BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin pesat dapat menyebabkan meningkatnya
tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas dari profesi akuntan public. Pengembangan
ini dimaksudkan bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh akuntan public harus dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Mengenai hal tersebut, akuntan public harus melakukan pengembangan dan
penyempurnaan berbagai standar professional dan dapat memberikan informasi yang bermutu.
Oleh karena itu diperlukan jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan
dijadikan sebagai basis keputusan yang akan diambil oleh akuntan public.
Untuk memenuhi tujuan audit tentunya diperlukan bukti audit yang bermutu. Bukti audit
memberikan pengaruh besar terhadap penarikan kesimpulan oleh auditor. Oleh karena itu,
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan berkompeten agar
kesimpulan yang diambil oleh akuntan public bisa memberikan manfaat yang positif dalam
rangka proses kemajuan perusahaan. Selain itu juga, bukti audit yang relevan membantu akuntan
public agar terhindar dari tuntutan pihak.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang
mencukupi. Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar
dari tuntutan pihak
3. Kompeten dan Independen
Auditing yang independen adalah pemeriksaan yang obyektif atas laporan keuangan yang
disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan Firma, perusahaan perorangan maupun badan usaha
lain (juga dinamkan badan yang diaudit atau auditee) Auditor harus memiliki kualifikasi untuk
memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis serta jumlah
bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
tersebut. Auditor juga harus memiliki sikap mental yang independen.
4. Pelaporan
Tahapan terakhir dalam proses audit adalah menyiapkan laporan audit, yang
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan audit adalah alat formal yang
digunakan auditor dengan mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang
diaudit kepada pihak- pihak yang berkepentingan (Jusup, 2000:57). Laporan seperti ini memiliki
sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberitahukan kepada para pembaca tentang
derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Audit adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan audit yang harus dilakukan oleh orang
yang kompeten dan independen. Audit tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau
risiko bisnis, tetapi dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap risiko informasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses audit, yaitu informasi dan kriteria yang
telah ditetapkan, mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, kompeten dan independen, serta
pelaporan.
Audit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : audit operasional, audit ketaatan, dan audit
laporan keuangan. Adapun jenis- jenis auditor, yaitu : kantor akuntan publik, auditor internal
pemerintah, auditor badan pemeriksa keuangan, auditor pajak, dan auditor internal. Untuk
menjadi seorang akuntan public, harus memahami persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., R.J. Randal, M.S. Beasly dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Pertimbangan keputusan pejabat bank dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan, bank
itu akan mengenakan suku bunga yang terutama ditentukan oleh tiga faktor:
1. Suku bunga bebas resiko
2. Risiko bisnis bagi nasabah
3. Risiko informasi (information risk)
Auditing tidak berpengaruh terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi dapat
menimbulkan dampak yang signifikan terhadap risiko informasi.
Dengan semakin kompleksnya masyarakat, semakin besar pula kemungkinan para pengambil
keputusan menerima informasi yang tidak andal. Beberapa alasannya adalah :
1. jauhnya informasi
2. keberpihakan (bias) dan motif di penyedia
3. data yang sangat banyak
4. transaksi pertukaran yang kompleks.
Bagi perusahaan yang lebih besar, biasanya lebih praktis menanggung biaya untuk mengurangi
risiko informasi. Ada tiga cara utama untuk melakukan hal itu:
1. Pemakai memverifikasi informasi
2. Pemakai berbagi risiko intormasi dengan manajemen
3. Laporan keuangan yang diaudit sudah disediakan
JASA ASSURANCE
Jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan. Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh
akuntan public adalah jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana
KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa
atestasi dibagi menjadi lima kategori:
1. Audit atas Laporan Keuangan Historis
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
3. Review laporan keuangan historis
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi (Jasa WebTrust dan Jasa SysTrust)
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai permasalahan
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada diluar lingkup jasa Assurance. Tiga
contoh yang spesifik adalah Jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pajak dan jasa konsultasi
manajemen.
Tujuan utama jasa assurance adalah meningkatkan mutu informasi sedangkan tujuan utama
penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi kepada manajemen.
JENIS-JENIS AUDIT
Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, yaitu Audit operasional, Audit Ketaatan dan
Audit laporan keuangan
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi. Pada akhir audir operasional, manajemen biasanya mengharapkan
saran-saran untuk memperbaiki operasi.
Audit ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi.
Audit Laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan criteria
tertentu. Biasanya, criteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP).
Jenis auditor:
1. Akuntan publik terdaftar (Certified Public Accountant), auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua perusahaan publik,
perusahaan besar, perusahaan kecil, dan perusahaan nirlaba.
2. Auditor pemerintah (General Accounting Office Auditors), yaitu auditor yang mempunyai
tanggung jawab mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari
program/proyek pemerintah. Contoh: BPK, BPKP, Itjen.
3. Auditor pajak (Internal Revenue Agents), yaitu auditor yang bertanggung jawab
melaksanakan pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor perpajakan
dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Contoh: KPP dan KARIKPA dari
DJP.
4. Auditor intern (Internal Auditor), yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan untuk
melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan. Contoh: unit SPI
PERMINTAAN TERHADAP JASA AUDIT DAN JASA ASSURANCE LAINNYA
Audit adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti informasi dalam menentukan dan
melaporkan kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam pengauditan atas laporan keuangan oleh kantor akuntan publik / KAP menggunakan
prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia yaitu prinsip GAAP ( Generally Accepted
Accounting Principles ). Dalam GAAP terdapat beberapa konsep audit antara lain :
1. Entitas harus jelas,
2. Data dalam laporan keuangan merupakan data yang benar bisa dipertanggung jawabkan,
3. Pengakuan pada biaya secara nyata/riil,
4. Keberlangsungan perusahaan jangka panjang,
5. Mengindentifikasi nilai mata uang yang labil / atau sering berubah.
Dalam memenuhi tujuan pengauditan auditor harus memperoleh serta mengevaluasi bukti
dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi dimana dalam pengevaluasian tersebut bukti
informasi harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Berikut beberapa contoh bentuk
bukti :
1. Kesaksian lisan pihak yang diaudit
2. Komunikasi tertulis dengan pihak luar
3. Observasi audit
4. Data elektronik dan data lain tentang transaksi
Auditor harus memiliki kualifikasi dalam memahami kriteria yang digunakan serta berkompeten
dalam pengumpulan bukti guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
tersebut. Dan auditor juga memiliki sikap mental yang indenpen yang dalam pelaksanaannya
audit tidak ada nilainya jika tidak ada indenpenden dalam mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti tersebut.
Tahapan terakhir dalam auditor adalah penyampain laporan auditor yang berisikan temuan
auditor yang nantinya diberikan kepada pemakai dalam pelaporan tersebut memberikan
informasi serta kesesuaian kriteria yang telah ditetapkan.
Perbedaan auditor dengan akuntansi yaitu ; auditor berfokus pada penentuan informasi yang
telah dicatat sesuai secara tepat pada peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode akuntansi
serta auditor juga memhami prinsip akutansi yang berlaku umum dalam meyediakan dan
mengevaluasi informasi akuntansi yanng telah dicatat sebagaimana mestinya. Sedangakan
akuntasi berfokus dalam pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa ekonomi
secra logis yang bertujuan dalam meyediakan informasi keuangan dalam pengambilan keputusan.
Ada beberapa alasan mengapa sebuah laporan perlu diaudit dalam memberikan informasi dan
keputusan yang mengalami ketidakandalan yaitu jauhnya informasi yang diperoleh dari pihak
lain yang mempunyai kemungkinan informasi itu disalahsajikan secara sengaja ataupun tidak,
informasi tersebut bias/samar demi menguntungkan pihak penyedia yang akan menghasilkan
salah saji informasi,pertukaran yang sangat banyak namun dicatat secara tidak tepat kedalam
catatan informasi lainnya, pencatatan dalam transaksi pertukaran antarorganisasi menjadi
kompleks dan sulit dicacat dengan tepat.
Tujuan pentingnya audit yaitu mengurangi resiko yang terjadi dalam informasi perusahaan yang
nantinya dapat memberikan pertimbangan keputusan kepada seseorang ataupun pihak lain.
Adapun cara dalam mengurangi resiko dengan melakukan ;
1. Pengguna/user dapat memverifikasi informasi tentang ke andalan atau realibitas suatu laporan
2. Pengguna saling berbagi risiko informasi yang diberikan oleh manajemen dalam meyediakan
informasi secara andal kepada user
3. Laporan keuangan yang telah diaudit secara independen sudah disediakann untuk kemudian
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dalam informasi tersebut cukup jelas, akurat dan
tidak bias/samar
Jasa Assurance adalah jasa profesional indenpenden yang meningkatkan kualitas informasi bagi
para pengambil keputusan. Penyedia jasa ini bersifat indenpenden dan dianggap tidak bias
berkenaan informasi yang diperiksa. Jasa Assurance ini dapat dilakukan oleh akuntan publik atau
profesi lainnya. Para akuntan publik memberikan jasa assurance terutama jasa tentang informasi
laporan keuangan historis dan yang terbaru adalah jasa assurance dalam perkiraan informasi
keuangan perusahaan dan pengedalian situs internet.
Jasa atstasi merupakan jenis jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang realibitas
suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atesti dibagi menjadi 5 kategori;
1. Audit atas laporan keungan historis
Bentuk jasa ini adalah auditor mengelurkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang
apakah laporan tersebut telah dinyatakan secra wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
2. Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Dalam jasa ini auditor harus memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas
pelaporan keuangan yang bertujuan dalam meyakinkan keyakinan pemakai tentang tentang
pelaporan keuangan dimasadepan karena dalam pengendalian internal tesebut efektif mengurangi
kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan mendatang.
3. Telaah (review) laporan keungam historis
Dalam jasa ini memberikan suatu tigkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review
atas laporan keuangan dengan bukti yang lebih sedikit yang diperlukan namun berbeda dengan
tingkat kepastian yang tinggi dari/untuk audit.
4. Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Jasa atestasi TI memberikan kepastian kepada pengguna situs internet/TI telah memenuhi
kriteria yang berkaiatan dengan praktik bisnis, integritas transaksi serta proses informasi dan
berguna untuk mengevaluasi serta menguji realibitas sistem dalam berbagai bidang seperti
pengaman dan intergritas data.
5. Jasa atestasi lain yang dapat diterapkan pada berbagai masalah permasalahan
Jasa ini kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit laporan keuangann historis karena
pemakai menginginkan kepastian indenpenden menyakut jenis informasi lainnya seperti ;
memberikan atestasi tentang pemberian/peminjaman dana perusahaan kepihak lain, memberikan
atestasi mengenai informasi dalam perkiraan laporan keuangan klien untuk memperoleh
pembiayaan.
Jasa-jasa non assurance yang umumnya diberikan oleh akuntan publik ada 3 contoh
spesifik antara lain :
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa pajak
3. Jasa konsultasi manajemen
Adapun 3 jenis aktivitas utama audit yang dilakukan akuntan publik sebagai berikut ;
1. Audit operasional
Dalam pengauditan ini mengevaluasi efisiensi dan efektifitas setiap bagian dari prosedur dan
metode operasi organisasi seperti mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer,
metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain yang dikuasai auditor.
2. Audit ketaatan
Dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, aturan,
atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi yang hasil dari audit
tersebut dilaporkan kepada manajemen karena manajemen merupakan kelompok utama terhadap
prosedur dan peraturan perusahaan
3. Audit laporan keuangan.
Dilakukan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan(informasi yang diverifikasi) telah
sesuai dengan kriteria atau prinsip akuntansi berlaku umum GAAP ataupun sesuai susunan
penggunaan akuntansi dasar kas atau dasar lain yang cocok untuk organisasi tersebut.
Tipe-tipe auditor yang paling umum adalah :
1. Kantor akuntan publik
KAP bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua
perusahaan terbuka/Tbk, perusahaan lalin yang besar, dan perusahaan ataupun organisasi
nonkomersial yang lebih kecil. KAP ering kali disebut auditor eksternal atau auditor
indenpenden untuk membedakannya dengan auditor internal
2. Auditor internal pemerintah
Auditor yang bekerja untuk badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) guna
melayani kebutuhan pemerintahan. Tugas BPKP dikerahkan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas operasional berbagai program pemerintah.
3. Auditor badan pemeriksa keungan
Tanggung jawab auditor BPK untuk melaksankan fungsi audit DPR dan tanggung jawab lainnya
sebagian besar seperti informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai macam pemerintahan baik
pusat ataupun daerah sebelum diserahkan kepada DPR.
4. Auditor pajak
Audit ini bersifat audit ketaatan yang melaksanakan pemeriksaan SPT wajib pajak untuk
menentukan SPT tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.
5. Audit internal Auditor ini dipekerjakan dan menjadi karyawan yang bertugas untuk melakukan
audit kepada dewan komisaris dan manajemen perusahaan itu.
2. ASB (Auditing Standards Board) dari AICPA bertugas menyediakan standar-standar auditing
bagi Perusahaan swasta.
BADAN PENGAWASAN PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK)
Adalah badan pemerintah pusat yang membantu menyediakan informasi yang
andal bagi investor untuk keputusan investasi. Perusahan yang berencana
menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat harus menyerahkan laporan registrasi
kepada SEC untuk disetujui. Perusahaan publik harus menyerahkan laporan tahunan yang
terinci kepada komisi .Selanjutnya SEC memeriksa kelengkapannya sebelum mengizinkan
perusahaan menjual sekuritasnya melalui bursa saham. Laporan harus disertai pendapat
akuntan publik independen, sebagai bagian dari laporan registrasi dan laporan-laporan
berikutnya. Kebanyakan KAP mempunyai tenaga spesialis yang menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk memastikan bahwa klien memenuhi semua persyaratan SEC.
SEC sangat berperan dalam penetapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) dan persyaratan pengungkapan bagi laporan keuangan, karena kewenangannya
menetapkan persyaratan pelaporan yang dianggap perlu demi wajarnya pengungkapan
kepada investor.
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI)
IAPI menetapkan persyaratan profesional bagi para CPA .melakukan riset mempublikasikan
topik mengenai akuntansi,audit,jasa atestasi dan assurance, serta jasa konsultasi manajemen.
Menetapkan Standar dan Aturan yang harus diikuti seluruh anggota serta
akuntan praktisi lainnya. IAPI memiliki kewenangan untuk menetapkan standar dan
pembuat aturan dalam lima bidang utama berikut ini :
1. Standar audit.
2. Standar kompilasi dan review.
3. Standar atestasi lainnya.
4. Kode erilaku etik.
5.Standar konsultasi
Fungsi lain IAPI menyusun dan memberi nilai dalam ujian sertifikasi akuntan
publik.Para akuntan publik harus memenuhi persyaratan pendidikan yang berkelanjutan
guna mempertahankan lisensi untuk berpraktik dan agar selalu mengetahui perkembangan
ilmu pengetahuan yang luas serta selalu berubah dalam bidang auditing, akuntansi, jasa
atestasi dan assurance, jasa konsultasi manajemen, serta perpajakan.
STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM
Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis.
Pedoman paling luas yang tersedia adalah 10 standar auditing yang berlaku umum
(generally accepted auditing standards = GAAS), yang disusun oleh IAPI.dan dikembangkan
oleh DSPAP .Standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi 3 kategori :
1. Standar umum
Standar umum menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang auditor.Menurut standar umum, audit harus :
a. Audit harus dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki
kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
b. Sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit harus
mempertahankan.
c. Kemahiran profesional dalam melakukan segala aspek audit dan bertanggung jawab atas
tugasnya dengan tekun dan saksama
2. Standar pekerjaan lapangan (pengumpulan bukti dan aktifitas lain selama audit )
Standar pekerjaan lapangan antara lain:
a. Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua
asisten sebagaimana mestinya.
b. Pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian
internal,untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan karena kesalahan
atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
c. Bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak
untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar pelaporan
Standar pelaporan, antara lain:
a. apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
b. keadaan dimana prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak diikuti secara konsisten .
c. memadainya pengukapan informatif.
d.pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan.
PERNYATAAN STANDART AUDIT (PSA)
Diterbitkan DSPAP sebagai pedoman yang lebih khusus dari pada GAAS. PSA disebut
sebagai referensi yang paling terotorisasi yang tersedia bagi auditor dan setiap anggota yang
melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standar-standar ini
menurut Kode Etik IAPI.
Klasifikasi Pernyataan Standar Audit Semua PSA diberi nomor klasifikasi,yaitu PSA 01
menjukkan urutan pernytaan saat dikeluarkan dan SA 161 yang meneunjukkan lokasi dalam
kondifikasi SPAP.
GAAS dan Standar Kinerja merupakan pedoman audit terorisasi bagi anggota profesi
keduanya hanya memberi sedikit arahan dari asumsinya.
STANDAR AUDITING INTERNASIONAL
International Standards on Auditing (ISAs) diterbitkan oleh International Auditing
Practices Committee (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IFAC
adalah organisasi profesi akuntansi sedunia. Dengan 163 organisasi anggota di 120
negara ,mewakili 2,5 juta akuntan .IAPC berupaya meningkatkan keseragaman
praktik auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan persyaratan
mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan mendorong penerimaannya di
seluruh dunia.
PENGENDALIAN MUTU
Bagi sebuah KAP, pengendalian mutu terdiri atas metode-metode yang digunakan
untuk memastikan bahwa kantor itu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien
dan pihak-pihak lain. Metode-metode ini meliputi struktur organisasi KAP itu serta prosedur
yang ditetapkannya.Pengendalian mutu ditetapkan oleh KAP secara keseluruhan sedangkan
GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan.
Lima unsur pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan
kebijakan dan prosedurnya :
1. Independensi, integritas dan objektivitas.
2. Manajemen Kepegawaian.
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan.
4. Kinerja penugasan konsultasi.
5. Pemantauan prosedur.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang semakin pesat dapat menyebabkan
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas dari profesi akuntan
public. Pengembangan ini dimaksudkan bahwa kualitas jasa yang diberikan oleh akuntan
public harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mengenai hal tersebut, akuntan public harus melakukan pengembangan dan
penyempurnaan berbagai standar professional dan dapat memberikan informasi yang
bermutu. Oleh karena itu diperlukan jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi
yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan diambil oleh akuntan public.
Untuk memenuhi tujuan audit tentunya diperlukan bukti audit yang bermutu. Bukti
audit memberikan pengaruh besar terhadap penarikan kesimpulan oleh auditor. Oleh
karena itu, auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan
berkompeten agar kesimpulan yang diambil oleh akuntan public bisa memberikan manfaat
yang positif dalam rangka proses kemajuan perusahaan. Selain itu juga, bukti audit yang
relevan membantu akuntan public agar terhindar dari tuntutan pihak.
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus memperoleh bukti dengan kualitas dan
jumlah yang mencukupi. Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang
ditarik oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya.
Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten
agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk
menghindar dari tuntutan pihak
3. Kompeten dan Independen
Auditing yang independen adalah pemeriksaan yang obyektif atas laporan keuangan
yang disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan Firma, perusahaan perorangan maupun
badan usaha lain (juga dinamkan badan yang diaudit atau auditee) Auditor harus memiliki
kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk
mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan
yang tepat setelah memeriksa bukti tersebut. Auditor juga harus memiliki sikap mental
yang independen.
4. Pelaporan
Tahapan terakhir dalam proses audit adalah menyiapkan laporan audit, yang
menyampaikan temuan-temuan auditor kepada pemakai. Laporan audit adalah alat formal
yang digunakan auditor dengan mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan
keuangan yang diaudit kepada pihak- pihak yang berkepentingan (Jusup, 2000:57). Laporan
seperti ini memiliki sifat yang berbeda-beda, tetapi semuanya harus memberitahukan
kepada para pembaca tentang derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Audit adalah pengumpulan
dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan audit yang
harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Audit tidak berpengaruh
terhadap suku bunga bebas risiko atau risiko bisnis, tetapi dapat menimbulkan dampak
signifikan terhadap risiko informasi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses audit, yaitu informasi dan kriteria
yang telah ditetapkan, mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, kompeten dan independen,
serta pelaporan.
Audit dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : audit operasional, audit ketaatan, dan audit
laporan keuangan. Adapun jenis- jenis auditor, yaitu : kantor akuntan publik, auditor
internal pemerintah, auditor badan pemeriksa keuangan, auditor pajak, dan auditor
internal. Untuk menjadi seorang akuntan public, harus memahami persyaratan-
persyaratan yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan Menteri
Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., R.J. Randal, M.S. Beasly dan A.A. Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Ira Dase. “Bukti Audit, Tujuan Audit, Program Audit, dan Kertas Kerja”. http://www.
Academia.edu/5155562/BUKTI AUDIT TUJUAN AUDIT PROGRAM AUDIT
DAN KERTAS KERJA . Diakses 24 Februari 2016
Jusup, Haryono. 2000. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
“Audit” https://id.wikipedia.org/wiki/Audit. Diakses 22 Februari 2016