b) APD petugas:

 Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur


 Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius
<1m daripasien,
 Gaun
 Goggle
 Sarungtangan

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat


keluar ruangan
 Terapkan HH respirasi dan etika batuk

D. Sasaran :
1. Komitmen karyawan untuk meningkatkan mutu dengan penerapan
PPI
2. Tersusunnya tata nilai mutu dan perilaku dalam pemberian
pelayanan
3. Seluruh unit pelayanan minimal melakukan satu siklus PDCA untuk
menyelesaikan permalahan yang ada
4. Tercapainya sasaran keselamatan pasien

E. RINCIAN KEGIATAN, SASARAN & CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

(terlampir)
VII. JADWAL KEGIATAN TAHUN 2019
(terlampir)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasiterhadappelaksanaankegiatandilakukantiapbulansesuaidenganja
dualkegiatan, denganpelaporanhasil-hasil yang dicapaipadabulantersebut

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pemantauan harian indicator mutu dan pelaporan dilakukan setiap bulan.
Dilakukan pencatatan dan pelaporan indikator pelayanan klinis dari tiap unit
kerja
Dilakukan pelaporan hasil analisis penilaian kinerja pelayanan klinis tiap
tiga bulan oleh Tim PPI kepada Wakil Manajemen Mutu dan Kepala
Puskesmas, dan di distribusikan kepada unit-unit terkait untuk ditindak lanjut
Dilakukan pelaporan tahunan hasil analisis penilaian kinerja pelayanan
klinis oleh Tim PPI kepada Wakil Manajemen Mutu dan Kepala Puskesmas.

Uepai, 2023
Tim Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
UPTD Puskesmas Uepai

Asdar Abidin, Skep.

Anda mungkin juga menyukai