Anda di halaman 1dari 9

PERENCANAAN

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALAIAN INFEKSI


PUSKESMAS TANGGUNGGUNUNG

UPTD PUSKESMAS TANGGUNGGUNUNG


TAHUN 2019
PERENCANAAN
TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
PUSKESMAS TANGGUNGGUNUNG

I. PENDAHULUAN

”Health-care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang


paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal sebagai
Infeksi Nosokomial atau disebut juga sebagai Infeksi di rumah sakit ”Hospital-
Acquired Infections” merupakan persoalan serius karena dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Kalaupun tak
berakibat kematian, pasien dirawat lebih lama sehingga pasien harus
membayar biaya rumah sakit yang lebih banyak.

HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang
tidak berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat
hari setelah pasien masuk rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien keluar dari rumah sakit.
Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari rumah sakit tetapi muncul
setelah pulang dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.

Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien


merupakan kelompok yang berisiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain,
dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada
pasien. Dengan demikian akan menyebabkan peningkatan angka morbiditas,
mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan biaya rumah sakit.

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat Penting


untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari resiko
tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas juga berkunjung ke suatu rumah
sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Keberhasilan program PPI
perlu keterlibatan lintas profesional: Klinisi, Perawat, Laboratorium,
Kesehatan Lingkungan, Farmasi, Gizi, Sanitasi & Housekeeping, dan lain-lain
sehingga perlu wadah berupa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

II. LATAR BELAKANG


Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi3-21%) atau
lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.Kondisi ini
menunjukkan penurunan mutu pelayanan kesehatan. Tak dipungkiri lagi
untuk masa yang akan datang dapat timbul tuntutan hukum bagi sarana
pelayanan kesehatan, sehingga kejadian infeksi di pelayanan kesehatan
harus menjadi perhatian bagi Rumah Sakit.

Resiko terjadinya infeksi pada pasien rawat inap di Puskesmas


Tanggunggunung cukup tinggi dimana keterbatasan SDM dalam pelayanan
kesehatan cukup berpengaruh dalam terjadinya infeksi bagi pasien.

III. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN KERJA


A. PENGORGANISASIAN :

KEPALA PUSKESMAS

WAKIL MANAJEMEN MUTU AUDIT INTERNAL

Peningkatan Mutu dan PJ MUTU


PJ MUTU UKM PJ MUTU UKP
Keselamatan Pasien (PMKP) ADMEN

Keselamatan Pasien Puskesmas


(KPP)
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI)
Manajemen Resiko (MR)

Penanganan Kepuasan dan


Keluhan Pelanggan (PKKP)
Bagan organisisi tim mutu di Puskesmas

B. TATA HUBUNGAN KERJA DAN ALUR PELAPORAN

KEPALA PUSKESMAS

WAKIL MANAJEMEN MUTU AUDIT INTERNAL

Peningkatan Mutu dankoordinasi PJ MUTU


Jalur PJ MUTU UKM PJ MUTU UKP
Keselamatan Pasien pelaporan ADMEN
(PMKP)
Jalur
1. Tata Hubungan Kerja:

Wakil manajemen mutu bertugas melakukan koordinasi mulai dari perencanaan,


pelaksanaan sampai dengan monitoring kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di Puskesmas Tanggunggunung. Ketua tim PPI bertanggung
jawab kepada Wakil Manajemen Mutu. Tim PPI melakukan koordinasi dengan Wakil
Manajemen Mutu tiap tiga bulan.

2. Pelaporan
Tim PPI melaporkan kegiatan setiap 3 bulan kepada Kepala Puskesmas dengan
tembusan kepada Wakil Manajemen Mutu.

IV. TUJUAN:
A. Tujuan umum: meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas
Tanggunggunung.
B. Tujuan khusus:

1. meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas dan fasilitas


kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi;
2. Melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang berbahaya;
3. serta menurunkan angka kejadian Infeksi Nosokomial.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

N Kegiatan Pokok Rincian kegiatan


o
1 Pencegahan dan Melaksanakan pemantauan
Pengendalian Infeksi pencegahan dan pengendalian
infeksi
Melakukan survailance infeksi
nasokomial
Melakukan analisis PPI
Menyusun rencana tindak lanjut

Melaksanakan tindak lanjut

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN:


A. Cara melaksanakan kegiatan:
Secara umum dalam pelaksanaan program PPI adalah mengikuti siklus
Plan Do Check Action

B. Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:

1. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif


(contoh vaksinasi hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif
(imunoglobulin). Promosi kesehatan secara umum termasuk nutrisi
yang adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Inaktivasi agen penyebab infeksi, dapat dilakukan metode fisik maupun


kimiawi. Contoh metode fisik adalah pemanasan (pasteurisasi atau
sterilisasi) dan memasak makanan seperlunya. Metode kimiawi
termasuk klorinasi air, disinfeksi.

3. Memutus mata rantai penularan. Merupakan hal yang paling mudah


untuk mencegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya bergantung
kepeda ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah
ditetapkan.

4. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure


Prophylaxis”/PEP) terhadap petugas kesehatan. Berkaitan
pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah atau cairan
tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai
atau pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian
adalah hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV.

C. Tindakan pencegahan ini telah disusun dalam suatu “Isolation


Precautions” (Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari 2 pilar/tingkatan,
yaitu “Standard Precautions” (Kewaspadaan Standar) dan “Transmission
based Precautions” (Kewaspadaan berdasarkan cara penularan)

1. Kewaspadaan Standar

Kewaspadaan standar diberlakukan terhadap semua pasien, tidak


tergantung terinfeksi/kolonisasi. Kewaspadaan standar disusun
untuk mencegah kontaminasi silang sebelum diagnosis diketahui
dan beberapa merupakan praktek rutin, meliputi:

1. Kebersihan tangan/Handhygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle
(kaca mata pelindung), face shield (pelindungwajah), gaun

3. Peralatan perawatan pasien

4. Pengendalian lingkungan

5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen

6. Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan

7. Penempatan pasien

8. Hyangiene respirasi/Etika batuk

9. Praktek menyuntik yang aman

10. Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal pungsi

2. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi

Tujuan untuk memutus rantai penularan mikroba penyebab infeksi.


Diterapkan pada pasien gejala/dicurigai terinfeksi atau kolonisasi
kuman penyebab infeksi menular yang dapat ditransmisikan lewat
udatra, droplet, kontak kulit atau permukaan terkontaminasi.

3 Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi:

1. kewaspadaan transmisi kontak

2. kewaspadaan transmisi droplet

3. kewaspadaan transmisi airborne

Kewaspadaan berdasarkan transmisi dapat dilaksanakan secara


terpisah ataupun kombinasi karena suatu infeksi dapat
ditransmisikan lebih dari satu cara.

1. Kewaspadaan transmisi Kontak

a. Penempatan pasien :Kamar tersendiri atau kohorting


(Penelitian tidak terbukti kamar tersendiri mencegah HAIs)
b. APD petugas: Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah
kontak bahan infeksius, lepaskan sarung tangan sebelum
keluar dari kamar pasien dan cuci tangan menggunakan
antiseptic. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan

c. Transport pasien : Batasi kontak saat transportasi pasien

2. Kewaspadaan transmisi droplet

a) Penempatan pasien :

 Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar pasien


>1m

 Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh


terbuka

b) APD petugas:

 Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang


rawat pasien

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada


pasien saat transportasi

 Terapkan hyangiene respirasi dan etika batuk

3. Kewaspadaan transmisi udara/airborne

a) Penempatan pasien :

 Di ruangan tekanan negatif

 Pertukaran udara > 6-12 x/jam,aliran udara yang terkontrol

 Jangan gunakan AC sentral, bila mungkin AC + filter


HEPA

 Pintu harus selalu tertutup rapat.

 kohorting
 Seharusnya kamar terpisah, terbukti mencegah transmisi,
atau kohorting jarak >1 m

 Perawatan tekanan negatif sulit, tidak membuktikan lebih


efektif mencegah penyebaran

 Ventilasi airlock à ventilated anteroom terutama pada


varicella (lebih mahal)

 Terpisah jendela terbuka (TBC ), tak ada orang yang lalu


lalang

b) APD petugas:

 Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur

 Masker respirator (N95) saat petugas bekerja pada radius


<1m dari pasien,

 Gaun

 Goggle

 Sarung tangan

c) Transport pasien

 Batasi transportasi pasien, Pasien harus pakai masker saat


keluar ruangan

 Terapkan hyangiene respirasi dan etika batuk

D. Sasaran :
1. Komitmen karyawan untuk meningkatkan mutu dengan penerapan
PPI
2. Tersusunnya tata nilai mutu dan perilaku dalam pemberian
pelayanan
3. Seluruh unit pelayanan minimal melakukan satu siklus PDCA untuk
menyelesaikan permalahan yang ada
4. Tercapainya sasaran keselamatan pasien

E. RINCIAN KEGIATAN, SASARAN & CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

(terlampir)
VII. JADWAL KEGIATAN TAHUN 2019
(terlampir)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai
dengan jadual kegiatan, dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada
bulan tersebut

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pemantauan harian indikator mutu dan pelaporan dilakukan setiap bulan.
Dilakukan pencatatan dan pelaporan indikator pelayanan klinis dari tiap unit
kerja
Dilakukan pelaporan hasil analisis penilaian kinerja pelayanan klinis tiap
tiga bulan oleh Tim PPI kepada Wakil Manajemen Mutu dan Kepala
Puskesmas, dan didistribusikan kepada unit-unit terkait untuk ditindak lanjut
Dilakukan pelaporan tahunan hasil analisis penilaian kinerja pelayanan
klinis oleh Tim PPI kepada Wakil Manajemen Mutu dan Kepala Puskesmas.

Tulungagung, 9 Januari 2019


Tim Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI)
UPTD Puskesmas Tanggunggunung

Nandar Adinata, Skep.Ners

Anda mungkin juga menyukai