“perluasan Rumah Sakit Kendari” adalah milik pemerintah Prov. Sultra dengan
1999 tanggal 8 mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada
66
meliputi pelayanan administrasi dan manajemen, pelayanan medik, pelayanan
untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka RSU Prov. Sultra telah menjadi
oktober 2010. Pada tanggal 21 november 2012 RSU Prov. Sultra pindah lokasi
Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur
Alam SE. Pada tahun 2013 telah terakreditasi menjadi Rumah Sakit Pendidikan
2. Letak Geografis
Tenggara pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi No. 151 Kelurahan Kemaraya
67
lokasi yang baru ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum, dengan batas
3. Lingkungan Fisik
RSUD Bahteramas Prov. Sultra berdiri diatas lahan seluas 17,5 Ha. Luas
seluruh bangunan adalah 53,269 m2. Luas bangunan yang terealisasi sampai
Sulawesi Tenggara Nomor 65 Tahun 2008 dan Pola Tata Kelola RSUD
Prov.Sultra.
(tiga) orang wakil yaitu direktur Umum Daerahdan keuangan, dan wakil
68
Direktur Perencanaan dan Diklat, masing-masing menduduki jabatan struktural
eselon III.A.
yakni bidang perencanaan dan evaluasi, bidang informasi dan rekam medis,
bidang diklat dan litbang, kepala sub bagian menduduki jabatan structural
eselon IV.A.
2. Kepala Bidang Informasi dan Rekam Medis, yang membawahi Seksi Sistim
69
3. Kepala Bidang Diklat dan Litbang, yang membawahi Seksi Diklat dan Seksi
Selain jabatan structural juga terdapat kelompok fungsi yang terdiri dari
Fungsional lainnya terdiri dari Staf Medis Fungsional ( SMF), Instalasi, dan
Pengawas.
dan Unit Tranfusi darah (UTD). Intalasi yang ada yaitu Instalasi Rawat Jalan,
70
Intensif (ICU), Instalasi Radiologi, Instalasi Patologi Klinik (Laboratorium),
berdasarkan pada Perda No. 5 tahun 2008 tentang usunan organisasi dan tata
kerja kembaga teknis Daerah RSU Provinsi Sulawesi Tenggara dan pola tata
71
8. Menyelenggarakan upaya promotif dan preventif.
17 Bangunan fisik, yang sampai saat ini masih terus menerus di tambah
bangunan adalah 22.577,38 m2, dan halaman parkir seluas + 1.500 m2.
adalah :
4. Poliklinik Bedah
5. Poliklinik Neurologi
72
6. Poliklinik Mata
1. Fisioterapi
2. Akupuntur
a. Patologi Klinik
73
b. Patologi Anatomi
c. Radiologi
d. Farmasi/Apotik
g. Gizi
h. Binatu
i. Pemulasaran Jenazah
j. Ambulance 118
74
7. Sumber Daya Manusia
31 desember 2015 berjumlah 789 orang yang merupakan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan pegawai kontrak. terdiri atas tenaga medis, paramedik dan non
medis.
75
Daerah(S-I)
3. Dokter Gigi (S-I) 3 3 3 4 4
Paramedis Perawatan 378 330 369 363 357
1. Sarjana (S-I dan D-IV) 27 26 39 65 67
- S2 Keperawatan 0 0 0 0 1
- S2 Kebidanan 0 0 0 0 1
- Ners 0 0 0 0 12
- Sarjana Keperawatan 22 22 33 56 42
- D-IV Kebidanan 5 4 6 9 11
2. Akademi (D-III) 276 278 268 249 241
- D-III Keperawatan 202 207 188 167 161
- D-III Keperawatan
Anastesi 5 6 7 7 8
- D-III Kebidanan 68 64 71 73 70
- D-III Perawat Mata 0 0 1 1 1
- Akademi Perawat Jiwa 0 0 0 0 0
- D-III Kesehatan Gigi 1 1 1 1 1
3. Diploma I (D-I) 3 3 0 4 4
- Bidan 3 3 0 4 4
4. SLTA 72 71 56 45 45
- SPK-Jiwa 0 1 0 0 0
- SPK 67 65 50 40 40
- SPRG 5 5 6 5 5
Paramedis Non Perawatan 207 207 214 217 214
1. Pasca Sarjana (S-II) 20 22 27 35 34
- Magister Keperawatan 1 1 1 1 0
- Magister Kesehtan
Masyarakat 9 7 1 10 17
- Magister Hukum dan
Kesehatan 0 0 1 1 0
- Magister Manajemen
Rumah Sakit 1 3 0 1 2
- Magister Kedokteran 0 0 1 1 1
- Magister Gizi 1 1 1 1 1
- Magister Administrasi
Rumah Sakit 1 1 1 3 0
- Magister Of Public
Health 2 3 4 4 0
- Magister Sains 5 6 7 13 13
76
2. Sarjana (S-I dan D-IV) 83 78 82 94 94
- Apoteker 6 5 10 13 12
- Sarjana Kesehatan
Masyarakat 62 58 50 66 65
- Sarjana Sains 2 3 8 0 0
- Sarjana Teknologi Pangan 2 2 2 2 2
- Sarjana Kimia 0 2 2 0 0
- Sarjana Biologi 2 3 0 2 2
- Sarjana Gizi 3 2 2 2 3
- Sarjana Rekam Medis 1 1 1 1 0
- Sarjana Fisioterapi 2 1 2 1 3
- D-IV Elektromedik 1 1 1 1 1
- D-IV Radiologi 1 1 1 1 1
- D-IV Fisioterapi 1 1 1 3 3
- D-IV Gizi 0 0 2 2 2
3. Akademi (D-III) 76 81 77 73 74
- Aknes / Aspernes 0 0 0 0 0
- D-III Gizi 18 18 19 20 20
- D-III Fisioterapi 6 7 6 4 3
- D-III Farmasi 17 17 16 17 17
- D-III Kesehatan
Lingkungan 17 17 16 13 13
- D-III Analis Kesehatan 8 8 11 10 13
- D-III Teknik
Elektromedik 1 1 1 1 1
- D-III Perekam dan
Informatika kesehatan 0 1 0 0 0
- D-III Radiologi 9 11 7 8 7
- D-III Manajemen Rumah
Sakit 0 1 0 0 0
4. Diploma (D-I) 11 10 16 8 8
- DI Gizi/ SPAG 4 4 6 3 3
- D-I Teknik Transfusi
Darah 7 6 10 5 5
5. SLTA 17 16 12 7 4
- Pekarya Kesehatan
Menegah 0 3 0 0 0
- SMF 7 5 4 3 0
- SMAK 8 6 7 4 4
77
- SPPH 116 98 115 131 124
Non Medis 116 98 115 131 124
1. Sarjana (S-I) 27 27 30 36 39
- Sarjana Hukum 2 0 2 2 2
- Sarjana Ekonomi 11 14 11 18 18
- Sarjana Akuntasi 0 0 0 1 2
- Sarjana Psikologi 2 2 1 2 2
- Sarjana FISIP/Sosial 4 4 4 5 5
- Sarjana Biologi 2 2 3 2 2
- Sarjana Komputer 2 2 4 6 6
- Sarjana Teknik 1 1 2 0 2
- Sarjana Ilmu Pemerintah 3 2 1 0 0
- Sarjana Pendidikan 1 1 1 0 0
- Sarjana Pertanian 1 1 1 0 0
2. Akademi (D-III) 6 4 3 3 2
- Sarjana Muda Hukum 1 1 1 1 1
- D-III Akuntansi 0 0 0 1 0
- D-III Humas 1 0 0 0 0
- D-III Komputer 4 3 2 1 1
- D-I Akuntansi 0 0 0 0 0
3. SLTA 83 67 83 84 79
- STM 1 1 1 3 3
- SMKK 0 1 5 3 3
- SKKA 0 0 0 1 0
- SPMA 0 2 1 0 0
- SMEA 0 2 4 1 1
- SMK 0 3 4 2 2
- SMPP 0 2 2 4 0
- SMA 82 56 66 70 70
4. SLTP 0 1 1 4 4
- SMP 0 1 1 4 4
5. SD 0 0 0 0 0
- SD 0 0 0 0 0
TOTAL 771 703 763 780 789
Sumber : Profil RSUD Bahteramas, 2016
78
8. Program, Kegiatan dan Pencapaian
berdasarkan skala prioritas yang mengacu pada visi dan misi Rumah Sakit
strategi yang dilakukan agar rencana ini dapat terealisasi dengan baik, supaya
8.1 VISI
8.2 MISI
79
8.2.2 Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, pendidikan kesehatan
pendidikan.
kesejahteraan karyawan.
8.3 MOTTO
8.4.1 Ketulusan
8.4.2 Kepedulian
80
pasien yang memerlukan pertolongan, sehingga kepentingan pasien
8.4.4 Keakraban
8.4.5 Kesportifan
Sifat ksatria dalam bekerja sebagai tim work, dimana pasien adalah
8.5 Filosopi
Merupakan Ibadah.”
B. Hasil Penelitian
sampai dengan 5 Desember 2016. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah
81
1. Analisis Univariat
Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Kelompok Umur Anak Usia 6 – 8 Tahun di
Ruang Mawar Lantai II RSU Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Kendari Tahun 2016
No Usia (Tahun) n %
1 6 11 57,8
2 7 4 21,1
3 8 4 21,1
Total 19 100
Sumber : data primer diolah 2016
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dlihat karakteristik kelompok usia anak 6 –
atau 57,8%, kemudian usia 7 dan 8 tahun memiliki distribusi yang sama yaitu
Tabel 4.4
Distribusi Karakteristik Jenis Kelamin Anak Usia 6 – 8 Tahun di
Ruang Mawar Lantai II RSU Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Kendari Tahun 2016
No Jenis Kelamin n %
1 Laki-laki 10 52,6
2 Perempuan 9 47,4
Total 19 100
Sumber : data primer diolah 2016
82
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik jenis kelamin anak usia
6 - 8 tahun yang dirawat inap di Ruang Mawar Lantai II Rumah Sakit Umum
sebanyak 10 orang atau 52,6%, dan perempuan sebanyak 9 orang atau 47,4%.
Valid Cumulative
Tingkat Kecemasan Frequency Percent
Percent Percent
Cemas Ringan 6 31.6 31.6 31.6
Cemas Sedang 9 47.4 47.4 78.9
Cemas Berat 4 21 21 100.0
Total 19 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah 2016
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat distribusi tingkat kecemasan sebelum
ringan sebanyak 6 orang atau 31,6%, kecemasan sedang sebanyak 9 orang atau
83
1.4 Tingkat Kecemasan Sesudah Diberikan Terapi Bermain
Valid Cumulative
Tingkat Kecemasan Frequency Percent
Percent Percent
Tidak Cemas 6 31.6 31.6 31.6
Cemas Ringan 10 52.6 52.6 84.2
Cemas Sedang 3 15.8 15.8 100.0
Total 19 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah 2016
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat distribusi tingkat kecemasan sesudah
Untuk kecemasan setelah dilakukan terapi bermain yaitu tidak cemas sebanyak
2. Anasis Bivariat
Tabel 4.7
Distribusi Pengaruh Terapi Bermain Hospital Story terhadap
Kecemasan Anak Usia 6 – 8 Tahun di Ruang Mawar Lantai II RSU
Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Kendari
Tahun 2016
Terapi Bermain Mean N Sig 2 (tailed)
Pre Test 79.89 19
0,000
Post Test 57.79 19
Sumber : data primer diolah 2016
84
Berdasarkan Tabel 4.5 memperlihatkan nilai sig (2-tailed), dimana nilai
sig = 0,000, < p,0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti terdapat
C. Pembahasan
atas tiga kelompok umur yakni umur 6 tahun, 7 tahun, dan 8 tahun didapatkan
hasil bahwa sebelum dilakukan terapi bermain Hospital Story untuk kelompok
sedang, yang berjumlah 4 responden (21,1%) dari total sampel 19 responden, dari
semakin muda usia anak semakin sukar baginya untuk menyesuaikan diri dengan
yang mengalami kecemasan berat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nursalam
85
(2010), bahwa anak usia sekolah kelas dasar (6 – 8 tahun) sangat rentan terhadap
stres karena kemampuan anak untuk mengatasi stres masih sangat terbatas selain
itu anak belajar beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang yang dianggap
asing. Pernyataan Nursalam sejalan dengan pendapat Perry & Potter (2005),
Sedangkan jika dilihat dari karakteristik jenis kelamin yang terbagi atas
dua kelompok yakni laki-laki dan perempuan didapatkan hasil bahwa sebelum
dilakukan terapi bermain Hospital Story untuk kelompok umur laki-laki terdapat 1
tiga kategori tingkat kecemasan yakni, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas
berat.
Perry & Potter (2005), menjelaskan bahwa jenis kelamin merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan seorang anak. Anak umur 6-8
tahun, kecemasan lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan laki-
laki. Hal ini karena laki-laki lebih aktif dan eksploratif sedangkan perempuan
86
lebih sensitif dan banyak menggunakan perasaan. Selain itu perempuan lebih
kecemasan berat kini tidak ada lagi tetapi terdapat 1 responden yang tidak cemas,
responden yang mengalami kecemasan sedang kini tidak terdapat lagi, dan kini
responden (21,1%) dari total sampel 19 responden, dari kelompok umur 8 tahun
terdapat lagi, dan kini didapatkan bahwa 2 responden yang tidak mengalami
Sedangkan jika dilihat dari karakteristik jenis kelamin yang terbagi atas
dua kelompok yakni laki-laki dan perempuan didapatkan hasil bahwa setelah
dilakukan terapi bermain Hospital Story untuk kelompok umur laki-laki terdapat
87
responden, dari 7 responden yang mengalami kecemasan sedang kini menurun
tidak terdapat lagi, dan kini didapatkan bahwa 1 responden yang tidak cemas,
responden yang mengalami kecemasan berat tidak adalagi, dan kini terdapat 5
responden yang tidak cemas, yang berjumlah 9 responden (47,4%) dari total
sampel 19 responden. Setelah dilakukan terapi bermain Hospital Story dari tiga
kategori tigkat kecemasan yakni, cemas ringan, cemas sedang, dan cemas berat.
laki (52,6%) dan 9 perempuan (47,4%), dan jika dilihat dari kelompok usia
usia 7 dan 8 tahun memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 4 responden
88
(21,1%). Nilai untuk kecemasan berat sebanyak 4 responden (21%), kecemasan
dengan jumlah sekor tertinggi yang diobservasi dalam kuesioner, seperti : dari
orang tuanya jika perawat masuk kedalam ruangan, 14 orang tua responden
mengatakan bahwa anaknya sering mengajak untuk pulang, dan 19 orang tua
responden mengatakan bahwa anaknya tidak menyapa perawat atau tidak acuh
anaknya menolak mengikuti instruksi dokter. Hal ini tentu sejalan dengan teori
Wong dkk (2013) bahwa salah satu faktor yang memicu timbulnya kecemasan
pada anak adalah perubahan psikososial atau kebiasaan sehari-hari. Respon ini
terjadi akibat anak usia 6-8 tahun harus berpisah dengan teman dan orang
kali dirawat di Rumah Sakit, menangis ketika orang tua meninggalkan ruangan
untuk suau keperluan, tidak mau beraktivitas dan cenderung tidur-tiduran saja,
tidak menunjukan minat atau rasa antusias, terlihat murung, tidak acuh
terhadap lingkungan.
89
keseluruhan mengalami penurunan kecemasan setelah diberikan terapi
bermain. Untuk kecemasan setelah dilakukan terapi bermain yaitu tidak cemas
anak sudah mulai dapat berpikir logis, terarah, dapat memilih atau
menggolongkan, mampu berpikir dari sudut pandang orang lain dan dapat
T-Paired program SPSS versi 16.0 diperoleh nilai sig (2-tailed) sebesar 0,000
Sulawesi Tanggara, hal ini berarti menunjukkan ada pengaruh yang bermakna
90
Hal ini karena dipengaruhi oleh terapi bercerita Hospital Story
bahagia karena dengan pembawaan cerita yang menarik anak akan menikmati
jalannya cerita dan tokoh gambar yang lucu dan bisa bergerak seperti manusia.
cortex serebral. Tehnik distraksi yang diberikan berupa visual, audotory dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
91
skor/skala kecemasan. Sedabgkan berdasarkan uji statistik dengan tingkat
memberikan rasa senang pada anak, tetapi juga anak akan lebih kooperatif
Hasil penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian yang dilakukan
Pratiwi (2009), tentang penurunan tingkat kecemasan anak rawat inap dengan
92