Anda di halaman 1dari 27

Bsbshsh

MY SKRIPSI

Thursday, 1 December 2016

AUDIT SEKTOR PUBLIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mengaudit diperlukan jiwa yang akuntabilitas dan transparasi yang baik. Ketika seseorang tidak
memiliki dua hal tersebut. Maka, laporan keuangan dalam sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan
baik. Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai audit sektor publik.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa Teori Audit Sektor Publik

2. Bagaimana Sistem Audit Keuangan Sektor Publik

3. Bagaimana Siklus Audit Keuangan Sektor Publik

4. Bagaimana Teknik Audit Keuangan Sektor Publik

5. Berikan Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik

6. Apa itu Auditor?

7. Bagaimanakah audit internal dan ekternal?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Mengetahui Teori Audit Sektor Publik

2. Mengetahui Sistem Audit Keuangan Sektor Publik


3. Mengetahui Siklus Audit Keuangan Sektor Publik

4. Mengetahui Teknik Audit Keuangan Sektor Publik

5. Mengetahui Contoh Praktek Audit Sektor Publik Di Organisasi Sektor Publik

6. Mengetahui auditor

7. Mengetahui tentang audit internal dan eksternal

BAB II

ISI

2. TEORI AUDIT SEKTOR PUBLIK

2.1 Definisi Audit Sektor Publik

Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas
dalam pengelolaan sektor pemerintahan, BUMN, atau instansi pengelola aset Negara, serta organisasi
sektor publik lainnya. Auditing adalah suatu proses sistematik yang secara obyektif terkait evaluasi bukti-
bukti berkenaan dengan asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau
tingkat hubungan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang
diperoleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Dari definisi tersebut, beberapa bagian yang perlu mendapat perhatian :

(1) Proses Sistematik – Audit merupakan aktivitas terstruktur yang mengikuti suatu urutan yang logis.

(2) Objektivitas – berkaitan dengan kualitas informasi yang disediakan serta kualitas orang yang
melakukan audit atau bebas dari prasangka (freedom from bias).

(3) Penyediaan dan Evaluasi Bukti – berkaitan dengan pengujian yang mendasari dukungan terhadap
asersi ataupun representasi.

(4) Asersi tentang Kegiatan dan Kejadian Ekonomi – merupakan deskripsi yang luas tentang subjek
permasalahan yang diaudit. Asersi merupakan proporsi yang secara esensial dapat dibuktikan atau tidak
dapat dibuktikan.

(5) Derajat Hubungan Kriteria yang Ada – suatu audit memberikan kecocokan antara asersi dan kriteria
yang ada.

(6) Mengomunikasikan Hasil – agar bermanfaat hasil audit perlu dikomunikasikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan baik secara lisan maupun tertulis.
2.2 Regulasi dalam Audit Sektor Publik

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan organisasi harus
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan,
dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan. Untuk mewujudkan itu
semua, Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara ditetapkan.

2.3 Audit Sektor Publik dan Audit Sektor Bisnis

Keterangan

Audit Sektor Publik

Audit Sektor Bisnis

Subjek

Organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba seperti sektor pemerintahan daerah (pemda), BUMN,
BUMD, dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aset kekayaan negara.

Perusahaan milik swasta yang berorientasi laba

Jenis – Jenis Audit

* Audit Keuangan (Financial Audit)

* Audit Kinerja (Performance Audit)

* Audit untuk Tujuan Tertentu (Special Audit)


2.4 Jenis-jenis Audit Sektor Publik

Audit dapat mempunyai gabungan tujuan dari audit keuangan dan audit kinerja, atau dapat juga
mempunyai tujuan yang terbatas pada beberapa aspek dari masing-masing jenis audit. Audit dengan
gabungan tujuan tersebut umumnya disebut audit kontrak atau audit bantuan, baik itu berupa audit
terhadap pelaksanaan sistem pengendalian internal atas masalah yang berkaitan dengan ketaatan pada
peraturan perundang-undangan, atau atas sistem berbasis komputer.

Audit Investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu yang tidak dibatasi periodenya,
dan lebih spesifik pada area pertanggungjawaban yang diduga mengandung inefisiensi atau indikasi
penyalahgunaan wewenang dengan hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti, tergantung
pada derajat penyimpangan wewenang yang ditemukan.

2.5 Audit Keuangan Sektor Publik

Tujuan pengujian atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah ekspresi suatu opini secara
jujur tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterim aumum. Laporan auditor merupakan media yang mengekspresikan opini auditor
atau dalam kondisi tertentu menyangkal suatu opini.

Aspek esensial audit keuangan sebagai berikut :

(1) Proses sistematik secara obyektif atas penyediaan dan evaluasi bukti merupakan suatu audit
laporan keuangan menurut standar audit berterima umum.

(2) Asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan representasi laporan keuangan yang
dibuat oleh pihak manajemen, yang melaporkan tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas.

(3) Derajat atau tingkat hubungan yang berkaitan dengan kriteria yang ada dinilai dengan cara apakah
laporan keuangan diungkapkan secara jujur sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.

(4) Hasil audit atas laporan keuangan dikomunikasikan dalam suatu pelaporan audit.

Audit keuangan meliputi audit atas laporan keuangan dan audit atas hal yang berkaitan dengan
keuangan. Audit atas laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah laporan
keuangan entitas yang diaudit telah menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi atau usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit atas laporan keuangan
disusun berdasarkan standar audit yang dikeluarkan IAI.

Audit atas hal yang berkaitan dengan keuangan meliputi unsur-unsur berikut :
a. Segmen laporan keuangan, dokumen permintaan anggaran, dan perbedaan antara realisasi kinerja
keuangan serta yang diperkirakan.

b. Pengendalian internal atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pengendalian atau pengawasan internal atas penyusunan laporan keuangan, pengamanan aktiva,
serta penggunaan sistem berbasis komputer.

d. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dugaan kecurangan.

3 SISTEM AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

a. Pemeriksaan Siklus Pendapatan

Tujuan dari audit siklus pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada tidaknya salah saji yang material
dalam pos Pendapatan Daerah/Organisasi, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain-lain yang sah.

Risiko bawaan siklus pendapatan pada banyak organisasi sektor publik sangatlah tinggi. Faktor-faktor
yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus pendapatan yaitu (a) Volume transaksi yang selalu
tinggi, (b) Masalah akuntansi yang berkembang.

Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Saldo Awal Tahun Anggaran/Sisa Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu

2. Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Pendapatan Daerah

3. Kesalahan Pembukuan dan/atau Penyajian Saldo Akhir Tahun Anggaran Sisa Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Perhitungan

4. Kesalahan Penyajian dalam Daftar Lampiran Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Perhitungan

5. Kesalahan yang Wajib Dikoreksi oleh Auditor, yang terdiri atas:

- Kesalahan Pembukuan (kekeliruan pencatatan)

- Kesalahan Pembebanan

- Kesalahan Penjumlahan dan Pengurangan Angka (aritmatika)

b. Pemeriksaan Siklus Belanja

Audit terhadap siklus belanja organisasi sektor publik terdiri dari audit terhadap belanja
aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik.
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi yang
signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja. Tujuan audit ditentukan berdasarkan
kelima kategori asersi laporan keuangan berikut:

1. Transaksi-transaksi dalam siklus belanja organisasi sktor publik sangat berpengaruh terhadap lapran
keuangan sektor publik. Kesalahan membedakan pengeluaran/belanja untuk belanja aparat/pegawai
dan pengeluaran/belanja untuk pelayanan publik akan menyebabkan laporan keuangan mengandung
salah saji. Auditor akan berusaha mencari cara untuk mencapai tingkat resiko yang lebih rendah.
Transaksi dalam pos belanja merupakan sumber salah saji yang material dalam laporan keuangan.

2. Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi sangatlah tinggi. Ada
berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus belanja ini, yaitu:

- Volume transaksi yang selalu tinggi

- Pembelanjaan dan pengeluaran tanpat otorisasi yang dapat terjadi

- Pembelian aset yang tidak perlu

- Masalah akuntansi yang berkembang

3. Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjainya salah saji.

4. Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat resiko pengendalian yang ditetapkan
lebih rendah. Auditor akan menguji efektivitas struktur pengendalian internal.

5. Auditor harus membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian internal dengan


penghematan yang diperoleh akibat berkurangnya pengujian substantif

c. Pemeriksaan Aktiva Tetap

Audit atas aktiva tetap ini sangat penting karena aktiva tetap memiliki porsi terbesar sebagai aset/harta
yang dimiliki oleh organisasi sektor publik. Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti
tentang setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan.

d. Pemeriksaan Jasa Personalia

Siklus jasa personalia sangat penting karena merupakan komponen biaya utama di hampir semua
entitas. Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi
(penggajian). Kompensasi ini meliputi gaji, insentif lembur, komisi, dan berbagai bentuk tunjangan
lainnya. Transaksi utama dlam siklus ini adalah transaksi gaji.
e. Pemeriksaan Siklus Investasi (Pembiayaan)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang suatu organisasi sektor
publik. Investasi dalam surat berharga sebagai aktiva lancar merupakan investasi sementara yang
bertujuan memanfaatkan dana yang tidak dipergunakan dalam jangka pendek untuk memperoleh laba
seperti keuntungan modal.

Surat berharga yang dipegang sebagai investasi jangka pendek biasanya material bagi neraca, tetapi tidak
material bagi laporan surplus defisit organisasi sektor publik. Sedangkan, surat berharga yang dipegang
sebagai investasi jangk panjang bisa bersifat material bagi neraca maupun laporan surplus defisit.
Investasi surat berharga jangka panjang umumnya dilakukan dalam nilai nilai rupiah yang besar shingga
sangat berpengaruh terhadap neraca. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi sektor publik
umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang terjadi.

Gambar : Pemeriksaan Siklus Akuntansi

Objek Pemeriksan

Investasi

Jangka Pendek

Jangka Panjang

Pengujian pengendalian

Bukti asersi transaksi dan saldo siklus investasi

Tujuan

Strategi audit sangat tergantung frekuensi transaksi invetasi. Bila frekuensinya rendah, auditor akan
menghemat biaya bila memakai pendekatan mengutamakan pengujian substantif. Bila frekuensinya
tinggi, auditor akan menghemat biaya kalau melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun
bukti yang mendukung.

f. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas


Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan siklus jasa personalia. Saldo
kas meliputi kas di tangan atau yang disimpan dalam entitas, kas di bank, dan dana tertentu yang
disisihkan (seperti dana kas kecil).

Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing – masing asersi yang signifikan,
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima kategori
asersi laporan keuangan :

a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian : saldo kas tercatat, benar – benar pada tanggal neraca.

b. Asersi Kelengkapan : saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi.

c. Asersi Hak dan Kewajiban : hal legal atas semua saldo kas yang tersaji pada tanggal neraca.

d. Asersi Penilaian dan Pengalokasian : saldo kas tercatat dapat direalisasi pada jumlah yang
dinyatakan dalam neraca dan sesuai skedul pendukungnya.

e. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan : saldo kas telah diidentifikasi dan dikelompokkan secara tepat
dalam neraca.

Gambar : Pemeriksaan Siklus Saldo Kas

Objek Pemeriksan

Saldo Kas

Kas di tangan

Kas yang disimpan dalam entitas

Bukti asersi transaksi dan saldo kas

Tujuan

Kas di Bank

Kas yang disisihkan (kas kecil)


4. SIKLUS AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

1.

Perencanaan audit keuangan

2.

Penetapan peraturan audit keuangan

3.

Penyusunan perencanaan audit tahunan oleh lembaga auditor

4.

Temu rencana audit tahunan

5.

Penerbitan regulasi tentang tim dan kebijakan audit tahunan

6.

Penerimaan regulasi organisasi yang akan diaudit

7.

Survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit

8.

Pembuatan program audit

9.

Penerbitan surat tugas audit


10.

Pelaksanaan audit keuangan

11.

Pembuatan daftar temuan

12.

Pembicaraan awal tentang daftar temuan

13.

Penyusunan draft laporan hasil pemeriksaan

14.

Pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dengan organisasi yang diaudit

15.

Penyelesaian laporan hasil pemeriksaan

16.

Tindak lanjut temuan laporan hasil pemeriksaan

17.

Penerbitan laporan hasil pemeriksaan

4.1 Perencanaan Audit Keuangan

Tahap perencanaan audit keuangan terdiri dari langkah – langkah :

1) Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik

Audit sektor publik tidak lagi fokus pada laporan realisasi anggaran saja tapi juga laporan keuangan
lainnya seperti neraca, laporan surplus/defisit, dan laporan arus kas. Jadi, auditor harus memahami
sistem akuntansi keuangan sektor publik.

2) Penentuan Tujuan dan Lingkup Audit

Tujuan dan lingkup audit sektor publik sangat tergantung pada mandat dan wewenang lembaga audit
dan pengawas yang bersangkutan. Audit laporan keuangan oleh auditor eksternal untuk menilai
kewajaran laporan keuangan organisasi sektor publik, sedangkan audit penyusunan laporan keuangan
oleh pengawas untuk memberikan rekomendasi perbaikan sistem pengendalian internal dan koreksi
kesalahan penyusunan laporan keuangan.

3) Penilaian Risiko

Penilaian risiko pengendalian, risiko bawaan, dan risiko deteksi dilakukan karena kegiatan audit melalui
pengujian mengandung risiko kesalahan. Jadi, kesimpulan dan opini dari auditor memiliki jaminan yang
memadai.

4) Penyusunan Rencana Audit

Rencana audit berisi uraian mengenai area yang akan diaudit, jangka waktu pelaksanaan audit, personel
yang dibutuhkan, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk pelaksanaan audit.

4.2 Penetapan Peraturan Audit Keuangan

Dibutuhkan untuk memberikan aturan yang jelas dan kontrol agar pelaksanaan audit laporan keuangan
bisa memberikan opini yang tepat.

4.3 Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan Oleh Lembaga Auditor

Perencanaan audit adalah tahap vital dalam audit karenan menentukan kesuksesan audit dan
memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten sebagai pendukung isi laporan audit.

4.4 Temu Rencana Audit Tahunan

Pertemuan dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik untuk membicarakan perencanaan
audit yang sudah disusun.

4.5 Penerbitan Regulasi Tentang Tim Dan Kebijakan Audit Tahunan

Regulasi menyangkut tim atau personel yang akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik
maupun regulasi dalam menjalankan proses audit.

4.6 Penerimaan Regulasi Organisasi Yang Akan Diaudit

Regulasi akan diterima oleh lembaga pemeriksa sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau
organisasi sektor publik terkait.

4.7 Survei Awal Karakter Industri / Organisasi Yang Akan Diaudit

Tahap selanjutnya survei awal karakter industri / organisasi yang akan diaudit.

4.8 Pembuatan Program Audit

Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah – langkah audit yang tertuang dalam
program audit :
- Tujuan audit setiap area

- Prosedur audit yang akan dilakukan

- Sumber bukti audit

- Deskripsi mengenai kesalahan

4.9 Penerbitan Surat Tugas Audit

Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada lembaga pemeriksa (auditor)
untuk melaksanakan audit.

4.10 Pelaksanaan Audit Keuangan

Dalam pelaksanaan audit keuangan, auditor melakukan :

1. Menilai pengendalian internal

Pengendalian internal adalah sistem yang dirancang oleh organisasi sektor publik untuk menjaga aset
yang dimiliki agar terbebas dari kecurangan dan penyalahgunaan.

Jenis – jenis pengendalian internal :

a. Organisasi

Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk semua aspek operasi dan
pengendaliannya, harus disebutkan rinci dan jelas.

b. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas dapat mengurangi risiko terjadinya manipulasi maupun kesalahan yang disengaja.

c. Fisik

Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aset. Prosedur dan keamanan yang memadai harus
dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses langsung maupun tidak langsung melalui dokumentasi
aset terbatas pada personel yang berwenang.

d. Persetujuan dan otorisasi

Seluruh transaksi harus diotorisasi atau disetujui orang yang tepat. Batas wewenang harus dijelaskan.

e. Akuntansi

Pengecekan atas keakuratan catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi, pemakaian nomor
rekening, jurnal, dan akuntansi untuk dokumen.

f. Personalia
Keberadaan prosedur menjamin penempatan personel yang sesuai kemampuan dan tanggung jawabnya.

g. Supervisi

Setiap sistem pengendalian internal harus mencakup supervisi oleh atasan yang bertanggung jawab
terhadap transaksi dan pencatatannya tiap hari.

h. Manajemen

Pengendalian dilakukan manakemen di luar tugas rutinnya, meliputi pengendalian secara keseluruhan
oleh fungsi pengendalian internal dan prosedur review khusus lainnya.

2. Melakukan prosedur analitis

Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan dengan mempelajari hubungan yang masuk
akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.

Prosedur analitis akan membantu auditor dengan mendukung dan meningkatkan pemahamannya
tentang operasi organisasi yang diaudit dan membantu mengidentifikasi hubungan yang tidak
sewajarnya dan fluktiasi data yang tidak diharapkan. Ada 6 langkah auditor melakukan prosedur analiis :

a) Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat

b) Mengembangkan ekspektasi

c) Melakukan perhitungan dan perbandingan

d) Menganalisis data

e) Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan

f) Menentuan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan audit

4.11 Pembuatan Daftar Temuan

Setelah pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan temuan – temuan terkait keuangan klien.
Temuan itu didaftar sebagai bukti penyampaian pendapat nantinya.

4.12 Pembicaraan Awal Tentang Daftar Temuan

Berdasarkan temuan di lapangan, auditor melakukan pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor
publik terkait temuan – temuan tersebut. Auditor akan melakukan cross-check atas hasil temuan dengan
fakta yang terjadi di lapangan.

4.13 Penyusunan Dreaft Laporan Hasil Pemeriksaan

Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check dengan pejabat organisasi sektor
publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil pemeriksaan.
4.14 Pembahasan Draft Laporan Hail Pemeriksaan dengan Organisasi yang Diaudit

Dari draft laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun, auditor lalu membicarakan atau membahasnya
dengan pimpinan organisasi sektor publik. Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah
disusun di dalam draft laporan hasil pemeriksaan sudah sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Selain itu, auditor juga memastikan kelengkapan hal- hal yang perlu dicantumkan dalam laporan hasil
pemeriksaan.

4.15 Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan

Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan dipastikan kelengkapan serta
kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai, kemudian akan dilakukan penyelesaian atau
finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil pemeriksaan akhir.

4.16 Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan

Berdasarkan temuan- temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak lanjut atau dengan kata
lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi sektor publik.

4.17 Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan

Tahapan terakhir dari siklus auditor keuangan adalah penerbitan laporan hasil pemeriksaan kepada
pihak- pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang telah diaudit tersebut.

5 TEKNIK AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

(1) Prosedur Analitis (Analytical Procedurs)

Prosedur analitis terdiri dari penelitian dan perbandingan hubungan di antara data. Prosedur ini meliputi
perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana, analisis vertikal, atau laporan persentase,
perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan data historis atau anggaran, serta penggunaan model
matematis dan statistik, seperti analisa regresi.

Contoh: membandingkan item belanja menurut anggaran dan item realisasi belanja.

(2) Inspeksi (Inspecting)

Inspeksi meliputi pemeriksaan yang rinci terhadap dokumen dan catatan serta pemeriksaan sumber daya
berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing. Inspeksi seringkali digunakan dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, baik bottom up maupun top-down.

Contoh: pemeriksaan terhadap bukti- bukti transaksi seperti rekening bank, kwitansi, atau tanda terima
lainnya untuk mengevaluasi apakah transaksi yang dilakukan telah sesuai atau menyimpang dari rencana
dan anggaran yang telah ditetapkan.
(3) Konfirmasi (Confirming)

Kegiatan konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari sumber independen di luar organisasi sektor publik yang diaudit.

Contoh: meminta keterangan kepada Bendahara Pengeluaran terkait bukti- bukti transaksi pembelian
atau pengalokasian anggaran yang telah dilakukannya. Kegiatan ini akan menunjukkan apakah bukti
transaksi tersebut fiktif atau benar adanya, selain keterangan- keterangan lainnya terkait bukti tersebut.

(4) Permintaan Keterangan (Inquiring)

Kegiatan ini meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis oleh auditor. Permintaan
keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen atau karyawan organisasi sektor publik, yang
umumnya berupa pertanyaan- pertanyaan yang timbul setelah dilaksanakannya prosedur analitis.

Contoh: auditor meminta keterangan Bendahara Pengeluaran atas ketidaksesuaian jumlah pengeluaran
(berdasarkan bukti transaksi yang ada) dengan jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

(5) Penghitungan (Counting)

Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan (counting) adalah (1)perhitungan fisik sumber daya
berwujud, seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2) akuntansi seluruh dokumen, dengan
nomor urut yang telah dicetak (prenumbered).

Contoh: auditor menghitung aset yang telah dibeli Bagian Pengadaan berdasarkan bukti transaksi yang
ada.

(6) Penelusuran (Tracing

Dalam penelusuran (tracing), yang sering kali disebut sebagai penelusuran ulang, auditor (1) memilih
dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2) menentukan bahwa informasi yang
diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar).

Contoh: auditor membandingkan antara angka uang tetera dalam kwitansi transaksi yang telah dilakukan
dan jumlah angka yang tertera dalam jurnal. Hal ini akan menunjukkan apakah ada kesesuaian penyajian,
yaitu penyajian yang lebih rendah atau lebih tinggi.

(7) Pemeriksaan Bukti Pendukung (Vouching)

Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan akuntansi,
dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumen yang digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut
untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.

Contoh:bukti pendukung adalah auditor memilih ayat jurnal “pembelian ATK” di jurnal, kemudian
membandingkannya dengan kwitansi “pembelian ATK” tersebut atau tanda terima lainnya.
(8) Pengamatan (Observing)

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan beberapa


kegiatan atau proses. Kegiatannya dapat berupa pemrosesan rutin atau jenis transaksi tertentu, seperti
penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur organisasi sektor publik.

Contoh:auditor mengamati kegiatan Bendahara Gaji dalam menjurnal ketika mengeluarkan gaji kepada
para pegawai.

(9) Pelaksanaan Ulang (Reperforming)

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming) perhitungan dan
rekonsiliasi yang dilakukan oleh organisasi sektor publik yang diaudit.

Contoh: auditor menghitung ulang penyusutan kendaraan milik organisasi berdasarkan umur ekonomis
yang sebenarnya, kemudian dibandingkan dengan pencatatan beban penyusutan kendaraan yang telah
dilakukan.

(10) Teknik Audit Berbantuan Komputer (Computer-Assisted Audit Technique)

Apabila catatan akuntansi organisasi sektor publik dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor
dapat menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk membantu melaksanakan beberapa
prosedur yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh: auditor dengan bantuan komputer memeriksa angka- angka dalam file jurnal bendahara dan
membendingkannya dengan kwitansi pembelian, kwitansi pendapatan, dan bukti- bukti transaksi
lainnya.

(11) Pengujian Pengendalian

Terdapat dua jenis pengujian pengendalian, yaitu:

1) Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan keefektifan desain kebijakan atau
prosedur dan apakah benar- benar digunakan dalam kegiatan organisasi.

2) Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan keefektifan kebijakan dan prosedur serta
bagaimana pengaplikasiannya, konsistensinya dengan aplikasi terdahulu, dan oleh siapa tersebut
dilakukan selama periode audit.

Contoh: auditor membandingkan dokumen SOP atau petunjuk teknis pegawai, dan mengamati
pelaksanaannya di lapangan. Pengendalian akan dianggap baik jika SOP atau petunjuk teknis mampu
memberikan pedoman bagi pelaksanaan tugas- tugas pegawai, pegawai mudah memahaminya dan
mengaplikasikan pada setiap pekerjaannya secara konsisten.

(12) Pengujian Substantif


Dua kategori umum pengujian substansif adalah:

1) Prosedur analitis, yang merupakan prosedur dalam menyediakan bukti- bukti tentang validitas
perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya, tentang kesalahan atau ketidakberesan
yang terjadi;

2) Pengujian yang terinci atas transaksi atau neraca merupakan pengujian untuk menyediakan bukti-
bukti tentang validitas perlakuan akuntansi atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya, tentang kesalahan
atau ketidakberesan yang terjadi.

Contoh: auditor memeriksa secara rinci angka dan jumlah transaksi yang telah terjadi, dimulai dari
pemeriksaan seluruh bukti transaksi, catatan dalam jurnal, posting dalam buku besar, hingga laporan
yang telah jadi. Dengan demikian, dapat ditemukan apakah ada kesalahan atau ketidakberesan.

6. CONTOH PRAKTEK AUDIT SEKTOR PUBLIK DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

A. Pemerintah Pusat

Audit adalah proses sistematis yang secara objektif menyediakan dan mengevaluasi bukti-bukti
berkenaan dengan aserasi kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan derajat atau tingkat
hubungan antara aserasi tersebut dengan criteria yang ada, serta mengomunikasikan hasil yang
diperoleh kepada pihak yang berkepentingan. Jadi, audit atas pemerintahan pusat ditujukan pada
perolehan bukti audit yang cukup dan tepat, apakah laporan keuangan menyadikan secara benar dan
wajar posisi keuangan pemerintah pusat yang berasal dari operasi dan perubahannya sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Audit terhadap siklus belanja pemerintah pusat yang terdiri audit terhadap belanja aparat dan belanja
pelayanan publik.

B. Pemerintah Daerah

Audit yang diselenggarakan atas kegiatan pemerintah daerah dapat dibagi menjadi audit keuangan dan
audit kinerja. Pada setiap audit, penetapan tujuan untuk menentukan jenis audit yang dilaksanakan serta
standar audit yang harus diikuti oleh auditor merupakan langkah awal.

Audit mempunyai gabungan tujuan audit keuangan dan audit kinerja atau dapat juga mempunyai tujuan
terbatas pada beberapa aspek dari masing-masing jenis audit tersebut.

Gambaran pelaksanaan audit di pemerintahan daerah, berikut ini diberikan petunjuk pemeriksaan atas
pos pendapatan asli daerah:

1. Pengujian untuk menentukan nilai realisasi pos PAD dan pos retribusi daerah
2. Melakukan verifikasi atas bukti-bukti penerimaan yang berupa Surat Tanda Setoran

3. Melakukan konfirmasi kepada instansi yang terkait dengan pemungutan Pajak Daerah

4. Dari hasil konfirmasi tersebut, kesalahan penyetoran atas pendapatan PPJU oleh PT PLN dapat
diketahui

5. Berdasarkan kejadian pada (butir 4) apabila salah setor yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah

6. Melakukan pengujian untuk menentukan pengembalian Pajak Daerah kepada Wajib Pajak

C. LSM

Jenis LSM:

· LSM melakukan fungsi control masyarakat sehingga LSM ini mengambil jarak dengan penguasa
ataupun lembaga yang dikontrolnya

· LSM yang melaksanakan program entitas

Dalam organisasi LSM dilakukan 2 jenis audit :

· Audit kinerja keuangan

Pada audit keuangan atau juga disebut audit laporan keuangan, pemakai informasi tidak hanya
organisasi, tetapi juga pihak luar organisasi . audit kinerja keuangan mengacu pada kebiasaan akuntan
menguji bukti transaksi dan menghubungkan dengan jurnal akuntansi dan menanadinya. Penulusuran ini
bertujuan memberikan jaminan bukti dokumentasi, informasi dan penjelasan memperkuat adanya
transaksi di organisasi tersebut

· Audit kinerja nonkeuangan

audit dilakukan berkaitan dengan keefisiensian dan keefektifan organisasi dalam mencapai tujuan
organisai, system pengendalian anggaran, kinerja fungsi keuangan, akuntansi ,pelayanan dan hasil
program. Audit kinerja nonkeuangan dilakukan oleh audit internal organisasi. Criteria pengukuran yang
penting yaitu ekonomis, efisien dan efektif. Tugas auditor kinerja nonkeuangan yaitu menguji bahwa
aktivitas yang dilakukan oleh organisasi tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan, tetapi justru
bermanfaat bagi masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi

D. YAYASAN
Audit yang diselenggarakan atas semua kegiatan yang dilakukan yayasan dapat dibagi menjadi audit
keuangan dan audit kinerja. Dalam audit, penetapan tujuan harus dilakukan untuk menetukan jenis audit
yang akan dilaksanakan serta standar audit yang harus diikuti oleh auditor . audit dapat mempunyai
gabungan tujuan audit keuangan dan audit kinerja atau dapat juga mempunyai tujuan yang terbatas
pada beberapaaspek masing-masing jenis audit.

E. PARTAI POLITIK

Audit dalam organisasi partai politik dibedakan menjadi 2 yaitu audit kinerja keuangan dan audit kinerja
non keuangan.

Contoh audit atas pemilu partai politik tahun 1999

· No 11 : PDI Perjuangan

o Terdapat 304 sumbangan tanpa nama dimana 3 diantaranya melebihi ketentuan 15 juta, salah
satunya Laksamana Sukardi yang menyumbang sampai 400 juta

o Pengeluaran mencapai Rp 3 miliyar untuk propaganda dan Rp 139 juta untuk membantu
Ambon/Maluku

· No 15 : Partai Amanat Indonesia

o Terdapat penerimaan dari 1 orang yang melebihi ketentuan Rp 15 juta diakui sebagai pinjaman

o Pada tanggal 21 Mei, PAN telah mengembalikan dana pinjaman.

7. AUDITOR

Audit merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan
pembukuan dan serta bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan
keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

Tujuan dari audit itu sendiri adalah mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan berupa data ,
hasil analisa, hasil penilaian, rekomendasi auditor sebagai dasar pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen, perbaikan dan atau perubahan.

Tujuan audit lainnya yaitu::

1. Kelengkapan (Completeness)
2. Ketepatan (Accurancy)

3. Eksistensi (Existence)

4. Penilaian (Valuation)

5. Klasifikasi (Classification)

6. Pisah Batas (Cut-Off)

7. Pengungkapan (Disclosure)

Jenis-jenis auditor, yaitu:

1. Auditor internal

Atau dikenal pula dengan istilah Internal Auditor, merupakan suatu profesi yang memiliki standar dan
kode etik profesi yang harus dijalankan secara konsekuen dan konsisten. Dalam paradigma lama, Internal
Auditor hanya berfungsi membantu manajemen puncak (top management) dalam pengamanan asset
(saveguard of asset) perusahaan dan mengawasi jalannya operasional perusahaan sehari-hari, terutama
dari aspek pengendalian (control).

2. Auditor eksternal

Auditor yang berdiri sebagai pihak ke 3 diluar perusahaan, dimana mereka bekerja berdasarkan surat
perintah kerja. auditor jenis ini bekerja dibawah Kantor Akuntan Publik dan bekerja secara independen
dan objektif.

3. Auditor Pemerintah

Adalah auditor(lembaga) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk melakukan dan menyelesaikan auditing
yang bekerja dipemerintah. Contoh-contoh badan itu adalah:

Badan Pemeriksa keuangan (BPK) adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada
instansi-instansi pemerintah.

Badan Pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP) tugasnya adalah sebagai auditor internal
pemerintah untuk manajemen audit (memberikan rekomendasi agar perusahaan lebih efisien, dan tidak
memberikan opini auditor).

Inspektorat Jendral Departemen keuangan sebagai auditor internal departemen keuangan

Badan pengawasan daerah tingkat I dan II sebagai audit internal daerah tingkat I dan II

4. Auditor Pajak.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik Indonesia,
bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam
pelaksanaan ketentuan perpajakan.

Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak (Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah
melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah memenuhi ketentuan
perundangan perpajakan.

8. Audit Internal

Audit internal adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
badan secara independen. Kegunaanya untuk membantu badan mencapai objektif tujuan dengan
sistematis, dengan pendekatan terperinci dalam menilai dan meningkatkan efektifitas dari resiko
manajement, kontrol, dan proses badan organisasi.

Audit internal sebagai perantara untuk meningkatkan keefektifitasan dan keefesienan suatu organisasi
dengan menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan dugaan yang bersumber dari
data dan proses usaha. Para auditor internal dikenal sebagai karyawan yang dibentuk untuk melakukan
audit internal.

Pengertian audit internal menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam SPAP (Standar Pelaporan
Akuntan Publik) adalah : “Suatu aktivitas penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk
menguji dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas organisasi sebagai pemberi bantuan bagi manajemen”.
(1998 ; 322)

Audit internal dilakukan di dalam suatu organisasi oleh auditor internal yang juga karyawan organisasi
sendiri, untuk kepentingan internal organisasi sendiri. Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab
hukum kepada publik atas apa yang dilakukan dan dilaporkannya sebagai termuan. Disebut audit pihak
pertama auditor internal bisa berbentuk unit, orang, atau panitia. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan
pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

Fungsi Auditor Internal

- Melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko,
pengendalian dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, terartur dan
menyeluruh.

- Membantu perusahaan dengan cara mengidentifikasi dan mengecaluasi


- Membantu perusahaan dalam memelihara pengendalian intern yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut.

- Mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian intern, yang mencakup kegiatan
operasi dan sistem informasi perusahaa.

- Memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah
ditetapkan dan sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi.

- Mereview kegiatan operasi dan program untuk memastikan sampai sejauh mana hasil-hasil yang
diperoleh konsisten dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

- Untuk mengevaluasi system pengendalian intern diperlukan kriteria yang memadai.

- Menentukan saran dan ruang lingkup penugasan yang memadai.

Auditor internal mempunyai peranan penting dalam membantu direksi dan dewan komisaris dalam
menjalankan tanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan. Fungsi internal audit
seharusnya menyediakan asuransi dan jasa konsultasi yang obyektif dan independen untuk semua
aktivitas perusahaan, termasuk manajemen resiko, pengendalian internal, pelaporan keuangan, dan
fungsi tata kelola lainnya

9. Audit Eksternal

Audit eksternal diartikan sebagai audit yang dilakukan oleh badan(independent) eksternal yang
memenuhi syarat-syarat. Yang bertujuan untuk menentukan antara lain, apakah catatan akutansi itu
akurat dan lengkap, apakah disusun sesuai dengan ketentuan PSAK, dan apakah laporan yang disiapkan
dari data menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha keuangan secara wajar.

Audit Eksternal adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan catatan dari suatu entitas yang
dilakukan oleh pihak ketiga secara independen (auditor), untuk memastikan bahwa catatan-catatan telah
diperiksa dengan baik, akurat dan sesuai dengan konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi,
persyaratan hukum dan memberikan pandangan yang benar dan wajar keadaan keuangan badan.

Audit eksternal merupakan review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas, biasanya
pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau lembaga. Audit
eksternal memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan dan pemerintah karena
mereka dilakukan oleh individu di luar dan karena itu memberikan pendapat tidak memihak. Audit
eksternal biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan biasanya diperlukan tahunan oleh hukum
bagi pemerintah.
Audit eksternal adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi, dikenal audit pihak kedua (oleh
pelanggan: misalnya audit yang dilakukan oleh BPJS terhadap Faskes yang menjadi mitra kerja sama
BPJS) dan audit pihak ketiga (oleh institusi independen: survei akreditasi, audit Bawas) Eksternal audit
adalah audit yang terpisah dari perusahaan yang disewa oleh perusahaan untuk memastikan bahwa
laporan keuangan perusahaan yang disusun telah mengikuri prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.

Fungsi auditor eksternal adalah memberikan kredibilitas atas laporan keuangan dan mengurangi risiko
informasi bahwa laporan keuangan adalah bias, menyesatkan, tidak akurat, tidak lengkap, dan
mengandung kesalahan material Standar audit yang ada mengharuskan auditor eksternal untuk
melakukan pengujian atas pengendalian internal.

Fungsi Auditor Eksternal lainnya yaitu:

- Membentuk dan menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

- Mendokumentasikan semua penilaian dan simpulan yang telah dicapai.

- Memastikan sifat cakupan tugas yang dilaksanakan oleh pemeriksa Internal untuk manajemen dan
memastikan apakah manajemen mempertimbangkan rekomendasi pemeriksaan internal dan bagaimana
rekomendasi tersebut dibuktikan.

- Memastikan bahwa pekerjaan pemeriksaan internal dilaksanakan oleh orang yang telah menjalani
pelatihan yang cukup dan mempunyai keahlian sebagai auditor.

- Memastikan apakah pekerjaan pemeriksa internal telah secara baik direncanakan, disupervisi,
ditelaah, dan didokumentasikan.

- Menguji pekerjaan pemeriksa internal, termasuk pengujian kembali item yang telah diuji sendiri
oleh pemeriksa internal, pengujian item yang sama serta observasi dari prosedur yang diikuti oleh
pemeriksa internal. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk mengetahui efektivitas dari desain
dan/atau operasi operasi pengendalian internal dalam pencegahan atau pendeteksian salah saji material
di laporan keuangan.

Auditor Eksternal memiliki peranan dalam asuransi terhadap Kualitas Informasi yang Diungkapkan dan
Sistem Pengendalian Internal. Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini terkait
kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen.

10. Hasil Pekerjaan Audit

Auditor memiliki waktu yang terbatas dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga mereka akan
berkonsentrasi dalam menguji viliditas dari beberapa sampel transaksi dan hasilnya daripada mengecek
semuanya dengan membabi buta. Walaupun auditor harus independen, meskipun demikian mereka
menyediakan jasa yang akan dibayar dengan uang-anda memiliki hak untuk mendapatkan hasil kerja
sesuai dengan uang yang anda bayar.

Audit akan menghasilkan sebuah laporan yang ditujukan kepada anggota-anggota dan akan memberi
sebuah ‘opini audit’ mengenai ‘kebenaran dan kewajaran’ laporan keuangan (dari kondisi organisasi dan
kegiatan-kegiatan selama periode tersebut).

Jika auditor tidak setuju dengan hasil laporan keuangan yang diberikan organisasi maka auditor dapat
menyatakan dalam laporannya bahwa, menurut opini mereka, laporan tersebut tidak baik.

Jika auditor menawarkan beberapa penyesuaian atau perubahan pada rancangan laporan keuangan,
maka hal ini harus disetujui oleh Dewan. Laporan audit diberikan kepada para anggota dan biasanya
diterima pada saat Rapat Umum Tahunan.

Auditor juga biasanya sering menyediakan Surat Manajemen. Surat manajemen terpisah dari laporan
audit, dan ditujukan kepada bagian manajemen. Laporan ini menerangkan kelemahan yang terjadi dalam
sistem kontrol internal dan memberikan rekomendasi bagaimana memperbaikinya. Manajer mempunyai
kesempatan untuk merespon hasil temuan yang dijabarkan pada surat manajemen dan menjelaskan
langkah apa yang akan diambil.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Mekanisme audit merupakan suatu mekanisme yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas dalam
pengelolaan sektor pemerintahan, BUMN, atau instansi pengelola aset Negara, serta organisasi sektor
publik lainnya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan organisasi sektor publik, keuangan
organisasi harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan serta kepatuhan.

3.2. Saran

Hendaknya dalam Mengaudit Laporan Keuangan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
ada yang akan menggambarkan akuntabilitas yang transparasi, sehingga masyarakat tidak memiliki
perspektif yang negative. Serta, untuk seluruh mahasiswa haruslah belajar dengan giat guna mencapai
tujuan Indonesia yaitu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, akuntabilitasm dan
transparasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Erlangga

Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertini. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat

Rochhajat Harun dan Sumarno AP. 2006. Komunikasi Politik sebagai Suatu Pengantar.Bandung: CV
Mandar Maju

Sujarweni V, Wiratna. 2015.Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

OeMGe at 17:28

Share

No comments:

Post a Comment

Home

View web version

About Me

My photo

OeMGe
View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai