Anda di halaman 1dari 25

KECURANGAN MANAJEMEN DALAM SISTEM PEMBELIAN

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Seminar Akuntansi Manajemen

OLEH KELOMPOK 1
NAMA :
: NURHASANAH (0164000087)
: HERLINA APRILIANI (0164000046)
: LIANA WIDYANINGSIH (0164000075)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KUSUMA NEGARA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penyusun panjatkan, karena berkat rahmat serta bimbingan-
Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah tentang “Kecurangan Manajemen Dalam Sistem
Pembelian“.

Adapun makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi Manajemen.
Makalah ini berisikan tentang analisa hal – hal yang berkaitan dengan sistem kecurangan
manajemen dalam sistem pembelian yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat serta
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Terima kasih kepada dosen kami Bapak Heru Harmadi yang telah berperan dalam
penyusunan makalah ini serta referensi dan sumber-sumber informasi yang kami peroleh.

Jakarta, 18 Desember 2019

Tim Penulis

2|Seminar Akuntansi M anajemen


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN............................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ 3

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................. 5
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................................................ 6
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup.............................................................................................................................. 6

BAB II. LANDASAN TEORI


2.1 Pembelian....................................................................................................................................... 7
2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pembelian....................................................................... 7
2.3 Prosedur Dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian ...…...................................................... 8
2.4 Klasifikasi Transaksi Pembelian.................................................................................................... 8
2.5 Fungsi Yang Terkait Pembelian..................................................................................................... 9
2.6 Jaringan Prosedur Pembelian....................................................................................................... 11
2.7 Dokumen – Dokumen Pembelian................................................................................................. 11
2.8 Prosedur Pembelian...................................................................................................................... 13
2.9 Kecurangan (Fraud)...................................................................................................................... 14
2.10 Penyebab Terjadinya Kecurangan (Fraud)............................................................................. 14

BAB. III. PEMBAHASAN


3.1 Kecurangan Manajemen Dalam Sistem Pembelian..................................................................... 16
3.2 Sistem Pengendalian Internal....................................................................................................... 16
3.3 Prosedur Pengendalian Internal Sistem Pembelian...................................................................... 18

3|Seminar Akuntansi M anajemen


3.4 Contoh Kasus Kecurangan (Fraud) Manajemen Dalam Sistem Pembelian................................. 20
3.5 Pengendalian dan Pencegahan Kecurangan Manajemen Dalam Sistem Pembelian.................... 21

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 24
4.2 Saran............................................................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 25

4|Seminar Akuntansi M anajemen


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi yang sangat pesat pada masa sekarang ini
menuntut kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif
dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut informasi yang tepat dan akurat memegang peranan
yang sangat penting dari sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan.
Sistem Akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang
diperlukan oleh perusahaan. Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu
pembelian tunai dan pembelian kredit. Sistem akuntansi pembelian ini diterapkan dalam
perusahaan manufaktur. Dalam suatu perusahaan terdapat banyak kegiatan dan kegiatan tersebut
membutuhkan banyak informasi dan pihak-pihak yang terkait berperan penting didalamnya.
Dalam perusahaan besar khususnya perusahaan dagang dan industri pembelian merupakan
kegiatan yang rutin terjadi dalam satu periode, sehingga perusahaan harus membuat suatu sistem
untuk mengatur pembelian.
Kegiatan pembelian dalam perusahaan dagang atau perusahaan selain manufaktur memegang
peranan yang sangat penting, karena dari sinilah proses operasional perusahaan dimulai.
Kegiatan pembelian dapat terus berlangsung baik apabila prosedur pencatatan dan pembayaran
hutang juga terselenggara dengan baik. Untuk itu, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) sangat
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya kecurangan (fraud). Sistem Informasi
Akuntansi sangat penting untuk mencegah, mendeteksi, dan menyelidiki kecurangan (fraud)
terutama pada sistem pembelian.

1.2 Perumusan Masalah


Setiap perusahaan jelas memiliki bagian-bagian atau departemen-departemen yang menjalankan
tugasnya sesuai dengan job deskripsi masing-masing bagian. Ada bagian pemasaran, produksi,
administrasi, pembelian dan lain sebagainya. Di setiap bagian atau departemen memiliki banyak
prosedur dalam menjalankan job deskripsinya.

5|Seminar Akuntansi M anajemen


Salah satu bagian yang akan kami ambil sebagai tema makalah ini, yaitu bagian pembelian.
Karena bagian pembelian ini memiliki fungsi di bagian terdepan sebelum proses produksi atau
pelaksanaan.
Selain itu pada bagian ini bisa terdapat kerawanan penyalahgunaan prosedur atau kecurangan
karena berbagai faktor, baik internal maupun eksternal perusahaan.

1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk dapat mengetahui :
1. Berbagai kecurangan manajemen dalam sistem pembelian.
2. Penyebab kecurangan manajemen dalam sistem pembelian.
3. Langkah – langkah mencegah dan pengendalian internal untuk menghindari kecurangan
manajemen dalam sistem pembelian.
4. Informasi dan mengidentifikasi kasus yang berkaitan dengan kecurangan manajemen
dalam sistem pembelian.

1.4 Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan memberi pengetahuan kepada pembaca untuk
mengetahui apa itu kecurangan manajemen dalam sistem pembelian, penyebabnya dan langkah –
langkah yang harus diambil untuk mencegahnya.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam Makalah ini akan dibahas alur penyebab kecurangan manajemen dalam sistem pembelian,
macam – macam kecurangan, langkah – langkah dan yang terakhir pencegahan melalui sistem
pengendalian internal perusahaan.

6|Seminar Akuntansi M anajemen


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembelian
Menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Suatu Pengantar”, pembelian
adalah :
“Pembelian adalah proses transaksi antara pihak yang membutuhkan atau mengolah aktiva
produktif, barang dagangan dan barang jasa lainnyadengan pihak supplier, dimana transaksi
tersebut dapat dilakukan tunai maupun kredit dengan atau tanpa syarat”.

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Pembelian


Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Yusuf (2000) “adalah kumpulan sumber daya,
seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi”.
Sedangkan menurut Widjajanto (2001:4) memberikan pengertian sistem informasi akunatansi
adalah sebagai berikut : “Sistem informasi akuntansi adalah susunan formulir, catatan, peralatan,
termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya dan
laporan yang terkoordinasi secara erat yang di desain untuk mentranformasikan data keuangan
menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi”, mengatakan
bahwa :
“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah system yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan memproses
bisnis”.
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
adalah sebuah system yang memproses data dan transaksi antara pihak yang membutuhkan atau
mengolah aktiva produktif, barang dagangan, dan barang jasa lainnya dengan pihak supplier.

7|Seminar Akuntansi M anajemen


2.3 Prosedur Dalam Sistem Akuntansi Pembelian
A. Prosedur order pembelian
Fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan
memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan mengenai order
pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
B. Prosedur penerimaan barang
fungsi penerimaan melakukan pemeriksaam mengenai jenis,kuantitas, dan mutu barang
yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk
menyatakan penerimaan dari pemasok tersebut.
C. Prosedur pencatatan utang
fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian
(surat order pembelian, laporan penrimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan
menyelenggarakna pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai
pencatatan utang
D. Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi pembelian :
1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).
2. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok.
3. Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok.
4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu.
5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu.
6. Tambahan kuntitas dan harga pokok persediaan dari pembelian.

2.4 Klasifikasi Transaksi Pembelian


Adapun klasifikasi dari transaksi pembelian yang mendukung sistem informasi pembelian adalah
sebagai berikut :
1. Pembelian secara kontan, yaitu pembelian yang dilaksanakan secara cash and carry,
kebiasaan yang umum dimasa sekarang yaitu jangka waktu satu bulan pun dianggap kontan.

8|Seminar Akuntansi M anajemen


2. Pembelian secara kredit, yaitu pembelian yang mendapat fasilitas pembayaran lebih dari satu
bulan.
3. Pembelian secara tender, yaitu pembelian yang dilaksanakan apabila menyangkut nilai cukup
besar.
4. Pembelian dengan cara impor, yaitu pembelian yang menggunakan prosedur impor dengan
memanfaatkan letter of credit (L/C).
5. Pembelian secara komisi, yaitu pembelian barang yang bersifat titipan, atas barang-barang
yang terjualah yang kemudian dibayar.
6. Pembelian dipasar berjangka/ future trading, yaitu pembelian atas barang-barang yang
memiliki standar kualitas yagn ditawarkan dipasar berjangka, selain kuallitas telah terjamin
juga dapat menutup kemungkinan kerugian karena adanya kenaikan harga.
7. Pembelian secara cicilan pada sewa guna usaha (Leasing), yaitu suatu cara pembelian dimana
harga atas barang dibayar secara mencicil setelah diperhitungkan bunga bank.
8. Bentuk lain adalah beli sewa yaitu pembayaran berupa sewa atas barang tersebut dianggap
angsuran barang.
9. Pembelian secara kontrak, yaitu suatu pembelian dengan menggunakan prosedur kontrak
yang memuat hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak. Biasanya pembelian secara
kontrak dilaksanakan apabila terjadi penjualan secara kontrak pula.
10. Pembelian melalui perantara (komisioner, makelar), yaitu suatu jenis pembelian yang
menggunakan jasa komisioner atau makelar sebagai perantara dalam pembelian dan untuk
jasa yang mereka berikan,mereka menerima komisi atau provisi.
11. Pembelian secara remburs, lebih bersifat cara pembayaran, yaitu pembayaran dilakukan
kepada pembawa atau yang mengangkut barang.

2.5 Fungsi Yang Terkait Pembelian


Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pembelian yaitu :
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggungjawab untuk mengajukan
permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk
menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang

9|Seminar Akuntansi M anajemen


langsung pakai (tidak diselanggarakan persediaan di barang digudang), permintaan
pembelian diajukan oleh pemakai barang. Fungsi gudang bertanggung jawab :
 mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada digudang.
 menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai barang,
menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order
pembelian kepada pemasok yang dipilih. fungsi pembelian, bertanggung jawab :
 memperoleh informasi mengenai harga.
 menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang.
 mengeluarkan order pembelian kepada pemasok dipilih.
3. Fungsi Penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
pemriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima pemasok guna
menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan.
fungsi penerimaan, bertanggung jawab :
 melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang diterima dari
pemasok.
 menerima barang yang diretur oleh pembeli.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatatan utang dan
fungsi pencatatan persediaan. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat utang
bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian kedalam registrasi bukti kas keluar
untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai
catatan utang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi pencatat persediaan bertanggung
jawab untuk mencatat harga pokok persediaan barang yang dibeli kedalam kartu persediaan.
fungsi akuntansi, bertanggung jawab :
 menerima faktur tagihan dari pemasok.
 mencatat transaksi pembelian kedalam register bukti kas keluar.

10 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
2.6 Jaringan Prosedur Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi(2001:3001) jaringan prosedur yang membentuk system akuntansi pembelian
adalah sebagai berikut :

a) Prosedur Permintaan Pembelian


Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat
permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak dimasukkan ke gudang
maka, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
b) Prosedur Permintaan Dan Penawaran Harga Dan Pemilihan Pemasok
Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penaawaran harga kepada para pemasok
untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan syarat pembelian yang lain.

2.7 Dokumen-Dokumen Pembelian


Menurut Mulyadi (2001:303) dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian
adalah :
1. Surat Permintaan Pembelian
Dokumen ini Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi guddang atau fungsi pemakai
barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis,
jumlah, dan mutuseperti yang tersebut dalam surat tersebut. Surat permintaan pembelian
ini biasanya dibuat 2 lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk fungsi pembelian,
dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakanuntuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya
tidak bersifat berulangkali terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
3. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunkan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut:
a. Surat Order Pembelian. Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order
pembelian yang dikirimkan kepada pemasok sebagai order resmi yang dikeluarkan
oleh perusahaan.

11 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
b. Tembusan Pengakuan Oleh Pemasok. Tembusan surat order pembelian ini
dikirimkan kepada pemasok, dimintakan tanda tangan dari pemasok tersebut dan
dikirim kembali ke perusahaann sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order
pembelian, serta kesanggupan pemasok memenuhi janji pengiriman barang seperti
tersebut dalam dokumen tersebut.
c. Tembusan Bagi Unit Permintaan Barang. Tembusan ini dikirimkan kepada fungsi
yang meminta pembelian bahwa barang yang dimintanya telah dipesan.
d. Arsip Tanggal Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh
fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebaggi
dasar untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika baarang tidak datang pada waktu
yang telah ditetapkan.
e. Arsip Pemasok. Tembusan surat order pemelian ini disimpan oleh fungsi pembelian
menurut nama pemasok sebagi dasar untuk mencari informasi mengenai pemasok.
f. Tembusan Fungsi Penerimaan. Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi
penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang jenis, spesifikasi, mutu,
kuantitas, dan pemasoknya seperti tercantum dalam dokumen tersebut. Dalam sistem
penerimaan buta (blind receiving system), kolom kuantitas dalam tembusan ini dblok
hitam agar kuantitas yang dipesan yang dicantumkan dalam surat order pembelian
tidak terekam dalam tembusan yang dikirimkan ke fungsi penerimaan. Hal ini
dimaksudkan agar fungsi penerimaan dapat benar-benar melakukan perhitungan dan
pengecekan barang yang diterima dari pemasok.
g. Tembusan Fungsi Akuntansi. Tembusan surat order pembelian dikirim ke fungsi
akuntansi sebagai salah satu dasar untuk mencatat kewajiba yang timbul dari
transaksi pembelian.
4. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang
diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti
tercantum dalam surat order pembelian.
5. Surat Perubahan Order Pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya

12 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
diterbitkan. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi
dengan menggunakan surat perubahan order pembelian.
6. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang
kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada
kreditur mengenai maksud pembayaran.

2.8 Prosedur Pembelian


Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik apabila mempunyai prosedur pembelian yang
efektif dan efisien. Prosedur pembelian menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul “Sistem
Akuntansi” secara garis besar prosedur dalam sistem akuntansi pembelian terdiri dari 6 prosedur
yang meliputi :
1. Prosedur Permintaan Pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat
permintaan pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang-
barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan
pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.
2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
Dalam prosedur ini , fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai
syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasokbarang yang
diperlukanoleh perusahaan.
3. Prosedur Order Pembelian
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok
yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan.
4. Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas dan mutu
barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang
untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur Pencatatan

13 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari
pemasok).
6. Prosedur Distribusi Pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.

2.9 Kecurangan (Fraud)


Fraud Menurut Alison (2006) dalam artikel yang berjudul “Fraud Auditing” mendefinisikan
kecurangan (Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan
kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi
pelaku kecurangan.
Fraud secara umum adalah suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau lebih dalam
manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola, karyawan, dan pihak ketiga yang
melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk memperoleh satu keuntungan secara tidak adil atau
melanggar hukum (IAPI, 2013)
Fraud dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori :
1) Penyalahgunaan aset
2) Korupsi
3) Penipuan keuangan pernyataan
Dengan urutan yang paling umum adalah penyalahgunaan aset, dilihat di 85% kasus kecurangan
yang dilakukan dengan penyalahgunaan asset, Sementara hanya 9% dari kasus yang dilakukan
dengan kecurangan keuangan pernyataan, dan di tengah-tengah adalah korupsi, dengan 37% dari
kasus kecurangan yang menimbulkan banyak kerugian. (McDonald, Caroline. "Global fraud
report." Risk Management Dec. 2014: 44. Gale Economic Education Humanities Social-Science
Arts 1. Web. 29 Nov. 2015.)

2.10 Penyebab Terjadinya Kecurangan (Fraud)

J.S.R. Venables dan KW Impey dalam buku “Internal Audit” (1988, hal 424) mengemukakan
kecurangan terjadi karena :
Penyebab Utama

14 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
1. Penyembunyian (conceament)
2. Kesempatan/peluang (opportunity)
3. Motivasi (motivation)
4. Daya tarik (attraction)
5. Keberhasilan (success)

Penyebab-penyebab Sekunder
1. Kurangnya pengendalian
2. Hubungan antara pemberi kerja/pekerja yang jelek atau tidak baik
3. Pembalasan dendam (revenge)
4. Tantangan (challenge)

15 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kecurangan Manajemen dalam Sistem Pembelian


Kecurangan dalam siklus pembelian dapat dilakukan oleh karyawan perusahaan maupun oleh
pemasok, atau kerja sama kedua pihak tersebut. Kecurangan karyawan dalam siklus pembelian
dapat berupa :
a. Berpura-pura menjadi pemasok dengan mengirim tagihan ke perusahaan, padahal
sebenarnya karyawan tersebut tidak pernah mengirimkan barang ke perusahaan.
b. Mendirikan perusahaan yang khusus didirikan hanya untuk memasok barang ke
perusahaan kita. Jadi perusahaan ini tidak memiliki konsumen lain , selain kita.
c. Membeli barang ke pemasok, dan meminta pemasok untuk mengirimkan barang ke
rumah si karyawan. Sementara perusahaan akan menanggung biaya pembelian tersebut.
d. Karyawan berkolusi dengan pemasok untuk mendapat komisi atau tip.
Risiko yang bisa terjadi dalam siklus pembelian adalah sebagai berikut.
e. Terjadinya faktur fiktif atau dokumen pendukung lainnya. Faktur fiktif ini akan dapat
merugikan perusahaan karena perusahaan bisa jadi mengeluarkan kas untuk faktur fiktif
tersebut. Oleh karena itu, bagaimana faktur fiktif bisa terjadi dalam sebuah organisasi,
karena adanya kecurangan dan pengendalian yang kurang baik di internal perusahaan.
f. Pencurian cek oleh karyawan. Jika cek kosong perusahaan dimanfaatkan oleh karyawan.
g. Terjadi pelanggaran hak akses terhadap daftar pemasok perusahaan oleh karyawan yang
tidak berkepentingan. Daftar pemasok merupakan informasi yang mestinya tidak boleh
tersebar ke orang yang tidak berkepentingan.
Sistem Pengendalian Intern

3.2 Sistem Pengendalian Internal


American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) mendefinisikan pengendalian intern
yang dikutip oleh Feriyanto (2002:37) adalah sebagai berikut : “Pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

16 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Sedangkan pengendalian intern menurut Mustofa (1995:71) adalah cara-cara untuk mengatasi
pengamatan harta kekayaan, memperoleh informasi bagi pimpinan, melancarkan operasional dan
dipatuhinya kebijakan-kebijakan perusahaan.
Dalam Pengendalian Internal, dikenal Commite Of Sponsoring Organization atau sering disebut
COSO. COSO adalah lembaga yang bertujuan untuk mengidentifikasi factor-faktor yang
menyebabkan penggelapan dalam laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk
mengurangi kejadian tersebut. COSO sendiri memberikan definisi bahwa Pengendalian Internal
adalah bagian dari proses dalam organisasi dan berada dalam proses manajemen dasar. Atau
dengan kata lain, Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris , manajemen, personel satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan
keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal keandalan laporan keuangan,
kesesuaian dengan undang-undang atau peraturan yang berlaku dan efektivitas dan efisiensi
operasi-operasi.
Menurut COSO, Pengendalian Internal terdiri dari 5 komponen yang saling terkait yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian ini mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang
yang ada pada organisasi tersebut sehingga lingkungan pengendalian ini merupakan dasar
bagi pengendalian.
2. Penaksiran Resiko
Penaksiran Resiko ini akan membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko
harus dikelola.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas Pengendalian ini adalah kebijakan dan prosedur untuk menjamin bahwa arahan
manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan Komunikasi adalah pengindentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka.

17 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
5. Pemantauan
Pemantauan atau monitoring ini adalah proses untuk menentukan kualitas kinerja
pengendalian internal.

3.3 Prosedur Pengendalian Internal Sistem Pembelian


Prosedur pembelian melibatkan beberapa bagian yang mempunyai fungsi yang berbeda agar
pembelian dapat dijalankan dengan baik. Dalam proses pembelian, dapat terjadi kecurangan
yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem pengendalian yang
lemah, jika terjadi terus menerus perusahaan akan tidak bisa mencapai tujuannya. Untuk
mengatasi masalah tersebut setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang
menciptakan pengendalian internal yang baik dan dapat membantu perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
Untuk merancang hal tersebut agar tercapainya tujuan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Organisasi Dari Perusahaan Itu Sendiri.
Pengendalian Internal dapat tercipta dari perusahaan itu sendiri, bilamana perusahaan
sendiri tidak dapat menciptakan pengendalian yang baik, Resiko untuk dapat gagal
mencapai tujuan perusahaan pun meningkat. Sistem Pengendalian Internal yang harus
diterapkan dalam Sistem Pembelian khususnya untuk organisasi dari perusahaan itu
sendiri adalah :
a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan
Mengapa harus dipisahkan padahal yang membeli harusnya yang menerima?
Pertanyaan ini sering muncul ketika mempelajari soal pembelian, jawabannya adalah
yang membeli harusnya mengetahui saja bilamana barangnya telah datang, namun
untuk penerimaanya tetap ada bagian sendiri dari fungsi penerimaan. Pemisahaan ini
dimaksudkan untuk hal pemeriksaan internal dalam setiap tranksaksi pembelian yang
dilakukan. Fungsi pembelian adalah berkewajiban mendapatkan supplier sesuai
dengan kebutuhan, sedangakan fungsi penerimaan berwenang untuk menolak
penerimaan bilamana tidak sesuai dengan surat order pembelian.
b. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
Fungsi pembelian sendiri sudah disebutkan pada bagian sebelumnya adalah untuk
mencarikan supplier sesuai dengan kebutuhan, sedangkan Fungsi akuntansi dalam

18 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
pembelian ini adalah melakukan pencatatan serta sebagai kontrol atas setiap hutang
yang timbul akibat pembelian yang dilakukan. Hal ini harus dipisahkan untuk
mengontrol pencatatan atas setiap tranksaksi yang dilakukan. Misalnya saja bilamana
fungsi pembelian yang melakukan pencatatan hutang kemungkinan untuk terjadi
kecurangan/kesalahan akan lebih tinggi karena membeli sendiri dan mencatat sendiri
hutang yang terjadi akibat pembelian tersebut.
c. Fungsi penerimaan harus terpisah dari fungsi penyimpanan barang
Fungsi penerimaan adalah melakukan penerimaan atas barang yang telah dibeli, dan
berwenang untuk menolak barang yang diterima bilamana tidak sesuai dengan yang
dibeli oleh Fungsi pembelian. Sedangkan mengapa harus dibedakan antara fungsi
penerimaan dan fungsi penyimpanan? Sebenarnya alasan untuk memisahkan fungsi
ini adalah diasumsikan bahwa yang menerima lebih mempunyai keahlian khusus
akan barang tersebut, namun fungsi ini biasanya digabungkan dengan alasan
penghematan tenaga kerja dengan asumsi bahwa Fungsi penyimpanan (Bagian
Gudang) telah mengetahui barang.
d. Tranksaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu fungsi
Setiap fungsi harus dilakukan lebih dari satu orang sebagai kontrol untuk
pemeriksaan setiap tranksaksi pembelian yang dilakukan.
2. Persetujuan Atas Tranksaksi Pembelian.
Otorisasi terjadinya tranksaksi dilakukan berdasarkan persetujuan dari dari pihak yang
berwenang, Dengan adanya pengendalian ini harta kekayaan perusahaan pun akan lebih
terjamin begitu pula dengan catatan akuntansi akan lebih andal. Sebagai contoh, order
pembelian seharusnya diotorisasi oleh pihak yang berwenang/pihak yang ditunjuk oleh
manajemen agar menghindari pembelian yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh
perusahaan.
Sebenarnya untuk otorisasi ini, yang perlu dipertimbangkan oleh pihak yang berwenang
adalah :
a. Apakah benar pembelian tersebut diperlukan oleh perusahaan atau apakah sesuai
kebutuhan?
b. Apakah pembelian tersebut dilakukan dengan vendor/supplier yang terpercaya?
c. Apakah anggaran mengijinkan untuk melakukan pembelian tersebut?

19 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
d. Apakah konsekuensi keuangannya.
3. Kegiatan yang Sewajarnya Dilakukan Dalam Pembelian.
Kegiatan yang seharusnya dan sewajarnya untuk siklus akuntansi pembelian adalah
Pertama, penggunaan dokumen yang bernomor urut. Hal ini agar setiap pencatatan
pembelian dapat teratur dan rapi. Kedua, pemilihan supplier berdasarkan harga terbaik
yang telah dipilih dari beberapa supplier dan pemilihan supplier atas persetujuan dari
pihak yang berwenang. Ketiga, Fungsi penerimaan seharusnya mendapat surat order
pembelian copy, untuk sebagai dasar pemeriksaan penerimaan barang. Keempat, fungsi
akuntansi sebagai pencatatan harus berdasarkan bukti penerimaan barang yang
dilakukan atas pembelian yang dilakukan tersebut.

3.4 Contoh Kasus Kecurangan (Fraud) Manajemen Dalam Sistem Pembelian


Dalam satu kasus, seorang Direktur Keuangan di sebuah perusahaan mengajukan pengunduran
diri secara mendadak, karena alasan pribadi. Karena curiga, perusahaan kemudian melakukan
pemeriksaan (review) adakah hal-hal yang dilakukan mantan direktur tersebut yang merugikan
perusahaan. Dengan menggunakan program deteksi fraud otomatis (automated fraud detection
program) diketahui bahwa data-data supplier (supplier master files) mengalami perubahan.
Terdapat beberapa nomor rekening (bank account) supplier yang diubah menjadi satu nomor
rekening baru yang sama. Ditemukan juga beberapa transaksi yang sudah dilakukan
pembayarannya ke nomor rekening baru tersebut. Setelah dilakukan prosedur investigasi,
ternyata ditemukan bahwa nomor rekening baru itu milik direktur keuangan yang baru saja
mengundurkan diri.
Contoh kasus lain Fraud dalam proses pembelian :
 Mengubah Purchase Request dan Purchase Order (PO) yang sah, tanpa seijin pihak
otoritas.
 Menyalin atau memalsukan tandatangan approval Purchase Request dan Purchase Order.
 Memalsukan kelengkapan dokumen tagihan
 Menyalin atau memalsukan tandatangan otorisasi pembayaran
 Mengajukan faktur pembayaran palsu dari pemasok fiktif.
 Mengubah termin pembayaran/kredit yang sah tanpa persetujuan dari pihak yang
berwenang di dalam perusahaan.

20 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
 Mengubah daftar harga barang-barang yang dibeli oleh perusahaan
 Menahan pembayaran ke vendor untuk alasan dan kepentingan pribadi.
 Membocorkan informasi kepada vendor sehubungan dengan tender pembelian yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
 Memberikan perioritas pembayaran istimewa kepada vendor tertentu, di luar analisa
umur utang—tanpa seijin pihak yang berwenang di dalam perusahaan.

3.5 Pengendalian dan Pencegahan Kecurangan Manajemen dalam Sistem Pembelian


Berikut adalah penjelasan pengendalian dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan bentuk kecurangan dalam sistem pembelian.
1. Pengendalian yang relevan dalam Siklus Pembelian :
 Kebijakan untuk membeli hanya pada pemasok yang ada dalam daftar pemasok.
 Kehati-hatian saat menambah pemasok baru. Perusahaan harus memastikan bahwa
pemasok baru tersebut benar-benar ada.
 Wewenang pembelian ada di tangan bagian pembelian.
 Bagian pembelian mesti terpisah dari bagian akuntansi dan bagian penerimaan
barang.
 Pembayaran atas utang dagang hanya dilakukan jika barang sudah diterima dari
pemasok, yang dibuktikan dengan adanya laporan penerimaan barang yang dibuat
oleh bagian penerimaan barang.
 Laporan penerimaan barang mesti bernomor urut tercetak dan ada dalam tanggung
jawab bagian penerimaan barang. Blangko laporan penerimaan barang tidak boleh
diletakkan di sembarang tempat, sehingga bisa dicuri dan dimanfaatkan orang.
 Bagian utang mesti dipisahkan dengan karyawan yang berwenang menandatangani
cek.
 Karyawan yang hendak menandatangani cek wajib untuk mengecek kelengkapan
dokumen pendukung (seperti adanya faktur dari pemasok dan laporan penerimaan
barang dari bagian penerimaan barang).
 Bagian utang dagang mesti memastikan bahwa informasi yang tertera dalam
dokumen surat order pembelian, dokumen laporan penerimaan barang, serta
dokumen faktur dari pemasok memang cocok.

21 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
 Pengiriman barang ke rumah karyawan dapat dideteksi dengan mengecek alamat
pengiriman yang tertera dalam dokumen surat order pembelian, dalam faktur dan
dalam surat muat dari kurir yang mengirimkan barang.
 Pantang bagi karyawan yang berwenang untuk menandatangani cek yang masih
kosong (blank cek).
 Wewenang untuk membuat kesepakatan harga dengan pemasok mesti dipisahkan
dengan wewenang untuk memesan barang ke pemasok.
 Untuk pembelian aktiva ataupun bahan baku yang nilainya material, baik jika
perusahaan mengajukan quotation ke beberapa calon pemasok. Dengan
membandingkan quotation dari banyak pemasok ini, pemasok yang harganya mahal
(karena tidak efisien, akibat pemberian ekstra tip atau komisi) akan tertangkap.
 Pembelian aktiva dengan nilai yang sangat material, dapat diawali dengan lelang.
2. Tip untuk mengamankan cek perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Menyimpan blangko cek kosong di tempat yang terkunci, sehingga tidak
sembarang orang bisa mengakses blangko cek.
b. Bonggol cek harus selalu diisi lengkap sehingga bonggol cek dapat dicocokkan
dengan laporan bank.
c. Pelaksanaan rekonsiliasi bank oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab
menyimpan cek dan menandatangani cek.
d. Cek yang salah isi, diarsip rapid dan diberi tulisan BATAL agar cek salah isi tidak
dimanfaatkan oleh pelaku kecurangan.
3. Cara mengatasi kecurangan pada proses pembelian :
 Hal utama yang harus diperhatikan pada saat transaksi pembelian adalah, untuk
departemen purchasing, logistik dan Finance haruslah orang yang berbeda.
Departemen yang melakukan pembelian, hendaknya tidak boleh menerima barang
ataupun melakukan pembayaran kepada supplier. Itupun berlaku pula sebaliknya
untuk departemen warehouse ataupun finance. Karena apabila mereka yang
membeli dan mereka pula yang menerima atau malahan mereka pula yang
membayar, tindak kecurangan tentunya akan mudah sekali dilakukan oleh
departemen - departemen tersebut.

22 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
 Pastikan bahwa ketika melakukan proses order kepada supplier, dokumen untuk
melakukan order harus ada dan ditandatangani oleh departemen-departemen yang
terkait. Jangan perbolehkan supplier untuk melakukan pengiriman apabila tidak
menerima PO yang telah diotorisasi oleh departemen-departemen yang terkait.
 Pada saat menerima supplier baru pastikan bahwa ada form untuk mencatat data
dari supplier tersebut, termasuk didalamnya adalah nama jelas, alamat, no telp, PIC,
NPWP, dan yang paling penting adalah nomor rekening bank dan nama pemilik
rekening untuk pembayaran. Apabila ada perubahan nomor rekening pastikan ada
form untuk update data rekening bank tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi
kecurangan dari pihak finance dalam hal pentransferan pembayaran kenomor
rekening yang tidak jelas dan akibatnya bisa merugikan perusahaan.
 Pastikan kepada supplier anda, bahwa perusahaan anda akan melakukan
pembayaran tepat waktu sesuai dengan termin pembayaran yang ada. Apabila
ternyata dalam pelaksanaan ternyata pembayaran belum dilakukan, supplier
dipersilakan untuk melakukan penagihan kepada pihak perusahaan. Hal ini memang
sedikit kontras dengan keinginan dari setiap perusahaan untuk mempertahankan
cash flow yang berasal dari flow pembayaran hutang, namun apabila hal ini
diterapkan, tentunya kita akan mendapatkan kontrol juga dari pihak eksternal dan
akhirnya proses pembelian akan menjadi lebih terkendali.
 Gunakan jasa konsultan untuk melakukan audit dari pihak eksternal perusahaan
untuk memastikan bahwa transaksi pembelian yang ada didalam perusahaan sudah
berjalan dengan semestinya. Fungsi konsultan ini juga sebagai kontroler dari pihak
eksternal yang mana tidak akan ada kepentingan didalam perusahaan. Tentunya
dalam memilih konsultan pastikan bahwa konsultan tersebut juga memiliki track
record yang baik, serta jujur dan profesional.

23 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Di dalam perusahaan, baik perusahaan skala regional, nasional maupun internasional tidak jarang
ditemukan fenomena Fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Fraud (kecurangan) ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari oknum
manajemen maupun staf (karyawan) yang biasanya dilakukan sebagai akibat dari hasrat
ketidakpuasan dalam diri seseorang (karyawan).
Apabila dalam suatu perusahan banyak terjadi kegiatan Fraud (kecurangan) maka bisa dikatakan
bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut buruk dalam hal pengawasan dan mengontrol
aktivitas-aktivitas perusahaan.
Fraud (kecurangan) dapat dicegah dengan cara menegakan peraturan, kebijakan, dan prosedur
yang tegas; memperluas rentang kendali dan tanggung jawab manajer; sistem dan standar
pelaporan harian, bulanan, tiga bulanan, hingga tahunan; dan analisis kuantitatif potensi kerugian
dalam menentukan kebijakan.

4.2 Saran
Dalam melaksanakan pembelian sebaiknya dipilih pemasok yang benar-benar kompeten
didalamnya, sehingga tidak mendapatkan barang yang kurang berkualitas. Atau bagian
pembelian selalu mengecek merk, harga, kualitas, dan lain sebagai suatu barang melalui berbagai
media, baik secara langsung maupun melalui internet, sehingga tidak tertipu oleh pemasok.
Baik dari pihak pelaku maupun pihak perusahaan seharusnya menjalin hubungan komunikasi
positif dengan menjelaskan hal apa saja yang diharapkan dari masing-masing pihak, agar setiap
hak dan kewajiban masingmasing terpenuhi dan tidak terjadi fraud atau kecurangan dalam
perusahaan. Pihak internal perusahaan juga seharusnya memberikan wawasan tentang dampak
negative fraud dan memberikan pemahaman tentang aturan-aturan dalam perusahaan. Serta bagi
para karyawan seharusnya bertindak jujur, loyal, dan berkomitmen terhadap pekerjaan yang
dipangku di perusahaan.

24 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n
DAFTAR PUSTAKA

http://pendyrafadigital.blogspot.com/2016/11/makalah-sistem-akuntansi.html
http://tutukul.blogspot.com/p/test.html
https://gudangmakalah.blogspot.com/2013/01/makalah-sistem-akuntansi-prosedur.html
http://faridaa0212.blogspot.com/2016/11/pengertian-dan-kasus-fraud-kecurangan.html
https://dconsultingbusinessconsultant.com/mengatasi-kecurangan-pada-proses-pembelian/
http://jtanzilco.com/blog/detail/341/slug/bagaimana-pengendalian-pembelian-dalam-perusahaan
http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-pembelian.html
https://www.academia.edu/34782090/FRAUD_KECURANGAN_DALAM_BISNIS_

25 | S e m i n a r A k u n t a n s i M a n a j e m e n

Anda mungkin juga menyukai