Masya Yunis Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi
struktur organisasi komite PPI
ABSTRAK dengan memasukan dari semua unit/departemen menjadi anggota tetap sehingga dapat ditentukan Program Pencegahan dan petugas sebagai penentu kebijakan pengendalian infeksi di RSUD Kota maupun petugas sebagai pelaksana Padang Panjang terbentuk sejak kebijakan. Dengan organisasi yang September 2015. Saat Ini Komite PPI terpimpin diharapkan masalah Mulai menjalankan Programnya terputusnya komunikasi, kurangnya dengan SOP yang Sudah ada. koordinasi antar bidang dapat teratasi Penelitian ini menggunakan desain karena jalur komando dan jalur kualitatif dengan menggunakan koordinasi sudah jelas. pendekatan fenomenologi dilakukan untuk mengeksplorasi, menganalisa serta mengevaluasi pelaksanaan ABSTRACT pencegahan dan pengendalian infeksi luka operasi. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara Prevention programs and infection mendalam dan obeservasi, data control in hospitals Padang Panjang sekunder dilakukan dengan studi formed since September 2015. dokumentasi. Berdasarkan hasil Current PPI Committee Start penelitian bahwa pelaksanaan program was the SOP that already pencegahan dan pengendalian infeksi exist. This study used a qualitative luka operasi di RSUD Kota Padang design using the phenomenological Panjang masih rendah disebabkan approach taken to explore, analyze program Komite PPI rumah sakit and evaluate the implementation of baru terbentuk dan baru berjalan. prevention and control of surgical Pelaksanaan tugas komite PPI masih site infection. Primary data were rendah terbukti dengan belum collected by interview and terlaksananya laporan kegiatan, observation, secondary data is done sosialisai masih kurang, SOP belum with the study documentation. Based lengkap pengawasan dan umpan on the research that the balik belum ada. Saran yang dapat implementation of prevention and dilakukan pengontrolan dan evaluasi control of wound infections in yang berkesinambungan terhadap hospitals Padang Panjang was still program yang sudah dibuat serta low due to program PPI Committee pengontrolan dan evaluasi yang formed a new hospital and a new berkesinambungan terhadap program walk. Implementation of the task yang sudah dibuat serta pembaharuan committee is still low PPI proven by the implementation of the report of yang berkaitan dengan pelayanan activities, socialization is still kesehatan merupakan penyebab lacking, incomplete SOP supervision utama kematian dibeberapa and feedback yet. Suggestions that bagian dunia (Satyabakti & do control and evaluation of Zuhrotul, 2012). sustainable against the program that Untuk meminimalkan risiko has been created as well as terjadinya infeksi di rumah sakit controlling and evaluating dan fasilitas kesehatan lainnya sustainable in the program that has perlu diterapkan Pencegahan dan been created as well as the renewal Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu of the organizational structure of kegitan yang meliputi committees PPI by including all units perencanaan, pelaksanaan, / departments become permanent pembinaan pendidikan dan members that can be specified pelatihan, serta monitoring dan officers as policy makers and evaluasi. Pencegahan dan officials as implementing the policy. pengendalian infeksi di rumah Guided by the organization expected sakit sangatlah penting karena interruption of communication menggambarkan mutu pelayanan problems, lack of coordination rumah sakit. Apalagi akhir-akhir between the field can be overcome ini muncul berbagai penyakit because the chain of command and infeksi baru. (Depkes RI 2008,p. coordination of the path is clear. 2). Kegiatan pencegahan dan BAB I pengendalian infeksi menjangkau PENDAHULUAN kedalam setiap bagian dari pelayanan rumah sakit dan melibatkan individu di berbagai unit dan pelayanan. Sebagai A. Latar Belakang contoh unit pelayanan klinis, Rumah sakit sebagai salah pemeliharaan sarana, pelayanan satu sarana kesehatan yang makanan (catering), urusan memberikan pelayanan kesehatan rumah tangga, laboratorium, kepada masyarakat memiliki farmasi dan pelayanan sterilisasi. peran yang sangat penting dalam Untuk melakukan koordinasi meningkatkan derajat kesehatan seluruh program maka diperlukan masyarakat. Oleh karena itu penetapan mekanisme. rumah sakit dituntut untuk dapat Mekanisme tersebut mungkin memberikan pelayanan bermutu merupakan suatu kelompok kerja sesuai dengan standar yang sudah kecil, komite satuan tugas yang ditentukan (Depkes RI 2008, p.1). bertanggung jawab Rumah sakit merupakan mendefenisikan infeksi terkait institusi kesehatan yang pelayanan kesehatan, membuat menyediakan pelayanan kuratif, metode pengumpulan data rehabilitatif, dan preventif kepada (surveilance), menetapkan semua orang. Rumah sakit bukan strategi untuk mengatur hanya bertujuan untuk pencegahan infeksi dan menyembuhkan orang sakit, tetapi pengendalian resiko, dan proses rumah sakit juga dapat menjadi pelaporan. Koordinasi termasuk sumber infeksi. Saat ini infeksi komunikasi dengan seluruh atau sarana dan supervisor kamar bagian/unit dari rumah sakit operasi (KARS 2011, p. 135). untuk menjamin bahwa program Program Pencegahan dan adalah berkelanjutan dan pro Pengendalian Infeksi (PPI) sangat aktif (KARS 2011, p. 135). penting untuk melindungi pasien, Sesuai dengan falsafah dan petugas, pengunjung dan keluarga tujuan dari pencegahan dan pasien dari risiko tertularnya pengendalian infeksi di rumah infeksi karena dirawat. sakit dan fasilitas pelayanan Masyarakat yang menerima kesehatan lainnya, PPI harus pelayanan kesehatan, tenaga dilaksanakan oleh semua rumah kesehatan dan pengunjung sakit dan fasilitas pelayanan dirumah sakit dihadapkan pada kesehatan lainnya untuk resiko terjadinya infeksi atau melindungi pasien, petugas infeksi nosokomial. Infeksi kesehatan dan pengunjung dari nosokomial adalah infeksi yang kejadian infeksi dengan diperoleh di rumah sakit. Untuk memperhatikan cost meminimalkan risiko terjadinya effectiveness. Pelaksanaan PPI infeksi di rumah sakit dan fasilitas dirumah sakit harus dikelola dan kesehatan lainnya perlu di integrasikan antara struktural diterapkan pencegahan dan dan fungsional. Organisasi PPI pengendalian infeksi (PPI), yaitu disusun agar dapat mencapai visi, kegiatan yang meliputi misi dan tujuan dari perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan PPI. PPI pembinaan, pendidikan dan dibentuk berdasarkan kaidah pelatihan, serta monitoring dan organisasi yang miskin struktur evaluasi. Pencegahan dan dan kaya fungsi dan dapat pengendalian infeksi di rumah meyelenggarakan tugas, sakit (PPIRS) sangat penting wewenang dan tanggung jawab karena menggambarkan mutu secara efektif dan efisien pelayanan rumah sakit. Apalagi (Depkes RI, 2008). akhir-akhir ini muncul berbagai Apapun mekanisme yang penyakit infeksi baru (new dipilih oleh rumah sakit untuk emerging, emerging diseases dan melakukan koordinasi program re-emerging diseases). Tingkat pencegahan dan pengendalian paling tinggi terjadi pada unit infeksi, dokter dan perawat perawatan khusus, ruang rawat terwakili dan dilibatkan bersama bedah dan ortopedi serta para profesional pencegahan dan pelayanan obstetri (seksio pengendalian infeksi. Bisa sesarea), dan dialami oleh pasien termasuk tenaga lainnya sesuai usia lanjut, mereka yang ukuran dan kompleksitas rumah mengalami penurunan kekebalan sakit misalnya epidemiologist, tubuh (HIV/AIDS, pengguna pakar pengumpul data, ahli produk tembakau, penggunaan statistik, manajer unit sterilisasi kortikosteroid kronis), TB yang sentral, microbiologis, resisten terhadap berbagai obat farmasi/apoteker, urusan rumah dan penyakit bawaan yang parah. tangga, pelayanan lingkungan Angka infeksi nosokomial terus meningkat mencapai 9 % (variasi 3-21 %) atau lebih dari 1,4 juta menurunkan angka kejadian pasien rawat inap dirumah sakit infeksi luka operasi bersih dari seluruh dunia (Alvarado 2000). 4,11% pada tahun 1989 menjadi Hasil survey point prevalensi dari 1,71% pada tahun 1990 11 rumah sakit di DKI Jakarta (Gondodiputro,1996). Angka yang dilakukan oleh Perdalin Jaya kejadian infeksi luka operasi di dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Indonesia bervariasi. Di Rumah Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta Sakit Cipto Mangun Kusumo pada tahun 2003 di dapatkan Jakarta dari Juni hingga Agustus angka infeksi nosokomial untuk 2010 kejadian infeksi luka ILO (Infeksi Luka Operasi) operasi sebesar 12%. Persentase 18,9%, ISK (Infeksi Saluran luka operasi di RSH Sadikin Kemih) 15,1 %, IADP (Infeksi adalah 5,06. Angka kejadian Aliran Darah Primer) 26,4%, infeksi luka operasi di RSU Pneumonia 24,5 % dan infeksi Dr.Sutomo tahun 2011 yaitu Saluran Nafas 15,1 %, serta 3,16% dan 13,79% untuk infeksi lain 32,1 % (Depkes RI operasi kotor di RSU Bekasi 2008). Berdasarkan data dari PPI angka kejadian infeksi luka RSUD Dr. Achmad Mochtar operasi bedah dan kebidanan- Bukittinggi bulan desember 2015 kandungan dilaporkan lebih angka Infeksi Luka Operasi 0 %. tinggi, yaitu 14,6%. Angka Pencegahan dan kejadian infeksi luka operasi di pengendalian infeksi di kamar RS PKU Muhammadiyah operasi menjadi hal penting Yogyakarta pada tahun 2010 – karena merupakan ruang khusus 2011 sebesar 8,47% (Mawalla et untuk segala tindakan invasif all , 2011). yang menjadi peluang terjadinya transmisi mikroorganisme. Rumah Sakit Umum Perkiraan 27 juta pembedahan Daerah (RSUD) Kota Padang yang dilakukan setiap tahun di Panjang yang berstandar Amerika ternyata 290.000 pasien internasional mempunyai visi mengalami Surgical Site Infection sebagai tujuan wisata kesehatan (SSI) dan 8000 pasien meninggal dengan keunggulan dibidang karena infeksi (William & David, respirasi yang islami, dan 2008). mempunyai salah satu misi menyelenggarakan pelayanan Di negara industri pasien medis dengan teknologi canggih pasca operasi mengalami serta menyediakan fasilitas dan komplikasi dengan mortalitas 0,2 alat kesehatan yang sesuai dengan %-0,4 %. SSI pada luka bersih perkembangan teknologi dan rata-rata 2-3 % dan 40-60% informasi, maka hal tersebut harus diperkirakan dapat dicegah didukung dengan adanya prosedur (CDC). Di Indonesia, salah satu tindakan pencegahan dan contoh pelaksanaan program pengendalian infeksi yang mutlak pencegahan dan pengendalian harus dilakukan di rumah sakit infeksi luka operasi di rumah termasuk di kamar operasi. PPI di sakit adalah yang dilakukan di RSUD Kota Padang Panjang RSUP Dr. Hasan Sadikin dibentuk pada tahun 2014 dan di Bandung yang telah berhasil revisi kembali pada bulan Agustus Karaketristik dalam penelitian 2015 (Profil RSUD 2015). ini adalah berfokus pada satu Berdasarkan dari poli fenomena utama, tidak bedah RSUD Kota Padang memerlukan banyak sampel agar Panjang didapatkan data infeksi lebih mendalami dan memahami tertinggi yaitu ILO berjumlah fenomena yang diteliti. Seleksi 10% dari 80 orang yang menjalani partisipan, situasi atau unit operasi luka bersih. Dari hasil waktu harus berorientasi pada pengamatan dan wawancara yang tujuan penelitian atau penulis lakukan terhadap tiga berdasarkan kriteria (criterion- orang perawat di kamar operasi based-sampling) sangat umum RSUD Kota Padang Panjang pada digunakan pada riset tanggal 02 November 2015 di fenomenologi (Afiyanti & kamar operasi RSUD Kota Rachmawati, 2014,p.71). Padang Panjang, pencegahan dan Penelitian ini dilakukan pengendalian infeksi belum di RSUD Padang Panjang pada terlaksana sebagaimana mestinya, bulan April sampai dengan Mei hal ini dipengaruhi oleh tidak 2016. Pengambilan data awal tersedianya sarana dan prasarana bulan Desember 2015. yang memadai, kamar operasi Populasi dalam tidak sesuai dengan standar penelitian ini adalah perawat akreditasi 2012, SDM yang belum kamar operasi 7 orang, petugas terlatih, kebijakan yang belum anastesi 5 orang, petugas jelas, tenaga CSSD (Central laundry 2 orang, petugas CSSD Sterile Supply Departement) yang 2 orang, TIM PPI 2 orang, belum terlatih, SOP yang belum Kepala Bidang Penunjang berjalan, dan juga berhubungan Medis, Kepala Bidang dengan petugas yang berprinsip Pelayanan dan Direktur. membenarkan kebiasaan, bukan Dalam penelitian ini membiasakan kebenaran. partisipan yang diambil Hal tersebut diatas adalah perawat kamar didukung dengan adanya kejadian operasi, anestesi, petugas Infeksi Luka Operasi (ILO), dari laundry, petugas CSSD, 80 orang operasi luka bersih kepala bidang pelayanan, terdapat 10 % infeksi saat pasien kepala bidang pelayanan dan kontrol pertama setelah pulang Direktur yang berjumlah 10 dari rawatan, data ini penulis orang, dengan kriteria sebagai dapat di poliklinik bedah melalui berikut : wawancara dengan perawat poli 1. Besedia menjadi responden bedah. (diwancarai dan di observasi). 2. Bertugas di RSUD Kota Padang Panjang. METODOLOGI PENELITIAN 3. Telah berpengalaman minimal dua tahun Penelitian ini dibidangnya (untuk menggunakan desain kualitatif kategori perawat, anestesi, dengan menggunakan laundry dan CSSD). pendekatan fenomenologi. Tekink Pengumpulan pengunjung, untuk mencapai data yang dilakukan dengan cara tujuan ini, fasilitas fisik, wawncara mendalam dan medis dan peralatan lainnya observasi. harus dikelola secara efektif. b. Dukungan Sarana dan Hasil dan Pembahasan Prasarana yang masih minim.
Berdasarkan hasil wawancara Sarana dan prasarana sangat
mendalam pada penelitian ini penting untuk menunjang diperoleh empat tema terdiri dari pelayanan kepada pasien, pertama Kewaspadaan Standar, keamanan, kenyamanan dan kedua Manajemen Fasilitas, kemudahan untuk mengakses ketiga Tata Kelola berbagai kebutuhan pasien, Kepemimpinan dan Pengaturan, keluarga dan pengunjung. keempat Peningkatan Mutu dan c. Prosedur penatalaksanaan Keselamatan Pasien. pasien belum terkoordinir 1. Kewaspadaan Standar Tujuan utama pelayanan a. Pengendalian lingkungan yang kesehatan rumah sakit adalah belum maksimal pelayanan pasien. Penyediaan pelayanan yang paling sesuai Pada umumnya partisipan dirumah sakit untuk menginginkan penataan mendukung dan merespon ruangan harus sesuai dengan terhadap setiap kebutuhan standar, sehingga pencegahan paien yang unik, memerlukan dan pengendalian infeksi dari perencanaan dan koordinasi segi pengendalian lingkungan tingkat tinggi. Ada beberapa bisa di atasi. aktivitas tertentu yang bersifat dasar bagi pelayanan b. Kebijakan teknis yang belum pasien salah satunya adalah efektif perencanaan dan pemberian asuhan kepada setiap pasien. Salah satu dari kebijakan teknis adalah Standar 3. Manajemen Surveilans Infeksi Operasional Prosedur (SOP), a. Belum optimalnya pada umumnya partisipan pengelolaan SDM mengharapkan standar Rumah sakit membutuhkan operasional prosedur harus cukup banyak orang dengan berjalan sesuai dengan berbagai keterampilan yang tuntutan akreditasi. kompeten untuk melaksanakan misi rumah 2. Manajemen Fasilitas sakit dan memenuhi a. Pengadaan Fasilitas kebutuhan pasien. Rumah sakit dalam Rekruitmen, evaluasi dan kegiatannya menyediakan penugasan staf dapat fasilitas yang aman, berfungsi dilakukan sebaik-baiknya dan supportif bagi pasien, melalui proses yang keluarga, staf dan terkoordinasi, efisien dan kegiatan yang menilai hasil seragam. yang diperoleh selama kegiatan pemantauan b. Perencanaan program yang berlangsung. Lebih dari itu, belum maksimal evaluasi juga menilai hasil Perencanaan merupakan atau produk yang telah proses yang menyangkut dihasilkan dari suatu upaya yang dilakukan untuk rangkaian program sebagai mengantisipasi kecendrungan dasar mengambil keputusan di masa yang akan datang dan tentang tingkat keberhasilan penentuan strategi dan taktik yang telah dicapai dan yang tepat untuk mewujudkan tindakan selanjutnya yang target dan tujuan suatu diperlukan. organisasi. Untuk meningkatkan profesionalitas suatu rumah sakit perlu mempunyai perencanaan PEMBAHASAN program yang baik, dan berorientasi kepada palayanan pasien. A. Kewaspadaan Standar (Standard Precautions) 4. Peningkatan Mutu dan 1. Pengendalian Lingkungan Keselamatan Pasien Pengendalian lingkungan a. Pendidikan dan pelatihan dikamar operasi RSUD belum SDM masih kurang. terlaksana dengan baik. Berdasarkan wancara yang Rumah sakit merupakan penulis lakukan partisipan perusahaan pelayanan jasa, mengungkapkan dimana produk yang pengendalian lingkungan dihasilkan sifatnya tidak kamar operasi belum bisa berujud (intangible) dan dilaksanakan dengan berasal dari pemberi maksimal, karena pelayanan tersebut yang keterbatasan ruangan yang dalam hal ini adalah petugas ada. Kamar operasi yang ada atau kita sebut SDM. SDM hanya 3 (tiga) buah, yang merupakan unsur penting terdiri dari kamar operasi baik dalam produksi maupun mayor, kamar operasi penyampaian jasa. kebidanan dan kamar operasi b. Monitoring dan evaluasi mata. Kamar operasi mayor program belum efektif. ini lah yang sering dipakai untuk berbagai kegiatan Evaluasi adalah rangkaian operasi, seperti operasi bedah, kegiatan membandingkan ortopedi, THT, bahkan realisasi masukan (input), dipakai juga untuk operasi keluaran (output), dan hasil kebidanan dan mata apabila (outcome) terhadap rencana pasien memerlukan General dan standar. Evaluasi Anestesi. Alur yang ada merupakan merupakan dikamar operasi RSUD Kota Padang Panjang juga belum sesuai dengan standar kamar dilaksanakan dengan bedah. Pintu masuk dan tergesa-gesa. Untuk keluar pasien, petugas, melakukan cuci tangan instrumen, linen dan obat prosedur pembedahan butuh melalaui satu pintu. waktu 5-10 menit. Selanjutnya scrub station 2. Kebijakan Teknis Yang yang ada di kamar operasi belum Efektif belum sesuai dengan Hasil penelitian ini standar. Scrub station yang menemukan bahwa di RSUD ada dikamar operasi, buka Kota Padang Panjang dalam tutup krannya masih menjalankan program menggunakan tangan. pencegahan dan pengendalian infeksi luka operasi belum b) Alat Pelindung Diri (APD) sepenuhnya terlaksana. Alat Pelindung Diri a) Handhygiene (APD) yang ada di kamar Handhygiene di RSUD operasi RSUD Kota Padang Kota Padang Panjang sudah Panjang belum lengkap dalam mulai di galakan, setiap melaksanakan pencegahan petugas diwajibkan untuk dan pengendalian infeksi luka melaksanakan cuci tangan operasi. APD yang ada cuma sesuai dengan tuntutan topi, masker, sarung tangan, akreditasi. Komite PPI gaun operasi, apron, sepatu sudah melakukan sosialisasi bot. Kacamata (Goggles) tentang kebersihan tangan hanya ada 1 (satu) buah, kepada semua petugas hanya dipakai oleh dokter rumah sakit dan mahasiswa operator sementara untuk yang praktek klinik di perawat kamar operasi belum rumah sakit ini. Sosialisasi ada. Keinginan dan kesadaran dilakukan dengan cara demo petugas kamar operasi untuk cuci tangan disaat apel pagi menggunakan APD sangat dilapangan, dan di saat tinggi, karena menurut adanya mahasiswa baru partisipan APD ini yang akan melaksanakan merupakan salah satu usaha praktek klinik. Selain itu untuk mencegah terjadinya PPI juga sudah infeksi silang dari petugas ke menempelkan gambar pasien, dan dari pasien ke tentang cuci tangan di petugas. Berdasarkan beberapa tempat di rumah ungkapan dari partisipan yang sakit ini. Di kamar operasi, penulis wawancarai APD ini petugas belum semuanya sudah sering diminta kepada melakukan cuci tangan pihak manajemen, tapi sesuai dengan pedoman cuci realisasinya belum ada. tangan pembedahan. Melalui wawancara dan c) Peralatan perawatan pasien. observasi yang penulis Peralatan perawatan lakukan hal ini disebabkan pasien yang ada dikamar karena operasi sering operasi RSUD Kota Padang Panjang belum mencukupi Pemrosen peralatan dalam melaksanakan tindakan pasien dan penatalaksanaan operasi. Seperti kurangnya set linen di RSUD Kota Padang intrumen apabila Panjang belum sesuai dengan dibandingkan dengan jumlah standar pencegahan dan pasien yang harus di operasi pengedalian infeksi. Dari saat itu. Menurut partisipan hasil wawancara yang penulis yang penulis wawancarai lakukan, partisipan kekurangan set intrumen ini mengungkapkan bahwa sudah dilaporkan kepihak pemrosesan alat dan linen manajemen, tetapi realisainya belum bisa dilakukan sesuai belum ada. Kurangnya set dengan standar akreditasi intrumen ini menyebabkan disebabkan oleh beberapa hal petugas kamar operasi merasa diantaranya : Belum tidak nyaman dalam bekerja lengkapnya SOP, dan mengganggu pelayanan keterbatasan ruangan yang di kamar operasi. ada, kurangnya pengetahuan SDM dan kesadaran petugas d) Pengendalian lingkungan. yang masih kurang untuk Pengendalian melakukan pekerjaan sesuai lingkungan dikamar operasi dengan standar yang telah RSUD belum terlaksana dibuat. dengan baik. Berdasarkan f) Kesehatan karyawan / wancara yang penulis Perlindungan petugas lakukan partisipan kesehatan. mengungkapkan Kesehatan pengendalian lingkungan karyawan/perlindungan kamar operasi belum bisa petugas kesehatan di kamar dilaksanakan dengan operasi RSUD Kota maksimal, karena Padang Panjang belum keterbatasan ruangan yang menjadi perhatian oleh ada. Kamar operasi yang pihak manajemen. Dari hasil ada hanya 3 (tiga) buah, wawancara yang penulis yang terdiri dari kamar lakukan pada umumnya operasi mayor, kamar partisipan dikamar operasi operasi kebidanan dan mengungkapkan belum kamar operasi mata. Kamar pernah mendapatkan operasi mayor ini lah yang imunisasi atau vaksin sering dipakai untuk selama bekerja dikamar berbagai kegiatan operasi, operasi. Sementara mereka seperti operasi bedah, terpapar dengan berbagai ortopedi, THT, bahkan macam penyakit yang dipakai juga untuk operasi diderita oleh pasin. kebidanan dan mata apabila pasien memerlukan General Anestesi. g) Penempatan pasien e) Pemrosesan peralatan pasien Penempatan pasien dan penatalaksanaan linen dikamar operasi RSUD Kota Padang Panjang belum tersebut petugas kamar operasi sesuai dengan standar melakukan pembersihan, akreditasi. Dari hasil pencucian dan sterilisasinya wawancara dan observasi dilakukan dikamar operasi yang penulis lakukan dengan cara merebus dengan ditemukan bahwa ruangan sterilisator yang tersedia di kamar operasi yang ada saat kamar operasi. ini belum mencukupi untuk melakukan tindakan C. Manajemen Surveilans Infeksi pencegahan dan Rumah Sakit (IRS) pengendalian infeksi. Tidak Hasil dari penelitian ini adanya ruangan khusus menemukan bahwa Komite PPI untuk menangani pasien di RSUD Kota Padang Panjang dengan penyakit menular, baru terbentuk september 2015, sehingga apanila ditemukan dan baru berjalan puna waktu 1 pasien yang menderita Mei 2016. Sebelumnya IPCN penyakit menular maka yang beranggotakan 2 (dua) pasien tersebut di rujuk ke orang belum bisa melaksanakan rumah sakit yang tugas purna waktu karena IPCN mempunyai fasilitas lebih. tersebut menjalankan tugas Belum adanya ruangan double job yakni sebagai untuk operasi kotor, tidak perawat pelaksana yang harus berfungsinya ruangan melakukan pelayanan pemulihan (recovery room). keperawatan dan sebagai B. Manajemen Fasilitas anggota IPCN. IPCN sudah Berdasarkan hasil mulai menyiapkan SOP dan penelitian yang penulis lakukan menjalankan SOP yang sudah melalui wawancara dan ditanda tangani oleh direktur, observasi di kamar operasi seperti sosialisasi hand hygiene RSUD Kota Padang Panjang dengan mengadakan demo hand didapatkan gambaran bahwa hygiene disaat apel pagi, belum lengkapnya fasilitas yang menempel gambar tentang cuci tersedia untuk mendukung tangan. Namun masih banyak kelacaran dan kenyamanan SOP yang harus disiapkan untuk dalam melakukan prosedur menjalankan program PPI. pembedahan. Perlengkapan Mulai dari September 2015 dasar dan alat operasi yang sampai sekarang Komite PPI jumlahnya belum cukup untuk belum pernah mengadakan mendukung pelayanan operasi. rapat/pertemuan bulanan. Ketersediaan set intrumen tidak Pelaporan kasus Infeksi dan sesuai dengan jumlah pasien KLB pun belum ada dilakukan. yang akan di lakukan tindakan IPCN mengharapkan dukungan pembedahan. Seperti set dasar sepenuhnya kepada seluruh yang tersedia hanya 3 (tiga) set, petugas untuk melaksanakan sementara dikondisi tertentu pencegahan dan pengendalian kebutuhan petugas terhadap set infeksi di RSUD Kota Padang dasar tersebut 6 (enam) set. Panjang. Untuk menyikapi kekurangan set D. Peningkatan Mutu dan 1. Kamar operasi yang Keselamatan Pasien semulanya bocor, sudah tidak bocor lagi. Hasil penelitian ini 2. PPI sudah melakukan menunjukan bahwa SDM yang sosialisai tentang ada di RSUD kota Padang handhygiene kepada petugas Panjang masih kurang dalam dan mahasiswa yang peningkatan pendidikan dan praktek dilingkungan RSUD pelatihan, baik itu tenaga medis, Kota Padang Panjang. perawat, maupun tenaga non 3. Direktur menyatakan medis. Tetapi direktur rumah mendukung sepenuhnya sakit sudah menyadari akan Program yang di buat oleh kekuran tersebut. Untuk dimasa PPI, baik dari segi SOP akan datang akan membuat maupun dari segi anggaran. program dan anggaran khusus untuk mendukung peningkatkan Rencana Jangka Pendek dan SDM baik itu berupa pelatihan, Rencana Jangka Panjang dalam kala karya atau inhose traning Pencegahan dan Pengendalian dengan mendatangkan Infeksi Luka Operasi di RSUD narasumber dari luar. Untuk Kota Padang Panjang : keselamatan pasien POKJA a. Rencana Jangka Pendek Patien safety di tim akreditasi Adapun rencana jangka sudah membuat SPO. pendek yang akan dilakukan oleh pihak manajemen E. Perubahan yang terjadi adalah : selama penelitian 1. Membuat, melaksanakan Setelah peneliti dan mengawasi SOP mengambil data awal, tentang program didapatkan angka kejadian pencegahan dan infeksi luka operasi sebanyak 5 pelaksanaan infeksi di % dari operasi bersih. Hal ini RSUD Kota Padang peneliti laporkan secara lisan Panjang. kepada pihak manajemen yaitu 2. Memasukan seluruh Kepala Bidang Pelayanan, kebutuhan cyto kedalam Kepala Bidang Penunjang anggaran perubahan. Medis, Kepala Seksi 3. Membeli set instrumen Keperawatan dan Direktur dan linen untuk RSUD Kota Padang Panjang. kebutuhan kamar operasi Pihak manajemen kaget dengan angka tersebut, sehingga b. Rencana Jangka Panjang manajemen melakukan rapat 1. Memfasilitasi petugas untuk menyikapi hal ini. yang ingin melanjutkan Selama penelitian yang dan meningkatkan penulis lakukan mulai dari pendidikan. tanggal 18 April sampai dengan 2. Membangun Kamar 18 Mei 2018, inilah perubahan Operasi sesuai dengan yang terjadi : tuntutan permenkes. Membangun ruangan dibutuhkan SDM yang CSSD sesuai dengan standar profesional dibidangnya permenkes. masing-masing, biaya yang cukup, organisasi KESIMPULAN DAN yang terpimpin, dokumen SARAN yang lengkap serta kontrol dan evaluasi yang A. Kesimpulan berkesinambungan Evaluasi program terhadap program yang pelaksanaan pencegahan dan telah dibuat. pengendalian infeksi luka 2. Direktur Rumah Sakit operasi di RSUD Kota Padang RSUD Kota Padang Panjang tahun 2016 menunjukan Panjang perlu bahwa kewaspadaan standar, mengeluarkan kebijakan manajemen fasilitas, manajemen secara lisan maupun surveilans infeksi rumah sakit tertulis tentang komitmen (IRS) dan peningkatan mutu dan dan perintah program keselamatan pasien belum sesuai pelaksanaan pencegahan dengan pedoman manajerial dan pengendalian infeksi pencegahan dan pengendalian luka operasi. Pihak infeksi dirumah sakit. manajemen dan komite Didapatkan masih banyaknya PPI perlu kekurangan fasilitas untuk menginformasikan mendukung program kembali serta melaporkan pencegahan dan pengendalian perencanaan, infeksi. Hal ini terjadi akibat pelaksanaan, evaluasi tidak sinkronnya antara program pencegahan dan perencanaan, organisasi, pengebdalian infeksi luka pelaksanaan dan pengawasan operasi kepada pimpinan yang dilakukan oleh pihak sehingga pimpinan dapat manajerial rumah sakit. Komite menindaklanjuti. Kepada PPI belum bisa berbuat banyak Direktur rumah sakit agar karena Komite PPI baru dapat melakukan terbentuk dan membutuhkan pengontrolan dan evaluasi dukungan sepenuhnya dari yang berkesinambungan seluruh petugas yang ada di terhadap program yang rumah sakit. sudah dibuat serta pembaharuan struktur B. Saran organisasi komite PPI 1. Praktisi Kesehatan dengan memasukan dari Bagi petugas kesehatan semua unit/departemen diharapkan dalam menjadi anggota tetap melaksanakan sehingga dapat ditentukan pencegahan dan petugas sebagai penentu pengendalian infeksi luka kebijakan maupun operasi di rumah sakit petugas sebagai pelaksana maupun fasilitas kebijakan. Dengan kesehatan lainnya organisasi yang terpimpin diharapkan masalah nosokomial di RSUD terputusnya komunikasi, Kota Padang Panjang. kurangnya koordinasi antar bidang dapat teratasi DAFTAR PUSTAKA karena jalur komando dan jalur koordinasi sudah Afiyanti, Y. Rachmawati, I. N 2014. jelas. Metodologi Penelitian 3. Instalasi Bedah Sentral Kualitatif dalam Riset Diharapkan kepada Keperawatan. PT Rajagrafindo Instalasi bedah sentral, Pesada agar dapat memberikan masukan kepada pihak Aminoto, C 2013 E-Book Menulis manajemen untuk Proposal Penelitian, Purus perencanaan Sukses Menulis Proposal pembangunan gedung Mandiri Tanpa Pembimbing yang baru harus berpedoman kepada Arisanty, Irma. P,2014. Konsep Permenkes tentang Dasar Manajemen Perawatan Luka. Pedoman Teknis EGC Bangunan Rumah Sakit Bungin, Burhan, 2012. Analisis Data Ruang Operasi, sehingga Penelitian Kualitatif. PT pelaksanaan pencegahan Rajagrafindo Pesada infeksi luka operasi bisa dilakukan dengan Budu, Rotti, 2014. Hubungan Fungsi maksimal. Manajemen Kepala Ruangan Dengan Pelaksanaan 4. Peneliti Selanjutnya Pengendalian dan Bebarapa hal yang dapat Pengendalian Infeksi di Ruang disarankan untuk diteliti Rawat Inap Rumah Sakit lebih lanjut dari Umum Pusat Prof. R.D pelaksanaan pencegahan Kandau Manado. Program dan pengendalian infeksi Pascasarjana Universitas di RSUD Kota Padang Hasanudin No. 1 / Vol.4 / Panjang diantaranya : January 2014 Poliklinik bedah dan ruang rawatan bedah Budiman, S, 2015. Pengolahan dan RSUD Kota Padang Analisa Data Dalam Penelitian Panjang, Aspek ekonomis Kualitatif menyangkut efisiensi dari Chair, L, 2016. Congres Of The pelaksanaan program International federation Of pencegahan dan Infection Control. IFIC pengendalian infeksi luka operasi di RSUD Kota Departemen Kesehatan, 2008. Padang Panjang dan Pedoman dan Pengendalian Analisa pelaksanaan Infeksi Di Rumah Sakit dan pencegahan dan Manajerial Pencegahan pengendalian infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Devitra,A. 2011. Analisis Implentasi HIPKABI, 2014. Buku Pelatihan Clinikal Pathway Kasus Stroke Dasar-Dasar Keterampilan Berdasarkan INA-CBGs Di Bagi Perawat Kamar Bedah. Rumah Sakit Stroke Nasional HIPKABI Press Jakarta. Bukittinggi. KARS, 2011. Standar Akreditasi Diyanto, N, 2015. Mengenal IPCN, Rumah Sakit KPK-nya Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit. Diunduh dari Kementerian Kesehatan, 2010. http://www.kompasiana.com/b Petunjuk Praktis Surveilans unnan/mengenal-ipcn-kpk-nya- Infeksi Rumah Sakit. pengendalian-infeksi-di- Kementerian Kesehatan, 2013. rumah- Pedoman Pencegahan dan sakit_561f1f645993737b048b4 Pengendalian Infeksi Kasus 56b Konfirmasi atau Probabel Infeksi Virus Middle east DitJen PP & PL, 2013. Pedoman Respiratory Syndrome- Corona Pencegahan Dan Virus (Mers-CoV). Pengendalian Infeksi Kasus Konfirmasi Atau Probabel Kementerian Kesehatan , 2011. Infeksi Virus Middle East Pedoman Surveilans Infeksi. Respiratory Syndrome-Corona Khoirulanisa, 2012.Pencegahan dan Virus (MERS-CoV). Pengendalian Infeksi. http://www.depkes.go.id/resour Diunduh dari ces/download/puskes-haji/5- http://khoirulanisastikes.blogsp pedoman-pencegahan-dan- ot.co.id/2012/12/pencegahan- pengendalian-infeksi-mers-cov dan-pengendalian-infeksi.html
Fitriani, D, 2015. Populasi Dalam Kurniadi, R 2012. Infeksi Luka
Sampel Penelitian Operasi sebagai Indikator Hasil http://diyahfitriyani94.blogspot Kulaylat & Dayton, 2008. Infeksi .co.id/2015/05/populasi-dan- Luka Operasi sampel-dalam-penelitian.html Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), 2011. Standar Akreditasi Hartono, Bambang, 2010. Rumah Sakit. Manajemen Pemasaran Untuk Las, D 2015, Pencegahan dan Rumah Sakit. RINEKA CIPTA Pengendalian Infeksi Habni, Y, 2009. Perilaku Perawat Listiowati, Widyanita, 2014. Dalam Pencegahan Infeksi Hubungan Tingkat Nosokomial di Ruang Rindu A, Pengetahuan Hand Hygiene Rindu B, ICU, IGD, Rawat Dengan Kepatuhan Jalan di Rumah Sakit Umum Pelaksanaan Hand Hygiene Pusat Haji Adam Malik Pada Peserta Program Medan. Pendidikan Profesi Dokter. Diunduh dari Biomedika respiratori.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/109E01052.pdf Mawalla, et all 2011. Predictors Of Nita, S 2015. Makalah Rantai Surgical Site Infections Among Infeksi. Patients Undergoing Major http://silviys22.blogspot.co.id/2 Surgery At Bugando Medical 015/01/makalah-rantai- Centre In Northwestern infeksi.html Tanzania. BMC Surg. 2011 Aug 31;11:21. doi: 10.1186/1471- Perawat Psikiatri, 2009. Proses 2482-11-21 Penyembuhan Luka.
Pengawasan co.id/2009/03/proses- https://malikazisahmad.wordpr penyembuhan-luka.html ess.com/2012/01/13/pengertian -pengawasan/ Septiari, Betty Bea 2012. Infeksi Nosokomial. Nuha MedikaP Masloman, et all. 2015. Analisis Saryono, Anggraeni, M..D, 2011. Pelaksanaan Pencegahan dan Metodologi Penelitian Pengendalian Infeksi Di Kualitatif Dibidang Kesehatan. Kamar Operasi RSUD Dr Sam Nuha Medika Ratulangi Tondano. Diambil dari STIKES, FDK 2015/2016. Pedoman http://ejournal.unsrat.ac.id/inde Penulisan Tugas Akhir/Skripsi x.php/jikmu/article/view/7440. STIKES FORT DE KOCK Bukittinggo Molina, F 2012. Analisis Pelaksanaan Program Soraya, F 2015. Infeksi Luka Operasi Pencegahan dan Pengendalian Shosha, G A 2012. Employment Of Infeksi Nosokomial di Colaizzi’s Strategy In RUMKITAL Dr. Mitoharjo Descriptive Phenomenology : Jakarta 2012. A Reflection Of A Researcher. Diunduh dari European Scientific Journal lib.ui.ac.id/file?file=digital/203 November edition vol. 8, 13802-T%2031746- No.27 ISSN: 1857 – 7881 Analisis%20pelaksanaan...pdf (Print) e - ISSN 1857- 7431
Mus, T 2015. Pembentukan Komite WHO/CDS/EPR, 2007 Pencegahan
dan Pencegahan dan dan Pengendalian Infeksi Pengendalian Infeksi di RS Saluran Pernafasan Akut Akademis Jauhary Putera (ISPA) yang Cendrung Maksar, Scirbs.com. Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Murni, U 2016. Fungsi Perencanaan Kesehatan. Diunduh dari Rumah Sakit. www.who.int/iris/bitsream/106 http://murniumairoh.blogspot.c 65/...WHO_CDS- o.id/2016/02/fungsi- EPR_2007.6_ind.pdf perencanaan-rumah-sakit.html Willian, A Rutalla & David, J Webber, 2008. Guideline For Disenfection and Sterilization in Healthcare Facilities. CDC
Yandang, 2015. Pedoman dan
Petunjuk Teknis Surveilans Rumah Sakit. Diunduh dari http://nersyandang.blogspot.co .id/2015/05/pedoman-dan- petunjuk-teknis-surveilans.html
Zuhrotul, A & Satyabakti, P.
Survelans Infeksi Daerah Operasi (IDO) Menurut Komponen Surveilans Di Rumah Sakit X Surabaya Tahun 2012.