Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TERAPI BERMAIN HOSPITAL STORY TERHADAP KECEMASAN

ANAK USIA 6 – 8 TAHUN YANG DIRAWAT DI RUANG PERAWATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS TAHUN 2016
WINDALESTARI MEKUO. 912312906105100
SUNARTY*, NURHAYATI**

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Avicenna


Program Studi S1 Keperawatan

ABSTRAK

Hospitaliasi merupakan salah satu penyebab stres yang dialami oleh anak usia 6-8
tahun. Dampak yang berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan proses
penyembuhan anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat diberikan terapi bermain
Hospital Story. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi bermain
Hospital Story terhadap kecemasan pada anak usia 6-8 tahun di Ruang Perawatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian praeksperimen dengan pendekatan one
group pre test-post test design. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi T-
MAS. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak usia 6-8 tahun yang dirawat di
rumah sakit pada bulan Januari-Maret yaitu 90 orang anak. Jumlah sampel yang diteliti
sebanyak 19 responden yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dengan tehnik
pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
7 November – 5 Desember 2016. Pada uji hipotesis menggunakan uji paired T-Test
untuk mengetahui pengaruh terapi bermain terhadap penurunan kecemasan anak usia 6-
8 tahun. Hasil penelitian untuk 19 responden, keseluruhan mengalami penurunan
kecemasan setelah pemberian terapi bermain dimana berdasarkan nilai sig (2-tailed) =
0,000 dimana nilai tersebut (p<0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
perubahan yang signifikan, yaitu ada pengaruh terapi bermain Hospital Story terhadap
penurunan kecemasan.
Kata Kunci : Hospital Story, Kecemasan, Anak Usia 6-8 tahun.

ABSTRACT

Hospitalization is as one of stressing causal that has been experienced by children in age
6-8 years old. Risk impact, could disturb growing and developing of children and
recovery process of children. For decreasing children anxieties could be given therapy
of hospital story playing. The objective of this research is to analyze the influence of
playing therapy of hospital story to children anxieties in age 6-8 years old at pediatric
treatment ward Regional General Hospital of Bahteramas Kendari Southeast Sulawesi
Province 2016. This research uses research method of pre experiment with approaching
of one group pretest – posttest design. Data of research are collected by using T-MAS
observation sheet. Population amount of research are all children in age 6-8 years old
whom are treated at Regional General Hospital of Bahteramas in period od January-
March 2016 in amount 90 children. Samples amount of research are 19 children as
respondents whom are searched appropriated to criterions that had been determined,
samples are taken by using accidental sampling technique. This research has been held
from 07 November – 05 December 2016. In hypothesis test using paired test of T-Test
for knowing the influence of therapy playing to decreasing of children anxieties in age
6-8 years old. Result of result for 19 children as respondents, all of them experienced
anxieties decreasing after giving therapy playing where based on sig value (2-tailed) =
0,000 where those value (p<0,05), hence H0 is rejected and Ha is accepted, means there
is significant alteration, namely there is significant influence of theraphy playing of
hospital story to anxieties decreasing.
Keywords : Hospital Story, Anxiety, Children in Age 6-8 Years Old.

PENDAHULUAN

Permasalahan kesehatan yang muncul Angka kesakitan anak di Indonesia


pada anak cukup komprehensif dan berdasarkan Survei Kesehatan Nasional
menjadi perhatian khusus keluarganya. (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan
Berdasarkan survei dari WHO (World menurut kelompok usia 0-4 tahun sebesar
Health Organization) di Amerika Serikat, 25,8%, usia 5-12 tahun sebanyak 14,9%,
diperkirakan lebih dari 5 juta anak (usia 0- usia 13-15 tahun sekitar 9,1%, usia 16-18
21 tahun menurut WHO) mengalami tahun sebesar 8,13%. Angka keSakitan
hospitalisasi karena prosedur pembedahan anak usia 0-18 tahun apabila dihitung dari
dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut keseluruhan jumlah penduduk adalah
anak mengalami kecemasan dan stres. 14,44% (Apriany, 2013). Diperkirakan
Diperkirakan juga lebih dari 1,6 juta anak anak mengalami hospitalisasi disebabkan
usia dini 0-8 tahun menjalani hospitalisasi oleh penyakit akut (penyakit pernapasan
disebabkan karena injury dan berbagai 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%),
penyebab lainnya Kaluas dkk, 2015. cedera 15%, dan ketidak mampuan yang
dapat diukur dengan aktivitas dalam
Anak adalah aset bangsa dan generasi derajat tertentu (Setiawan dkk, 2014).
penerus cita-cita perjuangan bangsa yang
akan menentukan masa depan bangsa dan Anak yang dirawat di Rumah Sakit akan
negara kita. Oleh karena itu perhatian dan berpengaruh pada kondisi fisik dan
harapan yang besar perlu diberikan psikologinya, hal ini disebut dengan
kepada anak. Terbukti dengan adanya hospitalisasi. Hospitalisasi pada anak
undang-undang nomor 23 tahun 2002 merupakan proses karena suatu alasan
tentang perlingdungan anak (Kemenkes yang berencana atau darurat
RI, 2014). mengharuskan anak untuk tinggal di
Rumah Sakit menjalani terapi dan
perawatan sampai pemulangan kembali ke gangguan tidur, pembatasan aktifitas,
Rumah. Selama proses tersebut, anak perasaan nyeri, suara bising, takut,
dapat mengalami berbagai kejadian yang kecewa, sedih, malu, rasa bersalah dan
menunjukkan pengalaman yang sangat cemas.
trauma dan penuh dengan stres yang
menimbulkan kecemasan pada anak Terapi bermain adalah suatu aktivitas
(Nursalam dkk, 2010). Berdasarkan bermain yang dijadikan sarana untuk
Survei Ekonomi Nasional (Susenas) tahun menstimulasi perkembangan dan
2010 sebesar 72% dari jumlah total membantu anak lebih kooperatif dalam
penduduk Indonesia. Diperkirakan 35 per program pengobatan serta perawatan.
100 anak mengalami hospitalisasi dan Terapi bermain telah didokumentasikan
45% diantarannya mengalami kecemasan sejak tahun 1940 dan 1950. Pada dasarnya
(Sumaryoko dalam Nurhayatin, 2012). terapi bermain adalah alat bagi anak untuk
Survei Kesehatan Ibu dan Anak tahun mengekspresikan emosi dan ketakutan
2010 didapatkan bahwa dari 1,425 anak mereka dan merupakan alat komunikasi
mengalami dampak hospitalisasi, dan (Landreth dalam Supartini, 2010).
33,2% diantaranya mengalami dampak Bercerita bisa jadi ajang pelepasan
hospitalisasi berat, 41,6% mengalami ekspresi anak sehingga perasaan atau
dampak hospitalisasi sedang, dan 25,2% emosi anak dapat dilatih untuk merasakan
mengalami dampak hospitalisasi ringan dan menghayati berbagai peran dalam
(Nurhayatin, 2012). kehidupan, bercerita tentang Hospital
Story pada anak akan membantu anak
Hasil penelitian dari Sherlock dalam untuk melepaskan ketakutan, kecemasan,
Setiawan dkk, (2014) menunjukkan mengekspresikan kemarahan dan
bahwa lingkungan Rumah Sakit yang permusuhan yang dialami oleh anak
dapat menimbulkan trauma dan menjadi (Sururi, 2016).
stresor pada anak adalah lingkungan fisik
Rumah Sakit, tenaga kesehatan baik dari Berdasarkan catatan rekam medik pada
sikap maupun pakaian putih, alat-alat tanggal 4 Mei 2016 di Rumah Sakit
yang digunakan dan lingkungan sosial Umum Bahteramas Kendari pada tahun
antar sesama pasien. Dengan adanya 2012 dari bulan Januari sampai Desember
stresor tersebut, anak dapat mengalami pasien anak usia 6-8 tahun yang dirawat
inap dengan berbagai penyakit berjumlah jika ditinggalkan oleh orang tuannya
181 orang anak. Pada tahun 2013 dari sehingga orang tua harus tetap berada
bulan Januari sampai Desember pasien didekatnya, hal ini mungkin disebabkan
anak usia 6-8 tahun yang rawat inap karena anak usia sekolah 6-8 tahun merasa
dengan berbagai penyakit berjumlah 146 asing dengan lingkungan Rumah Sakit,
orang anak. Pada tahun 2014 dari bulan dimana situasinya sangat berbeda dengan
Januari sampai Desember pasien anak usia lingkungan Rumah, apalagi lingkungan
6-8 tahun yang rawat inap dengan Sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang
berbagai penyakit berjumlah 84 orang dilakukan peneliti terhadap fasilitas
anak. Pada tahun 2015 dari bulan Januari bermain, didapatkan bahwa tidak adanya
sampai Desember pasien anak usia 6-8 ruang khusus yang digunakan sabagai
tahun yang rawat inap dengan berbagai tempat untuk terapi bermain bagi anak
penyakit berjumlah 156 orang anak. Pada yang menjalani perawatan, selain itu juga
tahun 2016 dari bulan Januari sampai 31 belum ada perlakukan atau tindakan
Maret pasien anak usia 6-8 tahun yang keperawatan untuk mengatasi masalah
rawat inap dengan berbagai penyakit hospitalisasi serta tidak adanya Standar
berjumlah 91 orang anak (RSUDD Prosedur Operasional (SOP) terhadap
Bahteramas Kendari, 2016). pasien anak yang mengalami dampak
hospitalisasi.
Dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti pada tanggal 12 Mei 2016 di Berdasarkan observasi tersebut diatas,
Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit merupakan alasan peneliti terdorong untuk
Umum Bahteramas Kendari, sebanyak 8 mengetahui “Pengaruh Terapi Bermain
orang anak usia 6-8 tahun yang dirawat Hospital Story Terhadap Kecemasan Anak
inap menunjukkan 100% ingin terus Usia 6-8 Tahun yang dirawat di Ruang
menerus didampingi orang tuannya. Perawatan Anak RSUDD Bahteramas
Dengan menunjukkan tingkah laku yang Tahun 2016”.
agresif seperti menangis terus menerus

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan desain/rancangan one
kuantitatif, menggunakan metode Pra group pre test – post test design. Populasi
pada penelitian ini adalah semua anak mengacu pada variabel yang
yang brusia 6-8 tahun yang dirawat di mempengaruhi stres pada anak yaitu
Ruang Rawat Anak Mawar Lantai II menggunakan alat ukur Tes T-MAS
RSUD Bahteramas Kendari. Mulai dari (Taylor’s Manifest Anxiety Scale).
Januari sampai 31 Maret 2016, yakni 90 Pengumpulan data dilakukan dengan cara
orang anak, adapun sampel dalam mengobservasi responden yang mengacu
penelitian ini berjumlah 19 orang. Sampel pada pertanyaan yang tercantum di
diambil menggunakan tehnik accidental kuisioner. Data kemudian dianalisa secara
sampling. Pengumpulan data dilakukan univariat dan bivariat dengan uji Paired T-
dengan menggunakan instrumen berupa Test.
lembar observasi yang pertanyaannya

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL Sumber : data primer diolah 2016
Data umum ini menggambarkan tentang Berdasarkan Tabel 1 dapat dlihat
karakteristik responden berdasarkan karakteristik kelompok usia anak 6 – 8
kelompok umur, jenis kelamin. Sedang tahun di Ruang Mawar Lantai II Rumah
data khusus meliputi derajad kecemasan Sakit Umum Daerah Bahteramas Kendari
sebelum dan sesudah pemberian terapi Provinsi Sulawesi Tenggara, selama
bermain hospital story. penelitian berlangsung dari 19 responden
Tabel 1 Distribusi Karakteristik kelompok usia terbanyak yaitu usia 11
Kelompok Umur Anak Usia 6 – 8 tahun sebanyak 11 orang atau 57,8%,
Tahun di Ruang Mawar Lantai II kemudian usia 7 dan 8 tahun memiliki
RSU Bahteramas Kendari distribusi yang sama yaitu sebanyak 4
Provinsi Sulawesi Tenggara orang atau 21,1 %.
Kendari Tahun 2016
Usia Tabel 2 Distribusi Karakteristik Jenis
No n %
(Tahun) Kelamin Anak Usia 6 – 8 Tahun
1 6 11 57,8 di Ruang Mawar Lantai II RSU
2 7 4 21,1 Bahteramas Kendari Provinsi
3 8 4 21,1 Sulawesi Tenggara Kendari
Total 19 100 Tahun 2016
No Jenis Kelamin n % terapi bermain dari 19 responden,
1 Laki-laki 10 52,6 responden yang mengalami kecemasan
2 Perempuan 9 47,4 ringan sebanyak 6 orang atau 31,6%,
Total 19 100 kecemasan sedang sebanyak 9 orang atau
Sumber : data primer diolah 2016 47,4%, sedangkan kecemasan berat
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat sebanyak 4 orang atau 21%.
karakteristik jenis kelamin anak usia 6 - 8
tahun yang dirawat inap di Ruang Mawar Tabel 4 Distribusi Tingkat Kecemasan
Lantai II Rumah Sakit Umum Daerah Setelah Terapi Bermain
Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tingkat Freq Valid Cumulati
Perc
Tenggara selama penelitian berlangsung Kecemas uenc Perce ve
ent
dari 19 responden jenis kelamin terbanyak an y nt Percent
yaitu laki-laki sebanyak 10 orang atau Tidak
6 31.6 31.6 31.6
52,6%, dan perempuan sebanyak 9 orang Cemas
atau 47,4%.
Cemas
10 52.6 52.6 84.2
Ringan
Tabel 3 Distribusi Tingkat Kecemasan
Cemas
Sebelum Terapi Bermain 3 15.8 15.8 100.0
Sedang
Tingkat Fre Valid Cumula
Perce 100.
Kecemas que Perce tive Total 19 100.0
nt 0
an ncy nt Percent
Sumber : data primer diolah 2016
Cemas
6 31.6 31.6 31.6 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
Ringan
distribusi tingkat kecemasan sesudah
Cemas
9 47.4 47.4 78.9 terapi bermain dimana dari 19 responden
Sedang
yang menjadi sampel penelitian,
Cemas keselruhan mengalami penurunan
4 21 21 100.0
Berat kecemasan setelah diberikan terapi
Total 19 100.0 100.0 bermain. Untuk kecemasan setelah
Sumber : data primer diolah 2016 dilakukan terapi bermain yaitu tidak
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat cemas sebanyak 6 orang atau 31,6%,
distribusi tingkat kecemasan sebelum kecemasan ringan sebanyak 10 orang
responden, dan kecemasan sedang Pre Test 79.89 19
0,000
sebanyak 11 responden. Post Test 57.79 19
Sumber : data primer diolah 2016
Tabel 5 Distribusi Pengaruh Terapi
Berdasarkan Tabel 5 memperlihatkan nilai
Bermain Hospital Story terhadap
sig (2-tailed), dimana nilai sig = 0,000, <
Kecemasan Anak Usia 6 – 8
p,0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
Tahun di Ruang Mawar Lantai II
hal ini berarti terdapat pengaruh terapi
RSU Bahteramas Kendari
bermain terhadap penurunan kecemasan
Provinsi Sulawesi Tenggara
pada anak usia 6 – 8 tahun di Ruang
Kendari Tahun 2016
Mawar Lantai II RSUD Bahteramas
Terapi Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Mean n Sig 2 (tailed)
Bermain Kendari Tahun 2016.

PEMBAHASAN mengalami kecemasan ringan dan 1


Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari responden (MIA) yang mengalami
karakteristik umur yang terbagi atas tiga kecemasan sedang, yang berjumlah 4
kelompok umur yakni umur 6 tahun yakni responden (21,1%) dari total sampel 19
F, H, SCA, MARI, R, MF, AAS, E, R, W, responden, dari kelompok umur 8 tahun
P, 7 tahun yakni M, MIA, NR,VS dan 8 didapatkan 2 responden ( AF dan K) yang
tahun yakni NA, AF, AR, K, didapatkan mengalami kecemasan ringan dan 2
hasil bahwa sebelum dilakukan terapi responden (NA dan AR) yang mengalami
bermain Hospital Story untuk kelompok kecemasan sedang, yang berjumlah 4
umur 6 tahun terdapat 1 responden (SCA) responden (21,1%) dari total sampel 19
yang mengalami kecemasan ringan, 6 responden.
responden (F, MARI, R, MF, AAS, dan Dari hasil penelitian berdasarkan
R) yang mengalami kecemasan sedang karakteristik umur didapatkan bahwa
dan 4 responden (H, E, W, dan P) yang semakin muda usia anak semakin sukar
mengalami kecemasan berat, yang baginya untuk menyesuaikan diri dengan
keseluruhannya berjumlah 11 responden pengalaman dirawat di Rumah Sakit
(57,8%) dari total sampel 19 responden, terbukti dengan terdapatnya 4 responden
dari kelompok umur 7 tahun didapatkan 3 yang mengalami kecemasan berat. Hal ini
responden (M, NR, dan VS) yang sesuai dengan pernyataan Nursalam
(2010), bahwa anak usia sekolah kelas kategori tingkat kecemasan yakni, cemas
dasar (6 – 8 tahun) sangat rentan terhadap ringan, cemas sedang, dan cemas berat.
stres karena kemampuan anak untuk
mengatasi stres masih sangat terbatas Perry & Potter (2005), menjelaskan bahwa
selain itu anak belajar beradaptasi dengan jenis kelamin merupakan salah satu faktor
lingkungan dan orang-orang yang yang mempengaruhi tingkat kecemasan
dianggap asing. Pernyataan Nursalam seorang anak. Anak umur 6-8 tahun,
sejalan dengan pendapat Perry & Potter kecemasan lebih sering terjadi pada anak
(2005), bahwa faktor-faktor yang perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini
berhubungan dengan kecemasan pada karena laki-laki lebih aktif dan eksploratif
anak salah satunya adalah faktor umur. sedangkan perempuan lebih sensitif dan
banyak menggunakan perasaan. Selain itu
Sedangkan jika dilihat dari karakteristik perempuan lebih muda dipengaruhi oleh
jenis kelamin yang terbagi atas dua tekanan-tekanan lingkungan dari pada
kelompok yakni laki-laki dan perempuan laki-laki, perempuan kurang sabar dan
didapatkan hasil bahwa sebelum mudah menggunakan air mata.
dilakukan terapi bermain Hospital Story
untuk kelompok umur laki-laki terdapat 1 Setelah diberikan terapi bermain Hospital
responden yang mengalami kecemasan Story untuk kelompok umur yakni umur 6
ringan, 7 responden yang mengalami tahun yakni F, H, SCA, MARI, R, MF,
kecemasan sedang, dan 2 responden yang AAS, E, R, W, P, 7 tahun yakni M, MIA,
mengalami kecemasan berat, yang NR,VS dan 8 tahun yakni NA, AF, AR,
berjumlah 10 responden (52,6%) dari total K, didapatkan hasil bahwa setelah
sampel 19 responden, dari kelompok jenis dilakukan terapi bermain Hospital Story
kelamin perempuan didapatkan 5 untuk kelompok umur 6 tahun terdapat 1
responden yang mengalami kecemasan responden (SCA) yang mengalami
ringan, 2 responden yang mengalami kecemasan ringan kini tidak mengalami
kecemasan sedang, dan 2 responden yang kecemasan, 6 responden (F, MARI, R,
mengalami kecemasan berat, yang MF, AAS, dan R) yang mengalami
berjumlah 9 responden (47,4%) dari total kecemasan sedang kini berubah status
sampel 19 responden. Sebelum dilakukan menjadi cemas ringan dan 4 responden
terapi bermain Hospital Story terdapat tiga (H, E, W, dan P) yang mengalami
kecemasan berat kini berubah status H, E, dari 7 responden yang mengalami
dan P menjadi cemas sedang, dan W kecemasan sedang kini menurun menjadi
menjadi cemas ringan, yang 2 responden, dari 2 responden yang
keseluruhannya berjumlah 11 responden mengalami kecemasan berat kini tidak
(57,8%) dari total sampel 19 responden, terdapat lagi, dan kini didapatkan bahwa 1
dari kelompok umur 7 tahun didapatkan 3 responden yang tidak cemas, yang
responden (M, NR, dan VS) yang berjumlah 10 responden (52,6%) dari total
mengalami kecemasan ringan setelah sampel 19 responden, dari kelompok jenis
terapi bermain hanya NR dan VS yang kelamin perempuan didapatkan dari 5
berubah status menjadi tidak cemas responden yang mengalami kecemasan
sementara M tetap berstatus cemas ringan ringan kini menurun menjadi 3 responden,
dan 1 responden (MIA) yang mengalami dari 2 responden yang mengalami
kecemasan sedang kini menjadi tidak kecemasan sedang kini menurun menjadi
cemas, yang berjumlah 4 responden 1 responden, dari 2 responden yang
(21,1%) dari total sampel 19 responden, mengalami kecemasan berat tidak adalagi,
dari kelompok umur 8 tahun didapatkan 2 dan kini terdapat 5 responden yang tidak
responden ( AF dan K) yang mengalami cemas, yang berjumlah 9 responden
kecemasan ringan kini AF dan K berubah (47,4%) dari total sampel 19 responden.
status menjadi tidak cemas dan 2 Setelah dilakukan terapi bermain Hospital
responden (NA dan AR) yang mengalami Story dari tiga kategori tigkat kecemasan
kecemasan sedang kini menjadi cemas yakni, cemas ringan, cemas sedang, dan
ringan, yang berjumlah 4 responden cemas berat. Kini menjadi tidak cemas,
(21,1%) dari total sampel 19 responden. cemas ringan, dan cemas sedang.
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh
Sedangkan jika dilihat dari karakteristik Terapi Bermain Hospital Story Terhadap
jenis kelamin yang terbagi atas dua Kecemasan Anak Usia 6 – 8 Tahun di
kelompok yakni laki-laki dan perempuan Gedung Mawar Lantai II Rumah Sakit
didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan Umum Daerah Bahteramas Kendari
terapi bermain Hospital Story untuk Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat
kelompok umur laki-laki terdapat dari 1 dikemukakan pembahasan sebagai
responden yang mengalami kecemasan berikut:
ringan kini mengkat menjadi 7 responden,
Kecemasan Pada Anak Sebelum sejalan dengan teori Wong dkk (2013)
Diberikan Terapi Bermain Hospital bahwa salah satu faktor yang memicu
Story timbulnya kecemasan pada anak adalah
Berdasarkan hasil penelitian dari 19 perubahan psikososial atau kebiasaan
responden yang terdiri dari 10 laki-laki sehari-hari. Respon ini terjadi akibat anak
(52,6%) dan 9 perempuan (47,4%), dan usia 6-8 tahun harus berpisah dengan
jika dilihat dari kelompok usia didominasi teman dan orang terdekatnya. Perilaku
usia 6 tahun sebanyak 11 responden yang muncul diantaranya anak menangis
(57,8%), sedangkan kelompok usia 7 dan ketika pertama kali dirawat di Rumah
8 tahun memiliki jumlah yang sama yakni Sakit, menangis ketika orang tua
sebanyak 4 responden (21,1%). Nilai meninggalkan ruangan.
untuk kecemasan berat sebanyak 4
responden (21%), kecemasan sedang Kecemasan Pada Anak Setelah
sebanyak 9 responden (47,4%) kecemasan Diberikan Terapi Bermain Hospital
ringan sebanyak 6 responden (31,6%). Hal Story
ini menggambarkan bahwa responden Berdasarkan hasil penelitian dan uji
mengalami kecemasan akibat hospitalisasi statistik memperlihatkan perubahan
yang dibuktikan dengan menunjukkan 8 kecemasan, dimana dari 19 responden
respon kecemasan dengan jumlah sekor yang menjadi sampel penelitian,
tertinggi yang diobservasi dalam keseluruhan mengalami penurunan
kuesioner, seperti : dari 14 orang tua dari kecemasan setelah diberikan terapi
responden mengatakan bahwa anaknya bermain. Untuk kecemasan setelah
segera mendekati orang tuanya jika dilakukan terapi bermain yaitu tidak
perawat masuk kedalam ruangan, 14 cemas sebanyak 6 responden (31,6%),
orang tua responden mengatakan bahwa kecemasan ringan sebanyak 10 responden
anaknya sering mengajak untuk pulang, (52,6%), dan kecemasan sedang sebanyak
dan 19 orang tua responden mengatakan 3 reponden (15,8%).
bahwa anaknya tidak menyapa perawat
atau tidak acuh terhadap lingkungan Hal ini dikarenakan anak usia 6 – 8 tahun
sekitarnya, dan 2 orang tua responden dalam perkembangan psikologis menurut
mengatakan bahwa anaknya menolak Jean Peaget masuk di dalam konkrit
mengikuti instruksi dokter. Hal ini tentu operasional dimana anak sudah mulai
dapat berpikir logis, terarah, dapat peneliti/perawat bukanlah orang yang
memilih atau menggolongkan, mampu menyeramkan. Perhatiannya terhadap
berpikir dari sudut pandang orang lain dan proses hospitalisasi yang menurut anak
dapat mengatasi persoalan dengan konkret adalah proses yang menyakitkan. Terapi
dengan sistematis, menurut presepsinya. bercerita melalui audiovisual dapat
Sehingga, secara bertahap respon psikis memberikan efek bahagia karena dengan
maupun fisiologis kecemasan akan pembawaan cerita yang menarik anak
berkurang dan kepercayaan diri anak akan akan menikmati jalannya cerita dan tokoh
berkembang optimal pula. gambar yang lucu dan bisa bergerak
seperti manusia. Menurut Koller dan
Pengaruh Terapi Bermain Hospital Goldman (2012), dalam studinya
Story Terhadap Penurunan Kecemasan mengatakan bahwa pemberian cerita
Berdasarkan analisa data menggunakan uji melalui audiovisual guna menurunkan
statistik dengan menggunakan T-Paired kecemasan termasuk tehnik distraksi
program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai kecemasan dengan tehnik audiovisual.
sig (2-tailed) sebesar 0,000 setelah di uji Perhatian anak yang berfokus kepada
normalitas menggunakan Kolmogrov- cerita Hospital Story menggunakanan
Smirnov Test, dimana p <0,05 yang audiovisual yang disimaknya
berarti H0 ditolak Ha diterima, sehingga mendistraksikan atau mengalihkan
dapat disimpulkan bahwa terdapat persepsi kecemasan anak dalam cortex
penurunan kecemasan anak sesudah serebral. Tehnik distraksi yang diberikan
diberikan terapi bermain di Ruang Mawar berupa visual, audotory dan tactile dalam
Lantai II Rumah Sakit Umum Daerah bentuk vidio. Otak yang semula
Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi mempersepsikan kecemasan karena
Tanggara, hal ini berarti menunjukkan ada memproses rangsangan baru yang
pengaruh yang bermakna terapi bermain diterima sehingga respon-respon fisiologis
terhadap penurunan kacemasan. otomatis menurun.

Hal ini karena dipengaruhi oleh terapi Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
bercerita Hospital Story menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Hale &
audiovisual yang membuat anak menjadi Tjahjono (2014), dengan jumlah sampel
senang bahwa orang asing, sebanyak 27 responden dimana sebagian
besar responden berusia 6 tahun sebanyak terhadap stres hospitalisasi pada anak usia
14 responden (52%), responden terbanyak 6 – 8 tahun di RSPAU Hardjolukito
sebelum diberikan terapi bermain Yogyakarta menunjukkan bahwa nilai P
memiliki tingkat kecemasan value = 0,000 (<0,05) sehingga dapat
oversensitivity sebanyak 15 responden disimpulkan bahwa ada oengaruh terapi
(55%) dan setelah diberikan terapi musik audiovisual terhadap stres
bermain didapatkan 13 orang mengalami hospitalisasi pada anak usia 6-8 tahun.
perubahan/penurunan skor/skala
kecemasan. Sedabgkan berdasarkan uji Penelitian pembanding lainnya yaitu
statistik dengan tingkat kesignifikansinya penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
0,000 dimana p<0,05. Hal ini (2009), tentang penurunan tingkat
menunjukkan bahwa terapi bermain kecemasan anak rawat inap dengan
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan permainan Hospital Story di RSUD Krato
anak. Tidak hanya akan memberikan rasa Pekalongan. Dengan jumlah responden
senang pada anak, tetapi juga anak akan sebanyak 28 responden. Dengan hasil uji
lebih kooperatif terhadap tindakan statistik wilcoxom diperoleh skor Z = -
keperawatan yang diberikan sehingga 4,596 dan nilai p =0,000 (p<0,05),
diharapkan dapat mempercepat proses sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
penyembuhan. pengaruh yang signifikan antara terapi
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan bermain Hospital Story terhadap
hasil penelitian yang dilakukan oleh penurunan kecemasan anak usia 6 – 8
Lestiawati (2016) terhadap pengaruh tahun.
terapi menggunakan media audiovisual

SIMPULAN DAN SARAN sedang sebanyak 9 responden (47,4%),


Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dan kecemasan ringan sebanyak 6
di peroleh kesimpulan bahwa 1) responden (31,6%), 2) Berdasarkan hasil
Berdasarkan hasil penelitian dari 19 penelitian untuk nilai kecemasan setelah
responden, nilai untuk kecemasan dilakukan terapi bermain Hospital Story
sebelum dilakukan terapi bermain yaitu tidak cemas sebanyak 6 responden
Hospital Story yaitu kecemasan berat (31,6%), semas ringan sebanyak 10
sebanyak 4 responden (21%), kecemasan responden (52,6%), dan yang mengalami
kecemasan sedang sebanyak 3 responden pelaksanaan terapi bermain seccara
(15,8%), 3) Berdasarkan hasil uji statistik continue dan berkelanjutan untuk
Paired T-Test diperoleh nilai sig (2-tailed) menurunkan kecemasan pada pasien anak
= 0,000, dimana nilai tersebut (p<)0,05), yang mengalami kecemasan, 4) Bagi
maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang bidang keperawatan agar dapat
artinya terdapat perubahan penurunan memperkaya konsep dan teori yang
kecemasan pada anak usia 6 – 8 tahun menyokong perkembangan ilmu
sebelum dan sesudah diberikan terapi pengetahuan kesehatan anak khususnya
bermain yang dirawat di Ruang Mawar yang berkaitan dengan pengaruh terapi
Lantai II Rumah Sakit Umum Bahteramas bermain terhadap penurunan kecemasan
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Hai pada anak usia 6 – 8 tahun di Ruang
ini berarti menunjukan ada pengaruh yang Mawar Lantai II Rumah Sakit Umum
bermakna terapi bermain Hospital Story Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi
terhadap penurunan kecemasan. Sehingga Tenggara, 5) Bagi masyarakat atau orang
beberapa hal yang dapat disarankan antara tua diharapkan hasil penelitian ini dapat
lain 1) Bagi peneliti lain diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan masyarakat atau pun orang tua agar dapat
waktu yang lebih efektif, 2)Bagi institusi meningkatkan pengetahuan masyarakat
diharapkan dapat menggunakan hasil tentang kesehatan anak.
penelitian ini sebagai bahan dalam
menambah khasanah ilmu pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
khususnya pelaksanan terapi bermain Abidin. 2008. Dampak Hospitalisasi Pada
terhadap kecemasan anak usia 6 – 8 tahun Anak yang Dirawat di Rumah
Sakit.(http://www.depkes.go.ide
dan sebagai bahan bacaan perpustakaan
diakses 20 juli 2016) (online).
atau sumber data bagi peneliti lain yang
Alimul, A. A. 2010. Dasar-Dasar
memerlukan masukan berupa data atau
Keperawatan Anak. Salemba
pengembangan penelitian dengan yang Medika.Jakarta.
sama demi kesempurnaan penelitian ini,
Apriany, D. 2013. Hubungan Antara
3) Bagi pihak Rumah Sakit Umum Hospitalisasi Anak dengan Tingkat
Kecemasan Orang
Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi
Tua.(http://Jurnal-keperawatan-
Tenggara agar mempertahankan dan soedirman/volume8/2/Juli/2013
diakses 20 Juli 2016) (online).
meningkatkan pelayanan khususnya
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori dan Kaplan & Sadocks. 2009. Skala
Pengukuran. Pustaka Kecemasan. Bina Rupa
Pelajar.Yogyakarta. Aksara.Jakarta.

Bachtiar, S. B. 2005. Pengebangan Kartinawati. 2011. Pengaruh terapi


Kegiatan Bercerita, Tehnik Dan Bermain Dalam Menurunkan
Prosedurnya. Depdikbud.Jakarta. Kecemasan Pada Anak usia Pra
Sekolah di Rumah Sakit Umum
Bawono, A. 2010. Multivariat Analysis Daerah Tugurejo semarang.
dengan SPSS.STAIN Salatiga (http/ojournastikestelogorejo.ac.id/
Press. Jakarta. ojournal/index.php/ilmukeperawat
an/articel/view/92 diakses 20 Juli
Carpenito, L. J. 2007. Buku Saku 2016) (Online).
Diagnosa Keperawatan. EGC.
Jakarta.

Depkes. RI. 2006. Teori-teori Penyebab


Kecemasan. Direktorat Kesehatan
Jiwa. Jakarta.

Green, L. W. 2010. Health Promotion


Planning An Educational And
Environmental Approach. (2 nd
Ed). View : Mayfield Publishing
Company. Mountain.

Hale & Tjahjono. 2014. Pengaruh Terapi


Bermain Terhadap Kecemasan
Anak yang Mengalami
Hospitalisasi di Ruang Mirah
Delimah Rumah Sakit William
Booth Surabaya.
(http://journal.ipi.361341.pdf
diakses 25 september 2016)
(Online).

Kaluas, I dkk. 2015. Perbedaan Terapi


Bermain Puzzle dan Bercerita
Terhadap Kecemasan Anak Usia
Prasekolah (3-5 Tahun) Selama -
Hospitalisasi di Ruang Anak RS
TK. III. R. W. Mongisidi Manado.
(http://ejournal-
keperawatan/volume3/2.pdf
diakses 20 Juli 2016) (Online).

Anda mungkin juga menyukai