DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
TAHUN 2022
1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LEMBANG
JL.Raya Lembang Kp.Lekor RT.03 RW.01 Desa.Lembang Kecamatan Leles
Kabupaten Garut Kode Pos 44152
email : pkmlembang91@gmail.com
A. PENDAHULUAN
“Health –care Associated Infections (HAIs)” merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi di pelayanan kesehatan. HAIs selama ini dikenal sebagai infeksi
Nosokomial atau disebut juga sebagai infeksi di rumah sakit “Hospital Acquired
Infections” merupakan persoalan serius karena dapat menjadi penyebab langsung maupun
tidak langsung kematian pasien. Kalaupun tidak berakibat kematian, pasien dirawat lebih
lama sehingga pasien harus membayar biaya lebih banyak.
HAIs adalah penyakit infeksi yang pertama muncul (penyakit infeksi yang tidak
berasal dari pasien itu sendiri) dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien
masuk tempat pelayanan kesehatan, atau dalam waktu 30 hari setelah pasien pulang.
Dalam hal ini termasuk infeksi yang didapat dari puskesmas tetapi muncul setelah pulang
dan infeksi akibat kerja terhadap pekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Angka kejadian terus meningkat mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih
dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia. Kondisi ini menunjukkan penurunan mutu
pelayanan kesehatan. Tidak dipungkiri lagi untuk masa yang akan datang dapat timbul
tuntutan hukum bagi sarana pelayanan kesehatan sehingga kejadian infeksi di pelayanan
kesehatan harus menjadi perhatian.
Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan
kelompok yang beresiko mendapat HAIs. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari
pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau
keluarga maupun dari petugas kepada pasien. Dengan demikian akan menyebabkan
2
peningkatan angka morbiditas, mortalitas, peningkatan lama hari rawat dan peningkatan
biaya.
Untuk meminimalkan resiko terjadinya infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
maka perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu program
pelatihan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
B. LATAR BELAKANG
3
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPI dalam melaksanakan tugas, wewenang
dan tanggung jawab secara jelas.
Pelatihan ini dilakukan sebagai tahap awal pelaksanaan program kerja Tim PPI,
dalam pelatihan ini dipaparkan tentang pencegahan pengendalian infeksi, struktur
organisasi PPI dan uraian tugas serta tanggung jawab masing-masing anggota.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh tim PPI dan bidang diklat Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan.
4
2. Kebersihan tangan/ hand hygiene
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor. Kuku petugas harus selalu
bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai perhiasan cincin.
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di pakai petugas
untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/ bahan infeksius. Tujuan
pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko pajanan
darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari pasien
ke petugas dan sebaliknya. Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan
yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau
cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari petugas.
5. Pengendalian Lingkungan
6. Pengelolaan Limbah
5
adalah tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, dapat menjadi tempat sumber
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan
gangguan kesehatan, juga menghasilkan limbah yang dapat menularkan penyakit.
Untuk menghindari risiko tersebut maka diperlukan pengelolaan limbah di Puskesmas
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan.
7. Penatalaksanaan Linen
Linen terbagi menjadi linen kotor dan linen terkontaminasi. Linen terkontaminasi
adalah linen yang terkena darah atau cairan tubuh lainnya, termasuk juga benda tajam.
Penatalaksanaan linen yang sudah digunakan harus dilakukan dengan hati-hati.
Kehatian- hatian ini mencakup penggunaan perlengkapan APD yang sesuai dan
membersihkan tangan secara teratur sesuai pedoman kewaspadaan standar.
9. Penempatan Pasien
6
Diterapkan untuk semua orang terutama pada kasus infeksi dengan jenis transmisi
airborne dan droplet. Puskesmas Wiradesa menyediakan sarana cuci tangan seperti
wastafel dengan air mengalir, tisu, sabun cair, tempat sampah infeksius dan masker
bedah. Petugas, pasien dan pengunjung dengan gejala infeksi saluran napas, harus
melaksanakan dan mematuhi langkah-langkah etika batuk dan bersin termasuk
penerapan Protokol Kesehatan terkait Pandemi Covid-19.
Puskesmas Wiradesa menerapkan pemakaian spuit dan jarum suntik steril sekali
pakai untuk setiap suntikan, berlaku juga pada penggunaan vial multidose untuk
mencegah timbulnya kontaminasi mikroba saat obat dipakai pada pasien lain.
Penerapan kebijakan ini berlaku bagi semua kegiatan terkait penggunaan jarum suntik
dalam rangka upaya pencegahan infeksi demi keselamatan pasien. Perhatian terutama
juga pada saat membuang spuit dan jarum suntik bekas pakai ke tempatnya dengan
benar.
Petugas harus menggunakan kasa steril atau perban transparan untuk menutup
lokasi pemasangan kateter. perban bila alat dilepas atau diganti, atau bila perban basah,
longgar atau kotor.
Apabila terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk jarum suntik
bekas pasien atau terpercik bahan infeksius maka perlu pengelolaan yang cermat dan
7
tepat serta efektif untuk mencegah semaksimal mungkin terjadinya infeksi yang tidak
diinginkan.
Pemberian terapi antimikroba merupakan salah satu tata laksana penyakit infeksi
yang bertujuan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba di dalam tubuh.
Mikroba yang melemah atau mati akibat antimikroba, akan dihancurkan oleh sistem
pertahanan tubuh secara alamiah. Jika mikroba penyebab infeksi telah resisten terhadap
antimikroba yang digunakan, maka mikroba tersebut tetap bertahan hidup dan
berkembang biak sehingga proses infeksi terus berlanjut. Puskesmas Wiradesa
memiliki kebijakan tentang penggunaan antimikroba sesuai dengan SOP dan kebijakan
terkait tatalaksana manajemen klinis.
8
1. Terpenuhinya sarana prasarana pelayanan komite pencegahan dan pengendalian
infeksi di Puskesmas Lembang dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
2. Terlaksananya kegiatan pelayanan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
multi disiplin antar profesi dan bekerja secara interdisiplin.
3. Tersusunnya Pedoman PPI, melakukan reviu kebijakan yang ada, termasuk
panduan, SOP dan kebijakan terkait lainnya di Puskesmas Lembang untuk dapat
digunakan dan dipatuhi oleh seluruh petugas pelayanan di Puskesmas Lembang.
: Pelaksanaan
9
Pada setiap kegiatan dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan ada beberapa hal yang harus didokumentasikan seperti :
a. Ceklist Monitoring Rencana Kegiatan
b. Undangan
c. Daftar hadir
d. Risalah kegiatan
e. Dokumentasi gambar kegiatan
2. Laporan hasil kegiatan
a. Laporan Kegiatan
b. Dokumentasi kegiatan
3. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat setiap selesai kegiatan dilakukan (maksimal
1 minggu setelah kegiatan berlangsung) dan dilaporkan kepada ketua tim PPI
setiap 1 bulan sekali, yang selanjutnya akan dilaporkan pada tim Mutu Puskesmas
dilanjutkan ke Kepala Puskesmas.
4. Evaluasi kegiatan
Evaluasi pelaksanaan program dilakukan setiap 3 bulan dengan cara melihat hasil
evaluasi kegiatan yang telah dijadwalkan
.
J. SOP RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA
Anggaran kegiatan PPI diperoleh dari Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal
Puskesmas Lembang disesuaikan dengan porsi belanja yang ada dan tersusun sesuai Rencana
Usulan program PPI setiap tahunnya yang disampaikan kepada tim Perencanaan Puskesmas
K. PENUTUP
Dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran dan biaya serta manfaatnya bagi
Puskesmas Lembang, upaya kegiatan Pencegahan dan pengendalian Infeksi harus
dilaksanakan sesuai kebijakan yang ada, berpedoman pada semua dokumen yang telah
tersusun dan dilaksanakan dengan bukti implementasi dan dokumentasi kegiatan, maka
diharapkan kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien dan petugas.
10
Garut, 29 desember 2022
11