Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


PUSKESMAS PADASUKA
2022
A. Pendahuluan
Permenkes nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, ditujukan
untuk seluruh fasilitas kesehatan baik FKTP maupun untuk rumah sakit,
tanpa kecuali milik pemerintah maupun swasta.
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare
Associated Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan
diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa HAIs yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban
ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan
tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan disaat menerima
pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
pelayanan kesehatan, sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan
pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Oleh
karena itu perlu disusun pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan agar terwujud pelayanan kesehatan yang
bermutu dan dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di dalam fasilitas
pelayanan kesehatan serta dapat melindungi masyarakat dan mewujudkan
patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada efisiensi
pada manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas
pelayanan.

B. Analisis Masalah PPI di Puskesmas Padasuka


Kejadian infeksi adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien datang dan mendapat pelayanan maupun dirawat di puskesmas
Padasuka. Hal ini merupakan persoalan serius yang dapat menjadi penyebab
bertambah beratnya penyakit yang diderita oleh pasien. Faktor yang menjadi
penyebab hal tersebut adalah kuman yang berada di lingkungan puskesmas
Padasuka atau kuman yang dibawa pasien sendiri yaitu kuman endogen.
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi secara potensial
dapat dicegah.
Salah satu permasalahan yang dihadapi puskesmas Padasuka adalah
kualitas pencegahan dan pengendalian infeksi yang masih rendah, hal ini
terlihat dari masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan karyawan
puskesmas padasuka terhadap salah satu elemen penting PPI yaitu
kebersihan tangan. Hal ini dapat berdampak pada rendahnya mutu
pelayanan maupun bertambahnya beban yang harus ditanggung oleh
penderita.
Suatu kejadian infeksi pada pasien akan mengakibatkan berbagai hal
antara lain, memperberat penyakit dan sangat mungkin menyebabkan
terjadinya kematian ataupun kecacatan, memperpanjang waktu tunggu bagi
pasien yang lain serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh
pasien.
Untuk meminimalkan terjadinya infeksi di puskesmas Padasuka, maka
komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KPPI) mempunyai tugas dan
tanggung jawab untuk melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi
di puskesmas padasuka dengan berpedoman pada PERMENKES No. 27
tahun 2017.

C. Tujuan
Tersusunnya kerangka acuan PPI sebagai acuan bagi seluruh
petugas baik dalam menyusun kegiatan, memberikan pelayanan,
melakukan monitoring dan evaluasi agar pelayanan yang diberikan
memenuhi standar mutu dan prinsif pelayanan sesuai dengan standar PPI.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Kerangka Acuan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di FKTP ini mencakup penerapannya di dalam fasilitas kesehatan
maupun pelayanan diluar fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring Program PPI terhadap
penerapan, sbb:
1. Kewaspadaan isolasi (kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi).

Kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan


kewaspadaan transmisi, yang mana tujuannya adalah untuk
menurunkan risiko transmisi penyakit dari pasien ke petugas kesehatan,
pengunjung, masyarakat sekitarnya atau sebaliknya.

Kewaspadaan standar terdiri dari kebersihan tangan (Hand hygiene),


penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Pengendalian lingkungan,
Pengelolaan limbah hasil pelayanan kesehatan, Pengelolaaan peralatan
perawatan pasien dan alat medis lainnya, pengelolaan linen, penyuntikan
yang aman, kebersihan pernapasan atau etika batuk, penempatan pasien,
dan perlindungan kesehatan petugas.

Kewaspadaan berdasarkan transmisi terdiri dari kewaspadaan


transmisi kontak, kewaspadaan transmisi droplet, kewaspadaan transmisi
udara (airbone).
2. Pencegahan dan pengendalian infeksi dengan bundles.
Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang
menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila
dilakukan secara kolektif dan konsisten.
Penerapan bundles dilaksanakan pada tindakan atau pelayanan
sebagai berikut :
 Bundles HAIs : Infeksi Saluran Kemih (ISK)/Catheter Urinary Tract
Infection (CAUTI), Peripheral line associated bloodstream infection
(PLABSI), Infeksi Daerah Operasi (IDO) khususnya pada Superficial
Incisional Surgical Site Infection
 PPI pada penggunaan peralatan kesehatan lainnya seperti penggunaan
alat bantu pernapasan, terapi inhalasi, dan perawatan luka
3. Penerapan PPI pada pelayanan di dalam dan di luar gedung baik
yang bersifat UKP maupun UKM.
PPI pada pelayanan di dalam gedung diantaranya terbagi menjadi
PPI pada pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis, PPI pada pelayanan
pemeriksaan umum, PPI pada pelayanan Kesehatan gigi dan mulut, PPI
pada pelayanan gawat darurat, PPI pada pelayanan kesehatan keluarga,
PPI pada pelayanan persalinan normal, PPI pada pelayanan gizi,
penerapan PPI pada pelayanan pencegahan da pengendalian penyakit, PPI
pada pelayanan kefarmasian, PPI pada pelayanan laboratorium, PPI pada
pelayanan konseling.
PPI pada pelayanan di luar fasilitas kesehatan diantaranya PPI pada
kegiatan pendataan, PPI pada kegiatan penjaringan atau penapisan
(screening), PPI pada kegiatan kunjungan sasaran (rumah), PPI pada
kegiatan vaksinasi dan tindakan medis lainnya, PPI pada kegiatan
distribusi dan pemberian obat, PPI pada kegiatan distribusi atau
Pemberian Makanan Tambahan, PPI pada kegiatan pelatihan, penyuluhan
dan konseling, PPI pada kegiatan pemantauan, pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat (UKBM).

4. Pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan PPI dimaksudkan untuk meningkatkan


kompetensi bagi semua petugas di FKTP. Peningkatan kompetensi
tersebut dapat diperoleh melalui Pendidikan dan pelatihan, in house
training, workshop, dan sosialisasi.

5. Penggunaan antimikroba yang bijak.


Penggunaan antibiotik secara bijak merupakan penggunaan
antibiotik secara rasional sesuai dengan penyebab infeksi, dengan rejimen
dosis optimal, lama pemberian optimal, efek samping minimal dan dengan
mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarkan mikroba resisten.
Sebagai upaya untuk mengendalikan penggunaan antibiotik, perlu
ditetapkan kebijakan Penggunaan antibiotic di masing-masing FKTP dan
disusun serta diterapkan Panduan Penggunaan Antibiotik Profilaksis dan
terapi di tiap FKTP dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang undangan.

6. Surveilans PPI.
Surveilans adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus-
menerus, dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi dari
data kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik yang
diseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan
untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam upaya penilaian
risiko HAIs. Dengan melakukan surveilans diharapkan ada rekomendasi
sebagai bahan masukan dalam melakukan intervensi perbaikan untuk
menurunkan angka kejadian infeksi (insiden rate)
7. Penyakit Infeksi Emerging dan penanggulangan KLB.
Penerapan PPI pada penyakit infeksi Emerging bertujuan untuk
membatasi, meminimalisir atau memutus rantai penularan penyakit agar
terkendali dan tidak meluas menjadi KLB atau pandemi
E. Penyusunan Rencana Kegiatan PPI.
Perencanaan PPI di Puskesmas Padasuka dimulai dengan
pengumpulan data, melakukan analisis masalah risiko dan PPI,
menyusun skala prioritas dan menuangkan dalam rencana kerja.
Rencana pelaksanaan kegiatan PPI di Puskesmas Padasuka dapat
dilihat pada tabel berikut
F. Indikator Kinerja PPI
Indikator kinerja PPI di UPTD Puskesmas Padasuka diantaranya :
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan
Sebagian besar infeksi dapat dicegah melalui kebersihan tangan dengan
cara yang benar dan dengan waktu yang tepat. Tangan yang
terkontaminasi merupakan salah satu media penyebab penularan
infeksi di fasilitas pelayanan Kesehatan. Kebersihan tangan bertujuan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dari petugas ke pasien
atau pengguna layanan atau sebaliknya saat melakukan tindakan
aseptik atau saat memberikan pelayanan Kesehatan dengan melakukan
kebersihan tangan sesuai 5 momen sesuai standar PPI.
2. Kepatuhan penggunaan APD

G. Monitoring, Audit, ICRA dan pelaporan.


Pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
dimonitoring dan dilakukan audit sesuai jadwal yang telah ditetapkan
oleh tim PPI. Apabila pelaksanaannya tidak sesuai jadwal, maka akan
dievaluasi dan dipertanggungjawabkan pada Kepala Puskesmas Padasuka

H. Sumber pembiayaan kegiatan


…………………………………

Sumedang, Agustus 2022


Kepala Puskesmas

Maya Rosmayati, S.KM., M.M


Lampiran-lampiran:
 Indikator Kinerja PPI yang telah disiapkan.
 Ceklist atau tabel monev dll

Anda mungkin juga menyukai