PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan memerlukan beberapa evaluasi terhadap kinerjanya, dengan
menggunaakan jasa auditor perusahaan akan mengetahui apakah perusahaannya tidak
mengalami masalah atau sebaliknya. Auditor memberikan hasil akhir kepada manajemen
perusahaan berupa laporan hasil audit. Laporan hasil audit adalah merupakan salah satu tahap
paling penting dan akhir dari suatu pekerjaan audit. Dalam setiap tahap audit akan selalu
terdapat dampak psikologis bagi auditor maupun auditee. Sebagaimana tujuan dari audit
manajemen untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan
perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan
atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.
Aktivitas audit seharusnya menghasilkan kesimpulan dan temuan yang akan
mengarahkan pada rekomendasi yang mencerminkan pemenuhan terhadap tujuan objektif
yang berbasis waktu, kinerja dan biaya. Hal tersebut seharusnya disertai dengan laporan awal
yang menggambarkan temuan awal dalam aktivitas audit sebelum kemudian disusun ke
dalam laporan akhir sehingga pihak manajemen mendapatkan gambaran mengenai kondisi
eksisting perusahaannya serta gambaran rekomendasi yang akan diberikan oleh pengaudit.
Dengan audit manajemen mampu dinilai ekonomisasi, efektvitas, dan efisiensi dalam
suatu perusahaan. pelaksanaan audit manajemen melalui tahapan tahapan tertentu dan pada
akhirnya akan melahirkan sebuah alaporan yang lazim dikenal sebagai laporan audit
manajemen. Pelaporan tersebut merupakan akhir dari proses audit. Dengan kata lain,
pelaporan adalah hasil dari proses audit yang telah dilakukan. Dalam pelaporan terdapat halhal yang akan menjadi informasi penting bagi manajemen perusahaan agar berbenah. Dan
juga terdapat rekomendasi yang akan membantu manajemen mengambil keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana ruang lingkup laporan hasil audit?
1.2.2 Bagaimana karakteristik dan prosedur dalam laporan hasil audit?
1.2.3 Bagaimana bentuk laporan hasil audit yang baik?
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk memahami ruang lingkup laporan hasil audit
1.3.2 Untuk memahami karakteristik dan prosedur dalam laporan hasil audit
1.3.3 Untuk mengetahui bentuk laporan hasil audit
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Ruang Lingkup Laporan Hasil Audit Manajemen
Pelaporan hasil audit merupakan tahap akhir kegiatan audit. Selain harus sesuai
dengan norma pemeriksaan, penyusunan laporan hasil audit juga harus mempertimbangkan
dampak psikologis, terutama yang bersifat dampak negatif bagi auditee, pihak ketiga dan
pihak lain yang menerima laporan tersebut. Dalam audit laporan keuangan maupun audit
intern perusahaan badan usaha milik negara/ daerah (BUMN/BUMD di Indonesia) sudah
disusun Standar Pemeriksaan yang diantaranya ialah mengatur tentang pelaporan hasil audit.
Dampak psikologis dalam tahapan persiapan audit dan pelaksanaan audit dapat
ditanggulangi pada waktu berlangsungnya audit.Dalam pengauditan manajemen terdapat
beberapa dampak dari pelaporan hasi audit yang nantinya akan berdampak pada beberapa hal
yaitu antara lain :
1. Waktu audit sudah selesai. Audit harus melihat batasan waktu yang telah ditentukan
tidak melebihi batas waktu karena akan mengakibatkan manajer tidak menerima
laporan hasil auditor.
2. Laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis, formal, sehingga auditor
tidak dapat mengetahui reaksi auditee secara langsung.
3. Laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga semakin banyak pihak
yang terlibat.
Norma Pelaporan hasil Pemeriksaan pada standar standar pemeriksaan satuan
pengawas intern (auditor internal BUMN/BUMD) antara lain memuat hal-hal berikut ini:
a) Audit harus melaporkan hasil pemeriksaan sesuai dengan penugasan yang ditetapkan;
b) Laporan audit harus dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang
berwenang tepat pada waktunya agar bermanfaat;
c) Laporan audit harus memuat ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan, disusun dengan
baik, menyajikan informasi yang layak serta pernyataan bahwa pemeriksaan telah
dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan;
d) Setiap Laporan pemeriksaan harus:
1. Memuat ruang lingkup pemeriksaan, sasaran/tujuan pemeriksaan, dan adakah
hal-hal yang dapat dirasakan sebagai pembatasan terhadap pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan.
2. Memuat temuan (findings) dan kesimpulan (conclusions) pemeriksa secara
objektif (didukung dengan adequate audit evidence), serta saran tindak yang
konstruktif
3. Lebih mengutamakan usaha perbaikan atau penyempurnaan dari pada kritik.
4. Mengungkapkan hal-hal yang masih merupakan masalah yang belum dapat
diselesaikan sampai berakhirnya pemeriksaan, bila ada.
5. Mengemukakan pengakuan atas suatu prestasi atau suatu tindakan perbaikan
itu dapat diterapkan di bagian lain.
6. Mengemukakan tanggapan/penjelasan pejabat objek (formal responses by the
auditee) yang diperiksa mengenai hasil pemeriksaan.
3
Tanggapan audite (auditee response) sebaiknya dapat secara jelas mencerminkan atau
menggambarkan pendapat pihak auditee, apakah temuan dan rekomendasi auditor tersebut:
1. Dapat diterima, setuju dengan usulan tindak-lanjut dan jadwal atau ada usul lain.
2. Tidak sependapat dengan alasan dan penjelasannya.
Arti Penting Laporan Hasil Audit
Dalam menyusun laporan hasil audit yang disepakati antara auditor dengan pihak
manajemen perusahaan yang akan menghaslkan rekomendasi yang nantinya akan dibuat
sebagai acuan perusahaan untuk memperbaiki maalah yang ada pada perusahaan tersebut.
Laporan hasil audit ini sangat penting bagi perusahaan, karena tujuan dari laporan hasil audit
ini untuk membuktikan apakah ada perbedaan kesalahpahaman didalam perusahaan, untuk
mengetahui kondisi perusahaan setelah dilakukannya audit didalamnya, dan agar perusahaan
melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
Laporan hasil audit yang disusun auditor mempunyai tujuan dan manfaat sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)
Laporan hasil audit merupakan bentuk komunikasi tertulis yang berisi pesan agar
pembaca laporan (auditee/manajemen) dapat mengerti dan menindaklanjuti temuan (sesuai
rekomendasi yang terdapat di dalam laporan tersebut). Laporan audit seharusnya merupakan
alat komunikasi yang efektif dan mempunyai dampak psikologis (positif maupun negatif)
bagi auditor maupun auditee, terutama individu yang terlibat. Jika suatu rekomendasi tidak
ditindaklanjuti oleh auditee atau pihak lain yang terkait, maka hal tersebut berarti komunikasi
tertulis yang dilakukan oleh auditor tidak efektif.
2.2 Karakteristik dan Prosedur Laporan Hasil Audit Manajemen
Karakteristik yang harus dipenuhi oleh suatu laporan hasil audit yang baik ialah:
a. Arti Penting
Hal hal yang dsampaikan dalam laporan hasil audit harus merupakan suatu hal yang
penting dan layak untuk disampaikan menurut pertimbangan auditor . Hal ini perlu
ditekankan agar terdapat jaminan bahwa penerima laporan yang memiliki waktu
sangat terbatas akan menyempatkan diri membaca laporan.
b. Tepat waktu
Laporan hasil audit memiliki kegunaan yang sangat penting bagi manajemen, oleh
karena itu laporan hasil audit harus disusun dan dilaporkan sesuai dengan waktu yang
telah disepakati antara auditor dengan auditee.
4
kebenarannya. Laporan hasil audit harus bebas dari kekeliruan fakta maupun
penalaran.
Semua fakta yang disajikan dalam laporan hasil audit haruslah didukung dengan
buktin bukti yang cukup akurat untuk membuktikan kelayakan hal hal yang
dilaporkan.
d. Sifat meyakinkan
Temuan kesimpulan dan rekomendasi yang disajikan dalam laporan hasil audit dan
dijabarkan secara logis berdasarkan fakta yang ada . informasi yang disajikan dalam
laporan hasil auditharus meyakinkan pihak pihak penerima laporan tentang
pentingnya temuan, kelayakan kesimpulan serta perlunya menerima rekomendasi
yang disarankan oleh auditor.
e. Objektif
Laporan hasil audit harus menyajikan temuan temuan secara objektif tanpa
prasangka sehingga memberikan gambaran yang tepat untuk dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk tindak lanjut berikutnya.
f. Jelas dan sederhana
Laporan hasil audit harus disajikan secara jelas dan sederhana agar fungsinya sebagai
alat komunikasi dapat berjalan secara efektif. Penggunaan bahasa yang menggunakan
singkatan singkatan yang tidak terlalu umum harus disertai dengan penjelasan.
Penggunaan yang terlalu bertele tele juga harus dihindari agar menarik minat
pembaca.
g. Ringkas
Laporan hasil audit harus disajikan secara ringkas tanpa dibubuhi dengan kalimat
kalimat yang tidak jelas hubungannya dengan pesan yang diinginkan sehingga
menutupi pesan penting yang menjadi inti dari pelaporan hasil audit yang dapat
membingungkan dan menghilangkan minat pembaca laporan hasil audit.
h. Lengkap
Walaupun laporan hasil audit harus disajikan seringkas mungkin namun
kelengkapannya harus tetap dijaga karena keringkasan yang tidak informatif
merupakan suatu hal yang tidak baik. Laporan hasil audit harus mengandung
informasi yang cukup untuk mendukung laporan tersebut.
i. Konstruktif
Berdasarkan tujuan diadakannya audit manajemen untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan kegiatan dari objek audit maka laporan hasil audit harus disajikan dengan
nada yang bersifat konstruktif sehingga memberikan reaksi positif terhadap temuan
dan rekomendasi yang diajukan.
Pedoman Pelaporan
Pedoman pelaporan agar sesuai dengan efektivitas komunikasi dan dampak psikologis dari
suatu laporan hasil auidt:
a. Bentuk laporan dibuat sedemikian rupa sehingga membangkitkan minat orang untuk
membacanya.
b. Sajikan kesimpulan di awal agar pembaca dapat mengetahui intisari laporan tersebut.
c. Sajikan kesimpulan sedemikian rupa agar pembaca ingin mengetahui lebih mendalam
tentang uraian dan kesimpulan.
d. Temuan agar disajikan sedemikian rupa agar pembaca dapat mengetahui tentang
kriteria yang digunakan, kondisi (temuan), sebab dan akibat dari temuan tersebut serta
melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang disajikan dalam laporan hasil audit.
Laporan hasil audit disusun oleh ketua tim audit (atau oleh staf auditor yang kemudian
diperiksa oleh ketua tim audit), dan selanjutnya diserahkan kepada pengawas audit (supervisor) untuk
direview. Proses dari konsep sampai diterima (ditandatangi oleh ketua tim) dan diterima oleh
supervisor lazimnya melalui suatu proses bolak-balik yang kadang-kadang sampai beberapa kali
putaran. Dalam proses tersebut seringkali digunakan suatu formulir yang disebut lembar review untuk
memudahkan koreksi/tambahan dan sebagainya (dikenal dengan lembaran review, review sheet) tanpa
harus mencorat-coret konsep laporan hasil audit . Penggunaan lembaran review dilakukan dengan
pertimbangan-pertimbangan berikut :
1. Komunikasi lisan akan memerlukan waktu yang cukup lama padahal atasan maupun bawahan
mungkin masih mempunyai kesibukan lain.
2. Komunikasi tertulis tidak dapat dilakukan di dalam konsep laporan, karena konsep laporan
tersebut akan dipenuhi dengan catatan-catatan review.
a)
b)
c)
d)
e)
Kulit depan (cover) dan Halaman pertama (cover dalam) atau title page
Intisari hasil audit (Executive Summary atau Key Issues)
Daftar isi (Table mof Contents)
Ringkasan Rekomendasi (Summary of Recommendations)
Uraian hasil audit, Temuan dan Rekomendasi (Detailed Audit Report, Finding and
Recommendations)
f) Lampiran-lampiran
Kulit depan
6
Bentuk laporan dengan sampul yang menarik akan mengundang minat dan perhatian orang
sehingga yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk mengetahui apa isinya. Karena itu pada
sampul laporan harus diberi judul yang dapat menarik minat tetapi tidak bertentangan dengan tujuan
audit.
Beberapa petunjuk dalam pemberian judul laporan adalah sebagai berikut :
Judul harus singkat, usahakan agar tidak lebih dari tiga baris dengan tiga sampai empat kata untuk tiap
baris. Judul yang terlalu panjang akan mengakibatkan orang sulit mengerti sehingga kurang tertarik
dan akibatnya laporan tersebut tidak dibaca.
Usahakan agar judul sedapat mungkin bercorak khusus (spesifik) dan informatif. Misalnya dengan
menggunakan kata-kata Laporan Hasil Audit
a) Pergunakan rumusan yang konstruktif, hindari kata-kata yang bernada negatif atau
menciptakan rangsangan untuk menunjukkan kelemahan. Dengan penyajian bentuk laporan
yang demikian diharapkan komunikasi tertulis yang dilakukan auditor dapat mempunyai efek
kognitif (nalar), efek afektif (sikap) dan efek konatif atau perilaku (behavioral)
b) Laporan dengan warna tertentu akan menimbulkan rangsangan karena menyentuh alat indera
komunikan sehingga menimbulkan efek kognitif (mengubah pikiran komunikan) bahwa
auditor ingin berkomunikasi, juga menimbulkan efek afektif (komunikan mempunyai
perasaan ingin mengetahui tentang apa yang akan dikomunikasikan). Efek afektif dapat juga
berupa efek yang negatif, misalnya perasaan tidak ingin membacanya karena pengalaman
masa lalu dan atau perasaan antipati terhadap auditor.
c) Dengan pemberian judul yang memadai diharapkan akan mempunyai efek konatif disamping
mempertahankan efek konitif dan afektif yang telah postif, yaitu dapat mengubah perilaku
komunikan.
harus menyatakan tanggal atau periode terjadinya hal-hal yang dilaporkan. Intisari juga harus
mengungkapkan setiap pembatasan yang terjadi pada pekerjaan, yang akan mempunyai arti penting
dalam perspektif yang benar. Pembatasan tersebut dapat berupa ruang lingkup audit atau tidak
mungkinnya auditor mendapatkan informasi yang relavan.
a) Saran atau Rekomendasi
Saran atau rekomendasi harus dinyatakan secara jelas dan ringkas agar diperhatikan atau
dapat merangsang tindakan pihak yang bersangkutan. Di pihak lain pandangan/ tanggapan/
komentar dari pejabat objek audit yang berhubungan dengan temuan dan kesimpulan auditor
tersebut juga harus atau perlu dinyatakan dengan jelas di intisari, terutama pandangan yang
sifatnya berlawanan dengan pandangan auditor. Apabila auditor tidak puas terhadap
tanggapan tersebut, hal itu juga harus dijelaskan di intisari. Tujuan penyajian intisari hasil
audit adalah merupakan catatan ringkas untuk menghindari tidak efektifnya komunikasi.
Untuk itu penyajian intisari hasil audit diharapkan sebagai berikut:
a. Gunakan kalimat-kalimat yang singkat dan jelas.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana dan tidak bersifat teknis.
c. Gunakan sub-sub judul.
d. Garis bawahi kata-kata atau ungkapan-ungkapan penting.
Memberikan motivasi, karena tujuan penyajian intisari hasil audit adalah memberikan
motivasi kepada komunikan untuk mencoba dan menelaah isi laporan selanjutnya. Tujuan
ini merupakan efek konatif (kecenderungan melakukan tindakan) dari komunikasi karena
diharapkan akan menimbulkan niat bagi pembaca untuk menelaah isi laporan selanjutnya.
a) Sifat audit, apakah audit keuangan, audit operasional atau audit khusus Ruang
lingkup audit, periode yang dicakup dalam audit atau saat terjadinya kondisi
yang dilaporkan.
b) Penjelasan mengenai keterbatasan dan ungkapkan bila ada pembatasan (halhal yang menyebabkan audit tidak dapat dilaksanakan dengan lengkap).
c) Lokasi audit yang dilakukan apabila cukup banyak pada bagian ini
diungkapkan secara umum, tetapi dijelaskan pada masing-masing temuan.
d) Pernyataan mengenai tujuan dan latar belakang dilakukannya audit (why the
audit was performed), apa yang diharapkan dari hasil audit ini (what the
auditor was expected to accomplish).
e) Metodologi yang dilakaukan dalam audit.
f) Referensi terhadap laporan-laporan lain dengan menyebutkan judul, nomor
dan tanggal laporan tersebut.
g) Pernyataan pengimbang agar pembaca tidak menarik kesan yang lebih buruk.
h) Informasi mengenai kegiatan yang diaudit, pada umumnya terdiri dari:
1. Latar belakang dan tujuan kegiatan
2. Sifat dan ukuran kegiatan yang diaudit
3. Organisasi dan manajemen
4.
Informasi singkat mengenai latar belakang bidang yang diaudit
untuk membantu pembaca laporan yang belum mengenal kegiatan
atau bidang yang diaudit. Informasi ini biasanya disajikan cukup
dalam satu-dua kalimat saja.
5. Laporan hasil audit juga harus memuat penjelasan singkat mengenai
sifat dan ukuran kegiatan yang diaudit sebagai latar belakang untuk
temuan-temuan yang dilaporkan. Data mengenai kegiatan atau
program yang diaudit akan membantu pembaca laporan untuk
memperoleh perspektif yang benar. Data tersebut misalnya mengenai
dana yang tersedia, biaya kegiatan atau program, investasi untuk
fasilitas atau untuk sumber daya lainnya, serta kredit yang diberikan
atau diterima. Data lain yang relevan dan menarik untuk bagian ini
adalah data jumlah pegawai dan lokasi kegiatan.Di dalam laporan
hasil audit perlu diungkapkan mengenai organisasi dan manajemen
objek audit, untuk mengetengahkan bidang-bidang yang merupakan
sasaran komentar atau rekomendasi yang diusulkan dalam laporan.
6. Laporan harus menyatakan dengan singkat cara pengelolaan yang
dilakukan objek audit dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Informasi ini harus dibuat sesingkat mungkin dan konsisten dengan
uraian yang mencukupi tentang setiap kelemahan penting.
7. Untuk tujuan-tujuan khusus misalnya menjelaskan siapa saja yang
bertanggung jawab, maka daftar nama pejabat yang terkait dapat
dikemukakan dalam laporan hasil audit.
dari
kegiatan
pemeriksaan,
yaitu
auditor
melakukan
pemeriksaan
dengan
kerja/risalah
pertemuan/functional
kerja/
specification/system
: 054/KAP/IV/2009
Lampiran
: 3 eksemplar
Perihal
10
Kepada
Yth, Direktur RS Puri Santika
Di Surabaya
Kami telah melakukan audit atas pengelolaan piutang pada Rumah Sakit Puri Santika
untuk periode 2007/2008. Audit kami tidak dmaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai
ekonominisasi (kehematan), efesiensi (daya guna), dan efektifitas (hasil guna). Pengelolaan
piutang yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas kelemahan pelayanan yang
ditemukan selama audit, sehingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai
perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis,
efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuan:
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I
Bab II
Bab III
: Rekomendasi
Bab IV
Dalam melaksanakan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja
sama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan
peaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah
terjalin dengan baik ini.
Kantor Akuntan Publik
Rawiatmaya dan Rekan
IBEKA. RAWIATMAJA, S.E, M.M., Ak., BAP.
Bab I
Informasi Latar Belakang
PT Rumah Sakit Puri Santika (selanjutnya disebut perusahaan) berlokasi di Jl. Amerta No.
7-9 Surabaya, didirikan tanggal 10 November 1995 oleh para pendiri yang terdiri atas :
1.
Dr. Sanjivani
2.
3.
Markonah Astiawati
11
4.
5.
Tujuan dari didirikannya perusahaan adalah untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan dan
jasa knsultasi kesehatan, dengan pelayanan yang akurat, tepat waktu dan penuh cinta kasih.
Secara keseluruhan jasa pelayanan yang diberikan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
1.
a.
Rawat inap
b.
Rawat jalan
c.
d.
Laboratorium
e.
Instalasi Farmasi
2.
: Dr. Sanjivani
Direktur Medik
: Markonah Astiawati
kecukupan
prosedur
pengelolaan
piutang
yang
digunakan
dalam
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan berikut:
Kondisi:
1) Prosedur penjualan yang menimbulkan piutang (penjualan kredit) mengandung beberapa
kelemahan diantaranya:
12
i. Tidak terdapat prosedur yang dapat memastikan bahwa pasien yang berobat dengan
tanggungan perusahaan telah disetujui oleh pihak berwenang pada perusahaan penanggung.
ii Tidak ada prosedur yang menjamin bahwa pasien yang berobat akan melunasi biaya
pengobatan pada saat pasien yang bersangkutan pulang dari Rumah Sakit (ini terjadi terutama
pada pasien tanpa penanggungan perusahaan yang akhirnya menimbulkan adanya piutang
pribadi)
iii. Tidak ada prosedur yang memadai untuk memastikan bahwa pasien atas tanggungan
perusahaan akan membayar kelebihan biaya perawatan yang ditanggung perusahaan. Hal ini
berlaku juga untuk pasien yang berobat atas tanggungan perusahaan Asuransi.
2) Pencatatan terjadinya piutang kedalam kartu piutang perusahaan belum di lakukan secara
tertib dan di siplin oleh petugas pencatat piutang.
3) Pencatatan mutasi piutang, terutama yang berasal dari pembayaran oleh dobitor tidak
selalu biasa dihubungkan dengan keberadaan piutang di masing-masing kartu piutang, sesuai
dengan terjadinya.
4) Penyajian piutang pada neraca tahunan belum menunjukkan keadaan piutang yang
sesungguhnya bias ditagih perusahaan, karena di dalamnya masih terdapt piutang diragukan
ketertagihannya (tidak tertutupi oleh penyisihan kerugian piutang yang di bentuk)
5) Perusahaan belum melakukan penghapusan terhadap piutang sudah kadaluwarsa (sudah
melewati masa penyisihan sesuai dengan kebijakan akuntansinya).
6) Terjadi jumlah piutang yang sangat besar pada dibitor tertentu (terutama untuk dibitor
afiliasi).
Kriteria:
1) Untuk memutuskan terjadinya penjualan kredit, harus ada jaminan bahwa pasien yang
berobat akan membayar semua biaya pengobatan tepat pada waktunya.
2) Pencatatan piutang ke dalam kartu piutang harus dilakukan secar kronologis dan tepat
waktu, sesuai dengan tanggal terjadinya untuk setiap debitur.
3) Penerimaan kas dari pembayaran piutang oleh debitor harus selalu dapat dihubungkan
dengan bagian mana dari piutang yang dikreditkan. Sehingga jelas dari berbagai transaksi
timbulnya piutang yang terjadi dapat diikuti dengan pembayaran.
4) Penyajian piutang di dalam harus mencerminkan keberadaan piutang yang kemungkinan
besar dapat ditagih. Oleh karena itu, perusahaan harus membentuk penyisihan kerugian
piutang yang memadai sebagai penilai dari saldo piutang yang dimiliki perusahaan.
5) Untuk piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 3 tahun tetapi belum dibayar , tingkat
penyisihan kerugianya adalah 100%. Oleh Karena itu, untuk piutang yang sudah melewati
13
masa penyisihan (telah jatuh tempo diatas 3 tahun) seharusnya sudah dihapuskan dari
pembukuan.
Penyebab:
1) Belum ada pedoman baku secara tertulis yang dimiliki oleh perusahaan, dalam prosedur
dan sistem akuntansi yang digunakan saat ini.
2) Karyawan di bagian piutang sebagian merupakan karayawan baru dan belum memiliki
pengalaman yang memadai dalam mengelola piutang perusahaan dengan bisnis rumah sakit.
3) Belum tersedia kebajikan dan atau peraturan memadai yang berkaitan dengan penentuan
batas tertinggi jumlah piutang untuk satu debitor dan penghapusan terhadap piutang yang
telah kadaluarsa.
Akibat:
1) Informasi piiutang yang tercatat di kartu piutang, buku besar piutang, dan jumlah piutang
dalam neraca tidak selalu sama serta diragukan keakuratannya.
2) Banyak piutang yang tingkat ketertagihannya rendah(diragukan).
3) Banyak piutang yang tidak diakui utang oleh debitor
4) Piutang tersajikan di dalam neraca tidak mencerminkan bahwa piutang tersebut adalah aset
likuid yang dimiliki perusahaan yang bias diharapkan sebagai sumber kas masuk untuk
mendanai operasional perusahaan.
5) Perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 7.272.608.644 karena piutamg tidak dapat
ditagih.
Pejabat yang bertanggung jawab:
Direktur administrasi keuangan
Daftar ringkasan temuan audit
No.
1
Kondisi
Surat
disertai
kwitansi
bernaterai
Kriteria
penagihan Pengiriman
dengan asli
Penyebab
kwitansi Debitor
dengan
materai membayar
uang
ini
jika menyatakan
yang membayar
bermaterai
telah
karena
memegang
Akibat
mau Debitor
asli bermaterai
asli
cukup,
walaupun mungkin
pembayaran belum
dilakukan
14
Beberapa
menolak
banyak memastikan
dan debitor
karena
pernyataan terjadi
perbedaan
piutang utang
untuk antara
piutang bersangkutan
menurut
dan
yang
sebagai
3
adalah jumlah
perusahaan benar.
perusahaan
yang sebenarnya
diakui
utang
Sebagian piutang
tidak diakui oleh
utang konfirmasi
tidak
diragukan
ketertagihannya
oleh
debitor
Pembuatan jurnal kas Pencatatan kas masuk Debitor
tidak Sering
terjadi
bukti kesalahan
dalam
pembayaran
diterima
melalui debitor
dari mengirim
dalam
jurnal transfer
kepada pengkreditan
dan piutang
piutang
diterima
perusahaan(tidak
yang
memuat
tentang
membayar
debitor
dalam
pembayaran
telah
membayar
dan
perbedaan
jumlah
piutang
dibandingkan
dengan
yang
Perusahaan
menanggung
Biaya
transfer Karyawan
beban pembayaran
perusahaan
jumlah
terdapat
buku besar
belum Perusahaan
bukan memahami
menanggung beban
beban penerapan
ketentuan ini
daripada yang
seharusnya
15
di
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan ynag harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi pada sistem dan prosedur akuntansi yang dimiliki
perusahaan.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurang terlatihnya karyawan di bagian piutang dlam
mengolah piutang yang dimiliki perusahaan.
Atas kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau langkah
perbaikan yang bias diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1) Perusahaan harus memmiliki sistem informasi akuntansi yang lengkap dan memadai
bagi operasi rumah sakit untuk mendukung praktik pencatatan transaksi yang
memadai, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dapat menyajikan
informasi piutang yang akurat di neraca.
2) Karyawan yang bertugas untuk melakukan pengelolaan piutang harus memenuhi
kualifikasi sebagai pengelola piutang baik dalam pendidikannya maupun pengalaman
dan harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3) Perusahaan harus membuat kebijakan-kebijakan dan peraturan yang cukup untuk
menjadi dasar dalam pengelolaan piutang, baik dalam menentukan batas maksimun
piutang penghapusan piutang.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tida segera diperbaiki kami mengkhwatirkan terjadi akibat yang
lebih buruk pada Pengelolaan Piutang Perusahaan di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah pengelolaan piutang PT Rumah sakit Suri Santika untuk periode tahun 2007/2008.
Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen pengelolaan
piutang, personalia yang bertugas mengelola piutang, dan aktivitas pengelolaan piutang itu
sendiri.
16
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaporan adalah bagian akhir dari proses audit manajemen. Pelaporan merupakan
pengomunikasian temuan dan rekomendasi auditor untuk meyakinkan manajemen mengenai
keabsahan hasil audit melalui suatu laporan komprehensif yang memuat temuan penting yang
mendukung kesimpulan dan disajikan dalam bahasa operasional yang mudah di mengerti.
Untuk meyakinkan pengguna laporan audit, auditor harus menyajikan temuan-temuan yang
diperoleh sebagai pendukung setiap kesimpulan yang dibuat. Kesimpulan dalam audit
manajemen selalu dibuat berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh saat melakukan audit,
baik itu temuan yang berkaitan dengan kriteria, penyebab, maupun akibat. Dalam menyajikan
temuan audit, auditor harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Judul bab harus mengidentifikasi pokok persoalan dan sedapat mungkin juga arah dari
temuan.
b. Pokok-pokok setiap temuan harus diikhtisarkan secara singkat dan harus
mengungkapkan kepada pengguna akan adanya uraian yang mendukung dan
menjelaskan pokok-pokok temuan tersebut.
c. Auditor harus menggambarkan kepada pengguna laporan tentang hal-hal yang
ditemukan baik bersifat negatif maupun positif, apa penyebab dan akibat dari temuan
tersebut.
d. Dalam penyajian temuan ini auditor juga harus mempertimbangkan dan mengevaluasi
komentar para pihak yang berkaitan dengan progam/aktivitas yang diaudit.
e. Semua penyajian temuan harus diakhiri dengan suatu pernyataan yang menjelaskan
sikap akhir auditor atas dasar pertimbangan yang matang terhadap informasi yang
diperoleh.
3.2 Saran
Penyampaian laporan hasil audit yang baik akan berdampak pula pada psikologis
auditee dan manajemen perusahaan secara tidak langsung. Oleh karena itu, proses dan teknik
penyampaian harus diperhatikan dengan sangat baik agar auditee tidak tersinggung dan mau
menerapkan rekomendasi yang diberikan auditor.
17
DAFTAR PUSTAKA
Gondodiyoto,Sanyoto. 2004. Program Kerja dan Laporan Audit. Universitas Bina Nusantara:
Jakarta
18