Anda di halaman 1dari 8

RMK BELANJA MODAL

Disusun oleh:

FRANSISCO VALDINO (A031191002)

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dalam PMK Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar, disebutkan bahwa belanja modal
merupakan pengeluaran anggaran dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan/atau aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan) serta melebihi batasan nilai
minimum kapitalisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka untuk mengetahui apakah suatu belanja dapat
dimasukkan sebagai Belanja Modal atau tidak, maka perlu diketahui definisi aset tetap atau aset lainnya dan
kriteria kapitalisasi aset tetap. Aset tetap mempunyai ciri-ciri/karakteristik sebagai berikut: berwujud, akan
menambah aset pemerintah, mempunyai masa manfaat lebih dari tahun, nilainya relatif material. 

Dalam peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait pedoman penggunaan akun


pendapatan belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai di No. PER-33/PB/2008
dijelaskan bahwa kriteria belanja barang ataupun belanja modal adalah bila berbagai syarat di
bawah ini bisa terpenuhi.

 Pengeluaran mampu mengakibatkan adanya pendapatan aset tetap ataupun aset lainnya
yang mampu menambah masa umur, kapasitas dan juga manfaat dari aset itu sendiri
 Kegiatan pengeluaran yang dilakukan mampu melebihi kapasitas aset tetap ataupun aset
lainnya yang sudah ditetapkan di dalam peraturan pemerintah setempat.
 Pengadaan aset tetap dilakukan bukan untuk dijual kembali.
 Pengeluaran yang dilakukan setelah memperoleh aset tetap atau aset lainnya dengan masa
kapasitas, kualitas, manfaat dan volume asetnya harus tetap bertambah.
 Pengeluaran harus mampu memenuhi batasan minimal pada nilai kapitalisasi aset tetap
ataupun aset lainnya.

Jenis-jenis Belanja Modal

Berdasarkan pengertian dari belanja modal diatas, maka ada beberapa jenis belanja modal yang
termasuk pada pengeluaran yang tujuannya untuk mendapatkan aset tetap. Beberapa jenis Belanja
modal adalah sebagai berikut:

1. Belanja Modal Tanah

 Belanja modal tanah adalah pengeluaran yang dilakukan dengan melakukan biaya tertentu
untuk melakukan pengadaan, pembebasan, pembelian, penyelesaian, dalam memanfaatkan
tanah.
 Pengeluaran juga bisa dilakukan untuk keperluan balik nama, pengosongan, sewa tanah,
peralatan, pengurangan, pembuatan sertifikat, pematangan tanah, dan berbagai pengeluaran
lainnya yang berkaitan dengan hak pada tanah.
 Kriteria dari belanja modal tanah ini harus berada dalam kondisi siap pakai agar
manfaatnya bisa segera bisa diperoleh.

2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

 Jenis belanja modal ini adalah pengeluaran pada berbagai macam jenis biaya yang
digunakan untuk tujuan pengadaan, penggantian, penambahan, dan juga peningkatan
kualitas alat atau mesin yang bisa digunakan untuk operasional usaha.
 Kriteria pada pengeluaran ini adalah berbagai macam inventaris perusahaan yang mampu
memberikan manfaat lebih dari satu tahun periode akuntansi. Berbagai peralatan dan mesin
ini juga harus dipastikan dalam kondisi yang siap pakai setelah adanya pengeluaran.

3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

 Belanja modal pada gedung dan juga bangunan adalah pengeluaran atas adanya biaya yang
bisa digunakan untuk proses pengadaan, penggantian, penambahan, atas bangunan ataupun
gedung. Belanja modal ini pun mencakup kegiatan pengeluaran untuk pengawasan,
perencanaan, pengelolaan, dan juga meningkatkan kapasitas gedung atau bangunan.

4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan

 Belanja modal jenis ini adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk kegiatan penambahan,
pengadaan, penggantian, peningkatan kualitas pembangunan dan perawatan jalan, irigasi,
serta jaringan.
 Pengeluaran ini juga mencakup anggaran untuk perawatan, perencanaan, pengawasan dan
juga pengelolaan jalan, irigasi, dan juga jaringan agar benar-benar siap untuk digunakan.

5. Belanja Modal Fisik Lainnya

 Selai belanja modal pada alat, mesin, tanah, bangunan, irigasi, dan jalan, ternyata masih
ada beberapa belanja modal lagi yang bisa menjadi aset tetap. Contoh dari belanja modal
fisik lainnya ini mencakup kontrak kegiatan sewa beli, perbelanjaan barang kesenian,
purbakala, buku, dan juga jurnal ilmiah.
 Saat membuat laporan keuangan, maka anggaran yang dihabiskan ini akan muncul di
dalam laporan arus kas, namun tidak akan ada pada laporan laba rugi. Oleh karena itu,
uang tunai pun akan berkurang.
 Sebagai kebalikan dari akun tersebut, maka aktiva tetap bersih pun akan meningkat dan
biaya penyusutan akan muncul lagi saat Anda mendepresiasi aset selama masa manfaatnya
berjalan.

BELANJA MODAL

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut
dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Masa manfaat adalah:Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau
pelayanan publik; atau Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk
aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.

Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi
entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:

 Tanah;

 Peralatan dan Mesin

 Gedung dan Bangunan;

 Jalan, Irigasi, dan Jaringan;

 Aset Tetap Lainnya


 Konstruksi dalam Pengerjaan.
Pengakuan Aset Tetap

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:

 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;

 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan


Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya
perolehan tidak memung-kinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat
perolehan.

Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu
aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.
Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada
saat aset tersebut diperoleh.

Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan
adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal
neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga
wajar bila biaya perolehan tidak ada.

Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi
yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan

Belanja Modal

Belanja Modal Tanah

Belanja Modal Tanah XXXXX

Piutang dari KUN XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

Tanah sebelum disesuaikan XXXXX


Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Gedung dan Bangunan XXXXX

Piutang dari KUN XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

Gednug dan Bangunan sebelum disesuaikan XXXXX

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja Modal Peralatan dan Mesin XXXXX


Piutang dari KUN XXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry) Peralatan
dan Mesin sebelum disesuaikan XXXXX
Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan XXXXX

Piutang dari KUN XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

Jalan, Irigasi dan Jaringan sebelum disesuaikan XXXXX

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja Modal Fisik Lainnya XXXXX

Piutang dari KUN XXXXX


Tidak dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry), tetapi akan dilakukan melalui
Jurnal Aset sesuai dengan aset yang dihasilkan.

Kontruksi Dalam Pengerjaan

Disamping itu jika pembagunan dan perolehan terhadap aset tidak bersifat final dan berkelanjutan
dimana harus ada kesimbangan antara arus uang dan arus barang, maka menurut standar perlu ada
perkiraan untuk melakukan pencatatan tersebut Perkiraan yang dimaksud adalah Kontruksi Dalam
Pengerjaan yang terjadi karena Belanja Modal yang dikeluarkan untuk tujuan pembentukan barang
modal yang masa pembangunannya belum selesai sampai pada saat tanggal laporan keuangan.
Penyajian perkiraan dimaksud diikuti dengan memberikan penjelasan didalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Penyajian perkiraan Kontruksi Dalam Pengerjaan ini dilakukan pada saat penyusunan
laporan keuangan Semester dan Tahunan. Jurnal yang perlu dibuat adalah:

Kontruksi dalam Pengerjaan XXXXX

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Jika pada akhir periode telah dilakukan penyelesaian dan telah diserahterimakan, maka jurnal tersebut
diatas akan dibalik dan diikuti dengan nilai aset sesungguhnya yang dihasilkan. Jurnal dimaksud
adalah:

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Kontruksi dalam Pengerjaan XXXXX

Aset Tetap XXXXX

Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX

Anda mungkin juga menyukai