Anda di halaman 1dari 51

Komunikasi Audit Intern - 1

Diklat Pembentukan Auditor Ahli/Terampil


.
 Biodata
Nama : Sudiro, Ak. CFE, CA, CFrA
Pangkat /Gol. : Pembina Utama Muda / IV c
Jabatan : Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara
Instansi : Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
HP : 08129948301
Email sudirolampung@gmail.com
Pendidikan:
Akuntan (D IV) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta, 1990
Certified Fraud Examiner, January 2007
Certified of Forensic Auditor, Juni 2015
Pengalaman Kerja :
1. Korwas Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP Prov Lampung
2. Kepala Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Aceh
3. Kepala Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Sulawesi Tenggara
4. Auditor Madya Deputi BPKP Bidang Investigasi Jakarta
5. Kasi Pemeriksaan Khusus Perwakilan BPKP Provinsi Bengkulu
6. Auditor Muda Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur di Surabaya
7. Auditor pada Perwakilan BPKP Provinsi Papua di Jayapura
Ground Rules

1. Mendengar dan berpartisipasi aktif di


dalam kelas.

2. Mulailah dengan memahami dan kemudian


menjadi paham.

3. Hadir tepat waktu termasuk pada saat


kembali ke kelas setelah istirahat.

4. Handphone dimatikan/dialihkan ke nada


getar.
METODOLOGI PEMBELAJARAN

Andragogy

Peserta Diklat WI

Curah Studi
Diskusi Latihan Ceramah
pendapat kasus
Komunikasi Audit Intern (KAI)

Pengertian dan
Konsep KAI

Komunikasi
Selama Membangun
Pelaksanaan Komunikasi
Audit
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat
diharapkan mampu melakukan komunikasi dengan
baik untuk perolehan informasi dan bukti dalam
rangka audit intern
Indikator Keberhasilan
 Memiliki pengetahuan mengenai teknik komunikasi
dalam rangka perolehan bukti yang cukup dan
valid.
 Mampu mengkomunikasikan maksud, ide, serta
perasaan secara terbuka, jujur, dan langsung.
 Mampu berkomunikasi dengan baik termasuk
melakukan interviu dengan staf pada semua level
dalam organisasi yang diawasi guna memperoleh
pemahaman menyeluruh mengenai efektivitas
proses manajemen risiko, pengendalian internal,
dan tata kelola organisasi.
Pengertian
 Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
berita antara dua orang atau lebih dengan cara
yang tepat sehingga dipahami apa yang dimaksud.
 Komunikasi merupakan bagian integral dalam audit
intern. Mulai dari perencanaan penugasan,
pelaksanaan pengujian, hingga pemantauan tindak
lanjut.
 Melalui komunikasi yang baik, akan diperoleh bukti
audit yang cukup dan valid, yang akan dipakai
sebagai dasar dalam membuat simpulan audit.
Manfaat komunikasi Audit
1. Memperoleh data dan informasi yang
diperlukan dalam pengujian audit.
2. Mengendalikan dan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan tim audit.
3. Meningkatkan mutu audit.

4. Memperbaiki citra auditor internal.


Proses Komunikasi
Pesan
Komunikator Encoding

Umpan
Saluran
Balik

Komunikan Decoding
Pesan

Komunikator – Pihak yang menyampaikan pesan


Encoding – Proses untuk memilih simbol-simbol yang digunakan untuk membentuk
pesan.
Pesan – Sesuatu yang dikomunikasikan.
Saluran – Bentuk penyaluran yang dipakai, tatap muka atau melalui media perantara.
Decoding – Proses menerjemahkan simbol-simbol pesan.
Komunikan – Pihak yang menerima pesan.
Umpan balik – Pengecekan keberhasilan proses transfer pesan
Jenis Komunikasi

Cara Komunikasi

Pihak yang Teribat

Kode yang Digunakan


Jenis Komunikasi: Cara Komunikasi
 Komunikasi lisan
Komunikasi yang dilakukan secara langsung tanpa
menggunakan media tulisan atau teks
Contoh: komunikasi tatap muka, wawancara, komunikasi lewat
telepon, presentasi dan teleconference

