Anda di halaman 1dari 11

BAB 6

AUDIT ATAS TRANSAKSI BELANJA


Oleh :
1. Nurul Aina Latifasari (1502120880)
2. Stevy Monalisa Pasaribu (1502111115)
Audit Atas Transaksi Belanja
Definisi belanja menurut Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006.
Kedua definisi tersebut menjelaskan
bahwa transaksi belanja akan menurunkan
ekuitas dana pemerintah daerah.
Pasal 11 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara menetapkan klasifikasi jenis belanja negara
terdiri dari :
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang
 Belanja Modal
 Bunga
 Subsidi
 Hibah
 Bantuan Sosial
 Belanja Iain-Iain dan
 Belanja Daerah
SIFAT SIKLUS BELANJA DAERAH

Siklus belanja daerah mencakup berbagai proses dan


keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah,
termasuk dinas dan instansi pemerintah daerah.
Kedua kelompok ini mempengaruhi rekening-
rekening sebagai berikut :
 Kas
 Persediaan barang habis pakai
 Aktiva tetap
 Aktiva lain-lain
 Utang
MATERIALITAS
Transaksi-transaksi dalam siklus belanja
daerah ini sangat berpengaruh terhadap
laporan keuangan pemerintah daerah.
Kesalahan dalam membedakan antara
pengeluaran / belanja untuk belanja aparat
dengan pengeluaran/belanja untuk pelayanan
publik akan menyebabkan laporan keuangan
yang salah saji.
RESIKO BAWAAN
Resiko bawaan pada pos belanja
daerah pada banyak entitas adalah tinggi. Ada
berbagai faktor yang menyebabkan tingginya
resiko bawaan siklus belanja, yaitu :
1.Volume transaksi yang selalu tinggi
2. Kemungkinan adanya pembelanjaan dan
pengeluaran tanpa rotasi
3. Pembelian aktifa yang tidak perlu
4. Masalah akuntansi yang berkembang.
STRATEGI AUDIT
Tingginya resiko bawaan dalam siklus belanja daerah
menyebabkan banyak entitas memprioritaskan atau
memperluas struktur pengendalian internal terhadap siklus
belanja guna mencegah dan mendeteksi terjadinya salah saji.
Dalam strategi ini auditor lebih banyak
mengandalkan pengujian pengendalian. Logika pemikiran
yang mendasari penggunaan strategi ini adalah apabila
auditor yakin bahwa struktur pengendalian internal klien
sangat baik dan dapat mencegah serta mendeteksi terjadinya
salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan dari
keyakinannya tersebut.
TUJUAN AUDIT

Tujuan audit siklus belanja adalah memperoleh bukti


mengenai masing-masing pernyataan signifikan yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja. Tujuan
audit ditentukan berdasarkan lima kategori pernyataan
laporan keuangan berikut:

1. Pernyataan Keberadaan dan Keterjadian


2. Pernyataan Kelengkapan
3. Pernyataan Hak dan Kewajiban
4. Pernyataan Penilaian dan Pengalokasian
5. Pernyataan Pelaporan dan Pengungkapan
PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNAL BELANJA

1. Lingkungan Pengendalian
2. Sistem akuntansi
3. Prosedur pengendalian, meliputi :
 Otorisasi yang memadai
 Adanya pemisahan tugas
 Dokumen dan catatan
 Pengendalian atas setiap akses terhadap
harta atau aktiva perusahaan
 Pemeriksaan independen
PERTIMBANGAN PENGENDALIAN
INTERNAL-TRANSAKSI PEMBELIAN

Dalam transaksi pembelian, dokumen dan catatan yang dipakai antara


lain yaitu:
 Surat penyediaan Dana (SPD)
 Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
 SPP uang Persediaan
 SPP Tambahan Uang Persediaan
 SPP Langsung
 Surat Perintah Membayar
 Surat Perintah Membayar Utang Persediaan
 Surat perintah Membayar ganti Uang Persediaan
 Surat Perintah Membayar tambahan Uang Persediaaan
 Surat Perintah Membayar Langsung
 Surat Perintah Pencairan Dana
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai