Anda di halaman 1dari 12

RMK JENIS AUDIT PEMERINTAH

DISUSUN OLEH :

FRANSISCO VALDINO R (A031191002)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
Definisi Audit Pemerintah

Audit/pemeriksaan merupakan kegiatan investigasi independen terhadap


beberapa aktivitas khusus. “Auditing merupakan suatu proses sistematik yang
secara objektif terkait evaluasi bukti – bukti berkenaan dengan asersi tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat hubungan
antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada,serta mengkomunikasikan hasil
yang diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pemeriksaan keuangan negara adalah proses identifikasi masalah, analisis,


dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara. Pengertian tersebut diatas pada intinya menjelaskan empat hal
yakni proses pemeriksaan, karakteristik pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, dan
objek pemeriksaan.

Perbedaan Audit Pemerintah dan Audit Keuangan

Audit keuangan memastikan Kewajaran Laporan Keuangan, sedangkan Audit


kinerja/pemerintah memastikan Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
dan kebijakan. Jelas disini, objek dari keduanya berbeda. Objek audit keuangan
adalah Laporan Keuangan, sedangkan objek audit kinerja adalah Organisasi,
Program, Fungsi, Kegiatan.

Agar BPK dapat mewujudkan fungsinya secara efektif, dalam Undang-undang


ini diatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara sebagai berikut:

1. Pengertian pemeriksaan dan pemeriksa;


2. Lingkup pemeriksaan;
3. Standar pemeriksaan;
4. Kebebasan dan kemandirian dalam pelaksanaan pemeriksaan;
5. Akses pemeriksa terhadap informasi;
6. Kewenangan untuk mengevaluasi pengendalian intern;
7. Hasil pemeriksaan dan tindak lanjut;
8. Pengenaan ganti kerugian negara;
9. Sanksi pidana.

Sehubungan dengan itu, kepada BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga)
jenis pemeriksaan, yakni:

1. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan


pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan keuangan ini
dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang
tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
pemerintah.
2. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi,
serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi
kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pasal
23E Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan BPK untuk melaksanakan pemeriksaan kinerja pengelolaan
keuangan negara. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengidentifikasikan
hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan. Adapun untuk
pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai
dengan keuangan negara/daerah diselenggarakan secara ekonomis dan
efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan
kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan
atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan
investigatif.

Ruang Lingkup Audit Pemerintah

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit
keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini
merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet
(ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR),
yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh
pemerintah.

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, Audit keuangan, merupakan


audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa
sistem akuntansi dan pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta
transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat secara benar. Audit keuangan umumnya
dilaksanakan oleh kantor akuntan publik atau akuntan publik sebagai auditor
independen dengan berpedoman pada standar profesional akuntan publik.

Secara spesifikasi pendefinisian audit atas laporan keuangan dapat ditemukan sbb:

Tujuan penguji atas laporan keuangan oleh auditor adalah:

● Ekspresi suatu opini secara jujur tentang posisi keuangan.


● Hasil operasi.
● Arus kas yang disesuaikan dengan prinsip akuntansi.

Laporan auditor merupakan media mengekspresikan opini auditor atau dalam


kondisi tertentu dalam menyangkal opini.

Perbandingan antara definisi audit laporan keuangan tersebut dengan definisi audit
secara umum dapat mengungkapkan aspek esensial audit keuangan sbb:

● Proses sistematik secara objektif.


● Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi.
● Derajat atau tingkat hubungan.
● Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan
audit.
Sistem Audit Keuangan Sektor Publik
1. Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada


tidaknya salah saji yang material dalam proses Pendapatan
Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang sah.

2. Pemeriksaan Siklus Belanja

Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai


masing-masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan
saldo siklus belanja.

3. Pemeriksaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor


publik yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi. Tujuan audit aktiva
tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang setiap asersi signifikan yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Audit atas aktiva tetap
sangat penting karena biasanya aktiva tetap merupakan aset/kekayaan
terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi sektor publik.

4. Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak


penghasilan pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan
komponen biaya utama di hampir semua entitas.

5. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka


panjang suatu organisasi sektor publik. Jangka waktu investasi sementara
tidak lebih dari satu periode akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi
investasi organisasi sektor publik umumnya rendah karena jarangnya
transaksi yang terjadi.

6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas


Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus
investasi, dan siklus jasa personalia. Tujuan audit saldo kas adalah untuk
memperoleh bukti tentang masing-masing asersi yang signifikan, yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.

A. Jenis Audit Pemerintah


Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit
keuangan negara, yaitu:
1. Audit/pemeriksaan Keuangan

Secara sederhana pemeriksaan keuangan diartikan sebagai pemeriksaan


atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang diperiksa adalah laporan
keuangan pemerintah pusat dan laporan keuangan pemerintah daerah.
Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan dalam
rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang
disajikan di dalam laporan keuangan pemerintah. Opini tersebut dibuat oleh
Badan Pemeriksa Keuangan yang intinya menyimpulkan apakah laporan
keuangan yang diperiksa telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Audit keuangan merupakan merupakan audit atas laporan keuangan yang
bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance),
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
basis akuntansi komprehen basis akuntansi komprehensif. Audit keuangan
adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi
serta dicatat secara benar.
Tujuan dari pemeriksaan keuangan adalah untuk menilai kewajaran
pelaporan keuangan entitas yang diperiksa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memberikan keyakinan yang memadai mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan dalam semua hal yang material. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya bahwa pemeriksaan keuangan dilakukan atas laporan keuangan
pemerintah. Di dalam petunjuk pelaksanaan pemeriksaan keuangan disebutkan
bahwa pemeriksaan keuangan ini terdiri dari:
1. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
2. Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.
3. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
4. Laporan Keuangan Bank Indonesia.
5. Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
6. Laporan Keuangan Badan Layanan Umum.
7. Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
8. Laporan Keuangan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ternyata objek yang menjadi pemeriksaan keuangan mencakup delapan


butir mulai, mencakup juga laporan keuangan Bank Indonesia, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah. Contoh
pelaksanaan pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan
pemerintah pusat. Laporan keuangan tersebut merupakan sebuah media
pertanggungjawaban yang diberikan oleh pemerintah kepada Dewan Perwakilan
Rakyat. Sebelum diberikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, laporan keuangan
tersebut sesuai dengan amanat undang-undang, harus diperiksa terlebih dahulu
oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai lembaga pemeriksa yang independen.
Laporan hasil pemeriksaan beserta opini atas laporan keuangan tersebut kemudian
dijadikan satu dengan laporan keuangan pemerintah pusat.

2. Audit kinerja
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa
pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara yang terdiri dari pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi,
serta aspek efektivitas. Selain itu pengujian terhadap ketentuan perundang-
undangan dan pengendalian intern juga perlu dilaksanakan dalam melaksanakan
pemeriksaan kinerja.
Audit kinerja meliputi audit ekonomi, efisien efisiensi, dan efektivitas pada
dasarnya merupakan perluasan dari audit akan perluasan dari audit keuangan
dalam gan dalam hal tujuan dan hal tujuan dan prosedurnya. prosedurnya. Audit
kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan- tindakan tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.
Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat melakukan penilaian secara
independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil
yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang
berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.
INTOSAI mengartikan audit kinerja sebagai pemeriksaan yang independen
atas efisiensi dan efektivitas kegiatan, program, dan organisasi, dengan
memperhatikan aspek ekonomi dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan.
Dari kedua pengertian di atas ada tiga buah kata yang persis selalu ada dalam
susunan kata-kata penyusun pengertian pemeriksaan kinerja yakni efisiensi,
efektivitas, dan juga ekonomi. Tiga hal tersebut merupakan aspek-aspek yang
digunakan dalam melakukan pemeriksaan kinerja. Bagaimana entitas menggunakan
sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien. Ketiga aspek tersebut pada
dasarnya berhubungan erat dengan pengertian input, output, dan outcome.
Hubungan ketiganya dapat dilihat di gambar di bawah ini.

Ekonomi merupakan margin antara sumber daya dengan input. Ekonomi


berarti biaya yang digunakan seminimal mungkin namun tetap menjaga kualitas.
Organisasi yang ekonomis memperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang
tepat, dengan harga termurah. Efisiensi merupakan hubungan antara output dengan
input. Organisasi yang efisien akan menghasilkan output maksimal dengan input
yang minimal. Sedangkan efektif berhubungan dengan pencapaian tujuan.
Efektivitas terkait dengan output yang dihasilkan dengan tujuan yang ingin dicapai
(outcome).
Tujuan pemeriksaan kinerja adalah untuk menilai apakah entitas atau
organisasi menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien. Tujuan
lebih lanjut dari pemeriksaan kinerja ini adalah untuk mendorong ke arah perbaikan
sesuai dengan pernyataan yang dibuat oleh INTOSAI karena pemeriksaan jenis ini
menghasilkan temuan, simpulan, dan rekomendasi. Pemeriksaan kinerja
menghasilkan informasi yang berguna untuk meningkatkan kinerja suatu program
dan memudahkan pengambilan keputusan bagi pihak yang bertanggung jawab
untuk mengawasi dan mengambil tindakan koreksi serta meningkatkan
pertanggungjawaban publik. Contoh tujuan pemeriksaan atas hasil dan efektivitas
program serta pemeriksaan atas ekonomi dan efisiensi adalah penilaian atas:
● Sejauh Mana tujuan peraturan perundang-undangan dan organisasi dapat
dicapai.
● Perbandingan antara biaya dan manfaat atau efektivitas biaya suatu program.
● Sejauh Mana entitas yang diperiksa telah mengikuti ketentuan pengadaan
yang sehat.

Berikut adalah jenis - jenis audit kinerja:


1. Audit Program (Audit Efektivitas). Audit program mencakup penentuan atas :
a. Tingkat pencapaian hasil program yang diinginkan atau manfaat yang
telah ditetapkan oleh undang-undang atau badan lain yang
berwenang.
b. Efektivitas kegiatan entitas, pelaksanaan program, kegiatan, atau
fungsi kegiatan, atau fungsi instansi yang instansi yang bersangkutan.
c. Tingkat kepatuhan entitas yang diaudit terhadap peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan pelaksanaan
program atau kegiatannya.
2. Audit Ekonomi dan Efisiensi (Management and Operational Audit). Audit
ekonomi dan efisiensi Audit). Audit ekonomi dan efisiensi berfungsi untuk
berfungsi untuk:
a. Apakah entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan
sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan
kantor) secara hemat dan efisien.
b. Apa yang menjadi penyebab timbulnya pemborosan dan efisiensi.
c. Apakah entitas tersebut telah mematuhi peraturan perundang-
undangan perundang-undangan yang berkaitan yang berkaitan
dengan penghematan penghematan dan efisiensi.
Pemeriksaan kinerja ini dapat dilaksanakan sebagai tahapan selanjutnya
setelah pemeriksaan keuangan dilaksanakan. Pemeriksaan kinerja merupakan
pemeriksaan atas fungsi instansi pemerintah aspek ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas. Implementasi dari pemeriksaan kinerja ini misalnya adalah audit
lingkungan, audit kinerja lembaga misalnya pemeriksaan kinerja rumah sakit, dan
pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan. Lingkup pemeriksaan kinerja ini
akan ditentukan lebih lanjut di dalam proses perencanaan pemeriksaan
Contoh pelaksanaan pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan kinerja atas
program rehabilitasi dan rekonstruksi di Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias tahun
2006/2007. Program rehabilitasi dan rekonstruksi di Nanggroe Aceh Darussalam
dan Nias dilaksanakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh
Darussalam dan Nias (BRR NAD-Nias). Pemeriksaan kinerja yang dilaksanakan
adalah pemeriksaan kinerja empat bidang yakni, bidang transportasi udara,
pendidikan dan kesehatan, permukiman dan perumahan, agama, sosial dan budaya.
Contoh lainnya adalah pemeriksaan kinerja atas pelayanan kesehatan
masyarakat tahun anggaran 2004 pada pemerintah kota Bandar Lampung.
Pemeriksaan dilakukan khususnya pada pelayanan kesehatan masyarakat pada
Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Puskesmas Pembantu dalam wilayah kota
Bandar Lampung. Salah satu tujuan pemeriksaan kinerjanya adalah untuk menilai
apakah biaya kegiatan upaya pelayanan kesehatan tersebut telah dilaksanakan
secara ekonomis, efisien, dan efektif. Sasaran dari pemeriksaan ini diantaranya
adalah kegiatan yang berhubungan langsung pelayanan kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD, Puskesmas, dan unit kerja
lainnya. Sasaran lainnya adalah biaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
pada pusat-pusat kesehatan seperti Dinas Kesehatan, RSUD, Puskesmas, dan unit
kerja lainnya.

3. Audit dengan Tujuan Tertentu


Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, pemeriksaan dengan tujuan
tertentu adalah pemeriksaan di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan
kinerja. Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.
Pemeriksaan ini dapat bersifat eksaminasi, reviu, atau prosedur yang disepakati.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu ini antara lain meliputi pemeriksaan atas hal-hal
lain yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan investigatif dan pemeriksaan
atas sistem pengendalian internal. Standar yang digunakan untuk setiap pekerjaan
lapangan dan pelaporan adalah standar atestasi yang ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia kecuali ditentukan lain. Jasa atestasi diberikan untuk
memberikan pernyataan atau pertimbangan sebagai pihak yang independen dan
kompeten tentang sesuatu pernyataan (asersi) suatu satuan usaha telah sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan.
Audit dengan tujuan tertentu merupakan pemeriksaan yang tidak termasuk
termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja/audit operasional.
Sesuai dengan definisinya, jenis audit ini dapat berupa semua jenis audit selain
audit keuangan dan keuangan dan audit operasional. audit operasional. Dengan
demikian Dengan demikian dalam jenis audit tersebut termasuk diantaranya audit
ketaatan dan audit investigatif.
1. Audit Ketaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. berlaku.
2. Audit Investigatif
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah
suatu indikasi penyimpangan/kecurangan apakah memang benar terjadi atau
tidak terjadi

Tujuan pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan tertentu menurut Standar


Pemeriksaan Keuangan Negara adalah untuk memberikan simpulan atas suatu hal
yang diperiksa. Misalnya, pemeriksaan atas hasil belanja daerah. Salah satu tujuan
dilakukannya pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas hasil belanja daerah antara
lain menentukan sistem pengendalian intern yang berkaitan dengan pengelolaan
belanja daerah, baik terhadap laporan keuangan maupun terhadap pengamanan
atas kekayaan.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi pemeriksaan atas hal-hal lain
yang berkaitan dengan keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas
sistem pengendalian intern. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat berbentuk
eksaminasi, reviu, dan prosedur yang disepakati. Apa yang dimaksud dengan
eksaminasi, reviu, dan prosedur yang disepakati. Eksaminasi adalah pengujian yang
memadai untuk menyimpulkan dengan tingkat keyakinan positif bahwa suatu asersi
telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan kriteria.
Reviu adalah pengujian yang memadai untuk menyatakan simpulan dengan tingkat
keyakinan negatif bahwa tidak ada informasi yang diperoleh pemeriksa dari
pekerjaan yang dilaksanakan menunjukan bahwa pokok masalah tidak didasari
kriteria atau suatu asersi tidak disajikan dalam semua hal yang material sesuai
kriteria. Prosedur yang disetujui adalah pengujian yang memadai untuk menyatakan
kesimpulan atas hasil pelaksanaan prosedur tertentu yang disepakati dengan
pemberi tugas terhadap suatu pokok masalah.

Manfaat Audit Pemerintah

Pemeriksaan BPK mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai


tujuan negara, antara lain melalui:
a. penyediaan hasil pemeriksaan termasuk di dalamnya kesimpulan yang
independen, objektif dan dapat diandalkan, berdasarkan bukti yang cukup dan
tepat;
b. penguatan upaya pemberantasan korupsi berupa penyampaian temuan yang
berindikasi tindak pidana dan/atau kerugian dalam pengelolaan keuangan
negara kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti, serta berupa
pencegahan dengan penguatan sistem pengelolaan keuangan negara;
c. peningkatan akuntabilitas, transparansi, keekonomian, efisiensi, dan efektivitas
dalam pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dalam bentuk
rekomendasi yang konstruktif dan tindak lanjut yang efektif;
d. peningkatan kepatuhan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai