Anda di halaman 1dari 5

Tugas Mata Kuliah Auditing I & Lab

Summary Chapter I

Dikerjakan Oleh : Kelompok 3


1. Arnold Christian (202232016)
2. Sri Devi Octaviah (202232017)
3. Rafi Farras A (202132007)
4. Uriel Xaviezel P (202132008)
5. Yesicca Bhallta M (202232015)

A. Pengertian Auditing
Pengertian auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan (examination) secara
obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan
untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi
tersebut. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen, yakni
auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus
kompeten untuk mengetahui jenis serta bukti yang dikumpulkan guna mencapai
kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut.

B. Perbedaan Auditing dan Akuntansi


Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa-
peristiwa ekonomi dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakan informasi
keuangan untuk mengambil keputusan. Untuk menyediakan informasi yang relevan
akuntan harus memiliki pemahaman yang mendalam atas prinsip-prinsip dan aturan-
aturan yang menjadi dasar penyiapan informasi akuntansi.
Auditing berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat tersebut
mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode
akuntansi, selain itu auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan
menginterprestasikan bukti- bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan auditor
dengan akuntan. Menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis
unsur yang harus diuji, serta mengevaluasi hasilnya adalah tugas yang hanya dilakukan
oleh auditor.
Perbedaan antara auditing dengan akuntansi adalah sebagai berikut :

Auditing Akuntansi
Metode Memperoleh dan menilai Mengidentifikasi kejadian-
atau mengevaluasi bukti kejadian dan kemudian
transaksi terkait dengan mengukur, mencatat,
laporan keuangan yang mengklasifikasikan dan
disusun oleh manajemen. meringkasnya dalam
catatan-catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat Menyusun dan
tentang kewajaran laporan mendistribusikan laporan
keuangan. keuangan.
Pihak yang Pihak yang Pihak yang
bertanggungjawab bertanggungjawab dalam bertanggungjawab adalah
auditin adalah Auditor. Manajemen.

C. Pentingnya Auditing dalam mengurangi Risiko Informasi


Dalam melakukan pinjaman sebuah perusahaan kepada bank maka bank akan
menentukan suku bunga yang akan ditanggung perusahaan berikut :
1. Suku bunga bebas resiko, suku bunga ini mendekati suku bunga yang dapat diperoleh
bank dengan berinvestasi dalam Surat Utang Negara (SUN) selama jangka waktu yang
sama dengan pinjaman tersebut.
2. Resiko bisnis bagi nasabah, mencerminkan kemungkinan bahwa perusahaan tidak
sanggup melunasi pinjaman karena kondisi ekonomi/bisnis, seperti resesi, keputusan
manajemen yang buruk, atau persaingan tak terduga dalam industri.
3. Risiko informasi, mencerminkan bahwa informasi yang melandasi keputusan resiko
bisnis ternyata tidak akurat. Penyebab yang mungkin bagi resiko informasi ini adalah
kemungkinan tidak akuratnya laporan keuangan.

Auditing tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas resiko, dan resiko bisnis
bagi nasabah, namun resiko informasi dapat menimbulkan dampak yang signifikan
terhadap auditing. Jika laporan keuangan sudah diaudit maka resiko terhadap bank akan
berkurang dan memberi satu jaminan atas informasi yang disediakan laporan keuangan
dan bank dapat menurunkan suku bunga pinjaman perusahaan.
D. Penyebab Risiko Informasi dan Bagaimana Menguranginya
1. Jauhnya informasi : informasi yang disediakan oleh pihak-pihak lain harus menjadi
andalan karena mustahis bagi seorang pengambil keputusan mengetahui secara
langsung kondisi perusahaan yang menjadi rekan bisnis.
2. Bias dan Motif pihak penyedia : jika informasi disediakan oleh seseorang yang
tujuannya tidak sejalan dengan tujuan pengambil keputusan, informasi itu mungkin
dibiaskan demi menguntungkan pihak penyedia.
3. Data yang sanngat banyak : makin besar organisasi maka makin besar volume
transaksi yang di lakukan.
4. Transaksi pertukaran yang kompleks : dewasa ini pertukaran antar organisasi sudah
menjadi makin kompleks dan karenanya lebih sulit dicatat dengan tepat.

E. Perbedaan Jasa Assurance dan Jasa Audit


Jasa asuransi adalah jasa seorang profesional independent yang meningkatkan
kualiatas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa asuransi dapat disediakan oleh
propesi akuntan publik atau atau berbagai propesi lain
Jasa audit adalah pengumpulan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
dan melaporkan derajat kesesuaian antara informsi itu dan kreteria yang telah
ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan
indipendent.

F. Perbedaan Jasa Assurance dan Non Assurance


Jasa asuransi adalah jasa seorang profesional independent yang meningkatkan
kualiatas informasi bagi para pengambil keputusan. Salah satu jasa asuransi yang
diberikan pleh propesi akuntanpublik atau oditor independent adalah jasa atestasi.
Jasa non asuransi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan pubblik yang
didalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan kemuan,
atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa non asuransi yang di hasilkan oleh akuntan publik
adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.

G. Perbedaan Jenis-Jenis Audit


1. Audit operasional : mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur
dan metode operasi organisasi. Dalam audit operasional, review atau penelaahan
yang dilkukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat menyangkut evaluasi atas
struktur organisasi, operasi komputer, metode operasi, pemasaran, dan semua
bidang lain dimana auditor menguasainya.
2. Audit Ketaatan : dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas
yang lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan : dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangn
(informasi yang di verifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteia tertentu.

H. Perbedaan Jenis-Jenis Auditor


1. Kantor Akuntan publik : bertanggungjawab mengaudit laporan keuangan historis
yang dipublikasikan semua perusahaan terbuka, kebayakan perusahaan lain yang
cukup besar, dan banyak perusahaan serta organisasi non komersial lebih kecil.
2. Auditor Internal Pemerintah : auditor yang bekerja untuk badan pengawasan
keuangan dan pembangunan (BPKP).
3. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan : auditor yang bekerja untuk Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) Republik Indonesia, badan yang didirikan berdasarkan konstitusi
Indonesia. Tanggungjawab utama BPK adalah melaksanakan fungsi audit DPR dan
juga banyak memiliki tanggungjawab audit seperti KAP.
4. Auditor Pajak : audit ini murni bersifat ketaatan. Auditor yang melakukan
pemeriksaan ini disebut auditor pajak. Seorang auditor yang terlibat dalam salah satu
bidang ini harus memiliki pengetahuan tentang pajak dan keahlian audit yang cukup
luas untuk melakukan audit yang efektif.
5. Auditor Internal : dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen, sama seperti BPK mengaudit untuk DPR.

I. Syarat-Syarat Menjadi CPA


Pemakaian gelar Certified Public Accountant (CPA) diatur oleh menteri keuangan.
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 mengatur persyaratan untuk
memperoleh dan mempertahankan izin berpraktik, baik untuk akuntan publik maupun
Kantor Akuntan Publik (KAP).
Sejalan dengan PMK 17/2008, IAPI diberikan tanggungjawab untuk melaksanakan
ujian CPA dan memberikan sertifikat CPA. Sebagian besar profesional muda yang ingin
menjadi CPA memulai karier mereka dengan bekerja pada sebuah KAP. Setelah menjadi
CPA, banyak yang meninggalkan lingkungan asalnya dan bekerja di lingkungan industri,
pemerintah, atau pendidikan. Untuk menjalankan hak berpraktik sebagai
auditorindependen, para CPA harus memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan
dan persyaratan lisensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, wajar saja jika akuntan
menjadi CPA tetapi tidak berpraktik sebagai auditor independen.

Anda mungkin juga menyukai