Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR ICRA KONTRUKSI BANGUNAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 ½
1134

Tanggal Terbit Ditetapkan:


Standar Prosedur 10.0ktober.2016
Operasional
dr. A.M. Lisliyantotot H.M., MMR.
Direktur Utama

Pengertian ICRA Adalah : Proses yang berfokus pada pengurangan infeksi,


melibatkan multidisiplin, pendokumentasian dengan mempertimbangkan
populasi pasien, fasilitas dan program

Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs pada pasien,


petugas dan pengunjung dan masyarakat di rumah sakit dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap
Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
dan masyarakat rumah sakit serta Penularan melalui tindakan
Tujuan /prosedur invasif yang dilakukan baik melalui peralatan, tehnik
pemasangan, ataupun perawatan
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat
ditindaklanjuti berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.

Berdasarkan SK direktur Rumah sakit atma jaya nomor


Kebijakan 341q/DIR/SK/X/2015 tentang kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi

Prosedur
1. Identifikasi JenisAktivitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D)
2. Identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terpengaruh.
Jika terdapat lebih dari satu kelompok, pilih kelompok risiko yang
lebih tinggi
3. Cocokan Kelompok Risiko Pasien (Rendah,sedang, tinggi,
sangat tinggi) dan Tipe konstruksi (A, B, C, D) pada acuan
berikut, Kelas Kewaspadaan(I, II, III, atau IV) atau level
aktivitas control infeksi yang dibutuhkan.
4. Identifikasi area disekeliling area proyek, untuk menilai dampak
proyek

5. Identifikasi lokasi aktivitas spesifik, seperti bangsal, ruang


pengobatan, dll.
6. Identifikasi isu yang berhubungan dengan: ventilasi, saluran air,
listrik, pada kasus kejadian mati lampu
7. Identifikasi bahan penutup/penyekat (containment) gunakan
penilaian sebelumnya. Jenis bahan pembatas apa yang akan
digunakan? (misal : penutup berbahan dasar dinding tebal/solid;
apakah diperlukan filter HEPA?)
8. Identifikasi risiko / potensi kerusakan talang air. Apakah ada
risiko kerusakan integritas struktural bangunan? (misalnya :
dinding, langit-langit, atap)
9. Identifikasi Jam kerja: dapatkah dilakukan di luar jam pelayanan?
10. Identifikasi Apakah terdapat jumlah ruangan isolasi/aliran udara
negatif yang cukup pada perencanaan?
11. Identifikasi Apakah terdapat jumlah dan jenis wastafel yang
sesuai pada perencanaan?
12. Identifikasi Apakah staf pengendalian dan pencegahan infeksi
setuju dengan jumlah minimum wastafel untuk proyek ini?
13. Identifikasi Apakah staf pengendalian dan pencegahan infeksi
setuju dengan rencana konstruksi atau renovasi terkait kegunaan
ruangan tersebut?
14. Identifikasi Rencana untuk mendiskusikan masalah isolasi bahan /
materi yang berisiko menyebar (containment)dengan tim proyek.
Seperti permasalahan lalulintas rumah sakit, pengurusan ruangan,
pemindahan serpihan (kapan, dan bagaimana).
15. Apabila staf pengendalian dan pencegahan infeksi setuju dengan
adanya renovasi, bisa dilakukan untuk memulai
bangunan/renovasi dengan mendapat izin dari staf pengendalian
dan pencegahan infeksi.
Unit Terkait
1. Unit rawat jalan
2. Unit rawat inap
3. Manager umum (pembangunan)

Anda mungkin juga menyukai