 Komunikasi tulisan
Penyampaian pesan secara tertulis dari komunikator kepada
komunikan
Contoh: surat menyurat, dokumentasi kegiatan dalam bentuk
tertulis, SMS, dan laporan
Jenis Komunikasi: Pihak yang Terlibat
 Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi yang melibatkan diri sendiri sebagai
komunikator dan komunikannya.
Contoh: Introspeksi diri

 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang melibatkan lebih dari satu orang
Contoh: Diskusi, rapat

 Komunikasi Massa
Komunikasi yang melibatkan pihak komunikan
dalam jumlah besar, masyarakat umum/publik
Contoh: Siaran radio, berita surat kabar, acara
televisi, jumpa pers
Jenis Komunikasi: Kode yang Digunakan

 Komunikasi verbal
Komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan kode-
kode bahasa

 Komunikasi nonverbal
Komunikasi yang dilakukan dengan tidak menggunakan
kode bahasa, seperti: kerut wajah, kedipan mata
Bentuk Komunikasi Audit

Wawancara
Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Konfirmasi
Presentasi
Rapat
Laporan Hasil Audit
Teknik Komunikasi Audit

 Wawancara
 Komunikasi Tertulis
Wawancara
 Proses interaksi yang dilakukan secara lisan dengan
menggunakan metode tanya-jawab yang mempunyai
tujuan.
 Alat yang sangat baik untuk memperoleh informasi,
pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi, masa
depan, ataupun tanggapan seseorang mengenai
sesuatu hal.
 Berguna untuk menangkap aksi, reaksi seseorang
dalam membentuk gerak-gerik dan ekspresi
seseorang dalam pembicaraan sewaktu tanya-jawab
sedang berlangsung.
Fungsi Wawancara
 Sebagai metode primer

 Sebagai metode pelengkap

 Sebagai kriterium /Kriteria (untuk menguji


kebenaran dan kemantapan sesuatu yang telah
diperoleh dengan cara lain, seperti observasi,
daftar pertanyaan dan pengujian)
Hal Penting dalam Wawancara
 Penampilan pewancara
 Pembicaraan pembukaan (ramah tamah)
 Kemukakan tujuan wawancara dengan
kerendahan hati, dan bersahabat
 Tariklah minatnya ke arah pokok persoalan yang
akan ditanyakan
 Timbulkan suasana yang bebas (tidak tertekan)
 Pewawancara bersikap tenang
 Beri kesan orang yang diwawancarai adalah
orang penting dan sangat diperlukan
kerjasamanya.
Teknik Wawancara
 Pertanyaan Pembuka (netral dan ringan)

 Gaya Bicara (tersusun baik dan tidak berbelitbelit)

 Nada dan Irama (tidak terlalu cepat atau lambat)

 Sikap Pewawancara (akarab, bebas dan tidak kaku)

 Paraphrase (Uraiakan dengan kata2 sendiri)

 Probing (penggalian yang mendalam)

 Perangkat Wawancara (alat rekam, dan alat tulis)

 Mencatat data yang diperoleh

 Menilai Jawaban
Komunikasi Tertulis
 Komunikasi yang diungkapkan kepada komunikan

dengan cara tertulis.

 Dituangkan dalam bentuk surat, kertas kerja,

memo, dan laporan.

 Penulisan harus diusahakan agar tidak

menimbulkan salah pengertian yang dapat menjadi


hambatan dalam melakukan komunikasi.
Syarat Penulisan yang Baik
 Ditulis dalam format yang menarik.
 Memiliki maksud dan tujuan.
 Bahasa yang mudah dimengerti.
 Bahasa yang baik dan benar.
 Bahasa disesuaikan dengan kemampuan pemahaman
dari pihak pembaca.
 Mencerminkan pengertian terhadap masalah-
masalah yang dihadapi.
 Hindari penggunaan kata atau kalimat yang dapat
membingungkan pembaca.
 Menunjukkan budi bahasa dan kewibawaan penulis.
Faktor Penting dalam Komunikasi

Hambatan
Manusia
Komunikasi
Faktor Penting dalam Komunikasi
Manusia

 Ciri fisik (akibat perbedaan ras)


 Konsep diri /persepsi seseorang terhadap dirinya
(senang bergaul, pemalu)
 Keyakinan (sikap mental atas sesuatu yang dinilai
benar atau salah)
 Kepribadian/arah perhatian (introver VS ekstrover)
 Sikap dan perilaku (terbuka, tertutup)
Faktor Penting dalam Komunikasi
Hambatan
Komunikasi

 Hambatan pada diri komunikator dan komunikan


(kedudukan)
 Hambatan pada penggunaan kode-kode
(konfirmasi antara auditi dan auditor)
 Hambatan pada saluran komunikasi (teknis, sinyal)
 Hambatan pada situasi komunikasi (Phisikologis)
Persiapan Berkomunikasi
(terutama Lisan)

 Memeriksa keyakinan dalam berkomunikasi (Netral


atau ada yang menghambat)

 Membangun konsep diri yang positif (memerlukan


proses untuk memulainya)

 Melepaskan ketegangan dan kecemasan (Persiapan


yang baik, menghadirkan suasana hati yang gembira
dan mengekspresikan diri secara positip)
Mengekspresikan Diri secara Efektif

 Wajah adalah cermin pikiran

 Senyum itu menular, jadilah penyebarnya

 Tataplah seseorang tepat di matanya

 Menghadap langsung lawan bicara

 Postur/sikap tubuh

 Jabat tangan yang meyakinkan

 Berpenampilan sebagai seorang pemenang


Membangun Keakraban dengan Orang Lain

Jadikan kawan bicara merasa:


 dimengerti/diperhatikan
 disambut baik
 dianggap penting
 Aman dan nyaman
Langkah Membangun Keakraban
 Tersenyumlah (tidak membahayakan)
 Sapalah nama, jika kita telah mengenal namanya
 Ucapkan salam (perasaan aman dan nyaman)
 Bicarakan hal ringan yang merupakan zona
nyamannya
 Jagalah jarak nyaman
 Utamakan mendengarkan
 Berusahalah mencari persamaan
Komunikasi Berdasarkan Interaksi
Komunikator - Komunikan

 Komunikasi Efektif

 Komunikasi Empatik

 Komunikasi Persuasif
Komunikasi Efektif
-Komunikasi yang bertujuan agar komunikan dapat
memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator
dan komunikan memberikan umpan balik yang sesuai
dengan pesan
-Tidak selalu dalam bentuk persetujuan
-Dimengertinya pesan dengan benar oleh komunikan
atau komunikator memperoleh umpan balik dimana
pesannya dimengerti oleh komunikan
Syarat Komunikasi Efektif

 Keselarasan elemen-elemen komunikasi


dengan pesan (Komunikator, Encoding,
saluran komunikasi, decoding dan komunikan)
 Minimalisasi hambatan komunikasi
Komunikasi Empatik
 Empati adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui apa yang dialami orang lain pada saat
tertentu, dari sudut pandang dan perspektif orang
lain tersebut.
 Komunikasi Empatik adalah komunikasi yang
menunjukkan adanya saling pengertian antara
komunikator dengan komunikan  menciptakan
interaksi yang membuat satu pihak memahami sudut
pandang pihak lainnya.
Komunikasi Empatik

 Ketertarikan terhadap sudut pandang komunikan (terbuka).

 Sikap sabar untuk tidak memotong pembicaraan. (menarik)

 Sikap tenang, meskipun menangkap ungkapan emosi yang

kuat (ketidaksetujuan atas putusan rapat).

 Bersikap bebas prasangka, atau tidak evaluatif, kecuali jika

sangat diperlukan.

 Sikap awas pada isyarat permintaan pilihan atau saran.

 Sikap penuh pengertian. (tak perlu menyatakan setuju)


Komunikasi Persuasif
 Persuasif adalah perubahan sikap akibat paparan

informasi dari pihak lain

 Derajat interaksi yang lebih tinggi dibanding

komunikasi efektif dan empatik.

 Bertujuan untuk membuat komunikan memberikan

umpan balik sesuai keinginan komunikator.


Komunikasi Persuasif
Agar komunikasi persuasif terjadi, maka
komunikator perlu mengembangkan komunikasi
efektif dan empatik, melalui:

 Kejelasan penyampaian pesan.

 Pemahaman sudut pandang dan keinginan

komunikan.
Komunikasi Selama Pelaksanaan Audit

 Komunikasi internal tim

 Komunikasi auditor – auditan

 Komunikasi auditor – pihak lain


Komunikasi Internal Tim
Manfaat:

 Kekompakan tim

 Penyamaan persepsi

 Kelancaran pelaksanaan audit:

 Tepat waktu

 Tepat kualitas
Komunikasi Internal Tim
Perilaku antar auditor:
 Penggalangan kerja sama yang sehat (membantu rekan
kerja se-tim, kerjasama dan menolong sesama)
 Memiliki rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan /
keinginan diterima di kelompoknya
Komunikasi Internal Tim
Komunikasi pada Tahap Perencanaan Audit:
 Pengarahan Pengendali Mutu
 Pemberian motivasi oleh Dalnis
 Penyamaan persepsi antara Dalnis, Ketua Tim, dan
Anggota Tim (tujuan, ruang lingkup dan metodologi
yang digunakan)
 Penyusunan audit program oleh Ketua Tim dibantu
Anggota Tim (pembagian tugas)
Komunikasi Internal Tim
Komunikasi pada Tahap Pelaksanaan Audit adalah
untuk mengetahui apakah Tim telah:
 Melaksanakan program audit
 Mengidentifikasi permasalahan dalam audit
 Mengatasi masalah yang dijumpai dalam audit

Alatnya adalah KKA isinya tentang kegiatan aduit,


Reviu yang dilakukan Dalnis/Katim, sejauhmana pKA
dilaksanakan, permasalahan yang dijumpai dan
langkah2 yang ditempuh dalam audit
Komunikasi Internal Tim
Komunikasi pada Tahap Pelaporan:

Tujuan:
 Untuk kesepakatan seluruh temuan audit final
 Untuk memperoleh tanggapan dan persetujuan final
dari Dalnis bahwa seluruh temuan audit objektif dan
rekomendasi layak dan dapat dilaksanakan
 Untuk memastikan bahwa KKA telah disusun secara
memadai dan substansinya cukup sebagai bahan
penyusunan laporan hasil audit
Komunikasi Internal Tim

Komunikasi yang terjadi pada tahap pelaporan:

 Kesepakatan tim atas hasil audit

 Penyusunan Laporan Hasil Audit

 Reviu KKA dan LHA oleh Dalnis dan Daltu


Komunikasi Auditor - Auditan
 Menjaga penampilan sesuai dengan tugasnya
sebagai auditor

 Menjalin interaksi yang sehat dengan auditan

 Menciptakan iklim kerja yang sehat dengan auditan

 Menggalang kerja sama yang sehat dengan auditan


Komunikasi Auditor - Auditan

 Komunikasi pada awal pelaksanaan audit

 Komunikasi selama pelaksanaan audit

 Komunikasi pada akhir pelaksanaan audit

 Komunikasi tindak lanjut hasil audit


Komunikasi Auditor – Pihak Lain
 Komunikasi auditor dengan instansi teknis

 Komunikasi auditor dengan pihak ketiga yang ada


hubungan kerja dengan auditan

 Komunikasi auditor dengan nara sumber/ pakar

 Komunikasi auditor dengan instansi penyidik


(Kejaksaan/Kepolisian)
Thank

Anda mungkin juga menyukai