Begitu pentingnys KKA bagi suatu penugasan audit, maka penyusunan KKA oleh auditor
harus memenuhi syarat-syarat KKA, antara lain:
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan
3. Didasarkan atas fakta dan argumen yang rasional
4. Sistematis, bersih, mudah dipahami, dan diatur dengan rapi
5. Memuat hal-hal penting yang relevan dengan audit
6. Mempunyai tujuan yang jelas
7. Sedapat mungkin hindari pekerjaan menyalin ulang
8. Dalam setiap kertas kerja harus mencantumkan kesimpulan hasil audit dan komentar
atau catatan reviewer.
TEMUAN-TEMUAN
KRITERIA
KESIMPULAN
TEMUAN-TEMUAN ...........
AUDIT
TEMUAN-TEMUAN
PENYEBAB
... AKIBAT
...........
....
Berikut ini disajikan contoh-contoh bentuk program kerja audit untuk setiap tahapan
audit:
Tabel 1
Program Kerja Audit Pendahuluan
Nama Perusahaan : PT. GUNUNG BERAPI Periode Audit No. KKA
Program yang diaudit : Pelatihan Karyawan Juli 2008
Tujuan
1. .............................................................................................
3. ............................................................................................
4. ............................................................................................
5. ...........................................................................................
Dst.
Langkah-langkah Kerja:
............................................................................................
...........................................................................................
...........................................................................................
..........................................................................................
.............................................................................................
...........................................................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Nama Perushaaan: diisi dengan nama perusahaan yang program/aktivitasnya diaudit,
misalnya: PT GUNUNG MERAPI
2. Program/Aktivitas yang diaudit: diisi dengan program/aktivitas yang sedang diaudit,
misalnya: pelatihan karyawan
3. Peride audit: diisi dengan periode (jangka waktu) yang tercakup dalam audit, misalnya
Juli 2008 atau tahun 2008
4. No. KKA: diisi dengan nomor KKA yang berkaitan dengan program kerja audit
tersebut.
5. Diaduit oleh dan Tanggal: diisi dengan penyusunan program kerja audit tersebut dan
tanggal selesainya program kerja audit tersebut disusun.
6. Di-review oleh dan Tanggal diisi dengan nama supervisor audit yang menyetujui
program kerja audit tersebut dan tanggal persetujaun dilakukan.
7. Tujuan: diisi dengan tujuan dari dilakukannya audit pendahuluan misalnya:
a. Mendapatkan informasi umum “Program Pelatihan Karyawan”
b. Engidentifikasi aspek manajemen dan berbagai masalah yang terjadi berkaitan
dengan program pelatihan karyawan yang dilakukan PT MERAPI.
c. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya, yaitu pengujian
dan riview atas sistem pengendalian manajemen.
8. Langkah Kerja: diisi dengan instruksi-intruksi kepada auditor untuk mengumpulkan
informasi latar belakang program/aktivitas yang diaudit, agar pengetahuan auditor
tentang program/aktivitas yang diaudit menjadi semakin luas
9. Dilaksanakan oleh: diisi dengan nama auditor yang ditugaskan melaksanakan audit
pendahuluan sesuai dengan instruksi-instruksi yang tertunag dalam program kerja audit
ini
10. Waktu yang di Diperlukan: diisi dengan perkiraan waktu yang diperlukan dalam
melaksanakan tahap audit pendahuluan tersebut.
Tabel 2
Program Kerja Review dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen
Nama Perusahaan : PT. GUNUNG BERAPI Periode Audit No. KKA
Program yang diaudit : Pelatihan Karyawan
Bila Ya:
Langkah Kerja:
....................................
.........................
1.
2. Bila Tidak
Langkah Kerja:
.....................................
.......................
1.
2.
Petunjuk Pengisian
1. Tujuan Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen: diisi dengan pernyataan
tujuan dilakukan Review dan Pengujian terhadap Pengendalian Mnajemen. Misalnya
untuk menilai dan menguji efektivitas pengendalian manajemen dan lebih mengenali
adanya kelemahan-kelemahan pada sistem pengendalian manajemen tersebut, sehingga
dapat dipastikan apakah tujuan audit sementara dapat dilanjutkan menjadi tujuan audit
yang sesungguhnya atau tidak perlu dilanjutkan pada tahap audit lanjutan, karena
kurangnya bukti pendukung.
2. Internal control quesionnaire (ICQ): diisi dengan pertanyaan yang diajukan unutk
mengisi sistem pengendalian manajemen perusahaan. Perumusan pertanyaan diautr
sedemikian rupa dengan jawaban “ya” untuk kondisi pengendalian manajemen yang
memuaskan atau “tidak” untuk kondisi pengendalian manajemen yang tidak
memuaskan misalnya:
a. Apakah program pelatih karyawan yang dilaksanaka sudah berdasarkan pada
rencana yang ditetapkan sebelumnya?
b. Apakah pelaksanaan pelatihan karyawan yang dilakukan tidak menggangu operasi
yang sedang berjalan?
3. Langkah Kerja: diisi instruksi-instruksi langkah kerja yang harus dilakukan baik untuk
jawaban “ya” maupun “tidak” atas pertanyaan yang diajukan. Mialnya: jika pertanyaan
pada butir a dijawab “ya:, maka tentukan langkah kerja untuk membuktikan kebenaran
jawaban tersebut, sedangkan jika “tidak” tentukan langkah kerja yang harus dilakukan
untuk menilai apa yang dijadikan dasar pelaksanaan dari program pelatihan karyawan
tersebut. Demikian juga untuk pertanyaan pada butir b.
Tabel 3
Program Kerja Audit Lanjutan
Nama Perusahaan : PT. GUNUNG BERAPI Periode Audit No. KKA
Program yang diaudit : Pelatihan Karyawan
Nomor Temuan yang Dikembangkan dan Langkah Kerja Audit Pelaksanaan Langkah-
Langkah Kerja
Temuan Lk Dilaksanakan Waktu yang
oleh diperlukan
1. Tujuan Audit Lanjutan:
......................................
.....................
2. Judul Temuan:
....................................................................
.....................................................................
..................................................................
Langkah Kerja
3. 1. .......................................................................
2. .....................................................................
........................................................................
Judul Temuan:
..........................................................................
...........................................................................
.............................................................................
Langkah Kerja:
1. ............................................................................
2. .........................................................................
.....................................................................
Petunjuk Pengisian:
1. Tujuan Audit Lanjutan: diisi dengan pertanyaan tujuan mengapa audit lanjutan
dilakukan. Audit lanjutan dilakukan adlaah untuk mendapatkan buktinyang cukup untuk
mendukun tujuan audit definitif yang telah diperoleh pada tahap review dan pengujian
terhadap sistem pengendalian manajemen, misalnya untuk menilai:
a. Apakah peserta pelatihan karyawan telah diseleksi secara memadai sesuai dengan
kebutuhan perusahaan?
b. Apakah pelatihan karyawan telah menggunakan metode yang tepat?
c. Apakah pelatihan karyawan telah berhasil mencapai tujuan?
2. Judul Temuan: diisi dengan judul temuan yang akan dikembangkan, misalnya:
a. Peserta pelatihan karyawan tidak ditentukan berdasarkan seleksi yang memadai.
b. Metode yang digunakan untuk pelatihan karyawan ini tidak mengombinasikan
antara metode pelatihan dikelas dan metode pelatihan lapangan. Metode yang
digunakan sepenuhnya metode pelatihan dikelas.
c. Sebagian dari tujuan pelaksanaan pelatihan karyawan tidak tercapai.
3. Langkah Kerja: diisi dengan instruksi-instruksi langkah kerja yang diperlukan untuk
mengembangka temuan sesuai dengan yang telah dirumuskan pada judul temuan,
misalnya:
a. Mendapatkan ketentuan tentang kualifikasi karyawan yang berhak unutk mengikuti
pelatihan.
b. Mendapatkan ketentuan tentang metode pelatihan yang tepat untuk pelatihan
karyawan pada bidang ini.
c. Mendapatkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan karyawan ini.
Tabel 4
Daftar Temuan dan Rekomendasi
Nama Perusahaan : PT. GUNUNG BERAPI Periode Audit No. KKA
Program yang diaudit : Pelatihan Karyawan
Petunjuk Pengisian:
1. Kondisi: diisi dengan keadaan yang dijumpai auditor, yang masih memerlukan
perbaikan. Keadaan tersebut harus merupakan hasil suatu analisis, sehingga dapat
menggambarkan keadaan yang sebenarnya, mialnya: “sebanyak 25% dari peserta
pelatihan karyawan berpendidikan diabwah tingkat sarjana dengan masa kerja 0 tahun”
2. Kriteria: diisi dengan norma/standar/tolak ukur yang digunakan sebagai
pembanding/pengukur kondisi. Kriteria yang dicantumkan adalah kriteria yang sudah
pasti, yang merupakan kesepakatan antara pihak objek audit dan auditor. Misalnya:
“unutk dapat menyerap materi pelatihan ini peserta pelatihan harus memiliki tingkat
pendidikan minimal sarjana denagn penngalaman kerja dibidangnya minimal 3 tahun”.
3. Penyebab: diisi dengan penyebab terjadinya penyimpangan dari kondisi, setelah
dibandingkan dengan kriteria. Misalnya: “panitia pelatihan mengabaikan kualifikasi
tingakt pendidikan dan pengalaman kerja calon peserta untuk memnuhi batas minimal
peserta pelatihan.”
4. Akibat: diisi dengan akibat dari kelemahan yang terjadi. Misalnya: “sebanyak 25% dari
peserta pelatihan karyawan tidak bisa menyerap materi pelatihan yang diberikan (tidak
lulus).”
5. Komentar Manajemen Prusahaan: diisi dengan komentar pejabat yang berwenang
tehradap program pelatihan terebut. Misalnya: ketua pelaksana pelatihan.
6. Tanggapan Auditor: Diisi dengan tanggapan auditor terhadap komentar pejabat yang
berwenang berkaitan dengan kondisi yang terjadi.
7. Rekomendasi: diisi dengan saran perbaikan yang diberikan auditor kepada pejabat yang
berwenang untuk memperbaiki kelemahan program pelatihan karyawan harus diakui
dengan matang dan diimbangi dengan sosialisasi rencana pelatihan yang memadai”
C. PELAPORAN
b. Penyajian Laporan Mengikuti Arus Informasi
Seorang auditor memperoleh informasi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi latar belakang pada tahap audit pendahuluan.
2. Menetapkan tujuan yang sesungguhnya berdasakan hasil riview dan pengujian
terhadap sistem pengendalian manajemen.
3. Pengumpulan bukti-bukti audit dan pengembangan temuan yang berkaitan
dengan tujuan audit, pada tahap audit lanjutan.
4. Menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti (temuan) audit yang berhasil
dikumpulkan.
5. Merumuskan rekomendasi
6. Menyatakan ruang lingkup audit yang telah dilakukan.
c. Penyajian Laporan yang Menitikberatkan pada Kepentingan Pengguna
Penyajian dengan menggunakan cara ini menitikberatkan pada kepentingan para
pengguna laporan hasil audit. Umumnya para pengguna laporan lebih berkepentingan
terhadap temuan auditnya daripada bagaimana auditor melakukan audit. Dengan
demikian dibutuhkan penyajian laporan yang dapat menjawab pertanyaan pengguna
laporan dengan cepat, biasanya berupa kesimpulan atas audit yang dilakukan auditor.
Dalam penyajian ini, auditor mengikuti format sebagai berikut:
1. Informasi latar belakang
2. Kesimpulan audit disertai dengan bukti-bukti yang cukup untuk mendukung
kesimpulan audit
3. Rumusan rekomendasi
4. Ruang lingkup audit
Tujuan audit manajemen adalah untuk menemukan kekurangan/kelemahan
dalam pengelolaan berbagai program/aktivitas dalam perusahaan, biasanya pengguna
laporan lebih berkepentingan pada hasil audit (temuan audit) yang merupakan indikasi
terjadinya berbagai kekurangan/kelemahan dalam pengelolaan program/aktivitas dalam
perusahaan.
d. Informasi Latar Belakang
Informasi latar belakang merupakan informasi umum tentang perusahaan dan
program/aktivitas yang diaudit. Pada bagian ini auditor harus mampu memberikan
gambaran umum tentang tujuan dan karakteristik perusahaan serta program/aktivitas
yang diaudit, sifat, ukuran program, serta organisasi manajemennya. Pada bagian ini
juga disajikan apa alasan yang mendasari dilakukannya audit manajemen.
e. Kesimpulan dan Temuan Audit
Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajikan temuan-temuan
yang diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam
audit manajemen selalu dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh pada saat
melakukan audit, baik itu temuan audit, auditor harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat mungkin juga arah
dari temuan
2. Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus
mengungkapkan kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung dan
menjelaskan pokok-pokok temuan tersebut.
3. Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal yang
ditemukan, baik bersifat negatif maupun positif, apa penyebab, dan akibat dari
temuan tersebut.
4. Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus mempertimbangkan dan
mengevaluasi komentar para pihak yang berkaitan dengan program/aktivitas yang
diudit.
5. Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang
menjelaskan sikap akhir auditor atas dasar pertimbangan yang matang terhadap
informasi yang diperoleh.
f. Rumusan Rekomendasi
Rekomendasi merupakan saran perbaikan yang diberikan auditor atas berbagai
kekurangan/kelemahan yang terjadi pada program/aktivitas yang diaudit. Auditor harus
memberikan rekomendasi kepada atasan dari pengelola program/aktivitas yang diadit.
Rekomendasi harus disertakan dalam laporan hasil audit. Setiap rekomendasi yang
diajukan oleh auditor harus dilengkapi dengan analisis yang menyangkut adanya
peningkatan ekonomisasi, efisiensi atau efektivitas yang dicapai pada pelaksanaan
program/aktivitas serupa dimasa depan atau juga termasuk berbagai kemungkinan
kerugian yang akan terjadi pada perusahaan jika rekomendasi tersebut tidak
dilaksanakan. Agar mudah dipahami oleh pengguna laporan, rekomendasi seharusnya
disusun dengan kalimat yang operasional dan tidak teorits.
g. Ruang Lingkup Audit
Runag lingkup audit menunjukkan berbagai aspek dari program/aktivitas yang
diaudit dan periode waktu dari program/aktivitas yang diaudit oleh auditor. Pada bagian
ini juga hrus disajikan seberapa mendalam audit tersebut dilakukan. Unutk hal-hal yang
tidak yang tidak termasuk dalam ruang lingkup audit ini, sebaliknya tidak disajikan
didalam laporan yang dibuat supaya tidak mengaburkan pemahaman pengguna laporan
terhadap hasil audit yang disajikan auditor.