Anda di halaman 1dari 20

REVIU PENYERAPAN ANGGARAN DAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

TAHUN ANGGARAN 2023

A. LATAR BELAKANG
Pada acara Rakornas Pengadaan tanggal 18 November 2020, dalam pidato
pembukaannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa dalam
kondisi perekonomian yang sulit dibutuhkan peredaran uang yang semakin
banyak, dan diharapkan dapat berasal dari belanja pemerintah untuk mendorong
permintaan, meningkatkan konsumsi masyarakat, selanjutnya akan
menggerakkan produksi dan menumbuhkan ekonomi kembali. Kita perlu
melakukan perubahan-perubahan yang fundamental dalam sistem pengadaan
barang dan jasa, dengan membangun sistem pengadaan barang dan jasa yang
cepat, transparan, akuntabel, serta meningkatkan value for money dengan
memberikan nilai manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat.
Pada Tahun 2021, Presiden menerbitkan Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJ) yang merupakan perubahan dari
Perpres Nomor 16 Tahun 2018 dan juga sekaligus menjadi salah satu dari 49
peraturan pelaksana UU Cipta Kerja. Diberlakukannya Perpres 12 Tahun 2021
diharapkan dapat memperbaiki tata Kelola PBJ, menurunkan permasalahan
korupsi dalam dunia tender pengadaan barang/jasa, meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan juga meningkatkan kecepatan penyerapan anggaran. Selain itu,
perubahan Perpres tentang PBJ diharapkan dapat memberikan pemenuhan nilai
manfaat yang sebesar-besarnya (value for money) dan kontribusi dalam
peningkatan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan peran Usaha Mikro,
Usaha Kecil, dan Usaha Menengah serta pembangunan yang berkelanjutan.
Pada pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2021
di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/3/2021), Presiden Jokowi menginstruksikan
secara khusus Menteri Perdagangan agar kebijakan perdagangan memberikan
kontribusi besar terhadap agenda strategis pemulihan perekonomian nasional,
antara lain dengan mendorong produksi dalam negeri, memberikan kemanfaatan
bagi semua pihak terutama usaha kecil, usaha menengah, dan para konsumen
rumah tangga dan jangan hanya menambah impor. Selain itu, Presiden Jokowi
meminta Kementerian Perdagangan harus menerapkan kebijakan dan strategi
yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional kita, antara lain dengan

1|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


mendukung program Bangga Buatan Indonesia (BBI). Pusat perbelanjaan dan mal
harus terus didorong dari Jakarta sampai ke daerah untuk memberikan ruang bagi
produk-produk dalam negeri khususnya UMK dan Koperasi.
Pada saat penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar
Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun Anggaran 2023 kepada
Kementerian dan Lembaga, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa APBN Tahun
2023 merupakan instrumen yang dimanfaatkan oleh pemerintah dalam menjaga
stabilitas perekonomian nasional. APBN 2023 akan difokuskan kepada enam hal
antara lain penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM); akselerasi reformasi
sistem perlindungan sosial; pembangunan infrastruktur prioritas; pembangunan
infrastruktur untuk menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru termasuk Ibu Kota
Nusantara; revitalisasi industri serta pemantapan reformasi birokrasi dan
penyederhanaan regulasi. Pimpinan Kementerian dan Lembaga dihimbau untuk
mengendalikan belanja-belanja yang ada serta memperbesar pembelian produk
dalam negeri khususnya produk UMKM. Presiden menutup arahannya dengan
mendorong Kementerian dan Lembaga agar mengoptimalkan realisasi belanja
pemerintah untuk menggerakkan perekonomian Indonesia.
Dalam hal pengawasan atas belanja, pada Rakornas Pengawasan Intern 2021
tanggal 7 Mei 2021, Presiden Jokowi menginstruksikan agar BPKP dan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah melakukan pengawalan belanja dari hulu sejak awal perencanaan agar
proses perencanaan dapat adaptif terhadap perubahan yang terjadi, tidak
sekedar mengulang perencanaan tahun-tahun sebelumnya. Presiden juga
meminta dalam melakukan pengawalan belanja tersebut, BPKP dan seluruh
APIP untuk melihat betul, mencari penyebab lambatnya realisasi belanja,
memberikan solusi/ jalan keluar untuk mengatasi permasalahan agar
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah bisa merealisasikan belanjanya
dengan cepat dan akuntabel.
Berkaitan dengan hal di atas, diperlukan peningkatan peran APIP dalam
melakukan pengawasan, terutama pada permasalahan ketepatan waktu,
transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran dan PBJ dalam rangka
pemenuhan tata kelola yang baik serta untuk mencegah dan mengurangi praktik
korupsi yang masih menjadi masalah besar di Indonesia. Melalui kegiatan
pengawasan, APIP Kementerian/Lembaga memberikan informasi sebagai

2|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


feedback atas pelaksanaan suatu kebijakan atau program dengan didukung bukti
dan data yang memadai dalam rangka membantu pelaksanaan evidence-based
policy. Salah satu kegiatan pengawasan/audit intern yang dapat menghasilkan
informasi sebagai feedback kepada manajemen atas pelaksanaan suatu
kebijakan atau program adalah reviu. Berdasarkan Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia (SAIPI), reviu adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu
kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Kegiatan
reviu yang merupakan kolaborasi APIP K/L dan BPKP secara triwulanan
diharapkan bisa memberikan informasi awal berdasarkan data-data yang
relevan untuk mengembangkan early warning system yang bermanfaat untuk
membantu pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan reviu ini sekaligus merupakan
mitigasi terhadap risiko untuk mengawal penyerapan anggaran, pengadaan
barang/jasa (termasuk pemakaian produk dalam negeri dan produk UMK dan
Koperasi), maupun pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai
dengan jadwal yang telah direncanakan serta arahan kebijakan yang dicanangkan
Presiden sehingga seluruh proses dapat berjalan secara efektif dan efisien dan
pencapaian target dapat tercapai.
Adanya permasalahan dalam realisasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut,
beberapa lingkup reviu juga perlu diperdalam analisis penyebabnya sehingga
dapat bermanfaat untuk perumusan rekomendasi strategis di tingkat nasional.

B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan industri.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,
Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
6. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres Nomor
16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

3|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


7. Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2018 tentang Tim Nasional
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
8. Inpres Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri
dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
9. Inpres Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
10. Inpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi
Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
11. Permenperin 2 Tahun 2014 Tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan
Produksi Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
12. Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2022 tentang Percepatan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran 2023
13. Surat Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman tentang Pelaksanaan Reviu Penyerapan Anggaran dan
Pengadaan Barang/Jasa pada Kementerian dan Lembaga Tahun 2023.
C. TUJUAN REVIU
Kegiatan reviu dimaksudkan agar APIP K/L dapat memberikan early warning
dan melakukan pengawasan pelaksanaan PAPBJ berdasarkan data yang relevan
untuk membantu pencapaian tujuan Kementerian/Lembaga dan memberi nilai
tambah bagi para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan dan
penetapan kebijakan.

D. SASARAN REVIU
Sasaran reviu adalah peningkatan peran pengawalan oleh APIP K/L atas fokus
topik permasalahan yang berbeda setiap triwulan, yaitu:
1. Triwulan I: penyerapan anggaran pada masing-masing K/L; realisasi jumlah
PBJ selain tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses (ditandatangani
kontrak/dokumen pelaksanaan setara kontrak), realisasi jumlah dan posisi
PBJ tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses (sedang pemilihan,
ditetapkan pemenang, ditandatangani kontrak), tingkat penyelesaian fisik dan
keuangan PBJ yang telah ditandatangani kontrak/dokumen pelaksanaan
setara kontrak pada akhir triwulan, hambatan perencanaan PBJ dan tindak
4|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L
lanjut penyelesaian permasalahan serta saran perbaikan (debottlenecking);
rencana dan realisasi PNBP; sampling PBJ prioritas; alokasi dan realisasi dari
UMK-Koperasi pada belanja PBJ, rencana dan belanja P3DN, belanja impor,
kualitas pelaksanaan anggaran, permasalahan pelaksanaan tender/ seleksi
dini.
2. Triwulan II dan Triwulan III: penyerapan anggaran pada masing-masing K/L;
realisasi jumlah PBJ selain tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses
(ditandatangani kontrak/dokumen pelaksanaan setara kontrak), realisasi
jumlah dan posisi PBJ tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses
(sedang pemilihan, ditetapkan pemenang, ditandatangani kontrak), tingkat
penyelesaian fisik dan keuangan PBJ yang telah ditandatangani
kontrak/dokumen pelaksanaan setara kontrak pada akhir triwulan, hambatan
perencanaan PBJ dan tindak lanjut penyelesaian permasalahan serta saran
perbaikan (debottlenecking), rencana dan realisasi PNBP, sampling PBJ
prioritas, alokasi dan realisasi dari UMK-Koperasi pada belanja PBJ, rencana
dan belanja P3DN, belanja impor, kualitas pelaksanaan anggaran, ketepatan
waktu serapan belanja dengan RPD.
3. Triwulan IV: penyerapan anggaran pada masing-masing K/L; realisasi jumlah
PBJ selain tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses (ditandatangani
kontrak/dokumen pelaksanaan setara kontrak), realisasi jumlah dan posisi
PBJ tender cepat/tender/seleksi yang telah diproses (sedang pemilihan,
ditetapkan pemenang, ditandatangani kontrak), tingkat penyelesaian fisik dan
realisasi pembayaran PBJ yang telah ditandatangani kontrak/dokumen
pelaksanaan setara kontrak pada akhir triwulan, hambatan perencanaan PBJ
dan tindak lanjut penyelesaian permasalahan serta saran perbaikan
(debottlenecking), rencana dan realisasi PNBP, sampling PBJ prioritas,
alokasi dan realisasi dari UMK-Koperasi pada belanja PBJ, rencana dan
belanja P3DN, belanja impor, kualitas pelaksanaan anggaran, serta rencana
PBJ dan tender/ seleksi dini Tahun 2024.
E. RUANG LINGKUP REVIU DAN BATAS TANGGUNG JAWAB APIP
Ruang lingkup Reviu adalah sebagai berikut:
1. Penyerapan Anggaran Belanja
Ruang lingkup reviu penyerapan anggaran meliputi jumlah anggaran dan
realisasi penyerapan anggaran triwulanan berdasar jenis belanja (Belanja

5|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja
Lainnya).
2. Pengadaan Barang/Jasa (PBJ)
Ruang lingkup reviu PBJ meliputi jumlah anggaran dan realisasi PBJ
triwulanan berdasar jenis belanja (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja
Modal, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Lainnya) dan metode pengadaan
(swakelola tipe 1 s.d 4, e-purchasing, pengadaan langsung, penunjukan
langsung, tender cepat, tender/seleksi dan tender/seleksi dini, serta pengadaan
yang dikecualikan). Sedangkan untuk pelaksanaan PBJ atas kegiatan
prioritas/strategis yang menjadi sampel meliputi jumlah, nilai dan status untuk
PBJ yang dilakukan melalui proses pemilihan/tender/seleksi, serta tingkat
penyelesaian fisik dan keuangan kontrak/dokumen setara kontrak PBJ.
3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Ruang lingkup reviu PNBP meliputi jumlah target dan capaian PNBP per
triwulan.
4. Penggunaan Produk Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi (UMK-Koperasi)
Ruang lingkup reviu penggunaan produk UKM-Koperasi meliputi jumlah target
dan capaian penggunaan produk UMK-Koperasi per triwulan.
5. Penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN)
Ruang lingkup reviu penggunaan PDN meliputi jumlah target dan capaian
penggunaan PDN per triwulan.
6. Kualitas Pelaksanaan Anggaran
Ruang lingkup reviu kualitas penyerapan anggaran belanja K/L meliputi
3 (tiga) aspek, 5 (lima) variabel dan 15 (empat belas) indikator sebagai berikut:
Aspek Variabel Indikator
Kualitas Perencanaan Perencanaan Revisi DIPA
Anggaran Anggaran Deviasi Halaman III DIPA
Penggunaan Standar Biaya
Kualitas Pelaksanaan Alokasi dan Penyerapan Anggaran
Anggaran Realisasi Belanja
Ketepatan Waktu Penerimaan DIPA (awal) tepat waktu
Pelaksanaan Belanja Kontraktual
Penyelesaian Tagihan
Pengelolaan UP dan TUP
Dispensasi SPM
Transparansi Informasi keuangan melalui website
dan Akuntabilitas Pemanfaatan aplikasi SIRUP LKPP
Pemanfaatan aplikasi SPSE

6|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


Aspek Variabel Indikator
Sistem pemantauan anggaran oleh Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
Sistem pemantauan pengadaan barang/
jasa oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
Kualitas Hasil Efisiensi dan Capaian Output
Penyerapan Anggaran Efektivitas

7. Rencana PBJ dan Tender/ Seleksi Dini Tahun 2024 (khusus Triwulan IV)
Ruang lingkup Rencana PBJ dan Tender/ Seleksi Dini Tahun 2024 meliputi
jumlah dan nilai paket rencana PBJ Tahun 2024, jumlah dan nilai paket PDN
Tahun 2024, jumlah dan nilai paket UMK-Koperasi Tahun 2024, jumlah dan
nilai paket tender/seleksi dini Tahun 2024 berdasarkan jenis barang/jasa
(Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya) dan nama
paket pekerjaan tender/seleksi dini.
Data target dan realisasi/capaian yang direviu oleh APIP K/L merupakan
tanggung jawab manajemen K/L. Tanggung jawab APIP K/L terbatas pada
simpulan hasil reviu. Tanggung jawab BPKP terbatas pada kompilasi informasi,
analisis hasil kompilasi informasi, dan saran yang disampaikan kepada
stakeholder utama BPKP.

F. METODOLOGI REVIU
1. Pengumpulan Data dan Informasi
APIP K/L mengumpulkan data anggaran (DIPA) beserta anggaran
perubahannya dan realisasi anggaran belanja, Rencana Umum Pengadaan,
realisasi PBJ, realisasi paket PBJ yang bersifat strategis/prioritas, rencana dan
realisasi PNBP, target dan realisasi penggunaan produk UMK-Kop, serta
target dan realisasi penggunaan PDN. Untuk Triwulan IV tahun 2023, APIP
K/L juga mengumpulkan data rencana PBJ Tahun 2024 beserta data
tender/seleksi praDIPA tahun 2024.
2. Analisis Perbandingan Data dan Informasi
Data yang diperoleh diinput ke dalam kertas kerja reviu, dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan pada pedoman reviu dan dilakukan identifikasi
permasalahan yang terjadi.
3. Wawancara dan Konfirmasi.
Terhadap hasil informasi yang tidak sesuai dengan kriteria reviu, APIP K/L
melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait (KPA, PPK, ULP/UKPBJ
7|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L
dan Biro Keuangan K/L) untuk mengetahui ketidaksesuaian target,
menganalisis permasalahan dengan menggunakan metode Root Cause
Analysis (RCA), dan menetapkan rekomendasi pemecahan masalahnya.
G. TATAKELOLA PELAKSANAAN PENGAWASAN
Pelaksana pendampingan atas Reviu PAPBJ oleh APIP adalah Direktorat Rendal
di BPKP, sedangkan pelaksana Reviu adalah APIP K/L yang bertugas
melaksanakan pengawasan mengacu kepada pedoman ini.
Pelaksanaan pengawasan dilakukan berdasarkan pembagian peran dibawah ini:
Direktorat
Koordinator
Uraian Kegiatan Kedeputian Rendal APIP K/L
Reviu PAPBJ
BPKP
A. Persiapan 1. Menyusun desain Koordinasi dengan Koordinasi dengan
Reviu PAPBJ dan Pedoman manajemen K/L dan BPKP Pusat.
Pengawasan APIP K/L
2. Melakukan
koordinasi dengan
APIP K/L melalui
Kedeputian Rendal.
B. Pelaksanaan 1. Melakukan 1. Melakukan koordinasi 1. Melakukan
Reviu PAPBJ koordinasi dengan dengan pihak-pihak koordinasi dengan
pihak-pihak terkait terkait sehubungan pihak-pihak terkait
sehubungan Reviu pengawasan/Reviu sehubungan
PAPBJ yang PAPBJ pengawasan/Reviu
menyertakan peran PAPBJ
Kedeputian Rendal
BPKP atas
pengawasan yang
dilakukan oleh
APIP K/L
2. Melakukan 2. Melakukan 2. Mengikuti
diseminasi/ diseminasi/sosialisasi diseminasi/
sosialisasi Pedoman sosialisasi Pedoman
Pedoman Pengawasan dan Pengawasan serta
Pengawasan dan Aplikasi Reviu PAPBJ Aplikasi Reviu
Aplikasi Reviu kepada APIP K/L PAPBJ
PAPBJ kepada
Direktorat Rendal
3. Melakukan 3. Melakukan 3. Melakukan reviu
monitoring sebagai monitoring reviu PAPBJ di instansi
viewer atas PAPBJ oleh APIP K/L masing-masing,
pengawasan/reviu mitra kerja masing- meliputi:
PAPBJ oleh APIP masing pada saat: a. Mendapatkan
K/L dengan a. Proses dokumen
menggunakan pelaksanaan reviu kemajuan/
Aplikasi Reviu oleh APIP K/L progress PAPBJ.
PAPBJ. b. Penginputan dan b. Melaksanakan
submit hasil reviu sesuai
pelaksanaan reviu

8|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


Direktorat
Koordinator
Uraian Kegiatan Kedeputian Rendal APIP K/L
Reviu PAPBJ
BPKP
pada Aplikasi Pedoman Reviu
Reviu PAPBJ oleh PAPBJ.
APIP K/L (sebagai c. Melakukan
viewer). penginputan
hasil reviu pada
Aplikasi Reviu
PAPBJ dan
melakukan
submit hasil input
final sesuai
jadwal yang telah
ditetapkan.

H. LANGKAH KERJA
1. Data/Informasi yang Dibutuhkan
Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Aspek/ Variabel
1 Penyerapan Anggaran a. Pagu anggaran setahun, Rencana Penarikan
Belanja Dana (RPD) triwulanan dan realisasi belanja
setiap akhir triwulan berdasar jenis belanja
(Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja
Modal, Belanja Bansos, dan Belanja Lainnya)
dan tipe pengadaan.
b. Realisasi anggaran terhadap RPD
Sumber Data: DIPA, LRA, Aplikasi Keuangan
2 PBJ a. Rencana PBJ (jumlah dan nilai) berdasar jenis
belanja (Belanja Pegawai, Belanja Barang,
Belanja Modal, Belanja Bansos, dan Belanja
Lainnya) dan metode pengadaan (swakelola
tipe 1 – 4, e-purchasing, pengadaan langsung,
penunjukan langsung, tender cepat,
tender/seleksi dan tender/seleksi dini, serta
pengadaan yang dikecualikan).
b. Rencana pengadaan yang diinput dalam Sistem
Infomasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP).
c. Realisasi PBJ per akhir triwulan, meliputi:
jumlah dan nilai paket PBJ yang masih/belum
diproses, dalam proses pemilihan, telah
ditetapkan pemenang, telah ditandatangani
kontraknya, serta tingkat penyelesaian
pekerjaan dan realisasi pembayaran.
Sumber Data:
1. Data RUP dari SiRUP LKPP
2. Data progress PBJ dari ULP/UKPBJ dan PPK
3 PBJ Prioritas Strategis a. Sampling tehadap beberapa paket PBJ yang
(Sampling) menurut penilaian APIP termasuk dalam

9|Pedoman Reviu Pengadaan Barang/Jasa oleh APIP K/L


Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Aspek/ Variabel
kegiatan yang prioritas/strategis pada K/L
masing-masing.
b. Rencana PBJ prioritas/strategis (jumlah paket
dan nilai) berdasar jenis belanja (Barang,
Belanja Modal, Belanja Bansos, dan Belanja
Lainnya) dan tipe pengadaan pada tahun
anggaran yang direviu dan telah diumumkan
melalui SiRUP.
c. Realisasi PBJ prioritas/strategis (jumlah paket
dan nilai) per akhir triwulan.
Keterangan:
Sampling PBJ prioritas/strategis masing- masing
K/L dilakukan pada lima paket prioritas/strategis
urutan tertinggi. Paket PBJ yang disampling
diharapkan tidak sama dengan triwulan
sebelumnya.
Sumber Data:
1. Data Perencanaan/RUP PBJ Prioritas/Strategis
2. Data Kontrak dan progres PBJ
Prioritas/Strategis dari ULP/ UKPBJ dan PPK
4 PNBP a. Data anggaran dan realisasi PNBP
b. Capaian realisasi PNBP per akhir Triwulan
Sumber Data: DIPA, LRA, Aplikasi Keuangan
5 UMK-Kop a. Target alokasi penggunaan produk UMK-Kop
dari belanja PBJ (jumlah paket dan nilai)
b. Realisasi penggunaan produk UMK-Kop dari
belanja PBJ (jumlah paket dan nilai)
Sumber data:
1. Rencana kebutuhan barang K/L
2. Data RUP dari SIRUP LKPP
3. Data progres PBJ dari ULP/UKPBJ dan PPK
6 P3DN a. Rencana dan Realisasi Belanja PDN (jumlah
paket dan nilai)
b. Rencana dan realisasi belanja barang impor
(jumlah paket dan nilai)
c. Keberadaan Pokja/Tim P3DN
d. Keberadaan Program Pengawasan terhadap
Kepatuhan P3DN dalam PKPT Pengawasan
APIP K/L
e. Realisasi Dokumen Pengadaan yang
menyatakan Klausul Persyaratan TKDN (jumlah
paket dan nilai)
f. Realisasi Dokumen Penawaran yang
menyatakan Klausul TKDN (jumlah paket dan
nilai)
g. Realisasi Dokumen Evaluasi Penawaran yang
telah memberikan preferensi harga terhadap

10 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Aspek/ Variabel
peserta yang menyatakan klausul TKDN (Jumlah
paket dan nilai)
Sumber data:
1. Rencana kebutuhan barang K/L
2. Data RUP dari SiRUP LKPP
3. Data progress PBJ dari ULP/UKPBJ dan PPK
4. PKPT APIP K/L
7 Kualitas Perencanaan
Anggaran Belanja
1) Aspek a. Nilai IKPA indikator “Revisi DIPA”
Perencanaan b. Nilai IKPA indikator "Deviasi Halaman III DIPA"
Kualitas c. Penggunaan standar satuan harga dalam
Perencanaan penyusunan anggaran tahun 2022
2) Aspek
Pelaksanaan Nilai IKPA indikator “Penyerapan Anggaran”
a. Alokasi dan
Realisasi
b. Ketepatan Waktu a. Ketepatan waktu DIPA (awal) K/L diterima
b. Nilai IKPA indikator “Belanja Kontraktual”
c. Nilai IKPA indikator "Penyelesaian Tagihan"
d. Nilai IKPA indikator “Pengelolaan UP dan TUP”
e. Nilai IKPA indikator “Dispensasi SPM”
c. Transparansi a. Informasi keuangan K/L melalui website
dan Akuntabilitas b. Informasi pemanfaatan aplikasi SiRUP LKPP
c. Informasi pemanfaatan aplikasi SPSE
d. Informasi sistem pemantauan anggaran oleh
APIP
e. Informasi sistem pemantauan PBJ oleh APIP
3) Aspek Hasil Nilai IKPA indikator "Capaian Output"
Efisiensi dan Sumber Data:
Efektivitas 1. Hasil Reviu Penyerapan Anggaran dan PBJ
2. RKA-KL Online (jumlah revisi dan upload ADK
seluruh satker)
3. Skor IKPA
4. PKPT APIP K/L
8 Rencana PBJ dan a. Data rencana PBJ Tahun 2024 (total jumlah paket
Tender/Seleksi Dini dan nilai)
Tahun 2024 b. Data Target alokasi penggunaan produk UMK-
Kop dari belanja PBJ Tahun 2024 (jumlah paket
dan nilai)
c. Data Rencana Belanja PDN dari belanja PBJ
Tahun 2024 (jumlah paket dan nilai)
d. Data tender/seleksi dini Tahun 2024 (jumlah dan
nilai paket berdasarkan jenis barang/jasa dan
nama paket pengadaan)
Sumber Data:
1. Data Rencana PBJ dari PPK dan SiRUP LKPP

11 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Aspek/ Variabel
2. Data progress Tender/ Seleksi Dini dari
ULP/UKPBJ dan PPK

Langkah kerja pelaksanaan reviu PAPBJ secara rinci dapat dilihat pada
Kertas Kerja Reviu.
APIP K/L dapat menyusun kriteria pengadaan barang/jasa prioritas/strategis
sesuai dengan kondisi yang ada di instansinya masing-masing. Berikut
merupakan contoh-contoh kriteria pengadaan barang/jasa strategis yang
dapat dijadikan referensi:
a. Proyek kegiatan bernilai signifikan misal di atas 100 milyar (nilai proyek
dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing instansi).
b. Proyek kegiatan berhubungan dalam pemberian layanan masyarakat
secara langsung.
c. Sedang menjadi perhatian Publik/ Presiden/ Pimpinan Instansi/
Masyarakat.
d. Proyek kegiatan terkait dengan Program Prioritas/Janji Presiden
e. Terdapat riwayat kontroversi hukum/sosial.
f. Memiliki tingkat risiko tinggi.
g. Terkait dengan isu politik.
2. Analisis Data
Berdasarkan informasi yang diperoleh dan diinput di kertas kerja, dilakukan
pendalaman/identifikasi permasalahan apabila kondisi tidak sesuai kriteria,
sebagai berikut:

No Ruang Lingkup Reviu Kondisi Tidak Sesuai Kriteria

1. Penyerapan Anggaran - Realisasi Anggaran per jenis belanja ≤ 90%


Belanja - RPD/Anggaran Kas per triwulan; atau
≤ 25% anggaran belanja pertahun pada Tw1,
≤ 50% anggaran belanja pertahun pada Tw2,
≤ 75% anggaran belanja pertahun pada Tw3,
≤ 90% anggaran belanja pertahun pada Tw4.
2. Pelaksanaan PBJ - Rencana PBJ yang sudah input SIRUP
<100%.
Realisasi PBJ (jumlah dan nilai paket) s.d
Triwulan berjalan < Target PBJ s.d Triwulan
berjalan.
3. PBJ Prioritas / Strategis Target dan realisasi PBJ prioritas/strategis
(sampling) dalam hal:
12 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
No Ruang Lingkup Reviu Kondisi Tidak Sesuai Kriteria

- Perencanaan PBJ tidak didasarkan pada


kebutuhan instansi
- Pelaksanaan tender PBJ tidak dilaksanakan
dengan tender awal/dini dan tidak sesuai
ketentuan
- Penetapan HPS tidak sesuai ketentuan
Realisasi keuangan dan fisik kurang dari target
yang direncanakan.
4. PNBP - Realisasi PNBP < target PNBP
Penyebab permasalahan capaian realisasi
PNBP
5. UKM-Kop Pelibatan UKM-Kop tidak mencapai 40% dari
setiap paket PBJ
6. P3DN - Kewajiban penggunaan produk dalam
negeri tidak dilakukan pada tahap
Perencanaan Pengadaan, Persiapan
Pengadaan, atau Pemilihan Penyedia.
Terdapat pengadaan impor pada paket
pengadaan atas produk yang telah dapat
dipenuhi PDN wajib (barang produksi dalam
negeri yang wajib dipergunakan untuk
memenuhi persyaratan kebutuhan dan memiliki
penjumlahan capaian TKDN dan capaian BMP
lebih dari atau sama dengan 40% dan capaian
TKDN barang lebih dari atau sama dengan
25%)
7. Kualitas Penyerapan Deskriptif Kualitatif terhadap 3 Aspek, 5
Anggaran Belanja Variabel dan 15 Indikator
8. Rencana PBJ dan • Belum dilakukan Penyusunan Rencana PBJ
Tender/ Seleksi Dini Tahun 2024;
Tahun 2024 • Tidak terdapat Tender/Seleksi Dini Tahun 2024

3. Identifikasi Permasalahan dan Perumusan Solusi


Terhadap ruang lingkup reviu yang kondisinya tidak sesuai kriteria, APIP
K/L melakukan identifikasi permasalahan dan perumusan solusi
menggunakan metode Root Cause Analysis (RCA) atau Analisis Akar
Masalah. RCA adalah alat yang digunakan untuk mencari penyebab hakiki
dari suatu permasalahan yang telah terjadi. Suatu permasalahan yang telah
diketahui akar penyebabnya diharapkan dapat dicarikan solusi yang tepat
sehingga permasalahan yang sama tidak berulang dikemudian hari. Berikut
langkah-langkah dalam menyusun RCA:

13 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
a. Identifikasi masalah pada setiap lingkup reviu berupa ketidaksesuaian
kondisi dengan kebijakan dan prosedur, peraturan/perundang-undangan,
standar, dan referensi lain yang relevan.
b. Dapatkan data/informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi
fakta/masalah yang terjadi. Data/informasi bersumber dari dokumen,
wawancara, observasi, brainstorming, dan lain-lain (hindari asumsi,
kesan, atau tafsiran) untuk melihat kesenjangan atau gap yang terjadi
antara fakta dengan yang seharusnya dilakukan.
c. Lakukan penyusunan prioritas masalah.
d. Prioritas masalah dapat dilakukan dengan membuat peringkat masalah
berdasarkan dampak dan tingkat kemungkinan terjadinya. Masalah-
masalah kecil yang tidak penting dan tidak berpengaruh besar dapat
diabaikan dan fokus pada masalah-masalah utama.
e. Lakukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab
Masalah-masalah prioritas kemudian dianalisa untuk dicari faktor-faktor
penyebabnya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan
analisis adalah The 5 Whys. The 5 Whys dilakukan dengan cara bertanya
“why” sampai lima kali terhadap suatu masalah atau sampai tidak ada
jawaban lagi yang dapat dikemukakan. Jawaban yang paling akhir
merupakan akar penyebabnya. APIP K/L dapat melakukan identifikasi
penyebab permasalahan dengan mempertimbangkan:
1) Aspek proses kegiatan
Aspek proses kegiatan meliputi kebijakan, perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, monitoring dan evaluasi.
2) Aspek objek/faktor penyebab (6M)
No Objek Uraian
1 Man Faktor manusia baik dalam hal perilaku
ataupun kompetensi
2 Method Faktor metode kerja/SOP
3 Money Faktor ketersediaan anggaran
4 Material Faktor ketersediaan bahan dan alat
5 Measurement Faktor penetapan ukuran
keberhasilan/target
6 Minutes Faktor waktu

14 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
f. Lakukan pengujian traceback terhadap isian RCA dengan cara
penyebab terakhir apakah mengakibatkan penyebab di level atasnya,
demikian seterusnya sampai ke permasalahan.
g. Rumuskan saran/rekomendasi terhadap akar penyebab yang
sudah diidentifikasi dengan mencantumkan ukuran keberhasilan,
penanggungjawab, dan batas waktu penyelesaian. Hal ini dimaksudkan
agar APIP lebih mudah dalam melakukan pemantauan atas tindak lanjut
rekomendasinya. Saran/rekomendasi diharapkan mengarah pada
perbaikan sistem/prosedur atau kebijakan.
Format isian RCA sebagai berikut:

4. Tindak Lanjut penyelesaian permasalahan


Dari hasil identifikasi permasalahan dan perumusan rekomendasi akan
dilanjutkan dengan pelaksanaan rekomendasi. Monitoring tindak lanjut
penyelesaian permasalahan dilakukan oleh APIP K/L terhadap pelaksanaan
rencana aksi untuk menyelesaikan permasalahan sesuai rekomendasi pada
periode reviu berikutnya. Seluruh prosedur pelaksanaan Reviu PAPBJ harus
dilaksanakan dengan memperhatikan pedoman dan Protokol Pencegahan
Penyebaran COVID-19 yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat mau pun
Pemerintah Daerah.

I. KERTAS KERJA REVIU


Hasil dari pelaksanaan langkah kerja reviu dapat dituangkan pada Kertas Kerja
Reviu PBJ pada Lampiran 1, kemudian setelah memperoleh reviu secara
berjenjang oleh Tim Reviu dan Pimpinan APIP, dapat diinput dalam Aplikasi Reviu

15 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
Penyerapan Anggaran dan PBJ. Aplikasi dapat diakses melalui alamat web yang
akan diinformasikan oleh Tim Koordinator Reviu PA PBJ BPKP.

J. PELAPORAN HASIL REVIU


Proses penginputan hasil reviu dalam Aplikasi Reviu PA PBJ dengan user APIP
K/L akan menghasilkan resume hasil reviu dan menjadi dasar bagi APIP K/L untuk
menyusun laporan yang ditujukan kepada pimpinan K/L masing-masing instansi.
Hasil reviu oleh seluruh APIP K/L akan dikompilasi oleh Tim Koordinator Reviu PA
PBJ BPKP dan dilaporkan kepada Presiden RI.
Hasil Pengawasan masing masing tingkatan peran Pengawas adalah sebagai
berikut:
Koordinator Reviu
Direktorat Kedeputian Rendal BPKP APIP K/L
PBJ
Menyusun Laporan Menyusun Laporan Per Direktorat 1. Input data hasil
yang memuat: pengawasan
1. Hasil Pemantauan atas Reviu PA pelaksanaan
PBJ oleh APIP Kementerian/ Reviu PAPBJ.
Lembaga mitra kerja masing- 2. Menyusun
masing. Laporan hasil hasil
2. Pendampingan pelaksanaan Reviu pengawasan
PA PBJ yang dilakukan APIP PAPBJ yang
Kementerian/ Lembaga. ditujukan kepada
Laporan hasil pengawasan ditujukan Pimpinan K/L.
Deputi Rendal dan ditembuskan ke
Deputi PIP Bidwas Perekonomian dan
Kemaritiman
Laporan Hasil Reviu PBJ dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Laporan Hasil Reviu PA PBJ oleh APIP K/L
Laporan Hasil Reviu PA PBJ oleh APIP K/L merupakan output atas
pelaksanaan reviu PA PBJ oleh APIP K/L. Format Laporan Hasil Reviu PA
PBJ mengikuti tata naskah dinas yang berlaku pada instansi masing-masing.
2. Laporan individual per Rendal
Laporan Hasil Pengawasan atas pelaksanaan pendampingan Reviu PA
PBJ berbentuk surat sebagai output atas hasil pengawasan yang dilaksanakan
Rendal. Format Laporan Hasil Pengawasan atas pelaksanaan pendampingan
Reviu PA PBJ secara individual mengikuti format laporan sesuai Peraturan
BPKP Nomor 4 Tahun 2022 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

16 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
3. Laporan Kompilasi oleh Tim Koordinator Reviu PBJ
Laporan Kompilasi Hasil Reviu PA PBJ akan menjadi salah satu bahan
laporan Kepala BPKP kepada Presiden. Secara garis bersar isi laporan dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Dasar Pelaksanaan
b. Tujuan Pelaksanaan
c. Ruang Lingkup Pelaksanaan
d. Metodologi Pelaksanaan
e. Hasil Pelaksanaan
Hasil Pelaksanaan menjelaskan permasalahan pada setiap aspek
pelaksanaan PAPBJ.
f. Simpulan.
Informasi minimal hasil reviu/bimtek dapat berpedoman pada template laporan
sebagaimana disajikan pada lampiran.
K. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN REVIU
Kegiatan reviu dilaksanakan secara triwulanan dan/atau dapat dilakukan pada
periode waktu tertentu sesuai kebutuhan pimpinan dalam rangka pengambilan
keputusan. Jadwal pelaksanaan reviu PA PBJ secara triwulanan adalah sebagai
berikut:
No Kegiatan M-4 M-3 M-2 M-1 M+1
1 Penentuan topik pengawasan & update
pedoman
2 Penyiapan dan pengiriman surat
pemberitahuan kegiatan pengawasan
3 Sosialisasi pedoman dan aplikasi pengawasan
4 Pelaksanaan Pengawasan oleh APIP
5 Inputing hasil pengawasan dan pelaporan oleh
APIP
6 Pengolahan dan kompilasi data oleh Rendal
dan Koordinator
7 Pelaporan Hasil Pengawasan

Keterangan:
- M-n: Minggu ke n sebelum akhir periode reviu
- M+n: Minggu ke n setelah berakhirnya periode reviu
Suplemen Pedoman ini memberikan gambaran umum, kerangka pikir dan
langkah-langkah pelaksanaan reviu pengadaan barang/jasa. Informasi yang
disajikan dalam pedoman ini mengacu pada Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia dan Standar Kerja Pengawasan Intern BPKP.
17 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L
Suplemen Pedoman ini diharapkan dapat memberikan panduan yang dapat
diimplementasikan oleh tim reviu PAPBJ dan tidak menutup kemungkinan akan
dilakukan penyesuaian terhadap suplemen pedoman jika terdapat hal-hal penting
yang belum diatur di dalamnya.

18 | P e d o m a n R e v i u P e n g a d a a n B a r a n g / J a s a o l e h A P I P K / L

Anda mungkin juga menyukai