Anda di halaman 1dari 10

Nama : Isdava Mufid

NIM : 195221017
Kelas : AKS 6B
Matkul : Akuntansi Sektor Publik

BAB VI

AUDITING SEKTOR PUBLIK

A. PENGERTIAN

Audit Sektor Publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang
menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari
penerimaan pajak dan penerimaan Negara lainnya dengan tujuan untuk
membandingkan antara kondisi yang ditemukan dan kriteria yang ditetapkan. Audit
Sektor Publik di Indonesia dikenal sebagai Audit Keuangan Negara, yang diatur
dalam UU no 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.

B. AUDIT SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR BISNIS

Persamaan sektor publik dengan sektor swasta

1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil operasi.


2. Mengikuti prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang diterima umum
Objectivity, Cosistency, Materiality, Full Disclosure.
3. Merupakan bagian integral sistem ekonomi di suatu negara.
4. Menghadapi masalah kelangkaan sumber daya (scarcity of resources).
5. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan
membutuhkan informasi yang handal dan releven untuk melaksanakan fungsi
manajemen.
6. Terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum.

C. PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA

1. Dalam Akuntansi Pemerintahan terdapat perkiraan anggaran (budgetary


accounting) yang tidak ada dalam akuntansi komersial.
2. Akuntansi pemerintahan menggunakan akuntansi dana. Dalam akuntansi
komersial, semua aset, kewajiban dan ekuitas merupakan bagian dari satu
dana.
3. Dalam akuntansi pemerintahan, pengeluaran modal dilaporkan dalam laporan
operasional maupun neraca yang dalam akuntansi komersial tidak dilaporkan
dalam laporan operasional.
4. Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan
pemerintah sehingga bersifat lebih kaku (kurang fleksibel) dibandingkan
dengan akuntansi komersial.

D. JENIS – JENIS SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan
negara, yaitu:

1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai
2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya
3. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan
dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang
diaudit
E. AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah

1. Ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuagan.


2. Hasil operasi.
3. Arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi.

Perbandingan antara definis audit laporan keuangan tersebut dengan definis audit
secara umum dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuagan sbb:

1. Proses sistematik secara objektif.


2. Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.
3. Derajat atau tingkat hubungan.
4. Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan
audit.

Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi sbb:

1. Segmen laporan keuangan


2. Pengendalian internal
3. Pengendalian atau pengawasan internal
4. Ketaatan terhadap peraturan UU yang berlaku.

F. SISTEM AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1. Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah


sebagai berikut:

a) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa


perhitungan anggaran tahun lalu.
b) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian pendapatan daerah.
c) Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa
perhitungan anggaran tahun perhitungan.
d) Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun
anggaran perhitungan.
e) Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, yang terdiri atas:
f) Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan).
g) Kesalahan pembebanan.
h) Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika).

2. Pemeriksaan Siklus Belanja

a) Berbagai proses dan keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor public
b) Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi
c) Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya salah
saji
d) Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian
internal siklus belanja untuk mencegah dan mendeteksi salah saji
e) Pengujian pengendalian tergantung pada pertimbangan biaya manfaat.
Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian
internal degnan penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian
substantif.

3. Pemeriksaan Aktiva Tetap

Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap.
4. Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan pegawai,
dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir
semua entitas.

5. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang
suatu organisasi sektor publik

6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Tujian audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audi
ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:

a) Asersi keberadaan dan keterjadian


b) Asersi kelengkapan
c) Asersi hak dan kewajiban
d) Asersi penilaian dan pengalokasian
e) Asersi pelaporan dan pengungkapan

G. SIKLUS KEUANGAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

1. Perencanaan audit keuangan

Merancang pendekatan audit

a) Menerima klien dan melakukan perencanaan audit awal,


b) Memahami bisnis dan industri klien,
c) Menilai resiko bisnis klien,
d) Menetapkan meterialitas, dan menilai resiko akseptabilitas audit serta resiko
inhern,
e) Memahami pengendalian intern, dan menilai resiko pengendalian,\
f) Menyusun seluruh rencana serta program audit.

Tahap perencanaan audit

a) Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik.


b) Penentuan tujuan dan lingkup audit
c) Penilaian resiko
d) Penyusunan rencana audit
2. Penetapan regulasi audit keuangan
3. Penyusunan perencanaan audit tahuann oleh lembaga auditor
4. Temu rencanaan audit tahunan
5. Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan
6. Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit
7. Survei awal karakter industri/organisasi yang akan diaudit
8. Pembuatan program audit

Suatu program audit akan berisi:

a) Tujuan audit untuk setiap area


b) Prosedur audit yang akan dilakukan
c) Sumber bukti audit
d) Deskripsi mengenai kesalahan (error).
9. Penerbitan surat tugas audit
10. Pelaksanaan audit keuangan

Menilai Pengendalian Internal. Jenis-jenis pengendalian internal:

a) Organisasi
b) Pemisahan tugas
c) Fisik
d) Persetujuan dan Otorisasi
e) Akuntansi
f) Personalia
g) Supervisi
h) Manajemen,

Melakukan Prosedur Analtis

a) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat


b) Mengembangkan ekspektasi
c) Melakukan perhitungan dan perbandingan
d) Menganalisi data
e) Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang
signifikan
f) Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan
audit.
11. Pembuatan daftar temuan
12. Pembicaraan awal tentang daftar temuan
13. Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan
14. Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit
15. Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan
16. Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan
17. Penerbitan laporan hasil pemeriksaan

H. TEKNIK AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1). Prosedur analitis

Contoh prosedur analitis adalah membandingkan item belanja menurut anggaran dan
item realisasi belanja. Hasil perbandingan itu akan menunjukan ada tidaknya
penyimpangan jumlah realisasi belanja dari jumlah yang dianggarkan sebelumnya.
2). Inspeksi (Inspecting)

Contoh kegiatan inspeksi adalah pemeriksaan terhdap bukti-bukti transaksi seperti


rekening bank, kwitansi atau tanda terima lainnya untuk mengevaluasi apakah
transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana dan anggaran
yang telah ditetapkan.

3). Konfirmasi (Confirming)

Contoh kegiatan konfirmasi adalah meminta keterangan kepada bendahara


pengeluaran terkait bukti-bukti transaksi pembelian atau pengalokasian anggaran
yang telah dilakukannya. Kegiatan ini akan mengajukan apakah bukti transaksi
tersebut fiktif atau benar adanya. Selain keteranagn-keterangan lainya terkait bukti
tersebut.

4). Permintaan keterangan (Inquiring)

Contoh kegiatan permintaan keterangan adalah auditor meminta keteragan bendahara


pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran (berdasarkan bukti transaksi
yang ada) dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

5). Perhitungan (Counting)

Contoh kegiatan perhitungan adalah auditor menghitung asset yang telah dibeli
bagian pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang ada.
6). Penelusuran (Tracing)

Contoh kegiatan penelusuran adalah auditor membandingkan antara angka yang


tertera dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan dan jumlah angka yang tertera
dalam jurnal. Hal ini menunjukan apakah ada kesesuaian penyajian, yaitu penyajian
yang lebih rendah atau yang lebih tinggi.

7). Pemeriksaan bukti pendukung (Vouching)

Contoh kegiatan pemeriksaan bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal
“Pembelian ATK” dijurnal, kemudian membandingkanya dengan kwitansi pembelian
ATK tersebut atau tanda pembelianya.

8). Pengamatan (observing)

Contoh kegiatan pengamatan adalah auditor mengamati kegiatan bendahara gaji


dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada para pegawai.

9). Pelaksanaan ulang (Reforming)

Contoh kegiatan pelaksaaan ulang adalah auditor menghitung ulang penyusutan


kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis yang sebenarnya, kemudian
dibandingkan dengan pencatatan beban peyusutan kendaraan yang telah dilakukan.

10). Teknik audit berbantuan computer

Contoh kegiatan audit berbantukan komputer adalah auditor dengan bantuan


komputer memeriksa angka-angka dalam file jurnal bendahara dan
membandingkanya dengan kwitansi pendapatan, dan bukti –bukti transaksi lainya.

11). Pengujian pengendalian

Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:


a) Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain
kebijakan atau posedur dan apakah benar–benar digunakan dalam kegiatan
organisasi
b) Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan
prosedur serta bagaiman pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi
terdahulu dan oleh siapa aplikasi itu dilaksanakan selama satu periode.

Contoh kegiatan pengujian pengendalian adalah auditor membandingkan dokumen


SOP atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati pelaksaannya dilapangan.

12). Pengujian substansif

Dua kategori umum pengujian substansif adalah:

a) Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam penyediaan bukti–bukti


tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau
sebaliknya tentang kesalahan atau ketidak beresan yang terjadi;
b) Pengujian terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk
menyediakan bukti-bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi
dan neraca atau sebaliknya atas kesalah dan ketidak beresan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai