Anda di halaman 1dari 35

PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin pesat dapat menyebabkan meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas dari profesi akuntan public. Pengembangan
ini dimaksudkan bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh akuntan public harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Mengenai hal tersebut, akuntan public harus melakukan pengembangan dan
penyempurnaan berbagai standar professional dan dapat memberikan informasi yang bermutu.
Oleh karena itu diperlukan jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan
dijadikan sebagai basis keputusan yang akan diambil oleh akuntan public.
Untuk memenuhi tujuan audit tentunya diperlukan bukti audit yang bermutu. Bukti audit
memberikan pengaruh besar terhadap penarikan kesimpulan oleh auditor. Oleh karena itu,
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan berkompeten agar
kesimpulan yang diambil oleh akuntan public bisa memberikan manfaat yang positif dalam
rangka proses kemajuan perusahaan. Selain itu juga, bukti audit yang relevan membantu akuntan
public agar terhindar dari tuntutan pihak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIFAT AUDIT


Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
audit yang harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Untuk memudahkan memahami, ada beberapa istilah dalam urutan yang berbeda dengan yang
muncul deskripsi audit tersebut, yaitu :
1. Informasi dan Kriteria yang Telah Ditetapkan
Untuk melakukan audit tentunya harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diverifikasi
dan berupa standar yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut. Selain
harus ada informasi juga diperlukan adanya kriteria yang telah ditetapkan.
Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang sedang
diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis oleh kantor akuntan publik (KAP), kriteria
yang berlaku biasanya adalah prnsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Untuk
audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, kriterianya adalah kerangka kerja yang
sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal.
Untuk informasi yang lebih subjektif, kriterianya lebih sulit ditetapkan. Biasanya auditor dan
entitas yang diaudit telah menyepakati kriteria yang akan digunakan sebelum melakukan audit.
2. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bukti
memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk :
a. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
Kesaksian lisan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan bukti tidak hanya kesaksian lisan dari
perusahaan yang diaudit, melainkan juga dari pihak-pihak di luar organisasi yang sedang
diaudit.Seperti penasihat hukum dari perusahaan yang diaudit dengan menjelaskan posisi
perusahaan itu dalam perkara-perkara hukum tertentu.
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
Komunikasi tertulis ini disebut juga bukti documenter. Bukti documenter dari pihak intern bisa
berupa faktur penjualan, pesanan pembelian, bukti penerimaan, surat permintaan pembelian dan
lain sebagainya. Sedangkan bukti documenter dari pihak luar seperti rekening koran bank yang
dikembalikan kepada perusahaan, laporan dari para rekanan yang dikirimkan kepada perusahaan
yang diaudit, dan kopi nama aktiva tetap yang disimpan oleh perusahaan.
c. Observasi oleh auditor
Observasi oleh auditor dilakukan secara fisis dan visual. Jenis bukti observasi fisis antara lain
mengobservasi persediaan barang yang berwujud, menghitung uang kas, memeriksa tanah dan
aktiva yang berwujud lainnya. Sedangkan jenis bukti visual meliputi, obervasi terhadap
karyawan yang sedang melakukan tugas dari manajemen yang berkaitan dengan pembagian
tugas dan fungsi pengamanan.
d. Data eletronik dan data lain tentang transaksi
Bukti data elektronik seperti tes sederhana tentang cermatnya perhitungan mekanis yang
dilakukan perusahaan seperti penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian; tes
kecermatan mekanis pengikhtisaran dan pembukuan di dalam akuntansi; dan berbagai macam
analisis keuangan.

Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang
mencukupi. Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar
dari tuntutan pihak
3. Kompeten dan Independen
Auditing yang independen adalah pemeriksaan yang obyektif atas laporan keuangan yang
disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan Firma, perusahaan perorangan maupun badan usaha
lain (juga dinamkan badan yang diaudit atau auditee) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah
bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
tersebut. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang independen.
4. Pelaporan
Tahapan terakhir dalam proses audit adalah menyiapkan laporan audit, yang
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan audit adalah alat formal yang
digunakan auditor dengan mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang
diaudit kepada pihak- pihak yang berkepentingan (Jusup, 2000:57). Laporan seperti ini memiliki
sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberitahukan kepada para pembaca tentang
derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2.2 PERBEDAAN ANTARA AUDIT DAN AKUNTANSI


Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari
audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah
disetujui dan diterima.
Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikthisaran peristiwa-peristiwa ekonomi
dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakan informasi keuangan untuk mengambil
keputusan. Untuk menyediakan informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki
pemahaman yang mendalam atas prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang menjadi dasar
penyiapan informasi akuntansi.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat
itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode
akuntansi. Oleh karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum menyediakan kriteria untuk
mengevaluasi apakah informasi akuntansi telah dicatat sebagaimana mestinya, maka auditor
harus benar-benar memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Selain memahami akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan
menginterpretasikan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan antara auditor dengan
akuntan. Adapun tugas yang hanya dilakukan oleh auditor meliputi : menentukan prosedur audit
yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis unsur yang harus diuji, serta mengevaluasi hasilnya.

2.3 ASPEK EKONOMI DALAM PERMINTAAN AUDIT


Apabila bank memberikan pinjaman kepada perusahaan, maka suku bunga yang
dikenakan akan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1. Suku bunga bebas risiko,
2. Risiko bisnis bagi nasabah,
3. Risiko informasi.
Audit tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi dapat
menimbulkan dampak signifikan terhadap risiko informasi. Jika pejabat bank merasa puas karena
risiko informasi tersebut minimal akibat laporan keuangan pinjaman telah diaudit, maka risiko
bagi bank akan jauh berkurang dan suku bunga keseluruhan bagi si peminjam dapat diturunkan.
Pengurangan risiko informasi dapat berdampak signifikan terhadap kemampuan peminjam untuk
memperoleh modal dengan biaya yang wajar.

2.3.1 Penyebab Risiko Informasi


Dengan makin kompleknya masyarakat di zaman globalisasi ini, makin besar pula
kemungkinan para pengambil keputusan menerima informasi yang tidak andal. Ada beberapa
alasannya, yaitu :
a. Jauhnya informasi
b. Keberpihakan (bias) dan motif dari penyedia
c. Data yang sangat banyak serta adanya transaksi pertukaran yang kompleks.

2.3.2 Mengurangi Risiko Informasi


Setelah membandingkan biaya dan manfaat, para manajer bisnis dan pemakai laporan
keuangan mungkin menyimpulkan bahwa cara terbaik dalam menangani risiko informasi adalah
dengan menetapkan risiko itu tetap tinggi, namun wajar. Sebuah perusahaan kecil mungkin
menganggap lebih murah jika membayar biaya bunga yang lebih tinggi ketimbang menambah
biaya untuk mengurangi risiko informasi.
Bagi perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya untuk
mengurangi risiko informasi, dengan tiga cara utama sebagai berikut :
a. Pengguna (user) Memverifikasi Informasi.
b. Pengguna Berbagi Risiko Informasi dengan Manajemen.
c. Laporan Keuangan yang Diaudit Sudah Disediakan.

2.4 JASA ASSURANCE


Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan publik atau oleh
lembaga professional lainnya. Kebutuhan akan jasa assurance ini bukanlah hal baru. Para
akuntan publik sudah bertahun-tahun memberikan jasa assurance, terutama assurance tentang
informasi laporan keuangan historis. Kantor Akuntan Publik (KAP) juga sudah melakukan jasa
assurance yang berkaitan dengan lotre dan kontes.
Permintaan terhadap jasa assurance diperkirakan terus meningkat karena permintaan
akan informasi juga meningkat dan makin banyak informasi real- time yang tersedia melalui
internet.

2.4.1 Jasa Atestasi


Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi merupakan jenis jasa penjamin
yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain (Jusup,
2000:5). Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
1. Audit atas laporan keuangan historis.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi dimana auditor mengeluarkan
laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah
dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Audit ini
merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.
Pengguna eksternal seperti pemegang saham dan pemberi pinjaman yang mengandalkan laporan
keuangan untuk mengambil keputusan bisnis menganggap laporan audit sebagai indikasi dari
reliabilitas laporan keuangan tersebut. Mereka memandang laporan auditor memiliki nilai karena
auditor independen terhadap klien dan memahami hal- hal yang berkaitan dengan pelaporan
keuangan (Jusup, 2000:6).
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat, untuk membuat sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan
dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan, karena pengendalian internal yang
efektif dapat mengurangi kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan mendatang.
Pengendalian internal dirumuskan dalam Statement on Auditing Standards (Ketetapan Standar
Auditing) sebagai berikut: pengendalian internal mencakup rencana organisasi dan segala
metode serta peraturan yang menyertai yang dipakai dalam perusahaan untuk pengamanan
aktivanya, memeriksa kecermatan dan keterandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mendorong pematuhan kebijakan manajerial yang sudah digariskan.
3. Review atas laporan keuangan historis.
Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut
telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama
seperti audit. Sebuah review seringkali telah dianggap memadai untuk memenuhi kebutuhan
pengguna laporan keuangan.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.
Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi tentang
reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan perdagangan
elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-jenis assurance ini. AICPA
dan CICA telah mengembangkan lima prinsip yang berkaitan dengan privasi online, keamanan,
integritas pemrosesan, ketersediaan, dan kerahasiaan.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
Akuntan public memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis , karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis- jenis informasi lainnya. Informasi tentang
pengendalian internal berkaitan erat dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian intern
berpengaruh pula ke masa depan karena pengendalian intern yang efektif akan dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang akan dating (Jusup, 2000:7).
2.4.2 Jasa Assurance Lainnya
Sebagian besar jasa assurance lain yang diberikan akuntan publik tidak memenuhi
definisi jasa atestasi, tetapi akuntan tetap harus independen dan memberikan kepastian tentang
informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan.
Penugasan jasa assurance lain ini berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi pengambil
keputusan. KAP menghadapi ajang persaingan yang lebih luas di pasar jasa-jasa assurance lain
ini. Oleh karena makin meningkatnya permintaan akan bentuk jasa assurance lain, di Amerika
Serikat, American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) membentuk Special
Committee on Assurance Service (SCAS) untuk meriset dan mengembangkan peluang-peluang
jasa assurance baru bagi para akuntan.
Adapun contoh-contoh Jasa Assurance Lainnya (Tabel 1-2)
Jasa Assurance Lainnya Aktivitas Jasa
Pengendalian atas dan risiko yang Menilai proses dalam praktik investasi
berhubungan dengan investasi, mencakup perusahaan untuk mengidentifikasi dan
kebijakan yang terkait dengan derivative. menentukan efektivitas proses tersebut.
Mystery shopping. Melakukan pembelian secara anonym untuk
menilai upaya tenaga penjualan yang
berhadapan dengan pelanggan dan prosedur
yang mereka ikuti.
Penilaian risiko pengumpulan, pendistribusian, Menilai risiko keamanan dan pengendalian
dan penyimpanan informasi digital. yang berkaitan dengan data elektronik,
mencakup memadainya penyimpanan
pendukung dan di luar lokasi.
Penilaian risiko kecurangan dan tindakan Membuat profil risiko kecurangan dan menilai
ilegal. kecukupa sistem dan kebijakan perusahaan
dalam mencegah serta mendeteksi kecurangan
dan tindakan ilegal.
Kepatuhan pada kebijakan dan prosedur Menelaah transaksi antara rekanan dagang
perdagangan. untuk meyakinkan bahwa transaksi tersebut
sesuai dengan perjanjian, mengidentifikasi
risiko dalam perjanjian.
Kepatuhan pada royalti hiburan. Menilai apakah royalti yang dibayarkan kepada
seniman, pengarang, dan lainnya sesuai dengan
perjanjian royalti.
Sertifikasi ISO 9000. Membuat sertifikasi yang menyatakan bahwa
perusahaan telah memenuhi standar
pengendalian mutu ISO 9000, yang membantu
meyakinkan produk perusahaan bermutu
tinggi.
Audit lingkungan. Menilai apakah kebiakan dan praktik
perusahaan memastikan bahwa perusahaan
tersebut memenuhi standar dan hukum
lingkungan.

2.4.3 Jasa –jasa Non-assurance yang Diberikan Akuntan Publik


KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada diluar lingkup jasa assurance. Tiga
contoh yang spesifik adalah:
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa pajak
3. Jasa konsultasi manajemen
Sebagian besar ketiga jasa tersebut berada di luar lingkup jasa assurance, meskipun ada
beberapa area umum yang tumpang tindih antara jasa konsultasi dan assurance. Tujuan utama
jasa assurance adalah meningkatkan mutu informasi, sedangkan tujuan utama penugasan
konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen.

2.5 JENIS-JENIS AUDIT


Akuntansi publik melakukan tiga jenis utama aktivitas audit berikut, yaitu :
1. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang
diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil
akhir dari suatu audit operasional biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi. Efisiensi dan efektivitas jauh lebih sulit dievaluasi secara objektif bila dibandingkan
dengan kesesuaian atau penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Oleh karena banyaknya bidang yang efektivitas operasionalnya dapat dievaluasi, tidak mungkin
menggambarkan karakteristik pelaksanaan audit operasional yang tipikal. Penetapan kriteria
untuk mengevaluasi informasi dalam audit operasional bersifat sangat subjektif. Dalam
pengertian ini, audit operasional lebih menyerupai konsultasi manajemen.
2. Audit Ketaatan
Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
telah mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, karena manajemen
adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan
peraturan yang digariskan.
3. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Laporan
keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Dalam menentukan suatu laporan keuangan yang telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah
laporan keuangan into mengandung kesalahan yang vital atau salah saji lainnya.
Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan- laporan tersebut
akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Oleh karena itu akan lebih efisien
untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik kesimpulan yang bisa
diandalkan oleh berbagai pihak (Jusup, 2000:15).

2.6 JENIS-JENIS AUDITOR


Dewasa ini ada beberapa jenis auditor yang berpraktik. Adapun jenis- jenis auditor, yaitu :
1. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yng
dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahan lain yang cukup besar,
dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil. KAP sering kali disebut
auditor eksternal atau auditor independen untuk mebedakannya dengan auditor internal. Jumlah
akuntan public di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah sejalan dengan
perkembangan perekonomian dan bisnis.
2. Auditor Internal Pemerintah
Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara
pada instansi- instansi pemerintah. Auditor internal pemerintah bekerja untuk Badan pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan pemerintah.
3. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Badan Pemerika Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk BPK RI, badan yang
didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang kepala, BPK melapor dan
bertanggung jawab sepenuhnya kepada DPR. Peningkatan porsi upaya audit BPK dikerahkan
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah.
4. Auditor Pajak
Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak. Salah satu
tanggung jawab Ditjen Pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT
itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit ketaatan.
Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor pajak. Seorang auditor yang terkibat di
dalam salah satu bidang ini harus memiliki pengetahuan tentang pajak dan keahlian audit yang
cukup luas untuk melakukan audit yang efektif.
5. Auditor Internal
Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama
seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung
pada yang mempekerjakan mereka.
Untuk mempertahankan independensi dari fungsi- fungsi bisnis lainnya, kelompok audit internal
biasanya melapor langsung kepada direktur utama. Para pemakai luar entitas mungkin tidak
ingin mengandalkan informasi yng hanya diverifikasi oleh auditor internal karena adanya
independensi. Ketiadaan independensi ini merupakan perbedaan utama antara auditor internal
dan KAP.

2.7 AKUNTANSI PUBLIK BERSERTIFIKAT (CPA)


Apabila seseorang berencana menjadi akuntan publik (CPA), dia harus memahami
persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri
Keuangan. Sejalan dengan PMK 17/2008 IAPI diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan
ujian CPA dan memberikan sertifikat CPA. Yang diselenggarakan pertama kali awal tahun 2009,
empat kali setahun. Sebelumnya, hak tersebut diberikan kepada IAI. Ujian CPA yang
diselenggarakan IAI terakhir kali pada Juli 2008.
Sebagian besar professional muda yang ingin menjadi CPA memulai karier mereka dengan
bekerja pada sebuah Kantor Akuntan Publik. Oleh karena itu, wajar saja apabila akuntan menjadi
CPA tetapi tidak berpraktik sebagai auditor independen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Audit adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan audit yang harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen. Audit tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau
risiko bisnis, tetapi dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap risiko informasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses audit, yaitu informasi dan kriteria yang
telah ditetapkan, mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, kompeten dan independen, serta
pelaporan.
Audit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : audit operasional, audit ketaatan, dan audit
laporan keuangan. Adapun jenis- jenis auditor, yaitu : kantor akuntan publik, auditor internal
pemerintah, auditor badan pemeriksa keuangan, auditor pajak, dan auditor internal. Untuk
menjadi seorang akuntan public, harus memahami persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., R.J. Randal, M.S. Beasly dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Pertimbangan keputusan pejabat bank dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan, bank
itu akan mengenakan suku bunga yang terutama ditentukan oleh tiga faktor:
1. Suku bunga bebas resiko
2. Risiko bisnis bagi nasabah
3. Risiko informasi (information risk)
Auditing tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi dapat
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap risiko informasi.
Dengan semakin kompleksnya masyarakat, semakin besar pula kemungkinan para pengambil
keputusan menerima informasi yang tidak andal. Beberapa alasannya adalah :
1. jauhnya informasi
2. keberpihakan (bias) dan motif di penyedia
3. data yang sangat banyak
4. transaksi pertukaran yang kompleks.
Bagi perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya untuk mengurangi
risiko informasi. Ada tiga cara utama untuk melakukan hal itu:
1. Pemakai memverifikasi informasi
2. Pemakai berbagi risiko intormasi dengan manajemen
3. Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan
JASA ASSURANCE
Jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan public adalah jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana
KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa
atestasi dibagi menjadi lima kategori:
1. Audit atas Laporan Keuangan Historis
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
3. Review laporan keuangan historis
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi (Jasa WebTrust dan Jasa SysTrust)
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada diluar lingkup jasa Assurance. Tiga
contoh yang spesifik adalah Jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak dan jasa konsultasi
manajemen.
Tujuan utama jasa assurance adalah meningkatkan mutu informasi sedangkan tujuan utama
penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen.
JENIS-JENIS AUDIT
Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu Audit operasional, Audit Ketaatan dan
Audit laporan keuangan
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi. Pada akhir audir operasional, manajemen biasanya mengharapkan
saran-saran untuk memperbaiki operasi.
Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi.
Audit Laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan criteria
tertentu. Biasanya, criteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
Jenis auditor:
1. Akuntan publik terdaftar (Certified Public Accountant), auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
perusahaan besar, perusahaan kecil, dan perusahaan nirlaba.
2. Auditor pemerintah (General Accounting Office Auditors), yaitu auditor yang mempunyai
tanggung jawab mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari
program/proyek pemerintah. Contoh: BPK, BPKP, Itjen.
3. Auditor pajak (Internal Revenue Agents), yaitu auditor yang bertanggung jawab
melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor perpajakan
dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Contoh: KPP dan KARIKPA dari
DJP.
4. Auditor intern (Internal Auditor), yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk
melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Contoh: unit SPI
PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

Audit adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti informasi dalam menentukan dan
melaporkan kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam pengauditan atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik / KAP menggunakan
prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu prinsip GAAP ( Generally Accepted
Accounting Principles ). Dalam GAAP terdapat beberapa konsep audit antara lain :
1. Entitas harus jelas,
2. Data dalam laporan keuangan merupakan data yang benar bisa dipertanggung jawabkan,
3. Pengakuan pada biaya secara nyata/riil,
4. Keberlangsungan perusahaan jangka panjang,
5. Mengindentifikasi nilai mata uang yang labil / atau sering berubah.
Dalam memenuhi tujuan pengauditan auditor harus memperoleh serta mengevaluasi bukti
dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi dimana dalam pengevaluasian tersebut bukti
informasi harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut beberapa contoh bentuk
bukti :
1. Kesaksian lisan pihak yang diaudit
2. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
3. Observasi audit
4. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
Auditor harus memiliki kualifikasi dalam memahami kriteria yang digunakan serta berkompeten
dalam pengumpulan bukti guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
tersebut. Dan auditor juga memiliki sikap mental yang indenpen yang dalam pelaksanaannya
audit tidak ada nilainya jika tidak ada indenpenden dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti tersebut.
Tahapan terakhir dalam auditor adalah penyampain laporan auditor yang berisikan temuan
auditor yang nantinya diberikan kepada pemakai dalam pelaporan tersebut memberikan
informasi serta kesesuaian kriteria yang telah ditetapkan.
Perbedaan auditor dengan akuntansi yaitu ; auditor berfokus pada penentuan informasi yang
telah dicatat sesuai secara tepat pada peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi
serta auditor juga memhami prinsip akutansi yang berlaku umum dalam meyediakan dan
mengevaluasi informasi akuntansi yanng telah dicatat sebagaimana mestinya. Sedangakan
akuntasi berfokus dalam pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa ekonomi
secra logis yang bertujuan dalam meyediakan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan.
Ada beberapa alasan mengapa sebuah laporan perlu diaudit dalam memberikan informasi dan
keputusan yang mengalami ketidakandalan yaitu jauhnya informasi yang diperoleh dari pihak
lain yang mempunyai kemungkinan informasi itu disalahsajikan secara sengaja ataupun tidak,
informasi tersebut bias/samar demi menguntungkan pihak penyedia yang akan menghasilkan
salah saji informasi,pertukaran yang sangat banyak namun dicatat secara tidak tepat kedalam
catatan informasi lainnya, pencatatan dalam transaksi pertukaran antarorganisasi menjadi
kompleks dan sulit dicacat dengan tepat.
Tujuan pentingnya audit yaitu mengurangi resiko yang terjadi dalam informasi perusahaan yang
nantinya dapat memberikan pertimbangan keputusan kepada seseorang ataupun pihak lain.
Adapun cara dalam mengurangi resiko dengan melakukan ;
1. Pengguna/user dapat memverifikasi informasi tentang ke andalan atau realibitas suatu laporan
2. Pengguna saling berbagi risiko informasi yang diberikan oleh manajemen dalam meyediakan
informasi secara andal kepada user
3. Laporan keuangan yang telah diaudit secara independen sudah disediakann untuk kemudian
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dalam informasi tersebut cukup jelas, akurat dan
tidak bias/samar
Jasa Assurance adalah jasa profesional indenpenden yang meningkatkan kualitas informasi bagi
para pengambil keputusan. Penyedia jasa ini bersifat indenpenden dan dianggap tidak bias
berkenaan informasi yang diperiksa. Jasa Assurance ini dapat dilakukan oleh akuntan publik atau
profesi lainnya. Para akuntan publik memberikan jasa assurance terutama jasa tentang informasi
laporan keuangan historis dan yang terbaru adalah jasa assurance dalam perkiraan informasi
keuangan perusahaan dan pengedalian situs internet.
Jasa atstasi merupakan jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang realibitas
suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atesti dibagi menjadi 5 kategori;
1. Audit atas laporan keungan historis
Bentuk jasa ini adalah auditor mengelurkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang
apakah laporan tersebut telah dinyatakan secra wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Dalam jasa ini auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan yang bertujuan dalam meyakinkan keyakinan pemakai tentang tentang
pelaporan keuangan dimasadepan karena dalam pengendalian internal tesebut efektif mengurangi
kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan mendatang.
3. Telaah (review) laporan keungam historis
Dalam jasa ini memberikan suatu tigkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review
atas laporan keuangan dengan bukti yang lebih sedikit yang diperlukan namun berbeda dengan
tingkat kepastian yang tinggi dari/untuk audit.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Jasa atestasi TI memberikan kepastian kepada pengguna situs internet/TI telah memenuhi
kriteria yang berkaiatan dengan praktik bisnis, integritas transaksi serta proses informasi dan
berguna untuk mengevaluasi serta menguji realibitas sistem dalam berbagai bidang seperti
pengaman dan intergritas data.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai masalah permasalahan
Jasa ini kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit laporan keuangann historis karena
pemakai menginginkan kepastian indenpenden menyakut jenis informasi lainnya seperti ;
memberikan atestasi tentang pemberian/peminjaman dana perusahaan kepihak lain, memberikan
atestasi mengenai informasi dalam perkiraan laporan keuangan klien untuk memperoleh
pembiayaan.
Jasa-jasa non assurance yang umumnya diberikan oleh akuntan publik ada 3 contoh
spesifik antara lain :
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa pajak
3. Jasa konsultasi manajemen
Adapun 3 jenis aktivitas utama audit yang dilakukan akuntan publik sebagai berikut ;
1. Audit operasional
Dalam pengauditan ini mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi seperti mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer,
metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain yang dikuasai auditor.
2. Audit ketaatan
Dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan,
atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi yang hasil dari audit
tersebut dilaporkan kepada manajemen karena manajemen merupakan kelompok utama terhadap
prosedur dan peraturan perusahaan
3. Audit laporan keuangan.
Dilakukan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan(informasi yang diverifikasi) telah
sesuai dengan kriteria atau prinsip akuntansi berlaku umum GAAP ataupun sesuai susunan
penggunaan akuntansi dasar kas atau dasar lain yang cocok untuk organisasi tersebut.
Tipe-tipe auditor yang paling umum adalah :
1. Kantor akuntan publik
KAP bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua
perusahaan terbuka/Tbk, perusahaan lalin yang besar, dan perusahaan ataupun organisasi
nonkomersial yang lebih kecil. KAP ering kali disebut auditor eksternal atau auditor
indenpenden untuk membedakannya dengan auditor internal
2. Auditor internal pemerintah
Auditor yang bekerja untuk badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) guna
melayani kebutuhan pemerintahan. Tugas BPKP dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas operasional berbagai program pemerintah.
3. Auditor badan pemeriksa keungan
Tanggung jawab auditor BPK untuk melaksankan fungsi audit DPR dan tanggung jawab lainnya
sebagian besar seperti informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai macam pemerintahan baik
pusat ataupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR.
4. Auditor pajak
Audit ini bersifat audit ketaatan yang melaksanakan pemeriksaan SPT wajib pajak untuk
menentukan SPT tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.
5. Audit internal Auditor ini dipekerjakan dan menjadi karyawan yang bertugas untuk melakukan
audit kepada dewan komisaris dan manajemen perusahaan itu.

PROFESI AKUNTAN PUBLIK

KANTOR AKUNTANSI PUBLIK (KAP)


Hak legal untuk melakukan Audit Laporan Keuangan di Indonesia diberikan kepada kantor
akuntan publik oleh Menteri keuagan. Kantor akuntan publik juga memberikan jasa lain kepada
klien, seperti jasa pajak dan konsultasi.
KEGIATAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KAP menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa
tambahan yang biasa diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa
perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen.
• Jasa akuntansi dan
pembukuan Banyak klien
kecil yang memiliki staf akuntansi terbatas mengandalkan KAP untuk menyusun laporan
keuangannya yang dikarenakan tidak memiliki personel atau keahlian untuk memanfaatkan
peranti lunak untuk membuat ayat jurnal dan buku besar. Jika KAP membuat LK dan audit maka
LK akan dilampiri semacam laporan oleh KAP yang disebut Laporan Kompilasi. Laporan ini
tidak memberikan kepastian apapun kepada pihak ketiga.
• Jasa
Perpajakan
KAP menyiapkan SPT pajak korporasi dan perorangan baik untuk klien audit maupun nonaudit.
Jasa perpajakan yang dilakukan seperti perhitungan PBB, pajak hadiah, perencanaan pajak dan
aspek pajak lainnya.
• Jasa Konsultasi
Manajemen Kebanyak
an KAP memberikan jasa tertentu yang memungkinkan kliennya mengoperasikan bisnis secara
lebih efektif. Jasa ini disebut juga jasa penasihat manajemen.
STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Tiga faktor utama yang mempengaruhi struktur organisasional KAP adalah:
1.Kebutuhan akan independensi dari klien
Independensi memungkinkan auditor tetap tidak bias dalam menarik kesimpulan
tentang laporan keuangan.
2. Pentingnya struktur untuk memicu kompetensi
Kompetensi memungkinkan auditor melaksanakan audit dan melakukan jasa-jasa
lain secara efektif dan efesien.
3. Meningkatkan risiko tuntutan hukum yang dihadapi auditor
Beberapa struktur organisasional dapat memberikan tingkat perlindungan tertentu
bagi setiap anggota kantor akuntan publik (KAP).
Ada 2 struktur organisasi dalam PMK 17/2008, bagi KAP, yaitu :
1. Perusahaan Perorangan (Proprietorship)Semua kantor dengan pemilik tunggal diorganisasikan
sebagai perusahaan perorangan (proprietorship).
2. Persekutuan (Partnership) Bentuk Organisasi ini sama dengan perusahaan perorangan
tetapi menyangkut banyak pemilik
Hierarki KAP yang Khas
Hierarki organisasi dalam KAP meliputi sekutu (partner) atau pemegang saham, manajer,
penyelia, auditor senior atau penanggungjawab, serta asisten.
SARBANES-OXLEY ACT DAN PUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT
BOARD
1. Sarbanes-Oxley Act membentuk Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB) yang ditunjuk dan diawasi oleh Securities and Exchange Commision (SEC).
Tugas PCAOB :
• Mengawasi auditor perusahaan publik atau terbuka
• Menetapkan standar auditing dan pengendalian mutu untuk audit atas perusahaan terbuka
• Melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu di kantor-kantor yang melakukan audit
tersebut.

2. ASB (Auditing Standards Board) dari AICPA bertugas menyediakan standar-standar auditing
bagi Perusahaan swasta.
BADAN PENGAWASAN PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK)
Adalah badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang
andal bagi investor untuk keputusan investasi. Perusahan yang berencana
menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat harus menyerahkan laporan registrasi
kepada SEC untuk disetujui. Perusahaan publik harus menyerahkan laporan tahunan yang
terinci kepada komisi .Selanjutnya SEC memeriksa kelengkapannya sebelum mengizinkan
perusahaan menjual sekuritasnya melalui bursa saham. Laporan harus disertai pendapat
akuntan publik independen, sebagai bagian dari laporan registrasi dan laporan-laporan
berikutnya. Kebanyakan KAP mempunyai tenaga spesialis yang menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk memastikan bahwa klien memenuhi semua persyaratan SEC.
SEC sangat berperan dalam penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) dan persyaratan pengungkapan bagi laporan keuangan, karena kewenangannya
menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan
kepada investor.
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)
IAPI menetapkan persyaratan profesional bagi para CPA .melakukan riset mempublikasikan
topik mengenai akuntansi,audit,jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsultasi manajemen.
Menetapkan Standar dan Aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta
akuntan praktisi lainnya. IAPI memiliki kewenangan untuk menetapkan standar dan
pembuat aturan dalam lima bidang utama berikut ini :
1. Standar audit.
2. Standar kompilasi dan review.
3. Standar atestasi lainnya.
4. Kode erilaku etik.
5.Standar konsultasi
Fungsi lain IAPI menyusun dan memberi nilai dalam ujian sertifikasi akuntan
publik.Para akuntan publik harus memenuhi persyaratan pendidikan yang berkelanjutan
guna mempertahankan lisensi untuk berpraktik dan agar selalu mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan yang luas serta selalu berubah dalam bidang auditing, akuntansi, jasa
atestasi dan assurance, jasa konsultasi manajemen, serta perpajakan.
STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM
Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis.
Pedoman paling luas yang tersedia adalah 10 standar auditing yang berlaku umum
(generally accepted auditing standards = GAAS), yang disusun oleh IAPI.dan dikembangkan
oleh DSPAP .Standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi 3 kategori :
1. Standar umum
Standar umum menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang auditor.Menurut standar umum, audit harus :
a. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki
kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
b. Sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit harus
mempertahankan.
c. Kemahiran profesional dalam melakukan segala aspek audit dan bertanggung jawab atas
tugasnya dengan tekun dan saksama

2. Standar pekerjaan lapangan (pengumpulan bukti dan aktifitas lain selama audit )
Standar pekerjaan lapangan antara lain:
a. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua
asisten sebagaimana mestinya.
b. Pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian
internal,untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan karena kesalahan
atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
c. Bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak
untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
Standar pelaporan, antara lain:
a. apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
b. keadaan dimana prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak diikuti secara konsisten .
c. memadainya pengukapan informatif.
d.pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan.
PERNYATAAN STANDART AUDIT (PSA)
Diterbitkan DSPAP sebagai pedoman yang lebih khusus dari pada GAAS. PSA disebut
sebagai referensi yang paling terotorisasi yang tersedia bagi auditor dan setiap anggota yang
melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standar-standar ini
menurut Kode Etik IAPI.
Klasifikasi Pernyataan Standar Audit Semua PSA diberi nomor klasifikasi,yaitu PSA 01
menjukkan urutan pernytaan saat dikeluarkan dan SA 161 yang meneunjukkan lokasi dalam
kondifikasi SPAP.
GAAS dan Standar Kinerja merupakan pedoman audit terorisasi bagi anggota profesi
keduanya hanya memberi sedikit arahan dari asumsinya.
STANDAR AUDITING INTERNASIONAL
International Standards on Auditing (ISAs) diterbitkan oleh International Auditing
Practices Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC
adalah organisasi profesi akuntansi sedunia. Dengan 163 organisasi anggota di 120
negara ,mewakili 2,5 juta akuntan .IAPC berupaya meningkatkan keseragaman
praktik auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan persyaratan
mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan mendorong penerimaannya di
seluruh dunia.
PENGENDALIAN MUTU
Bagi sebuah KAP, pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan
untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien
dan pihak-pihak lain. Metode-metode ini meliputi struktur organisasi KAP itu serta prosedur
yang ditetapkannya.Pengendalian mutu ditetapkan oleh KAP secara keseluruhan sedangkan
GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan.
Lima unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan
kebijakan dan prosedurnya :
1. Independensi, integritas dan objektivitas.
2. Manajemen Kepegawaian.
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan.
4. Kinerja penugasan konsultasi.
5. Pemantauan prosedur.

PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE


LAINNYA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin pesat dapat menyebabkan
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas dari profesi akuntan
public. Pengembangan ini dimaksudkan bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh akuntan
public harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mengenai hal tersebut, akuntan public harus melakukan pengembangan dan
penyempurnaan berbagai standar professional dan dapat memberikan informasi yang
bermutu. Oleh karena itu diperlukan jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi
yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan diambil oleh akuntan public.
Untuk memenuhi tujuan audit tentunya diperlukan bukti audit yang bermutu. Bukti
audit memberikan pengaruh besar terhadap penarikan kesimpulan oleh auditor. Oleh
karena itu, auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan
berkompeten agar kesimpulan yang diambil oleh akuntan public bisa memberikan manfaat
yang positif dalam rangka proses kemajuan perusahaan. Selain itu juga, bukti audit yang
relevan membantu akuntan public agar terhindar dari tuntutan pihak.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SIFAT AUDIT


Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan audit yang harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Untuk memudahkan memahami, ada beberapa istilah dalam urutan yang berbeda dengan
yang muncul deskripsi audit tersebut, yaitu :
1. Informasi dan Kriteria yang Telah Ditetapkan
Untuk melakukan audit tentunya harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat
diverifikasi dan berupa standar yang dapat digunakan auditor untuk mengevaluasi
informasi tersebut. Selain harus ada informasi juga diperlukan adanya kriteria yang telah
ditetapkan.
Kriteria untuk mengevaluasi informasi juga bervariasi, tergantung pada informasi yang
sedang diaudit. Dalam audit atas laporan keuangan historis oleh kantor akuntan publik
(KAP), kriteria yang berlaku biasanya adalah prnsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Untuk audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan, kriterianya
adalah kerangka kerja yang sudah diakui untuk mengembangkan pengendalian internal.
Untuk informasi yang lebih subjektif, kriterianya lebih sulit ditetapkan. Biasanya auditor
dan entitas yang diaudit telah menyepakati kriteria yang akan digunakan sebelum
melakukan audit.
2. Mengumpulkan dan Mengevaluasi Bukti
Bukti (evidence) adalah setiap informasi yang digunakan auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda, termasuk :
a. Kesaksian lisan pihak yang diaudit (klien)
Kesaksian lisan yang dibutuhkan dalam mengumpulkan bukti tidak hanya kesaksian lisan
dari perusahaan yang diaudit, melainkan juga dari pihak-pihak di luar organisasi yang
sedang diaudit.Seperti penasihat hukum dari perusahaan yang diaudit dengan menjelaskan
posisi perusahaan itu dalam perkara-perkara hukum tertentu.
b. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
Komunikasi tertulis ini disebut juga bukti documenter. Bukti documenter dari pihak intern
bisa berupa faktur penjualan, pesanan pembelian, bukti penerimaan, surat permintaan
pembelian dan lain sebagainya. Sedangkan bukti documenter dari pihak luar seperti
rekening koran bank yang dikembalikan kepada perusahaan, laporan dari para rekanan
yang dikirimkan kepada perusahaan yang diaudit, dan kopi nama aktiva tetap yang
disimpan oleh perusahaan.
c. Observasi oleh auditor
Observasi oleh auditor dilakukan secara fisis dan visual. Jenis bukti observasi fisis antara
lain mengobservasi persediaan barang yang berwujud, menghitung uang kas, memeriksa
tanah dan aktiva yang berwujud lainnya. Sedangkan jenis bukti visual meliputi, obervasi
terhadap karyawan yang sedang melakukan tugas dari manajemen yang berkaitan dengan
pembagian tugas dan fungsi pengamanan.
d. Data eletronik dan data lain tentang transaksi
Bukti data elektronik seperti tes sederhana tentang cermatnya perhitungan mekanis yang
dilakukan perusahaan seperti penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian; tes
kecermatan mekanis pengikhtisaran dan pembukuan di dalam akuntansi; dan berbagai
macam analisis keuangan.

Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan
jumlah yang mencukupi. Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang
ditarik oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya.
Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten
agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak
3. Kompeten dan Independen
Auditing yang independen adalah pemeriksaan yang obyektif atas laporan keuangan
yang disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan Firma, perusahaan perorangan maupun
badan usaha lain (juga dinamkan badan yang diaudit atau auditee) Auditor harus memiliki
kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk
mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan
yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut. Auditor juga harus memiliki sikap mental
yang independen.
4. Pelaporan
Tahapan terakhir dalam proses audit adalah menyiapkan laporan audit, yang
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan audit adalah alat formal
yang digunakan auditor dengan mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan
keuangan yang diaudit kepada pihak- pihak yang berkepentingan (Jusup, 2000:57). Laporan
seperti ini memiliki sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberitahukan
kepada para pembaca tentang derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang
telah ditetapkan.

2.2 PERBEDAAN ANTARA AUDIT DAN AKUNTANSI


Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari
audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah
disetujui dan diterima.
Akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikthisaran peristiwa-peristiwa
ekonomi dengan cara yang logis yang bertujuan menyediakan informasi keuangan untuk
mengambil keputusan. Untuk menyediakan informasi yang relevan, para akuntan harus
memiliki pemahaman yang mendalam atas prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang menjadi
dasar penyiapan informasi akuntansi.
Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah informasi yang
dicatat itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama
periode akuntansi. Oleh karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
menyediakan kriteria untuk mengevaluasi apakah informasi akuntansi telah dicatat
sebagaimana mestinya, maka auditor harus benar-benar memahami prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Selain memahami akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan
dan menginterpretasikan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan antara auditor
dengan akuntan. Adapun tugas yang hanya dilakukan oleh auditor meliputi : menentukan
prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis unsur yang harus diuji, serta
mengevaluasi hasilnya.

2.3 ASPEK EKONOMI DALAM PERMINTAAN AUDIT


Apabila bank memberikan pinjaman kepada perusahaan, maka suku bunga yang
dikenakan akan ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:
1. Suku bunga bebas risiko,
2. Risiko bisnis bagi nasabah,
3. Risiko informasi.
Audit tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi
dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap risiko informasi. Jika pejabat bank merasa
puas karena risiko informasi tersebut minimal akibat laporan keuangan pinjaman telah
diaudit, maka risiko bagi bank akan jauh berkurang dan suku bunga keseluruhan bagi si
peminjam dapat diturunkan. Pengurangan risiko informasi dapat berdampak signifikan
terhadap kemampuan peminjam untuk memperoleh modal dengan biaya yang wajar.

2.3.1 Penyebab Risiko Informasi


Dengan makin kompleknya masyarakat di zaman globalisasi ini, makin besar pula
kemungkinan para pengambil keputusan menerima informasi yang tidak andal. Ada
beberapa alasannya, yaitu :
a. Jauhnya informasi
b. Keberpihakan (bias) dan motif dari penyedia
c. Data yang sangat banyak serta adanya transaksi pertukaran yang kompleks.

2.3.2 Mengurangi Risiko Informasi


Setelah membandingkan biaya dan manfaat, para manajer bisnis dan pemakai
laporan keuangan mungkin menyimpulkan bahwa cara terbaik dalam menangani risiko
informasi adalah dengan menetapkan risiko itu tetap tinggi, namun wajar. Sebuah
perusahaan kecil mungkin menganggap lebih murah jika membayar biaya bunga yang lebih
tinggi ketimbang menambah biaya untuk mengurangi risiko informasi.
Bagi perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya untuk
mengurangi risiko informasi, dengan tiga cara utama sebagai berikut :
a. Pengguna (user) Memverifikasi Informasi.
b. Pengguna Berbagi Risiko Informasi dengan Manajemen.
c. Laporan Keuangan yang Diaudit Sudah Disediakan.

2.4 JASA ASSURANCE


Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas
informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance dapat dilakukan oleh akuntan
publik atau oleh lembaga professional lainnya. Kebutuhan akan jasa assurance ini bukanlah
hal baru. Para akuntan publik sudah bertahun-tahun memberikan jasa assurance, terutama
assurance tentang informasi laporan keuangan historis. Kantor Akuntan Publik (KAP) juga
sudah melakukan jasa assurance yang berkaitan dengan lotre dan kontes.
Permintaan terhadap jasa assurance diperkirakan terus meningkat karena
permintaan akan informasi juga meningkat dan makin banyak informasi real- time yang
tersedia melalui internet.

2.4.1 Jasa Atestasi


Jasa atestasi adalah jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang
reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi merupakan jenis jasa
penjamin yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan suatu laporan
tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat
oleh pihak lain (Jusup, 2000:5). Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu :
1. Audit atas laporan keuangan historis.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan
itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi dimana auditor
mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan
keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prisnsip akuntansi
yang berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh
KAP.
Pengguna eksternal seperti pemegang saham dan pemberi pinjaman yang mengandalkan
laporan keuangan untuk mengambil keputusan bisnis menganggap laporan audit sebagai
indikasi dari reliabilitas laporan keuangan tersebut. Mereka memandang laporan auditor
memiliki nilai karena auditor independen terhadap klien dan memahami hal- hal yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan (Jusup, 2000:6).
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Di Amerika Serikat, untuk membuat sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah
dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan, karena
pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi kemungkinan salah saji dalam
laporan keuangan mendatang.
Pengendalian internal dirumuskan dalam Statement on Auditing Standards (Ketetapan
Standar Auditing) sebagai berikut: pengendalian internal mencakup rencana organisasi
dan segala metode serta peraturan yang menyertai yang dipakai dalam perusahaan untuk
pengamanan aktivanya, memeriksa kecermatan dan keterandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong pematuhan kebijakan manajerial yang
sudah digariskan.
3. Review atas laporan keuangan historis.
Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan
tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum, sama seperti audit. Sebuah review seringkali telah dianggap memadai untuk
memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi.
Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi
tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet
dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-jenis
assurance ini. AICPA dan CICA telah mengembangkan lima prinsip yang berkaitan dengan
privasi online, keamanan, integritas pemrosesan, ketersediaan, dan kerahasiaan.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
Akuntan public memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan
perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis , karena pemakai menginginkan
kepastian yang independen menyangkut jenis- jenis informasi lainnya. Informasi tentang
pengendalian internal berkaitan erat dengan laporan keuangan, tetapi pengendalian intern
berpengaruh pula ke masa depan karena pengendalian intern yang efektif akan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang akan dating
(Jusup, 2000:7).
2.4.2 Jasa Assurance Lainnya
Sebagian besar jasa assurance lain yang diberikan akuntan publik tidak memenuhi
definisi jasa atestasi, tetapi akuntan tetap harus independen dan memberikan kepastian
tentang informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan.
Penugasan jasa assurance lain ini berfokus pada peningkatan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. KAP menghadapi ajang persaingan yang lebih luas di pasar jasa-jasa
assurance lain ini. Oleh karena makin meningkatnya permintaan akan bentuk jasa
assurance lain, di Amerika Serikat, American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
membentuk Special Committee on Assurance Service (SCAS) untuk meriset dan
mengembangkan peluang-peluang jasa assurance baru bagi para akuntan.
Adapun contoh-contoh Jasa Assurance Lainnya (Tabel 1-2)
Jasa Assurance Lainnya Aktivitas Jasa
Pengendalian atas dan risiko yang Menilai proses dalam praktik investasi
berhubungan dengan investasi, mencakup perusahaan untuk mengidentifikasi dan
kebijakan yang terkait dengan derivative. menentukan efektivitas proses tersebut.
Mystery shopping. Melakukan pembelian secara anonym untuk
menilai upaya tenaga penjualan yang
berhadapan dengan pelanggan dan
prosedur yang mereka ikuti.
Penilaian risiko pengumpulan, Menilai risiko keamanan dan pengendalian
pendistribusian, dan penyimpanan yang berkaitan dengan data elektronik,
informasi digital. mencakup memadainya penyimpanan
pendukung dan di luar lokasi.
Penilaian risiko kecurangan dan tindakan Membuat profil risiko kecurangan dan
ilegal. menilai kecukupa sistem dan kebijakan
perusahaan dalam mencegah serta
mendeteksi kecurangan dan tindakan ilegal.
Kepatuhan pada kebijakan dan prosedur Menelaah transaksi antara rekanan dagang
perdagangan. untuk meyakinkan bahwa transaksi tersebut
sesuai dengan perjanjian, mengidentifikasi
risiko dalam perjanjian.
Kepatuhan pada royalti hiburan. Menilai apakah royalti yang dibayarkan
kepada seniman, pengarang, dan lainnya
sesuai dengan perjanjian royalti.
Sertifikasi ISO 9000. Membuat sertifikasi yang menyatakan
bahwa perusahaan telah memenuhi standar
pengendalian mutu ISO 9000, yang
membantu meyakinkan produk perusahaan
bermutu tinggi.
Audit lingkungan. Menilai apakah kebiakan dan praktik
perusahaan memastikan bahwa perusahaan
tersebut memenuhi standar dan hukum
lingkungan.

2.4.3 Jasa –jasa Non-assurance yang Diberikan Akuntan Publik


KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada diluar lingkup jasa assurance.
Tiga contoh yang spesifik adalah:
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa pajak
3. Jasa konsultasi manajemen
Sebagian besar ketiga jasa tersebut berada di luar lingkup jasa assurance, meskipun ada
beberapa area umum yang tumpang tindih antara jasa konsultasi dan assurance. Tujuan
utama jasa assurance adalah meningkatkan mutu informasi, sedangkan tujuan utama
penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen.

2.5 JENIS-JENIS AUDIT


Akuntansi publik melakukan tiga jenis utama aktivitas audit berikut, yaitu :
1. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang
diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya mengharapkan saran-saran untuk
memperbaiki operasi. Efisiensi dan efektivitas jauh lebih sulit dievaluasi secara objektif
bila dibandingkan dengan kesesuaian atau penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Oleh karena banyaknya bidang yang efektivitas operasionalnya dapat dievaluasi, tidak
mungkin menggambarkan karakteristik pelaksanaan audit operasional yang tipikal.
Penetapan kriteria untuk mengevaluasi informasi dalam audit operasional bersifat sangat
subjektif. Dalam pengertian ini, audit operasional lebih menyerupai konsultasi manajemen.
2. Audit Ketaatan
Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang
diaudit telah mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen,
karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan
terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan.
3. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah
laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
tertentu. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas. Dalam menentukan suatu laporan keuangan yang telah dinyatakan
secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor mengumpulkan
bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan into mengandung kesalahan yang vital
atau salah saji lainnya.
Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan- laporan
tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan. Oleh karena itu akan
lebih efisien untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik
kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak (Jusup, 2000:15).

2.6 JENIS-JENIS AUDITOR


Dewasa ini ada beberapa jenis auditor yang berpraktik. Adapun jenis- jenis auditor,
yaitu :
1. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yng
dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahan lain yang cukup
besar, dan banyak perusahaan serta organisasi nonkomersial yang lebih kecil. KAP sering
kali disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk mebedakannya dengan
auditor internal. Jumlah akuntan public di Indonesia dari tahun ke tahun semakin
bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis.
2. Auditor Internal Pemerintah
Auditor internal pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
Negara pada instansi- instansi pemerintah. Auditor internal pemerintah bekerja untuk
Badan pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), guna melayani kebutuhan
pemerintah.
3. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Badan Pemerika Keuangan adalah auditor yang bekerja untuk BPK RI, badan yang
didirikan berdasarkan konstitusi Indonesia. Dipimpin oleh seorang kepala, BPK melapor
dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada DPR. Peningkatan porsi upaya audit BPK
dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas operasional berbagai program
pemerintah.
4. Auditor Pajak
Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak.
Salah satu tanggung jawab Ditjen Pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk
menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini
murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut auditor
pajak. Seorang auditor yang terkibat di dalam salah satu bidang ini harus memiliki
pengetahuan tentang pajak dan keahlian audit yang cukup luas untuk melakukan audit
yang efektif.
5. Auditor Internal
Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen,
sama seperti BPK mengaudit untuk DPR. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam,
tergantung pada yang mempekerjakan mereka.
Untuk mempertahankan independensi dari fungsi- fungsi bisnis lainnya, kelompok audit
internal biasanya melapor langsung kepada direktur utama. Para pemakai luar entitas
mungkin tidak ingin mengandalkan informasi yng hanya diverifikasi oleh auditor internal
karena adanya independensi. Ketiadaan independensi ini merupakan perbedaan utama
antara auditor internal dan KAP.

2.7 AKUNTANSI PUBLIK BERSERTIFIKAT (CPA)


Apabila seseorang berencana menjadi akuntan publik (CPA), dia harus memahami
persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan
Menteri Keuangan. Sejalan dengan PMK 17/2008 IAPI diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan ujian CPA dan memberikan sertifikat CPA. Yang diselenggarakan pertama
kali awal tahun 2009, empat kali setahun. Sebelumnya, hak tersebut diberikan kepada IAI.
Ujian CPA yang diselenggarakan IAI terakhir kali pada Juli 2008.
Sebagian besar professional muda yang ingin menjadi CPA memulai karier mereka dengan
bekerja pada sebuah Kantor Akuntan Publik. Oleh karena itu, wajar saja apabila akuntan
menjadi CPA tetapi tidak berpraktik sebagai auditor independen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Audit adalah pengumpulan
dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan audit yang
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Audit tidak berpengaruh
terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi dapat menimbulkan dampak
signifikan terhadap risiko informasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses audit, yaitu informasi dan kriteria
yang telah ditetapkan, mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, kompeten dan independen,
serta pelaporan.
Audit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : audit operasional, audit ketaatan, dan audit
laporan keuangan. Adapun jenis- jenis auditor, yaitu : kantor akuntan publik, auditor
internal pemerintah, auditor badan pemeriksa keuangan, auditor pajak, dan auditor
internal. Untuk menjadi seorang akuntan public, harus memahami persyaratan-
persyaratan yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri
Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., R.J. Randal, M.S. Beasly dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Ira Dase. “Bukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit, dan Kertas Kerja”. http://www.
Academia.edu/5155562/BUKTI AUDIT TUJUAN AUDIT PROGRAM AUDIT
DAN KERTAS KERJA . Diakses 24 Februari 2016
Jusup, Haryono. 2000. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
“Audit” https://id.wikipedia.org/wiki/Audit. Diakses 22 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai