Anda di halaman 1dari 33

* PENGENALAN

AUDIT
Oleh :
Nurmawaddah, SE.,M.Ak.,AAAIJ.
Sinopsis :
1. Apakah itu audit?
2. Apa tujuan dilaksanakannya audit?
3. Komponen dasar dalam audit
4. Tahapan pelaksanaan audit.
1. Apakah itu audit?
Audit merupakan pengumpulan dan
evaluasi bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi
untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi yg dimaksud dgn
kriteria yang telah ditetapkan yang
dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independent.
2. Tujuan dilakukannya audit adalah untuk
menyediakan pemakai lap keuangan suatu
pendapat yg diberikan oleh auditor tentang
apakah lap keuangan suatu entitas sudah
disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material serta sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku.
2. Tujuan dilakukannya audit dibagi
menjadi 3 :
Tujuan audit terkait TRANSAKSI
Tujuan audit terkait SALDO
Tujuan audit terkait PENYAJIAN dan
PENGUNGKAPAN.
Terdapat beberapa hal yang harus
diketahui tentang konsep dasar audit:
1. Bukti Audit
2. Materialitas
3. Pengendalian Internal
Konsep dasar
1. Bukti Audit
Bukti audit penting untuk penentuan
penyesuaian lap keuangan dengan standar
yang berlaku. Bukti audit merupakan bukti
yg dikumpulkan dan diuji oleh auditor
untuk menentukan apakah lap keuangan
disajikan sesuai dengan standar pelaporan
keuangan yang berlaku atau tidak.
1. Bukti Audit
Bukti audit penting mencakup :
Informasi yang sangat persuasif seperti
perhitungan auditor atas barang berharga
yang dapat diperjualbelikan.
Informasi yang kurang persuasif seperti
beberapa tanggapan atas pertanyaan-
pertanyaan dari para karyawan klien.
Jenis bukti audit:
Struktur pengendalian intern.
Bukti fisik
Catatan akuntansi
Konfirmasi
Dokumenter
Bukti surat pernyataan tertulis
Jenis bukti audit:
Perhitungan kembali
Bukti lisan
Bukti analitis dan perbandingan
2. Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang
dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi yang dilihat dari keadaan yang
melingkupinya dapat mengakibatkan
perubahan atas atau pengaruh terhadap
pertimbangan orang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut
karena adanya penghilangan atau salah saji
tersebut.
Materialitas dikelompokkan menjadi 3 kelompok:
> Menurut tingkat materialitasnya, yaitu 1. Tidak
material, yaitu keputusan pemakai cenderung
tidak berpengaruh (WTP). 2. Material, yaitu
pengaruh cenderung dipengaruhi ketika informasi
yang dipertanyakan bersifat sangat penting untuk
pengambilan keputusan yg spesifik (WDP). 3.
Sangat material, sebagian besar atau seluruh
keputusan pemakai yang didasarkan pada lap
keuangan kemungkinan besar akan terpengaruh
(Tidak Wajar Disclaimer).
Konsep dasar
3. Pengendalian Internal
Terdapat 3 tujuan pengendalian internal,
yaitu:
Realibilitas pelaporan keuangan
Efisiensi dan efektifitas operasi
Ketaatan pada hukum dan peraturan
dalam pengendalian internal.
Konsep dasar
3. Pengendalian Internal
=====================================
Tanggung jawab:
Management bertanggung jawab untuk
menetapkan dan menyelenggarakan
pengendalian internal entitas. Sedangkan
untuk Auditor yang perlu memahami dan
menguji pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
Ada 2 konsep utama yg mendasari
perancangan dan implementasi PI :
Kepastian yg layak, yaitu memberikan
kepastian yang layak bahwa lap keuangan
telah disajikan secara wajar
Keterbatasan inhern, yaitu keefektifan PI
tergantung pada kompetensi dan
ketergantungan orang-orang yang
menggunakannya.
Terdapat konsep kerangka atau framework
PI.
Framework PI telah menjadi standar dunia
dalam membangun suatu PI. Framework tsb
diterbitkan oleh Komite of Sponsoring
Organization of The Tradeway Commision
(COSO) yg merupakan aliansi dari FEI
(Financial Executif Internasional), AAA (The
American Asosiation Accounting, AICPA, IIA,
IMA
Komponen PI menurut COSO Framework,
terdiri atas :
Lingkungan pengendalian
Penilaian resiko dan pelaporan keuangan
Aktivitas pengendalian
Informasi dan komunikasi
Pemantauan
TAHAPAN AUDIT
1. Perencanaan audit
2. Uji pengendalian dan Uji subtantif atas
transaksi
3. Prosedur Analitis
4. Penyelesaian Audit
1. Perencanaan audit
Merencanakan dan mendesain pendapatan
audit. Dalam perencanaan audit terdapat 3
alasan utama mengapa auditor harus
merencanakan penugasan dengan tepat, yaitu
Untuk memungkinkan auditor mendapat bukti
yang tepat dan mencukupi pada situasi yang
dihadapi.
Untuk membantu menjaga biaya audit tetap
wajar.
Untuk menghindarkan kesalahpahaman
dengan klien.
Dalam menyusun program audit yang menjadi
pertimbangan auditor yg bertanggung jawab:
Program audit tsb harus memenuhi tujuan
audit.
Mempertimbangkan hal-hal materialitas,
bukti dan resiko inhern dan resiko
pengendalian.
Mempertimbangkan setiap resiko kecurangan
yg diidentifikasi.
Mempertimbangkan kebutuhan akan audit yg
terintegrasi bagi perusahaan publik.
Adapun bagian-bagian dalam Tahapan
perencanaan audit, sbb:
Menerima klien dan melakukan
perencanaan audit awal.
Memahami bisnis dan industri klien
Menilai resiko bisnis klien
Melakukan prosedur analitik awal.
2. Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji
Subtantif atas Transaksi
Pengujian Pengendalian
Prosedur yg digunakan untuk memperoleh
bukti dan resiko pengendalian dan
dilakukan untuk menentukan kepantasan
dari rancangan serta efektifitas operasional
pengendalian yg spesifik.
Pengujian Pengendalian
mencakup bukti-bukti sbb:
Meminta ket dari personal klien yg sesuai
Menguji dokumen, arsip dan laporan
Mengamati aktifitas yg terkait dgn
pengendalian
Melaksanakan kembali prosedur klien
Pengujian Subtantif
Prosedur yg dirancang utk menguji salah
saji yg secara langsung mempengaruhi
ketepatan dari saldo lap keuangan.
Pengujian Subtantif atas transaksi
digunakan utk menentukan apakah keenam
sasaran hasil audit yang terkait dengan
transaksi telah dipenuhi untuk setiap kelas
transaksi.
TAHAPAN AUDIT
3. Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji
rincian saldo.
Prosedur analitis didefenisikan oleh standar
auditing sbg evaluasi atas informasi
keuangan yang dilakukan dgn menganalisis
hubungan yg masuk akal antara data
keuangan dan non keuangan.
TAHAPAN AUDIT
Terdapat beberapa jenis prosedur analitis:
Membandingkan data klien dan data industri.
Membandingkan data klien dari periode sebelumnya yang
serupa.
Membandingkan data klien dgn hasil yang diharapkan yg
ditentukan oleh klien.
Membandingkan data klien dgn hasil yg diharapkan yang
ditentukan auditor.
Membandingkan data klien dgn hasil yg diharapkan dengan
menggunakan data non keuangan.
TAHAPAN AUDIT
4. Penyelesaian Audit
Penyelesaian audit terdiri dari:
1. Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan
pengungkapan. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah
menentukan apakah management telah mengungkapan semua
informasi yg diperlukan.
2. Mereview kewajiban kontijen.
Potensi utang dimasa depan kpd pihak luar atas jumlah yg
belum dapat ditentukan yg dihasilkan dari aktifitas yg telah
ditentukan.
3. Mereview peristiwa selanjutnya
Terdapat 2 jenis peristiwa kemudian yg memerlukan
pertimbangan manajemen: 1. Peristiwa yg memiliki dampak
langsung terhadap lap keuangan dan memerlukan penyesuaian.
2. Peristiwa yg tidak memiliki dampak langsung terhadap lap
keuangan tetapi memerlukan pengungkapan.
Terdapat 2 kategori prosedur audit utk review peristiwa
kemudian, 1. Prosedur yg biasanya diintegrasikan sebagai
bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun. 2. Prosedur yg
dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa
atau transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa lanjutan.
4. Mengumpulkan bukti akhir
Melaksanakan prosedur analitis akhir
Mengevaluasi asumsi going concern
Memperoleh surat representatif dari manajemen
Mempertimbangkan informasi yg menemani keuangan dasar.
Membaca informasi lain dalam laporan keuangan.
5. Mengevaluasi Hasil
Mengevaluasi kecukupan Bahan bukti
Mengevaluasi bahan bukti yg mendukung opini auditor
Pengungkapan Lap Keu
Mereview kertas kerja audit
Evaluasi ikhtisar bahan bukti.
6. Menerbitkan Lap Audit
7. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.
Ada 4 tujuan utama:
1. Untuk mengkomunikasikan tanggung jawab auditor dalam
audit lap keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan
penetapan waktu audit.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yg signifikan
yg diperoleh selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yg relevan dgn audit dari pihak
yg berhak atau terlibat dengan tata kelola.

Anda mungkin juga menyukai