dalam bidang-bidang yang menyentuh kebutuhan masyarakat umum seperti pelayanan publik
semakin besar. Sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan "birokrat tidak mampu
Keinginan dan tuntutan masyarakat tersebut belum sepenuhnya dapat dipenuhi apabila
hanya mengandalkan hasil audit laporan keuangan yang memuat opini tentang neraca,
perbandingan anggaran dan realisasi, arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Masyarakat
dana publik dapat memberikan nilai lebih bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh
sebab itu, seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik
tersebut.
Audit yang dilakukan pada sektor publik pemerintah berbeda dengan yang dilakukan
pada sektor swasta. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang
institusional dan hukum, dimana audit sektor publik pemerintah mempunyai prosedur dan
tanggung jawab yang berbeda serta peran yang lebih luas dibanding audit sektor swasta
(Wilopo, 2001).
Audit kinerja pada sektor publik dapat membantu masyarakat mengetahui kinerja yang
lebih lengkap dari organisasi masyarakat. Audit kinerja bertujuan mengevaluasi kinerja dan
Selama ini, hasil dari audit kinerja cenderung diasumsikan sebagai informasi kepada pihak
keuangan, yang hanya menilai kewajaran laporan keuangan. Masyarakat ingin mengetahui
apakah uang negara yang berasal dari pajak yang mereka bayarkan dikelola dengan baik.
Masyarakat ingin mendapatkan kepastian apakah uang negara digunakan untuk memperoleh
sumber daya dengan efektif, digunakan secara efisien, serta dapat memberikan hasil optimal
yang membawa manfaat bagi mereka. Audit yang dilakukan dalam audit kinerja meliputi audit
ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Audit ekonomi dan efisiensi disebut management audit atau
operational audit, sedangkan audit efektivitas disebut program audit. Istilah lain untuk
performance audit adalah Value for Money Audit atau disingkat 3E’s audit (economy,
Secara umum, ada tiga jenis audit dalam audit sektor publik, yaitu audit keuangan
(financial audit), audit kepatuhan (compliance audit) dan audit kinerja (performance audit).
Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan pengendalian
keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan diotorisasi serta dicatat
pengeluaran-pengeluaran untuk pelayanan masyarakat telah disetujui dan telah sesuai dengan
undang-undang peraturan. Dalam audit kepatuhan terdapat asas kepatutan selain kepatuhan
(Suharto, 2002). Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai dengan
kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku. Sedangkan kepatutan lebih
pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan. Jika melanggar kepatutan belum
Audit yang ketiga adalah audit kinerja yang merupakan perluasan dari audit keuangan
dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi
yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas
ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan
kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian
antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta
adalah “Pengujian sistematis, Teorganisasi, dan objektif atas suatu entitas untuk menilai
pemanfaatan sumber daya dalam memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif
kinerja”
kinerja mencakup tujuan yang luas dan bervariasi, termasuk tujuan yang berkaitan dengan
penilaian hasil dan efektivitas program, ekonomi dan efisiensi, pengendalian internal, ketaatan
efektivitas.
Audit Kinerja adalah suatu audit yang obyektif dan sistematis terhadap bukti – untuk
dapat melaksanakan penilaian secara independen atas kinerja suatu organisasi/ perusahaan.
Audit kinerja menitikberatkan pada proses penilaian atas keberhasilan kinerja suatu auditan
secara ekonomis, efisien, dan efektif (Deputi Bidang Akuntan Negara, 2001 : 2).
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, mendefinisikan audit kinerja sebagai audit atas
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta
kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi
instansi pemerintah yang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit kinerja adalah audit yang
dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai bukti untuk menilai kinerja entitas
pencapaian tujuan secara efektif, efisien, dan ekonomis; memperbaiki dan meningkatkan
kinerja; serta memberikan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan oleh pihak yang
bertanggung jawab. Audit Kinerja mencakup penilaian atas penerapan prinsip- prinsip Good
Cooporate Governance (GCG) oleh manajemen dan penetapan Key Performance Indicator
Menilai Kinerja; Setiap audit kinerja meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah.
Tujuan, seperti kebijakan standar dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen
atau pihak yang menugaskan, serta dengan (2) criteria penilaian lain yag sesuai.
lalu atau masa berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri,
Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut; Sifat dan
operasional. Dalam banyak hal, auditor dapat membuat rekomendasi tertentu. Dalam
kasus lainnya, mungkin diperlukan studi lebih lanjut di luar ruang lingkup penugasan,
dimana auditor dapat menyebutkan alasan mengapa studi lebih lanjut pada bidang
a. Pemerintah
Bagi pemerintah, audit kinerja dapat menjadi ukuran penilaian dan perbaikan atas 3E
(ekonomi, efektivitas, dan efisiensi) dari program kegiatan pemerintah dan pelayanan publik.
c. BPK
Lebih lanjut, audit sektor publik tidak hanya memeriksa serta menilai kewajaran laporan
keuangan sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-
undang dan peraturan yang berlaku. Disamping itu, audit sektor publik juga memeriksa dan
menilai sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan
atau program yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit kinerja sektor
publik rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat
pemerintah dan akan muncul kecurangan, korupsi, kolusi serta berbagai ketidakberesan.
Sehubungan dengan itulah, audit kinerja memegang peran yang sangat esensial dalam suatu
legality)
pemerintahan yang baik (Good Governance). Salah satu tata kelola yang baik ialah dengan
adanya kinerja yang baik. Kinerja inilah dapat diidentifikasi dan dievaluasi melalui audit
kinerja. Oleh sebab itu, audit kinerja sangat diperlukan dalam akuntabilitas publik, terutama
dalam hal menilai tingkat keberhasilan kinerja suatu kementerian atau lembaga pemerintah
dan memastikan sesuai atau tidaknya sasaran kegiatan yang menggunakan anggaran dan
Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas berupa
kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa, serta penyajian informasi yang lebih jelas dan
normatif.
Audit kinerja terkait erat dengan konsep akuntabilitas yang dikenal dengan istilah
akuntabilitas kinerja. Dalam rangka menjamin akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, telah
dikembangkan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif yang dikenal
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP tersebut kemudian
diterapkan melalui pembuatan target kinerja disertai dengan indikator kinerja yang
(Wakhyudi, 2007):
meliputi pembuatan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program. Pada tahap
inilah, instansi pemerintah menghasilkan rencana kerja jangka menengah lima tahunan
(RKP/RKPD), rencana anggrannya (RKA), Perjanjian Kinerja (PK), SOP, dan lain
sebagainya;
Pemerintahan (LAKIP) dengan format standar laporan yang telah ditetapkan (rinci
berkesinambungan.
Beberapa istilah yang sering dikaitkan dalam konteks audit kinerja adalah
terhadap tercapaiannya kinerja. Indikator kinerja dapat digunakan sebagai salah satu alat
untuk menilai dan melihat perkembangan yang dicapai selama jangka waktu terterntu.
3. Indikator kinerja kunci (key performance indicator) adalah indikator kinerja yang
memiliki fokus pada aspek kinerja yang penting bagi keberhasilan organisasi.
4. Efisiensi berkaitan dengan hubungan antara input yang digunakan untuk menghasilkan
output. Efisiensi lazimnya dinyatakan dalam bentuk indeks, rasio, unit, atau bentuk lainnya
produktivitas.
5. Efektivitas berkaitan dengan pencapaian hasil (outcome) yang ditetapkan telah dicapai
dengan output. Output sektor publik umumnya adalah jasa berupa layanan terhadap
masyarakat. Output dikatakan efektif jika memberi pengaruh sesuai yang diharapkan.
b. Persamaan mekanisme pencatatan Akuntansi untuk sektor swasta dan sektor publik
Sektor publik dan swasta merupakan bagian integral dari sistem ekonomi suatu negara
dan menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasai. Kedua sektor
menghadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber daya sehingga dituntut untuk
mengelolanya secara ekonomis, efisien dan efektif. Proses pengendalian manajemen termasuk
penyajian laporan keuangannya sama-sama membutuhkan informasi yang andal dan relevan
(Amilin, 2012).
Audit Kinerja digunakan untuk melihat relevansi dan reabilitas sistem manajemen
kinerja.
Audit kinerja digunakan untuk mengevaluasi dan menetapkan kriteria kinerja yang
tepat.
antara visi, misi, sasaran dan tujuan dengan sistem pengukuran kinerja.
Audit kinerja bermanfaat untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.
2.1.7 Perbedaan antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan
A. Peningkatan Kinerja
Auditor sebagai pihak independen dapat memberi pandangan kepada manajemen untuk
melihat permasalahan secara lebih detail dari sisi operasional. Sehubungan dengan itu,
auditor dapat melakukan diskusi dengan orang-orang yang bergelut dalam operasional
2. Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah Yang Dapat Dihadapi oleh
Auditor harus dapat menetapkan masalah yang aktual dan solusi untuk mengatasinya.
Auditor sebaiknya tidak memberi rekomendasi atau usulan bila ia tidak dapat membantu
Ketidakefisienan.
Pengurangan biaya merupakan hal yang penting dalam audit kinerja. Namun,
penghematan biaya dapat menjadi suatu hal yang besar dalam jangka waktu yang
panjang. Biaya harus berada pada tingkat yang tepat dan jika perlu melakukan
efektivan operasional, yaitu: (1). Apakah ada perbedaan tingkat kedalaman atau detail
laporan; (2). Apakah ada informasi yang belum disajikan dalam laporan; (3). Apakah
Audit kerja dapat menjadi sarana untuk menyampaikan permasalahan yang tidak dapat
7. Melaporkan Ketidakberesan
Audit kerja dapat menjadi sarana untuk menyampaikan kepada manajemen setiap
penyimpangan yang terjadi sehingga kerugian dan dampak yang lebih besar dapat diatasi.
Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas berupa
pekerja antara organisasi sejenis yang diperiksa, serta penyajian informasi yang jelas dan
informatif. Perubahan dan perbaikan dapat terjadi karena temuan atau rekomendasi audit.
Umumnya, rekomendasi dapat menjadi kunci atas perubahan dan perbaikan. Oleh sebab itu,
Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan kekuatan sistem pengendalian dan
pemahaman mengenai keluasan (scope), validitas dan reabilitas informasi kinerja yang
dihasilkan oleh entitas/organisasi, auditor kemudian menetapkan kriteria audit dan
mengembangkan ukuran-ukuran kinerja yang tepat. Berdasarkan rencana kerja yang telah
membandingkan antara kinerja yang dicapai dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hasil temuan kemudian dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang
disertai dengan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor. Pada akhirnya, rekomendasi-
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor akan ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berwenang.
Struktur audit kinerja terdiri atas tahap pengenalan dan perencanaan, tahap
pengauditan, tahap pelaporan dan tahap penindaklanjutan. Pada tahap pengenalan dilakukan
survei pendahuluan dan review sistem pengendalian manajemen. Pekerjaan yang dilakukan
pada survei pendahuluan dan review sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk
menghasilkan rencana penelitian yang detail yang dapat membantu auditor dalam mengukur
kinerja dan mengembangkan temuan berdasarkan perbandingan antara kinerja dan kriteria
Tahap pengauditan dalam audit kinerja terdiri dari tiga elemen, yaitu telaah hasil-hasil
program, telaah ekonomi dan efisiensi dan telaah kepatuhan. Tahapan-tahapan dalam audit
kinerja disusun untuk membantu auditor dalam mencapai tujuan audit kinerja. Review hasil-
hasil program akan membantu auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan
sesuatu yang benar. Review ekonomis dan efisiensi akan mengarahkan auditor untuk
mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar secara ekonomis dan efisien.
Review kepatuhan akan membantu auditor untuk menentukan apakah entitas telah melakukan
segala sesuatu dengan cara-cara yang benar, sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.
yang tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan
utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga
legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara
formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislatif maupun secara informal
melalui diskusi dengan pihak manajemen. Namun demikian, akan lebih baik bila laporan audit
secara tertulis akan membuat hasil pekerjaan yang telah dilakukan menjadi lebih permanen.
Selain itu, laporan tertulis juga sangat penting untuk akuntabilitas publik. Laporan tertulis
merupakan ukuran yang nyata atas nilai sebuah pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Laporan yang disajikan oleh auditor merupakan kriteria yang penting bagi kesuksesan atau
kegagalan pekerjaannya.
Tahapan yang terakhir adalah tahap penindaklanjutan, dimana tahap ini didesain untuk
mengumpulkan data-data yang ada dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut untuk
Audit kinerja merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurya. Berdasarkan kerangka umum struktur audit di atas, dapat dikembangkan struktur
audit kinerja yang terdiri atas:
TAHAP ELEMEN
Tahap Pengenalan dan Perencanaan Survei pendahuluan
(farmiliarization and planing phase) Review SPM
Tahapan Audit Review hasil-hasil Program
Review Finansial
Review Kepatuhan
dapat membantu auditor dalam mengukur kinerja. Auditor akan berupaya untuk
memperoleh gambaran yang akurat tentang lingkungan organisasi yang diaudit, terutama
berkaitan dengan:
2. Lingkungan manajemen
untuk menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail, memanfaatkan sumber
daya yang ada untuk berbagai hal yang bersifat material, mendesain tugas secara efisien dan
menghindari kesalahan.
TAHAPAN AUDIT
Tahapan-tahapan dalam audit kinerja disusun untuk membantu auditor dalam mencapai tujuan
audit kinerja. Review hasil-hasil program akan membantu auditor untuk mengetahui apakah
entitas telah melakukan sesuatu yang benar. Review ekonomi dan efisiensi akan mengarahkan
auditor untuk mengetahui apakah entitas telah melakukan sesuatu yang benar tadi secara
ekonomis dan efisien. Review kepatuhan akan membantu auditor untuk menentukan apakah
entitas telah melakukan segala sesuatu dengan cara-cara yang benar, sesuai aturan dan hukum
yang berlaku.
TAHAP PELAPORAN
Tahap pelaporan merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya tuntutan yang
tinggi dari masyarakat atas pengelolaan sumber daya publik. Hal tersebut menjadi alasan
utama untuk melaporkan keseluruhan pekerjaan audit kepada pihak manajemen, lembaga
legislatif dan masyarakat luas. Penyampaian hasil-hasil pekerjaan audit dapat dilakukan secara
formal dalam bentuk laporan tertulis kepada lembaga legislati maupun secara informal melalui
Ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit secara
tertulis, yaitu:
1. Persiapan.
temuan-temuan tersebut menjadi sebuah laporan yang koheren dan logis, serta menyiapkan
Merupakan tahap analisis kritis terhadap laporan tertulis yang dilakukan oleh staf audit,
review, dan komentar atas laporan diberikan oleh pihak manajemen atau auditee.
3. Pengiriman.
Meliputi persiapan tertulis sebuah laporan yang permanen agar dapat dikirim ke lembaga yang
Selanjutnya, auditor mengumpulkan data-data tersebut untuk kemudian disusun dalam sebuah
laporan.
sudah diimplementasikan. Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap
Dasar untuk melakukan follow-up adalah perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Batasan Follow-Up
Pelaksanaan follow-up sebaiknya tidak terbatas pada penilaian pelaksanaan dan dampak
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor, namun sebaliknya juga dihindari terjadinya follow-
up yang overload.
IMPLEMENTASI REKOMENDASI
Unit yang diaudit memiliki kesempatan pertama untuk mempelajari temuan dan rekomendasi
audit.
Manajemen biasanya menerima hasil audit terlebih dahulu dibandingkan lembaga pengambil
merupakan otoritas tingkat akhir yang dapat mengambil tindakan implementasi rekomendasi
Laporan hasil pemeriksaan sebelumnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk memulai
pekerjaan audit sehingga dapat menghemat waktu untuk perencanaan audit, dan isu-isu
Menurut Rai (2010) berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun
2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
Tujuan utama survei pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat
umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan
kebijakan entitas, dalam waktu yang relatif singkat. Hasil survei pendahuluan berguna
untuk memberikan pertimbangan mengenai perlu atau tidaknya audit dilanjutkan ke tahap
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat penting
untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan penting,
Menghimpun data dan informasi yang berkaitan dengan objek yang diperiksa, antara lain,
program atau kegiatan dari objek yang akan diperiksa, Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat
Pengawasan sebelumnya, Sumber informasi lain yang dapat memberi kejelasan menganai
Area kunci (key area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit
dalam entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat luasnya bidang, program,
dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin melakukan audit di
Tujuan audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu audit
sedangkan lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit.
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktek terbaik yang seharusnya
dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan dua
pendekatan untuk menetapkan kriteria, yaitu kriteria proses dan kriteria hasil.
Pada tahap survey pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah bukti yang relevan.
Pada tahap ini, syarat kecukupan dan kompetensi bukti tidak terlalu dipentingkan.
Jenis bukti audit dapat berupa bukti fisik, bukti dokumenter, bukti kesaksian, dan
bukti analitis. Sumber bukti audit dapat berasal dari internal entitas, eksternal,
sebelum laporan audit akhir diterbitkan. Laporan ini memuat identifikasi kelemahan-
kelemahan organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, dan
Program pengujian terinci adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit. Sebagai
2. Tahap Pelaksanaan
Tujuan utama pelaksanaan adalah untuk menilai apakah kinerja entitas yang
entitas yang diaudit, yang akan dituangkan dalam rekomendasi kepada auditee.
dimaksudkan untuk menentukan atau memilih bukti-bukti audit yang penting dan
perlu (dari bukti-bukti audit yang ada) sebagai bahan penyusunan suatu temuan
memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk mendukung temuan, simpulan, serta
rekomendasi audit.
c. Menyusun dan mengkomunikasikan temuan audit
perbaikan dan peningkatan kinerja (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas) entitas yang
diaudit.
kegiatan entitas yang diaudit, apakah telah diselenggarakan secara ekonomis, efisien,
dan efektif. Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut SPKN adalah tepat
laporan hasil pemeriksaan yang telah diperbaiki sesuai hasil ekspose beserta Nota
Dinas Inspektur Wilayah kepada Inspektur Jenderal, Konsep Nota Dinas Inspektur
Jenderal kepada Menteri dan Petunjuk Menteri kepada Kepala Daerah atau Pimpinan
Komponen.
dengan rekomendasi, Wakil gubernur dan wakil bupati atau wakil walikota
sektor publik, tetapi juga menilai ketaatan aparatur pemerintahan terhadap undang-undang dan
peraturan yang berlaku. Disamping itu, auditor sektor publik juga memeriksa dan menilai
sifat-sifat hemat (ekonomis), efisien serta keefektifan dari semua pekerjaan, pelayanan atau
program yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, bila kualitas audit sektor publik
rendah, akan mengakibatkan risiko tuntutan hukum (legitimasi) terhadap pejabat pemerintah
Kualitas audit sektor publik pemerintah ditentukan oleh kapabilitas teknikal auditor dan
independensi auditor (Wilopo, 2001). Kapabilitas teknikal auditor telah diatur dalam standar
umum pertama, yaitu bahwa staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara
kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan, serta
pada standar umum yang ketiga, yaitu bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
seksama.
B. INDEPENDENSI AUDITOR
pelaksanaan audit kinerja, karena auditor dapat mengakses informasi keuangan dan informasi
manajemen dari organisasi yang diaudit, memiliki kemampuan profesional dan bersifat
independen. Walaupun pada kenyataannya prinsip independen ini sulit untuk benar-benar
dilaksanakan secara mutlak, antara auditor dan auditee harus berusaha untuk menjaga
independensi tersebut sehingga tujuan audit dapat tercapai. Independensi auditor merupakan
salah satu dasar dalam konsep teori auditing. Dalam hal ini ada dua aspek independensi, yaitu
independensi yang sesungguhnya (real independence) dari para auditor secara individual
appearance) dari para auditor sebagai kelompok profesi yang biasa disebut "profession
independence".
Disamping dua aspek di atas, independensi memiliki tiga dimensi, yaitu independensi
dalam membuat laporan. Independensi dalam membuat program meliputi bebas dari campur
tangan dan perselisihan dengan auditee yang dimaksudkan untuk membatasi, menetapkan dan
mengurangi berbagai bagian audit; bebas dari campur tangan dengan atau suatu sikap yang
tidak kooperatif yang berkaitan dengan prosedur yang dipilih dan bebas dari berbagai usaha
yang dikaitkan dengan pekerjaan audit untuk mereview selain dari yang diberikan dalam
proses audit.
terhadap semua buku, catatan, pejabat dan karyawan serta sumber-sumber yang berkaitan
dengan kegiatan, kewajiban dan sumber daya yang diperiksa; kerja sama yang aktif dari
pimpinan yang diperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan; bebas dari berbagai usaha pihak
diperiksa untuk menentukan kegiatan pemeriksaan atau untuk menentukan dapat diterimanya
suatu bukti dan bebas dari kepentingan dan hubungan pribadi yang mengakibatkan
Independensi dalam membuat laporan meliputi bebas dari berbagai perasaan loyal atau
penggunaan yang sengaja atau tidak sengaja dari bahasa yang mendua dalam pernyataan
fakta, pendapat dan rekomendasi serta dalam penafsirannya dan bebas dari berbagai usaha
untuk menolak pertimbangan auditor sebagai kandungan yang tepat dari laporan audit, baik
Jadi, untuk meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan
auditor sektor publik baik secara pribadi maupun kelembagaan, harus terbebas dari pengaruh
dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah. Auditor yang independen dapat
IV. PENUTUPAN
4.1 Simpulan
Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut.
Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan
saja, namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi
operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan,
peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka akan
teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi maupun kelembagaan. Untuk
meningkatkan sikap independensi auditor sektor publik, maka kedudukan auditor sektor
publik harus terbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah, baik
Audit kinerja mengalami perkembangan dan perubahan dari periode ke periode sesuai
dengan perkembangan zaman. Beberapa tahun belakangan ini, audit kinerja memiliki peran
yang sangat esensial khususnya dalam melakukan audit pada sektor publik. Ini disebabkan
terus meningkatnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik mempertahankan
kualitasnya. Dengan adanya audit kinerja, masyarakat dalam mengetahui kinerja yang lebih
lengkap dari organisasi pemerintahan yang mengelola dana mereka serta dapat membantu
pemimpin organisasi tersebut dalam pelaksanakan tugas dan tanggung jawab, dan
memberikan informasi yang bermutu, tepat waktu untuk pengambilan keputusan, dalam
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja
merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi
operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan,
peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada
sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitas audit yang baik, maka akan
ketidakberesan di pemerintahan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas-, maka penulis
mengajukan beberapa saran untuk bahan pertimbangan yang mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat, adapun saran dari penulis sebagai berikut:
a. Sebaiknya Instansi Pemerintah menambah Sumber Daya Manusia (auditor) yang kompeten
agar pelaksanaan audit bisa lebih efektif dan berjalan lebih baik dari sebelumnya.
b. Sebaiknya Instansi Pemerintah memberikan pelatihan kepada auditor yang sudah ada
agar lebih memahami peraturan perundang-undangan yang di gunakan pada saat
pelaksanaan audit dan agar lebih mudah mengkomunikasikan temuan kepada Kepala
Dinas.
c. Pada saat tahap tindak lanjut audit sebaiknya Instansi Pemerintah lebih mengamati
pelaksanaan rekomendasi yang dilakukan Dinas, agar hasil audit kinerja lebih
optimal.
Apabila ada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengambil penelitian yang serupa,
diharapkan dapat memperluas cakupan bahasan dan perlu juga dilakukan penelitian lebih
lanjut terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi akuntabilitas publik, diantaranya
adalah audit laporan keuangan, kinerja keuangan, dan pengelolaan keuangan.
REFERENSI :
Wilopo. 2001. “Faktor- faktor yang Menentukan Kualitas Audit Pada Sektor Publik/
Harry Suharto. 2002. “ Compliance Audit Pemerintah Daerah”. Media Akuntansi. Edisi 26.