Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

AUDIT KINERJA PEMERINTAH DAERAH

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD TRINALDI JULIWANSYAH

B1C1 18 236

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

2021
JENIS-JENIS AUDIT

Pengauditan dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan adanya pengauditan tersebut.
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa jenis audit menurut ahli:

Menurut Sukrisno Agoes (2004:9), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka jenis-
jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang independen
dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit,
misalnya pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.

Masih menurut sumber yang sama, menurut Sukrisno Agoes (2004:9), ditinjau dari jenis
pemeriksaan maka jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:

1. Audit Operasional (Management Audit) yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan


operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit) yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakankebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
maupun pihak ekstern perusahaan.
3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit) yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan.
4. Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap 9 perusahaan yang melakukan proses data
akuntansi dengan menggunakan sistem Elektronic Data Processing (EDP).

Menurut Arens (2008:16-18) terdapat tiga tipe audit yaitu:

1. Audit Operasional (Operational Audit) Audit operasional bertujuan mengevaluasi


efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.
Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran
untuk memperbaiki operasi.
2. Audit Ketaatan (Compliance Audit) Audit ketaatan bertujuan untuk menentukan
apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang
ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil audit ketaatan biasanya disampaikan
kepada manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena manajemen adalah
kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur
dan peraturan yang digariskan.
3. Audit atas Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) Jenis audit ini bertujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah
sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria yang berlaku adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, walaupun auditor mungkin saja
melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan
akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi itu.

PERBEDAAN AUDIT UMUM DAN AUDIT KINERJA

1. Audit umum, yaitu audit yang dimana menguji kewajaran laporan keuangan dari
salah saji material dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Sifatnya lebih kuantitatif keuangan dan tidak begitu analitis dan tidak menggunakan
indikator kinerja, standar dan target kinerja. Dan pemeriksaan tersebut dilakukan
berdasarkan standar profesional akuntan publik beserta dengan kode etiknya.
2. Audit kinerja menguji tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan
sumber daya untuk mencapai suatu tujuan. Sifatnya kualitatif dan sangat analitis
dengan menggunakan indikator kinerja, standar, dan target kinerja.

AUDIT KINEJA DAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Standar Audit APIP mendefinisikan audit adalah proses identifikasi masalah, analisis,
dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan
standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sementara definisi
Audit kinerja adalah audit atas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah yang
terdiri atas audit aspek ekonomi, efisiensi, dan audit aspek efektifitas. Tujuan audit kinerja
adalah untuk memberikan simpulan dan rekomendasi atas pengelolaan instansi pemerintah
secara ekonomis, efisien dan efektif. Sesuai penjelasan atas standar pelaksanaan audit
kinerja, sasaran audit kinerja adalah untuk menilai bahwa auditi telah menjalankan
kegiatannya secara ekonomis, efisien dan efektif.

Di samping itu, sasaran audit kinerja juga untuk mendeteksi adanya kelemahan
sistem pengendalian intern serta adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse). Dari penjelasan tersebut maka materi
yang harus diungkapkan oleh auditor dalam laporan hasil audit kinerjanya adalah hasil
penilaian terhadap bagaimana organisasi auditi telah melaksanakan kegiatannya secara
ekonomis, efektif dan efisien, serta jika ditemukan adanya kelemahan pengendalian intern,
atau ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan, kecurangan dan
ketidakpatutan(Abuse). Pada bagian ruang lingkup audit dijelaskan bahwa ruang lingkup
audit kinerja meliputi aspek keuangan dan operasional, oleh karena itu dalam laporan hasil
audit, auditor harus melaporkan baik aspek keuangan maupun aspek operasional dari
pelaksanaan kegiatan auditi secara ekonomis, efektif dan efisien.

Audit Laporan Keuangan Pemerintah dilakukan oleh pihak yang independen yaitu


Badan pemeriksa Keuangan (BPK-RI). BPK sendiri memiliki tugas memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan Negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, BUMN, BUMD dan lembaga lain yang
mengelola keuangan Negara. Pada saat merencanakan pemeriksaan BPK terlebih dahulu
memperhatikan saran dan pendapat dari lembaga perwakilan seperti Dewan Perwakilan
Rakyat(DPR), saran dan pendapat tersebut dapat berupa hasil dari rapat paripurna. Pada
dasarnya pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK RI adalah untuk menguji sejauh mana
kemampuan pemerintah dalam melaksanakan anggaran Negara dengan tidak mengabaikan
ketentuan perundang-undangan. 

Audit atas laporan keuangan pemerintah daerah berpengaruh terhadap peningkatan


transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satu nilai yang harus
ada dalam Prinsip Good Governance oleh Pemerintah Daerah adalah adanya akuntabilitas
keuangan daerah yang kredibel, yang dilakukan melalui reformasi pengelolaan keuangan
daerah termasuk reformasi di bidang akuntansi pemerintahan. Implikasi pelaksanaan
Desentralisasi Fiskal dan Otonomi Daerah bagi pemerintah pusat dan daerah khususnya di
bidang sistem keuangan, adalah perlunya dilakukan reformasi anggaran (budgeting reform),
sistem pembiayaan (financing reform), sistem akuntansi (accounting reform), sistem
pemeriksaan laporan keuangan daerah (audit reform), serta sistem manajemen keuangan
daerah (management reform). Dengan demikian, pemahaman atas sistem pelaporan
keuangan daerah serta bagaimana menyusun laporan yang berdasarkan sistem akuntansi
keuangan daerah yang tepat akan meningkatkan kualitas penyajian dan akurasi laporan
keuangan daerah.

Seperti kita ketahui jika audit atas laporan keuangan selalu dibutuhkan setiap entitas
untuk menilai kewajaran atau kelayakan atas penyajian laporan keuangan yang telah dibuat
oleh suatu entitas. Dan penilaian tersebut akan tercermin pada suatu opini audit. Tak
terkecuali dengan entitas pemerintahan. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah juga
memerlukan audit atas laporan keuangan yang telah dibuat agar masyarakat mengetahui
dan bisa menilai atas kredibilitas, kebenaran, kecermatan dan keandalan informasi atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. Dalam Undang-Undang No.17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan Keuangan Negara adalah semua
hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban.

AUDIT KINERJA = VALUE FOR MONEY

Value for Money Sebelum membahas mengenai Value for Money, terlebih dahulu
akan dibahas mengenai kinerja. Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (Indra Bastian, 2006:
274). Menurut Moh Mahsun (2006) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga yang tertuang dalam strategik planning suatu
lembaga. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok
individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria
keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target,
kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok
ukurnya. Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan, kinerja merupakan suatu
kondisi yang harus diketahui kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian
hasil suatu instansi atau organisasi dihubungkan dengan visi yang diemban oleh suatu
organisasi.
Penerapan konsep Value for Money dalam pengukuran kinerja pada organisasi sektor
publik tentunya memberikan manfaat bagi organisasi itu sendiri maupun masyarakat.
Manfaat yang dikehendaki dalam pelaksanaan Value for Money pada organisasi sektor
public yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien
(berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya, dan efektif (berhasil guna) dalam
mencapai tujuan dan sasaran (Mardiasmo 2009: 130)

Value for money adalah suatu konsep pengukuran kinerja sektor publik yang memiliki
tiga elemen, yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Dalam memanfaatkan sumber daya
yang tersedia, di mana pengertian dari masing-masing elemen tersebut adalah:

1. Ekonomi

Ekonomi berarti cara menggunakan sesuatu hal secara hati-hati dan bijak
agar diperoleh hasil yang baik. Ekonomi didefinisikan sebagai pemerolehan input
dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi
merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat
meminimalisir input recources dengan menghindari pengeluaran yang boros dan
tidak produktif.

2. Efisiensi

Efisisiensi atau daya guna adalah bertindak dengan cara meminimalkan


kerugian dalam penggunaan sumber daya ekonomi. Jadi efisiensi ini diukur dari rasio
output dan cost. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan input
tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu.
Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standard
kinerja atau target yang telah ditetapkan.

3. Efektivitas

Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan, dimana efektivitas


diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur organisasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika suatu organisasi berhasil mencapai
tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan efektif.

DASAR HUKUM AUDIT KINERJA

1. Peraturan pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian


Intern Pemerintah.
2. Keputusan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia nomor KEP 005/DPN/2014
tanggal 24 April 2014 tentang pembentukan kode etik auditor intern pemerintah
indonesia, standar audit intern pemerintah indonesia, dan pedoman telaah sajawat
auditor intern pemerintah indonesia.
3. Produk aturan hukum APIP terkait.

OUTPUT DAN OUTCOME AUDIT KINERJA


Pada prinsipnya audit kinerja terkait dengan hubungan antara input, output, proses,
dan outcome.

1. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, sumber daya manusia (SDM),
peralatan, dan material yang digunakan untuk menghasilkan output.
2. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang diserahkan/diberikan, atau
hasil-hasil lain dari proses atas input.
3. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang menggunakan input untuk
menghasilkan output.
4. Sedangkan outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai melalui output.
[ CITATION Put18 \l 1057 ]

DAFTAR PUSTAKA
Pringadi. (2019, Juli 9). Mengenal Audit Kinerja dan Perbandingannya dengan Audit keuangan.
Dipetik maret 20, 2021, dari Catatanpringadi: http://catatanpringadi.com

Putu Adi Erawan, M. S. (2018, Desember 3). Peranan Value For Money untuk mengukur kinerja
pemerintah Kabupaten Buleleng. Dipetik Maret 20, 2021, dari ejournal.undiksha.ac.id:
https://ejournal.undiksha.ac.id/JJA/article/download/200110/11982

DAERAH, D. B. (2018). PANDUAN PRAKTIK AUDIT KINERJA. Dipetik Maret 20, 2021, dari
apip.bpkp.go.id: https://apip.bpkp.go.id/pedoman/Pedoman/P06-Panduan-Praktik-Audit-Kinerja.pdf

Siringoringo, R. H. (t.thn.). Menulis Laporan Hasil Audit Kinerja Sesuai Standar Audit. Dipetik Maret
20, 2021, dari pusdiklatwas.bpkp.go.id:
https://pusdiklatwas.bpkp.go.id/asset/files/post/a_102/Menulis_Laporan_Hasil_Audit_Sesuai_Stand
ar_Audit.pdf

Anda mungkin juga menyukai