Anda di halaman 1dari 9

AUDIT KINERJA PADA RSUD Dr.

SENTOSA PROPINSI SEJAHTERA TUGAS AKHIR AUDIT


MANAJEMEN INSTRUKSI 2 PROGRAM PEMERIKSAAN (PROSEDUR PEMERIKSAAN RINCI)
UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN. A. GAMBARAN UMUM 1. Tujuan Pemeriksaan Tujuan
pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah: a. Informasi keuangan telah disajikan
sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. b. Entitas yang diperiksa telah memenuhi persyaratan
kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan tertentu. c. Menilai system dan prosedur
pelaksanaan kegiatan apakah sudah mendukung upaya upaya kea rah efisiensi, ekonomi, maupun
efektivitas dalam pelaksanaannya. d.
Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan
untuk memperbaiki kinerja entitas yang diperiksa. 2. Sasaran Pemeriksaan Sasaran pemeriksaan
kinerja diarahkan pada: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan bahan
logistik
Jasa pelayanan Perkantoran b. Program peningkatan mutu pelayanan
Peningkatan mutu Manajemen dan administrasi
Peningkatan pendukung pelayanan kesehatan

Peningkatan tertib/disiplin dan kompetensi pegawai


Peningkatan kesejahteraan pegawai c.
Program peningkatan akses pelayanan kesehatan RSUD Dr. Sentosa (RSDS).
Peningkatan
fasilitas rumah sakit
Peningkatan sarana Pelayan Rujukan
Peningkatan Sarana
Penunjang Pelayan
Pelayanan Korban kekerasan Perempuan dan anak d. Program
peningkatan Pemberdayaan Masyarakat
Promosi kesehatan e. Program Sumber Daya
Kesehatan
Peningkatan mutu dan kompetensi Sumber Daya Manusia 3. Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dilakukan secara uji petik (sampling) dengan analisa prosedur yaitu mereview
system yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengecekan/pengawasan atas
seluruh aktivitas yang diperiksa. Metode ini meliputi wawancara dengan pejabat-pejabat yang
kompeten dan pengujian terhadap dokumen-dokumen yang ada seperti anggaran, laporan keuangan,
program, rencana tahunan, prosedur dan lain-lain. Penetapan dan pembobotan Key performance
Indikator (KPI) diasumsikan berdasarkan hasil analisa terhadap system pengendalian manajemen
yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan wilayah Eks Karesidenan Sejahtera (Provinsi Sejahtera
bagian Timur-Selatan) dan Sejahtera Timur bagian barat atas komponen indikator Karasidenan sehat
dan indikator Standar Pelayanan minimal(SPM) berdasarkan kesepakatan auditr dengan auditee.
4.
Jangka Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan kinerja diasumsikan dilaksanakan berdasarkan Surat
tugas Kepala Perwakilan BPK RI di provinsi Sejahtera bagian Timur-Selatan dan sejahtera Timur
bagian barat. Nomor 73/ST/XV/11/2010. Tanggal 21 Nopember 2010, selam 30 hari dari tanggal 25
Nopember s.d 24 Desember 2010. 5.
Uraian Singkat Mengenai Entitas yang Diperiksa a. Data
Umum Rumah Sakit Dr. Sentosa Provinsi Sejahtera merupakan rumah sakit kelas A dengan 704
tempat tidur dan sekaligus sebagai sebagai. rumah sakit rujukan untuk wilayah Eks Karesidenan
Sejahtera (Provinsi Sejahtera bagian Timur-Selatan) dan Sejahtera Timur bagian barat. Rumah Sakit
Dr. Sentosa Provinsi Sejahtera adalah rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Provinsi Sejahtera
yang terletak di Kota Sejahtera, Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI 9 Juli 1954 No.44751/R/S
dan melalui SK Gubernur Provinsi Sejahtera No. 445/29684 tanggal 24 Oktober 1988 ditetapkan
nama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Sentosa (RSDS). Rumah Sakit ini menyediakan berbagai jenis
pelayanan medis spesialistik dan sub spesialistik, menyelenggarakan kegiatan pendidikan serta
penelitian. Sejak tahun 1981 RSDS digunakan sebagai Rumah Sakit Pendidikan (teaching hospital)
bagi calon Dokter dan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Intelektia Provinsi Sejahtera
dan mahasiswa kesehatan lainnya. Jumlah ketenagaan yang dimiliki RSDS adalah sekitar 1.391
orang yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik, tenaga keteknisan medis dan tenaga non kesehatan
lainnya. Dengan terbitnya UU No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (PBN) dan PP
Nomor: 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), RSUD.
Dr. Sentosa mengusulkan untuk dapat menjadi Rumah Sakit Pemerintah pengguna PPK-BLU dan
Pada tahun 2009 berdasarkan kebijakan Pemerintah Propinsi Provinsi Sejahtera, RSUD.Dr. Sentosa
Provinsi Sejahtera ditetapkan statusnya sebagai rumah sakit pemerintah pengguna PPK-BLU.
Penerapan BLUD akan membuat RSUD.Dr Sentosa lebih responsif dan agresif dalam menghadapi
tuntutan masyarakat dan eskalasi perubahan yang begitu cepat dengan cara melaksanakan prinsipprinsip ekonomi yang efektif dan efisien, namun tidak meninggalkan jati dirinya dalam mengemban
misi sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat . VISI RUMAH SAKIT Menjadi Rumah Sakit

Pilihan Utama Masyarakat Provinsi Sejahtera 2010 MISI RUMAH SAKIT 1.


Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bermutu prima dan memuaskan. 2.
Memberikan pelayanan kesehatan
yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat. 3.
Memberikan kontribusi nyata untuk
pendidikan dan penelitian kesehatan yang terintergrasi dengan pelayanan dalam rangka peningkatan
mutu SDM dan IPTEK Kesehatan. TUJUAN RUMAH SAKIT 1. Tujuan Umum Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan
rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat 2. Tujuan Khusus : a.
Mengupayakan tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal bagi masyarakat. b.
Menjadikan RSDS sebagai pusat rujukan yang
paripurna c.
Menjadikan rumah sakit pendidikan tingkat lanjut yang mampu menjadi pengelola
pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan pendidikan kesehatan yang berorientasi kepada
kepuasan pasien. KEGIATAN RUMAH SAKIT Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Provinsi
Sejahtera No. 8 Tahun 2008, RSUD. Dr.Sentosa merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di
bidang pelayanan Kesehatan. Tugas pokok RSUD. Dr.Sentosa adalah menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan deangan Upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan pelayanan rujukan
dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas pokok RSUD. Dr.Sentosa mempunyai fungsi: a.
perumusan kebijakan teknis di bidang Pelayanan kesehatan; b. pelayanan penunjang dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang Pelayanan Kesehatan. c. penyususan rencana dan
program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pelyanan Kesehatan; d. pelayanan Medis;
e. pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis; f. pelayanan Keperawatan, g. pelayanan
Rujukan, h. pelaksanaan Penelitian dan Pelatihan, i. pelaksanaan penelitian dan pengembangan
serta pengabdian masyarakat, j. pengelolaan keuangan dan akuntansi, k. pengelolaan urusan
kepegawain, Hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga,
perlengkapan dan umum Pelaksanaan Fungsi-fungsi tersebut tercermin dalam wujud berbagai
kegiatan meliputi upaya kesehatan Preventif, Promotif, Kuratif, dan Rehabilitatif terutama untuk
wilayah Eks Karesidenan Sejahtera (Provinsi Sejahtera bagian Timur- Selatan) dan Sejahtera Timur
bagian barat.
Fungsi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan non kesehatan, meliputi jenis
tenaga: Dokter umum, Dokter Spesialis, Tenaga Keperawatan/Bidan, Tenaga Kefarmasian, Tenaga
Kesehatan Masyarakat, Tenaga Gizi, Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga Keteknisan Medis, Tenaga
Kesehatan Lingkungan. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan meliputi bidang pelayanan klinis.
6. Sistem Pengendalian Manajemen A.
Organisasi SUSUNAN DIREKSI
DAN DEWAN PENGAWAS Direktur
: Dr. Maryoto, MARS (No.821.2/226 /
2008 tertanggal 13 Juni 2008) Wakil Direktur Pelayanan
: Dr. Widodo, M.Kes (No.821.2/228 /
2008 tertanggal 13 Juni 2008) Wakil Direktur Keuangan
: Dra. Endang Napitulu, MM
(No.821.2/227 /2008 tertanggal 13 Juni 2008) Wakil Direktur Umum
: Dr. Sumartadi,
Sp.PD (No.821.2/228 /2008 tertanggal 13 Juni 2008) B. Kebijaksanaan 1. Sasaran Sasaran yang
akan dicapai pada tahun 2009 a.
Meningkatnya kualitas pelayanan dengan indikator: 1).
Meningkatnya mutu pelayanan dengan LOS 6-7 hari 2). Menurunnya GDR kurang dari 80 permil, dan
NDR kurang dari 50 permil 3). Penekanan angka infeksi nosokomial. 4). Peningkatan Indek
Kepuasan Masyarakat b.
Peningkatan Cakupan dan Jenis Pelayanan 1). Peningkatan
Cakupan Pelayanan dengan pertumbuhan rata-rata 5% pertahun. 2). Pengembangan pelayanan
jantung dan pusat diagnostik. 3). Pengembangan Unit Hemodialisa dan General Chek-up c.
Peningkatan Kemandirian Rumah Sakit 1). Cost Recovery Yang semakin meningkat 2). Semakin
berkurangnya Subsidi untuk Operasional. 3). Meningkatnya Kesejahteraan Pegawai 2. Strategi: a.
Peningkatan mutu pelayanan dengan mempertahankan secara berkelanjutan akreditasi dan ISO
1900 2001. b. Memantapkan pengelolaan pelayanan-pelayanan unggulan yang mampu
memberikan kontribusi lepada RS. c. Meningkatkan administrasi pengelolaan rumah sakit yang
didukung oleh Sistem Informasi Rumah Sakit yang terpadu dan SDM yang professional. d.
Pemanfaatan pengelolaaan RS menjadi BLU menuju tata Kelola Keuangan yang transparan dan
akuntabel e. Pengelolaan Manajemen Pemeliharaan yang efektif an efisien. f. Perbaikan
Manajemen pengadaan yang lebih efisien dan efektif C. PROSEDUR KERJA KEGIATAN RUMAH
SAKIT Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Provinsi Sejahtera No. 8 Tahun 2008, RSUD.

Dr.Sentosa merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang pelayanan Kesehatan. Tugas
pokok RSUD. Dr.Sentosa adalah menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan deangan Upaya
penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan pelayanan rujukan dan menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok RSUD. Dr.Sentosa mempunyai fungsi: a)
perumusan kebijakan
teknis di bidang Pelayanan kesehatan; b)
pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah di bidang Pelayanan Kesehatan. c)
penyusunan rencana dan program,
monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang Pelyanan Kesehatan; d)
pelayanan Medis; e)
pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis; f)
pelayanan Keperawatan, g)
pelayanan
Rujukan, h)
pelaksanaan Penelitian dan Pelatihan, i)
pelaksanaan penelitian dan
pengembangan serta pengabdian masyarakat, j)
pengelolaan keuangan dan akuntansi, k)
pengelolaan urusan kepegawain, Hukum, hubungan masyarakat, organisasi dan tatalaksana, serta
rumah tangga, perlengkapan dan umum Pelaksanaan Fungsi-fungsi tersebut tercermin dalam wujud
berbagai kegiatan meliputi upaya kesehatan Preventif, Promotif, Kuratif, dan Rehabilitatif terutama
untuk wilayah Eks Karesidenan Sejahtera (Provinsi Sejahtera bagian Timur- Selatan) dan Sejahtera
Timur bagian barat. Fungsi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan non kesehatan, meliputi jenis tenaga:
Dokter umum, Dokter Spesialis, Tenaga Keperawatan/Bidan, Tenaga Kefarmasian, Tenaga
Kesehatan Masyarakat, Tenaga Gizi, Tenaga Keterapian Fisik, Tenaga Keteknisan Medis, Tenaga
Kesehatan Lingkungan. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan meliputi bidang pelayanan klinis.
PROGRAM PEMERIKSAAN RINCI PENILAIAN EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN EKONOMI. A.
Audit Ekonomi Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan bahwa suatu entitas telah
memperoleh, melindungi, menggunakan sumber dayanya (karyawan, gedung, ruang dan peralatan
kantor) secara ekonomis dan efisien. Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan
output yang optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output
yang telah dicapai pada periode yang bersangkutan dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, kinerja tahun-tahun sebelumnya dan unit lain pada organisasi yang sama atau pada
organisasi yang berbeda. Hasil dari analisis penilaian ekonomi Rumah sakit umum daerah Dr.
sentosa: (Lampiran 1) Asumsi dari data diatas biaya untuk membandingkan input adalah dengan
menggunakan biaya investasi, berikut adalah beberapa temuan, rekomendasi, dan hasil audit terkait
dengan hasil analisis ekonomi: Temuan Hasil Audit Rekomendasi Besarnya input yang di proksikan
dengan biaya anggaran dan biaya untuk memperoleh yang diproksikan dengan biaya investasi bahwa
biaya investasi lebih kecil dibanding dengan investasi yang dilakukan Pada anggaran biaya
menunjukkan nilai Rp78,031,606,000.00 Dan biaya investasi menunjukkan Rp29,078,000,000.00
Dari temuan ini diharapkan agar dimasa datang investasi untuk rumah sakit ditingkatkan secara
maksimal dengan penghematan. B. AUDIT EFISIENSI Efisiensi merupakan perbandingan
output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Dapat
disimpulkan bahwa ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada
rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang
berbeda, maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumber daya yang ada dapat dicapai output
yang maksimal atau output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya. Hasil
dari analisis efisiensi dapat dilaihat pada table berikut: (lampiran 2) Berikut adalah hasil temuan,
rekomendasi, dan hasil audit yang telah dilakukan: Temuan Hasil Audit Rekomendasi Secara
keseluruhan besarnya output dan input menunjukkan bahwa input lebih kecil dari out put hal ini
menunjukan tingkat ke efisienan di Rumah Sakit sudah terwujud, namun ada sebagian kecil dari
hasilnya menunjukkan bahwa input lebih besar hal ini ditujukkan pada unit kerja instalasi rehap
medic, sanitasi dan laundry, instalasi sarana prasarana RS, instalasi gizi, instalasi rekam medic,
instalasi teknologi informasi dan instalasibagian dan bidang. Dapat dilihat pada table diatas besarnya
input dan output Untuk nilai input yang lebih besar dari output diharapkan kinerjanya ditingkatkan
dengan koordinasi yang bagian di tiapunit kerja, system informasi di unit kerja dikaji ulang. C.
AUDIT EFEKTIVITAS Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa. Untuk
mengukur efektivitas suatu kegiatan harus didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika hal ini belum tersedia, auditor bekerja sama dengan manajemen puncak dan badan
pembuat keputusan untuk menghasilkan kriteria tersebut dengan berpedoman pada tujuan

pelaksanaan suatu program. Meskipun efektivitas suatu program tidak dapat diukur secara langsung,
ada beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu program, yaitu
mengukur dampak/pengaruh, evaluasi oleh konsumen dan evaluasi yang menitikberatkan pada
proses, bukan pada hasil. Tingkat komplain dan tingkat permintaan dari pengguna jasa dapat
dijadikan sebagai pengukuran standar kinerja yang sederhana untuk berbagai jasa. Evaluasi terhadap
pelaksanaan suatu program hendaknya mempertimbangkan apakah program tersebut relevan atau
realistis, apakah ada pengaruh dari program tersebut, apakah program telah mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dan apakah ada cara-cara yang lebih baik dalam mencapai hasil. Berikut ini adalah
hasil dari analisis efektivitas dari RSUD Dr Sentosa: efektivitas:membandingkan antara output dengan
outcomenya out come: tercapainya pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM) No Unit kerja
Persentase 1 instalasi gawat darurat 70% 2 instalasi rawat jalan 90% 3 instalasi rawat inap 90% 4
instalasi rawat intensif 90% 5 instalasi bedah sentral 90% 6 instalasi laboratorium 90% 7 instalasi
radiologi 90% 8 instalasirehab medik 80% 9 instalasi forensik dan medicolegal 90% 10 instalasi
farmasi 90% 11 instalasi sanitasi/loundry 90% 12 instalasi diklat 90% 13 instalasi sarana dan
prasarana RS 90% 14 isntalasi gizi 90% 15 instalasi rekam medik 90% 16 instalasi tehnologi
informasi 90% 17 bagian dan bidang 90% Kesimpulan: Secara keseluruhan efektivitas dari tiap unit
kerja sudah memadai, hanya perlu ditingkatkan, agar dapat mencapai outcome 100% INSTRUKSI 3:
LAPORAN HASIL AUDIT HASIL PEMERIKSAAN KINERJA Resume Hasil Pemeriksaan
Badan pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) berdasarkan undang-undang Nomor 5
tahun 1973 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan, telah melakukan Pemeriksaan Keuangan, telah
melakukan pemeriksaan kinerja atas ekonomi, efisiensi dan efektifitas program pada Rumah Sakit
Umum Dr Sentosa tahun anggara 2008 di Karasidenan sejahtera.
Tujuan pemeriksaan kinerja
pada RSUD Dr Sentosa adalah untuk menguji dan menilai keberhasilan RSUD Dr Sentosa
berdasarkam visi, misi, dan tujuan dari Rumah sakit, dan secara umum meningkatkan kesadaran, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudderajat kesehatan masyarakat yang optimal
berdasarkan Standar Pelayan Minimum (SPM) yang telah ditetapka melalui keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003.
Metode pemeriksaan
digunakan dengan engacu pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) pernyataan No. 4
dan No. 5 dan UU No 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara. Metode ini meliputi wawancara dengan pejabat pejabat yang kompetendan
pengujian terhadapdokumen dokumen yang ada seperti anggaran, laporan keuangan, program,
rencana tahunan, dan prosedur lainnya.
Kinerja RSUD Dr Sentosa tercermin dari pencapaian
atas indikator utama kinerja atau key performance Indicator (KPI). Dalam pencapaian indikator utama
kinerja terdapat hal hal yang memberikan kontribusi positif dan negatif, dengan uraian sebagai
berikut: A. Aspek Positif Hal hal yang memberikan kontribusi positifterhadap capaian kinerja RSUD
Dr. Sentosa antara lain: 1.
Kemampuan mendanai biaya operasional dari tahun ketahun semakin
meningkat, dengan meningkatkan kinerja pengelolaannya. Pendanaan didukung oleh APBD Provinsi
dan Pusat. Dari data yang tersedia diketahui bahwa anggaran investasi yang ada memang di dukung
oleh APBN dan APBD, bias dilihat pada form biaya investasi. 2.
Kuantitas dan kualitas SDM
memadai Sebagai Rumah sakit milik pemerintah, sebagian besar pegawainya adalah PNS yang
tunduk kepada peraturan kepegawaian sebagaimana halnya PNS di lembaga pemerintah lain.
Kebijakan alokasi formasi yang terbatas dari segi jumlah maupun jenis keahlian menyebabkan pihak
manajemen memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat berakibat lambat dalam merespon
perubahan dan tuntutan pelanggan. 3. Pilihan kelas perawatan bervariasi dari kelas III sampai VVIP
dengan tarif bersaing 4. Peralatan Kedokteran yang canggih dan Penggunaan teknologi kedokteran
yang tepat dan unggul serta kemampuan RS dalam services inovations (pelayanan unggulan)
Kemajuan ilmu pengetahunan dan teknologi dalam bidang kesehatan berjalan sangat cepat,
disamping memberi peluang bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dalam kondisi saat ini
masih merupakan ancaman karena cenderung sangat padat modal. Keterbatasan
dukungan/kemampuan finansial yang dimiliki Rumah Sakit dan sistem penapisan teknologi peralatan
melalui perencanaan belum dapat dilaksanakan secara optimal, menyebabkan aspek ekonomi untuk
menjamin efisiensi penggunaan sumber pembiayaan belum dapat dilakukan secara optimal. 5.
Sarana dan prasarana yang memadai 6. Beberapa Pelayanan sudah mendapatkan ISO dan sudah

terakreditasi 16 Pokja 7. Letak RS yang strategis, mudah dijangkau dari berbagai arah Dari analisis
SWOT sendiri juga diketahui bahwa posisi RSUD Dr. Sentosa berada dalam posisi
pertumbuhan/stabilitasi B. Aspek Negatif Pemeriksaan Aspek negatif tercermin dari temuan temuan
yang telah di identifikasi, antara lain: 1.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa besarnya input
yang di proxykan dengan biaya anggaran dan biaya untuk memperoleh yang diproxykan dengan
biaya investasi mengalami selisih dimana biaya investasi lebih kecil dimabding dengan investasi yang
dilakukan 2.
Secara keseluruhan besarnya output dan input menunjukkan bahwa input lebih kecil
dari out put hal ini menunjukan tingkat ke efisienan di Rumah Sakit sudah terwujud, namun ada
sebagian kecil dari hasilnya menunjukkan bahwa input lebih besar hal ini ditujukkan pada unit kerja
instalasi rehap medic, sanitasi dan laundry, instalasi sarana prasarana RS, instalasi gizi, instalasi
rekam medic, instalasi teknologi informasi dan instalasibagian dan bidang. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja pada RSUD Dr. Sentosa Tahun anggaran 2008 adalah Baik. Untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada hasil temuan, hasil audit dan rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh
manajemen. Dan menyampaikan hasilnya dalam waktu satu bulan sejak laporan ini diterima. Badan
Pemeriksa Keuangan RI Kepala Perwakilan BPK RI di Provinsi Sejahtera INSTRUKSI 4 : EVALUASI
SISTEM PENGUKURAN KINERJA Pelayanan Gawat Darurat Menurut keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 282/MENKES/m/1993 tentang pola tarif rumah sakit dijelaskan antara lain
mengenai: Pelayanan Gawat Darurat adalah upaya medis yang terorganisasi untuk mengatasi
keadaan Gawat Darurat akibat penyakit, kecelakaan atau musibah yang terjadi secara mendadak
yang menimpa seorang atau sekelompok orang yang jika tidak mendapatkan pertolongan medis
secepatnya, akan terancam jiwa atau anggota badannya. Kegiatan pelayanan Kesehatan Gawat
Darurat memerlukan pengelolaan yang baik dan harus senantiasa meningkatkan pelayanannya
karena pelayanan kesehatan unit Gawat Darurat merupakan suatu tindakan penanganan
keselamatan nyawa dengan ancaman kematian (Gawat Darurat) dan juga merupakan suatu bentuk
penghasilan bagi rumah sakit. Pelaksanaan pemeriksaan operasional dalam pelayanan kesehatan
Unit Gawat Darurat berupa pemeriksaan, pengevaluasian, penelaahan, pendeteksian. Dengan
terciptanya efektivitas pelayanan kesehatan Unit Gawat Darurat maka diharapkan pelayanan yang
diberikan Rumah Sakit khususnya dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah Dr. SENTOSA dapat
menjadi pilihan rumah sakit yang akan didatangi di antara Rumah Sakit lainnya di kotra setempat.
Indikator Pelayanan Kesehatan Unit Gawat Darurat Dalam hal ini, salah satu indikator pelayanan
kesehatan Unit Gawat darurat menurut Agus Purwadianto dan Budi Sampurna (2000) adalah
Resusitasi, yaitu terhentinya pernafasan dan atau sirkulasi merupakan keadaan yang sangat gawat
yang penanganannya harus didahulukan di atas segalanya dan tindakan ini harus dilakukan sebelum
3 menit. Terhentinya pernafasan dan atau sirkulasi ini ditandai dengan adanya gejala sumbatan jalan
nafas, nadi arteri besar tak teraba, kehilangan kesadaran dan dilatasi pupil. Kriteria untuk ruang
resusitasi ini terdapat dua indicator, yaitu: 1.
Response Time adalah saat/waktu pasien tiba di
ruang tindakan sampai dengan ditoling oleh provider atau dokter jaga. Waktu yang digunakan kurang
dari 5 menit. 2.
Delivery time adalah waktu yang digunakan pasien sejak saat ditolong samapi
keadaan pasien dinyatakan aman untuk dipindahkan di ruang lain. Waktu yang digunakan adalah
kurang dari 2x24 jam Dalam program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD untuk instalasi
gawat darurat, Indikator yang digunakan ada 3, yaitu Input, output dan outcome. Tolak ukur kinerja
output yaitu tercapainya 25.515 pasien gawat darurat merupakan tolak ukur dari kinerja yang tidak
valid karena seharusnya instalasi gawat darurat itu menangani pasien dengan secepat mungkin dan
menyelamatkan nyawa pasien. Tolak ukur ini harus diganti dengan seberapa persen pasien yang
berhasil ditangani dengan indicator kinerja standar dalam instalasi Unit Gawat Darurat. Jika ukuran
kinerjanya adalah demikian, maka tidak akan tercapai standar pelayanan yang baik. Selain itu,
indicator 70% untuk tercapainya standar pelayanan minimal dalam instalasi Gawat Darurat ini berarti
rumah sakit hanya bisa mengusahakan 70% dari pasien yang dapat diprjuangkan untuk hidup dan
sisanya dibiarkan meninggal dunia. Pelayanan minimal dalam hal ini bukan hanya fasilitas fisik,
namun jasa dan kesigapan dari para tenaga yang ada di rumah sakit. Seharusnya standar pelayanan
minimal dari Instalasi ini adalah 100% pasien terlayani paling tidak untuk pelayanannya. Dalam tolak
ukur kinerja juga tidak dijelaskan mengenai waktu untuk response time terhadap pasien dan delivery
time serta bagaimana pembagian yang jelas tentang kondisi pasien dengan tingkat pelayanan sesuai

keadaan pasien. Pada saat dilakukan wawancara terkait hal tersebut, mereka menyebutkan memang
ada standar pelayanan Instalasi Gawat Darurat namun memang standar itu kurang dipantau dan
diperhatikan kualitasnya karena memang dari pihak manajemen kurang mengetahui dan mendalami
mengenai standar pelayanan minimal. Target 70% itu juga dari hasil patokan yang selama ini telah
dilakukan dan diharapkan akan meningkat dan rumah sakit mematok 70% sebagai indicator awal
perkembangan pelayanan Instalasi Unit Gawat Darurat. Indikator Pelayanan Kesehatan Instalasi
Rawat Inap Indikator kinerja yang ada di RSUD DR. SENTOSA belum memenuhi kategori valid dan
andal karena belum memenuhi standar kinerja minimal rumah sakit untuk kategori unit Instalasi
Rawat Inap. Indikator yang ada hanya indikator kunjungan pasien saja dan target outcomenya 90%.
Dalam hal ini, indikator yang ada di RSU Dr. Sentosa belum layak untuk dikatakan valid dan andal.
Kinerja yang valid dan andal untuk sebuah rumah sakit yang menyediakan jasa pelayanan Rawat
Inap minimal memenuhi syarat di bawah ini: a.
Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian
Tempat Tidur dipegunakan untuk melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan
pasien dalam suatu masa. Jumlah hari perawatan BOR = x 100%
Jumlah TT x hari perawatan Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur
yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal
tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bias dikatakan ideal. BOR antara rumah sakit yang
berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik,
perbedaan teknologi intervensi. Semua per bedaan tadi disebut sebagai case mix. b. Turn over
internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu antara satu tempat tidur
ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain. (Jumlah TT x 365) - hari perawatan
TOI = x 100% Jumlah semua pasien keluar hidup + mati TOI
diusahakan lebih kecil daripada 5 hari. c.
Bed turn over (BTO), frekuensi pemakaian tempat tidur.
berpa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.
d.
Average Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10 hari. yaitu rata rata
rawatan seorang pasein. ideal 6-9 hari e.
Nett Death Rate (NDR) Jika dilihat dari tabel, NDR
dalam batas normal, karena belum melebihi standar kinerja ideal Departemen Kesehatan untuk NDR
yaitu masih kurang dari 25 per seribu penderita keluar.Perhitungan NDR ini bermanfaat untuk
megetahui mutu perawatan Rumah Sakit. Jadi, dengan melihat nilai NDR, harus terus meningkatkan
mutu perawatannya agar nilai NDR tidak terus naik. f.
Gross Date Rate (GDR) Nilai GDR tidak
melampaui batas GDR meningkatkan mutu perawatannya dan pelayanannya. Karena dengan mutu
perawatan dan pelayanan yang baik, nilai GDR dapat ditekan. Selain itu masyarakat juga akan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Indikator Pelayanan Kesehatan Instalasi Bedah
Sentral Indikator suatu layanan bedah sentral memiliki beberapa kriteria, antara lain:
Post
Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca bedah. Standar 1%. Jumlah kematian
setelah operasi dalam satu periode FODR = x 100% Jumlah
pasien yang dioperasi dalam periode yang sama Angka kematian sectio caesaria. Standar 5%. Dalam
usaha memperkecil pengaruh case mix untuk menilai tingkat efisiensi digunakan indikator yang lebih
tajam, indikator yang dimaksud adalah: Av LOS pasien prabedah Pasien yang akan dioperasi
biasanya harus menjalani pemeriksaan radiologi dan laboratorium serta perlu observasi terhadap
keadaan tertentu. Jadi sebelum operasi pasien telah menggunakan jasa rumah sakit yang tidak
sedikit. Lebih banyak pemeriksaan atau lebih lama observasi tentunya lebih banyak menggunakan
sumber daya rumah sakit. Agar efisiensi maka pemborosan harus ditekan. Bertambah singkat Av LOS
prabedah, bertambah hemat atau bertambah efisien pelayanan yang diberikan. Av LOS penyakit
tertentu atau tracer conditions. Telah disusun kelompok-kelompok diagnosis penyakit yang tidak
berbeda banyak cara penganannya mediknya, tidak berbeda banyak Av LOS-nya, dan hampir sama
menyerap sumber dayanya. Kelompok penyakit ini disebut Diagnosis Related Group (DRG). Dalam
DRG ini ada 83 kelompok diagnesis yang masih terbagi lagi menjadi 383 subkelompok. Indikator
yang ada meliputi tolak ukur kinerja yang ada di RSUD Dr. Sentosa belum memenuhi kriteria andal
dan valid karena tidak ada standar kinerja dari pelayanan minimum. Selain itu, rasio-rasio standar
pelayanan minimum juga tidak dicantumkan dalam hal ini menentukan kinerja rumah sakit actual
selama ini. Selain itu, Indikator kinerja lain untuk penilaian cakupan pelayanan kesehatan adalah:
Rata-rata kunjungan per hari Rata-rata kunjungan baru per hari Rasio kunjungan baru dengan total

kunjungan Jumlah rata-rata pasien ugd per hari Rata-rata pasien intensif per hari Rata-rata pasien
intensif perhari Rata-rata pemeriksaan radiologi per hari Prosentase r/ yang dilayani terhadap r/
rumah sakit Prosentase item obat dalam formularium Jumlah pelayanan ambulans Rasio banyaknya
cucian dengan pasien rawat inap Prosentase penyediaan makanan khusus Rasio pasien rawat jalan
terhadap jumlah penduduk dalam, catchment area Admission use rate Hospitalization rate Mutu
pelayanan ditinjau dari GDR & NDR 1. Angka Kematian Kasar/CDR (%) = <45% 2. Angka Kematian
Netto/NDR (%) = <25% Semua indikator kinerja yang berdampak pada pelayanan serta outcome bagi
masyarakat belum ada pada indikator, tolak ukur kinerja serta target kinerja dari setiap tolak ukur.
Sebagian besar hanya menyinggung masalah jumlah paseien yang menjadi target dan berapa
pendapatan yang dianggarkan serta biaya yang dianggarkan. Secara umum, kinerja hanya dinilai dari
dua sisi, yaitu pendapatan dan beban yang dianggarkan, namun tidak melihat dari kinerja
berdasarkan kualitas pelayanan standar untuk masing-masing unit kerjanya. INSTRUKSI 5:
KETERKAITAN ANTARA VISI, MISI DENGAN TUJUAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Misi sudah
sesuai dan sejalan dengan visi. Rumah sakit pilihan utama bagi masyarakat Propinsi Sejahtera
diwujudkan dalam berbagai misi rumah sakit. Hal yang paling utama yang akan dapat menarik
kepercayaan para pasien untuk berobat di RS tersebut adalah diwujudkan dalam misi yang pertama,
yaitu menyelenggarakan pelayanan yang bermutu prima dan memuaskan. Pelayanan yang seperti ini
yang diharapkan oleh rumah sakit untuk dapat selalu membuat pasien puas dan kembali lagi
manakala pasien itu sakit kembali. Misi pertama masih sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
rumah sakit. Pelayanan yang prima bertujuan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
sedangkan tujuan khusus mengupayakan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
dan menjadikan RSDS sebagai pusat rujukan yang paripurna sesuai dengan misi yang pertama
menunjukkan bahwa memang rumah sakit ini memiliki kualitas yang baik. Misi yang pertama dalam
kaitannya dengan kegiatan yang dilakukan rumah sakit untuk menjadikan Rumah Sakit Sentosa
menjadi rumah sakit yang berkualitas unggul antara lain telah disebutkan dalam berbagai kegiatan
dan programnya, antara lain Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang dijabarkan menjadi
dua kegiatan utama, yaitu Penyediaan Bahan Logistik dan Jasa Pelayanan Perkantoran. Dua hal ini
meliputi masalah-masalah administrasi pasien, dari mulai awal registrasi, dalam proses perawatan
sampai semua administrasi yang diperlukan juga untuk melayani keringanan pasien, misal pasien
yang memiliki asuransi sampai kepada pasien selesai dan keluar dari rumah sakit. Program yang
kedua untuk menjadikan Rumah Sakit ini mempunyai kualitas yang baik adalah dengan Program
Peningkatan Mutu Pelayanan antara lain dengan kegiatan Peningkatan Mutu Manajemen dan
Administrasi, Peningkatan Pendukung Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Tertib/Disiplin dan
Kompetensi Pegawai, Peningkatan Kesejahteraan Pegawai. Dengan hal ini, diharapkan kualitas dari
pelayanan akan meningkat ditambah lagi dengan kualitas kesejahteraan yang tinggi dapat
berdampak pada meningkatnya semangat para pegawai dan loyalitas terhadap rumah sakit dan hal
ini diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja pegawai. Program terakhir dari peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan agar masyarakat percaya dan menjadi rujukan yang paripurna adalah
Program Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan RSUD. Dr. Sentosa, antara lain dengan kegiatan
seperti Peningkatan Fasilitas rumah sakit, Peningkatan Sarana Pelayanan Rujukan, Peningkatan
Sarana Penunjang Pelayanan, Pelayanan Korban Kekerasan Perempuan dan Anak. Fasilitas yang
bertambah akan semakin membuat lebih banyak pasien dapat tertangani apalagi jika terjadi suatu
peristiwa yang menyebabkan banyak korban berjatuhan dilengkapi dengan fasilitas memadai,
tentunya kualitas pelayanan dapat dijaga dengan baik. Rujukan segera ditingkatkan pelayanannya
agar masyarakat yang merujuk dari rumah sakit lain tidak merasa kecewa karena pelayanannya tentu
lebih baik bagi pasien yang telah menginap di rumah sakit sebelumnya. Kegiatan pelayanan korban
kekerasan perempuan dan anak merupakan program inovasi yang disiapkan untuk menangani
peristiwa semacam itu karena disinyalir selama ini banyak sekali kasus kekerasan dalam rumah
tangga apalagi di kota besar seperti di daerah Provinsi Sejahtera yang menimbulkan korban
mayoritas perempuan dan anak-anak. Korban kekerasan semacam ini mendapatkan perlakuan
khusus karena korban tidak hanya mengalami luka fisik saja, namun juga mengalami tekanan mental.
Oleh karena itu, program ini dapat dikatakan penting dan memang mendesak untuk segera dilakukan
tindak lanjut. Pilihan utama masyarakat tentu melihat dari sisi harga yang ditawarkan oleh rumah

sakit. Harga menjadi faktor pertimbangan yang sangat penting bagi konsumen untuk dijadikan dasar
pilihan dalam memilih rumah sakit dalam memilih layanan kesehatan. Harga yang murah dengan
kualitas yang baik menjadi incaran bagi setiap pasien yang datang ke RS ini. Ekonomi yang kurang
baik ( mayoritas penduduk mempunyai kelas ekonomi menengah ke bawah) dari masyarakat Provinsi
Sejahtera tentunya membuat pihak manajemen rumah sakit tetap memberikan solusi bagaimana
caranya menyiapkan kualitas pelayanan yang terbaik dengan harga yang terjangkau. Namun,
sepertinya program yang diterapkan di RS ini untuk mendukung misi kedua belum diprogramkan atau
belum ada program khusus yang mampu memberikan solusi harga yang terjangkau bagi para
pasiennya. Misal bagi ibu hamil yang tidak mampu ada program bersalin gratis. Selain itu, ada
pelayanan khusus bagi orang-orang yang kurang mampu selain ada program asuransi kesehatan
baik di kalangan pegawai negeri maupun pegawai swasta. Misi ke tiga yang lebih berfokus pada
pendidikan yang masih terintegrasi dengan kualitas pelayanan kesehatan diwujudkan dengan
beberapa program, antara lain program peningkatan mutu sumber daya manusia. Program ini
diharapkan mampu meningkatkan keahlian para pegawai untuk memberikan pelayanan yang
maksimal bagi pasiennya sehingga kualitas pelayanan meningkat. Pendidikan diberikan untuk asisten
misalnya untuk dokter yang baru masuk terus dibina dan diarahkan serta dididik agar maenjadi dokter
yang berpengalaman dan profesional. Tidak hanya tenaga medik, namun tenaga non-medik juga
selalu ditingkatkan kemampuannya dengan melakukan pendidikan secara berkesinambungan baik
secara formal maupun informal dengan tujuan yang dicapai yaitu menjadikan rumah sakit pendidikan
tingkat lanjut yang mampu menjadi pengelola pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan
pendidikan kesehatan yang berorientasi kepada kepuasan pasien. Secara umum, antara visi dan
misi dengan tujuan, kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh RSUD Dr. Sentosa ini telah
berkesinambungan dalam hal pelaksanaaannya untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Program-program yang dibuat memang berfokus pada visi utama yang dijabarkan dalam tiga misi
rumah sakit tersebut. Hanya untuk beberapa misi, seperti misi ke dua, program yang nyata untuk
menerapkan misi tersebut belum dijalankan dengan program yang trelah disusun oleh pihak
manajemen rumah sakit. INSTRUKSI 7: PENILAIAN ATAS SISTEM PELAPORAN KINERJA
PENCAPAIAN KINERJA VOLUME KEGIATAN 1. Pencapaian Kinerja (Volume Kegiatan) Menurut Unit
Layanan NO INDIKATOR PELAYANAN Target Realisasi s/d Realisasi % Realisasi 2008 Juli 2008 Th
2008 thdp Target 1 Jumlah Pasien Rawat Inap 26,674 14,514 24,881 93.28 2 Jumlah Hari Perawatan
175,076 88,693 152,045 86.85 3 Jumlah Pasien Rawat Jalan 201,090 105,948 181,625 90.32 4
Jumlah Pasien IGD 24,481 13,531 23,196 94.75 5 Persalinan 2,300 1,184 2,368 102.96 6 Operasi
Khusus/Akut 3,843 1,882 3,226 83.94 7 Operasi Besar 1,720 999 1,713 99.59 8 Operasi Sedang
1,258 596 1,022 81.24 9 Operasi Kecil 259 101 173 66.80 10 Tindakan Hemodialisis 7,083 3,633
6,228 87.93 11 Pemeriksaan Lab. Klinik 1,193,242 529,975 908,529 76.14 12 Radiodiagnostik 48,872
22,154 37,978 77.71 13 Radioterapi 14,644 304 521 3.56 14 Rehabilitasi Medik 27,350 14,138
24,237 88.62 15 Jumlah Tempat Tidur 704 704 704 100.00 Presentase (%) Pencapaian Kinerja Ratarata Unit Layanan Tahun 2008 = 82,25% PENCAPAIAN KINERJA PENDAPATAN Pencapaian Kinerja
(Pendapatan) Menurut Jenis Pelayanan NO UNIT PELAYANAN TARGET th 2008 REALISASI s/d
REALISASI th 2008 % Realisasi Juli 2008 Thdp Target 1 Unit Gawat Darurat 783,308,260
428,276,239 743,187,838 94.88 2 Rawat Jalan 4,356,059,460 2,625,955,094 4,501,637,304 103.34 3
Rawat Inap 9,188,862,750 5,264,276,242 9,024,473,558 98.21 4 Rawat Intensif 470,909,330
280,440,756 480,755,582 102.09 5 Bedah Setral 6,396,898,200 3,767,224,536 6,458,099,205 100.96
6 Laboratorium 2,922,181,000 1,764,078,152 3,024,133,975 103.49 7 Radiologi 1,044,051,000
650,499,235 1,115,141,546 106.81 8 Rehabilitasi Medik 60,289,000 33,854,050 58,035,514 96.26 9
Kedokteran forensik dan Medikologi 90,018,000 54,449,100 93,341,314 103.69 10 Farmasi
20,230,010,000 12,143,921,335 20,818,150,860 102.91 11 C.S.S.D / Sanitasi 28,355,000
155,046,200 265,793,486 937.38 12 Diklat 342,220,000 199,885,000 342,660,000 100.13 13 Gizi
10,180,000 6,080,150 10,423,114 102.39 14 Lain-Lain Fungsional 1,111,163,000 762,489,505
1,245,410,580 112.08 15 Pasien Askes 13,585,023,000 7,983,118,100 13,685,345,314 100.74 16
Pasien jamkesmas 20,112,418,000 8,876,035,873 21,339,052,847 106.10 17 Pasien Perusahaan
5,001,667,000 1,487,372,425 2,549,781,300 50.98 18 Pendapatan lain-lain yang sah 266,378,000
166,628,000 285,648,000 107.23 Jumlah 86,000,000,000 46,649,629,992 86,041,071,337

Presentase (%) Pencapaian Kinerja Rata-rata Menurut Jenis Pelayanan Tahun 2008 =
146.09 PENILAIAN ATAS SISTEM PELAPORAN KINERJA
Dari hasil pemeriksaan kinerja
yang telah dilakukan terhadap RSUD Dr. Sentosa, diperoleh gambaran nilai pencapaian kinerja
sebagai berikut: TABEL KINERJA1
Secara keseluruhan, nilai pencapaian kinerja RSUD Dr.
Sentosa tahun 2008 berdasarkan Unit Layanan rata-rata berjumlah 82.25%.Meskipun untuk beberapa
indicator pelayanan seperti Operasi Kecil (66.80%), Pemeriksaan Lab. Klinik (76.14%),
Radiodiagnostik (77.71%) dan Radioterapi (3.56%) pencapaian target menunjukkan nilai di bawah
80%, tetapi secara umum kinerja RSUD Dr. Sentosa dapat dikategorikan baik. TABEL 2
Nilai
pencapaian kinerja berdasarkan Jenis Pelayanan secara garis besar untuk masing-masing indicator
hampir melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan secara keseluruhan. Untuk indicator
lainnya, memang masih belum mencapai target pendapatan, tetapi capaian target (realisasi) telah
menunjukkan nilai rata-rata > 90% mesipun masih terdapat satu indicator yang capaiannya hanya
sebesar 50.98%, yaitu unit pelayanan Pasien Perusahaan. Meski demikian, secara umum kinerja
RSUD Dr. Sentosa tahun 2008 berdasarkan Jenis Pelayanan dan target pendapatan dapat
dikategorikan baik. Simpulan: Kami telah melakukan penilaian atas sistem pelaporan kinerja pada
RSUD Dr. SENTOSA dan sistem cukup baik
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai