Anda di halaman 1dari 6

1.

NAMA : Sirli Mardianna Trishinta


NIM : 0910720086
Kelompok :7

2. STUDY OVERVIEW
2.1. Judul jurnal :
A Randomized Controlled Trial of Positive-Affect Intervention and Medication
Adherence in Hypertensive African Americans
2.2. Pengarang :
Gbenga O. Ogedegbe, MD; Carla Boutin-Foster, MD, MS; Martin T. Wells, PhD; John
P. Allegrante, PhD; Alice M. Isen, PhD; Jared B. Jobe, PhD; Mary E. Charlson, MD
2.3. Sumber :
Arch Intern Med. 2012;172(4):322-326.
2.4. Jenis Jurnal :
Penelitian Kuantitatif

3. PENELITIAN
3.1. Topik Penelitian
Jurnal ini membahas tentang intervensi afek positif (positive affect-PA) dibandingkan
dengan pemberian pengetahuan pada pasien (patien education-PE) dalam meningkatkan
kepatuhan minum obat (medication adherence) pada pasien hipertensi Afrika Amerika

3.2. Latar Belakang


Kurangnya kepatuhan minum obat menyebabkan buruknya kontrol tekan darah,
terutama pada pasien hipertensi Afrika Amerika. Ketidakpatuhan minum obat ini dapat
meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat penyakit jantung. Oleh karena itu, intervensi
yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat. Literatur
menyarankan menggunakan strategi kombinasi dalam meningkatkan kepatuhan minum
obat pada pasien dengan penyakit kronis, yaitu dengan pemberian edukasi tentang
kebiasaan hidup sehat. Selain itu, intervensi yang melibatkan kesadaran pasien,
menangani kekhawatiran mereka tentang obat-obatan, yang secara emosional mendukung
dan meningkatkan kepercayaan dalam kemampuan pasien untuk mengatasi hambatan
dalam kepatuhan telah menunjukkan kemajuan yang signifikan pada pasien dalam perilaku
kepatuhan.
Landasan intervensi teoritis sebelumnya sebagian besar berdasarkan teori kognitif
sosial perilaku manusia, dengan penekanan khusus pada keberhasilan karena diri sendiri
(self-efficacy). Namun, meskipun terdapat intervensi kepatuhan yang efektif pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular, efektivitas mereka dalam perawatan primer sebagian
besar masih belum teruji, terutama di kalangan pasien minoritas.
Pada pasien hipertensi Afrika Amerika yang dievaluasi dalam praktek perawatan
primer, peneliti memeriksa apakah intervensi peningkatan patient education ( PE ) dengan
positive-affect induction and self-affirmation ( PA ) lebih efektif daripada PE saja dalam
meningkatkan kepatuhan pengobatan dan penurunan tekanan darah. Hipotesis peneliti
intervensi PA berefek lebih besar pada kepatuhan terhadap pengobatan dan pengurangan
TD dibandingkan dengan PE saja selama 12 bulan. Positive affect adalah keterlibatan
menyenangkan dengan lingkungan dan mencerminkan perasaan ringan pada sehari-hari
seperti kebahagiaan, sukacita, kepuasan, dan antusiasme. Hal ini dapat dilakukan dalam
beberapa cara, termasuk penerimaan pujian dan hadiah tak terduga, fokus pada pikiran
positif, dan berhasil menyelesaikan tugas-tugas kecil. Kombinasi afek positif dan self
affirmation didefinisikan sebagai motivasi seseorang untuk mempertahankan citra positif
dan integritas diri ketika identitas diri seseorang terancam. Hal ini meningkatkan
kemampuan untuk mengatasi ekspektasi negatif dengan melihat pada pengalaman-
pengalaman sukses sebelumnya. Hal ini dapat dihasilkan melalui penggunaan pernyataan
positif atau kenangan tentang prestasi seseorang atau keberhasilan untuk membangun
kepercayaan diri.
Penerapan PA ini sesuai dengan lansia binaan penulis yaitu Tn. Sp berusia 55 tahun,
dahulu bekerja sebagai tentara. Klien terserang stroke 14 tahun yang lalu tahun 2000. Tn.
Sp sedang dalam masa persiapan pensiun. Perubahan kemampuan fisik dan status
pekerjaan ini mempengaruhi mood pasien. Pasien cenderung malu dan menghindar karena
keadaan klien yang berbeda. Hal ini memungkinkan berpengaruh terhadap kepatuhan
minum obat dan TD klien serta beresiko terjadi stroke ulangan.

3.3. Pernyataan Masalah


Apakah penerapan PA dengan penggunaan pernyataan positif atau kenangan tentang
prestasi klien sebagai tentara atau keberhasilan untuk membangun kepercayaan diri pasca
stroke dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mempertahankan TD sehingga
mencegah stroke ulangan?
3.4. Tujuan Telaah Hasil Penelitian
Penerapan PA dengan penggunaan pernyataan positif atau kenangan tentang prestasi
klien sebagai tentara atau keberhasilan untuk membangun kepercayaan diri pasca stroke
dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan dan mempertahankan TD untuk mencegah
stroke ulangan.

3.5. Telaah Hasil Penelitian


1. Populasi (Population)
Penelitian yang dilakukan oeh Ogedegbe, et al. (2012) ini merupakan 2-arm
Randomized control trial yang melibatkan 256 orang Afrika Amerika dengan
hipertensi yang minimal mengkonsumsi 1 obat anti hipertensi pada Newyork
Presbyterian Hospital sebagai. Jumlah sampel yang dibutuhkan didapatkan dari
total pasien yang teridentifikasi via electronic medical record (EMR) dan review
jadwal kunjungan klinik. Pada jurnal ini juga telah dijelaskan bagaimana cara
memilih sampel, yaitu menggunakan total sampling. Sampel dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok control patient education-PE dan kelompok perlakuan
positive affect-PA. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada karakter sampel
dalam masing-masing kelompok pada awal penelitian. Hal ini telah sesuai dengan
syarat penelitian Randomized control trial.
2. Intervensi (Intervention)
Dalam jurnal penelitian ini telah dijelaskan intervensi pada masing-masing
kelompok. Kelompok kontrol mendapatkan buku dengan design (1) meningkatkan
pengetahuan pasien tentang hipertensi, (2) meningkatkan kebiasaan manajemen
diri, dan (3) untuk mendukung tujuan yang diinginkan. Kelompok perlakuan selain
mendapatkan buku yang sama dengan kelompok kontrol dengan tambahan bagian
keuntungan berpikir positive untuk kepatuhan minum obat. Kedua kelompok
mendapatkan telepon 2 bulan sekali untuk mengkaji kepatuhan pasien minum obat.
Kelompok perlakuan ditanya tentang hal kecil dalam hidup yang membuat perasaan
positif mereka dan menginstruksikan untuk memikirkan perasaan positif tersebut
sehari-hari. Kelompok perlakuan mendapatkan kejutan hadiah kecil seebelum
dilakukan telepon. Kelompok ini diminta mengingat nilai utama dan momen
membanggakan pada hidupnya setiap kali berada pada situasi sulit yang
menyebabkan kesulitan dalam kepatuhannya minum obat. Waktu penelitian
dilakukan selama 12 bulan.
3. Pembanding (Comparison)
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kepatuhan minum obat dan
penurunan tekanan darah antara kelompok control dan kelompok perlakuan. Selain
itu, variable lain seperti karakteristik demografik dan klinis juga dibandingkan.
4. Keluaran (Outcome)
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan program Stata version 10
(StataCorp). Karakteristik demorafik dan klinis dibandingkan pada kedua kelompok
dengan t test. Kepatuhan minum obat diuji dengan nonparametric Wilcoxon rank
sum test. Sedangkan perubahan TD pada 12 bulan penelitian di uji dengan 2-
sample t test.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain karakteristik kedua kelompok
sama; rata-rata TD 137/82 mm Hg; 36% pasien mempunyai riwayat diabetes; 11%
pasien mempunyai riwayat stroke; and 3% pasien mempunyai riwayat chronic
kidney disease. Berdasarkan intention-to-treat principle, kepatuhan minum obat
pada12 bulan lebih tinggi pada kelompok PA daripada kelompok PE (42% vs 36%,
masing-masing;P=.049). Kedua kelompok mengalami penurunan tekanan darah
sistolik (2.14 mm Hg vs 2.18 mm Hg;P=.98) dan diastolic BP (−1.59 mm Hg vs
−0.78 mm Hg;P=.45) pada kelompok PA and kelompok PE, masing-masing, tidak
signifikan.
5. Validitas Internal
Bagian pendahuluan dari jurnal penelitian menyertakan penelitian-penelitian
sebelumnya yang relevan, tetapi kurang menonjolkan urgensi dari penelitian.
Metode yang digunakan untuk mengetahui derajat kepatuhan minum obat
menggunakan telepon dapat memungkinkan pasien berbohong tentang
keadaannya. Tekanan darah pasien hanya diukur pada awal dan akhir intervensi,
tidak dilakukan pengukuran secara berkala sehingga trend tekanan darah selama
penelitian tidak diketahui. Selain itu, durasi telepon dan nominal harga hadiah yang
diberikan juga tidak dibatasi. Uji statistic yang digunakan yaitu t-test, Wilcoxon, dan
2-sample t-test sesuai dengan tujuan dan kondisi penelitian. Penelitian ini
menunjukkan bahwa intervensi PA dapat berpengaruh signifikan pada kepatuhan
minum obat tetapi tidak untuk menurunkan tekanan darah. Namun, mekanisme
yang mendasari hal tersebut kurang dibahas pada bagian diskusi.
6. Validitas Eksternal
Hasil penelitian ini bersifat representative dan dapat diterapkan pada klien
hipertensi di Indonesia. Peran Puskesmas dalam controlling kepatuhan minum obat
juga dapat dimaksimalkan dengan mempertimbangkan intervensi PA pada klien
binaan Puskesmas. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memicu dilakukannya
penelitian lebih lanjut tentang keefektifan biaya dalam penerapan intervensi PA
pada perawatan primer.
7. Aplikasi Jurnal
Penerapan PA ini sesuai dengan lansia binaan yaitu Tn. Sp berusia 55 tahun,
dahulu bekerja sebagai tentara. Klien terserang stroke 14 tahun yang lalu tahun
2000. Tn. Sp sedang dalam masa persiapan pensiun. Perubahan kemampuan fisik
dan status pekerjaan ini mempengaruhi mood pasien. Pasien cenderung malu dan
menghindar karena keadaan klien yang berbeda. Hal ini memungkinkan
berpengaruh terhadap kepatuhan minum obat dan TD klien serta beresiko terjadi
stroke ulangan. Sampai saat ini klien masih rutin menjalani terapi medikasi dan
rehabilitasi fisioterapi dengan 1 kali kontrol tiap bulan. 2 bulan lalu klien kembali
mengalami penurunan kesadaran karena hipoglikemia, klien mengatakan hal ini
karena diet yang terlalu ketat tanpa konsultasi dengan ahli. Namun saat ini klien
juga rutin konsultasi dengan ahli gizi 1 kali kontrol tiap bulan.
Intervensi yang diberikan pada Tn. Sp (1) meningkatkan pengetahuan pasien
tentang hipertensi, (2) meningkatkan kebiasaan manajemen diri, (3) untuk
mendukung tujuan yang diinginkan, (4) dan konseling tentang keuntungan berpikir
positive untuk kepatuhan minum obat. Tn. Sp dilakukan home visit selama 5 kali
selama praktek profesi departemen gerontik. Setiap visit Tn. Sp ditanya tentang hal
kecil dalam hidup yang membuat perasaan positif dan menginstruksikan untuk
memikirkan perasaan positif tersebut sehari-hari. Tn. Sp juga diberikan hadiah kecil
berupa CD dan panduan “Latihan Pemulihan untuk Penderita Stroke” dari kelompok
7 departemen gerontik. Hadiah yang diberikan diharapkan dapat membantu
pemulihan kemampuan fisik Tn. Sp secara perlahan dan meningkatkan
kepercayaan dirinya. Pada akhir visit, Tn. Sp diminta mengingat nilai utama dan
momen membanggakan pada hidupnya setiap kali berada pada situasi sulit yang
menyebabkan kesulitan dalam kepatuhannya minum obat. Tn. Sp mengatakan
bahwa lebih percaya diri dan bersemangat dalam menjalani pengobatan dan
melakukan aktivitas. Hal ini menunjukkan keefektifan intervensi PA pada klien
binaan.

3.6. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Intervensi positive affect-PA dapat berpengaruh signifikan pada kepatuhan minum
obat dibandingkan dengan patient education-PE tetapi tidak untuk menurunkan
tekanan darah.
2. Saran
Peran Puskesmas dalam controlling kepatuhan minum obat juga dapat
dimaksimalkan dengan mempertimbangkan intervensi PA pada klien hipertensi
binaan Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai