Anda di halaman 1dari 20

NAMA : ALFIA SETYANINGRUM

NIM : 18312115
SUMMARY PENGAUDITAN 1

BAB I
PEMAHAMAN KONSEP AUDIT

Pengertian Audit
Menurut PSAK: Adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan bukti
yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian-
kejadian dan melihat bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dengan fakta
dan menkomunikasikan hasilnya kepada yamg berkepentingan.

Menurut Mulyadi: Auditing adalah suatu proses untuk memperoleh dan menunjukkan bukti
secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta sistem penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan

Secara umum dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa: Auditing adlah Proses
Seseoarang atau Lembaga yang independen yang mempunyai kompetensi dalam bidang
tersebut, Meliputi Mengumpulkan dan memperoleh Bukti, Serta bukti yang telah
dikumpulkan, dengan tujuan agar dapat memberikan pendapat mengenai suatu laporan
keuangan tersebut kepada seseorang atau lembaga yang berkepentingan didalamnya.

Peran Audit
Kontribusi auditor independen adalah membubuhkan kredibilitas atas informasi. Dalam hal
ini kredibilitas berarti bahwa informasi tidak dapat sehingga dapat diandalkan oleh pihak luar
seperti investor, kreditor, pemegang saham, dan pelanggan.

Tujuan Audit
Tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik adalah
untuk menyatakan pendapat, apakah posisi keuangan dan hasil usaha serta perubahan posisi
keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia yang
ditentukan secara konsisten.

Type Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan (informasi
yang diuji) telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Audit laporan
keuangan esensial dalam bisnis, karena audit memberikan data yang menjadi dasar
keputusan pengalokasian sumber daya yang langka. Dalam hal ini, auditor
mengumpulkan bukti dan memberikan keyakinan tingkat tinggi bahwa laporan
keuangan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan
pada umumnya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas. Hasil audit lalu lintas partai kepada pihak luar perusahaan seperti
kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit ketaatan/kepatuhan
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang menentukan ketentuan, peraturan,
dan undang-undang tertentu. Pelaksanaan audit ketaatan tergantung pada keberadaan
data yang dapat memenuhi kriteria dan kriteria / tolok ukur yang diakui. Contoh ia
mungkin bersumber dari manajemen pengelolaan pengendalian internal. Audit harus
dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal.
3. Audit operasional
Merupakan penelaahan atas bagian dari prosedur dan organisasi organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektivitasnya. Lingkup audit operasional sangat luas, tinjauan
yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi. Pada saat operasional
audit selesainya, auditor pada umumnya akan memberikan saran kepada manajemen
atas jalannya operasi perusahaan. Efektifitas mengukur baik sebuah organisasi yang
berhasil mencapai tujuan dan sasarannya.

Tahapan Audit Keuangan


Berikut ini adalah beberapa tahapan audit laporan keuangan:
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Tahapan pertama dalam pemeriksaan laporan keuangan secara menyeluruh adalah
merencanakan dan merancang pendekatan audit. Dalam mengaudit, auditor
mempertimbangkan 2 hal yang mempengaruhi jenis pendekatan.
2. Melaksanakan uji pengendalian dan uji substantif
Tahapan selanjutnya dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan, uji
pengendalian, pengujian substantif atas transaksi. Auditor akan mengukur ruang
lingkup pemeriksaan ketika laporan keuangan kurang akurat dan tidak memiliki bukti
audit.
3. Mengimplementasikan prosedur analitis dan uji rincian saldo
Mengimplementasikan prosedur analitis dan menguji rincian tahapan selanjutnya
yang perlu Anda pahami dalam pemeriksaan laporan keuangan. Dalam melakukan
audit, perbandingan perbandingan dan hubungan antara saldo akun dengan tampilan
data yang akan digunakan untuk melakukan prosedur analitis.
4. Melengkapi prosedur audit sangat penting bagi auditor.
Hal ini bertujuan untuk menghubungkan semua informasi yang diperoleh secara
menyeluruh sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar.

Laporan Audit
merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakannya mengenai kewajaran laporan
keuangan auditan. Pendapat auditor disajikan dalan suatu laporan tertulis yang umumnya
berupa laporan audit baku.
Laporan Audit Baku :
1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku.
Tersedia 3 fakta yang Proposal oleh auditor dalam paragraf pengantar, yaitu :
a. Auditor tipe jasa yang diberikan.
b. Objek yang diaudit.
c. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan
tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan
berdasarkan hasil auditnya.
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan
auditor.
3. Paragraf pernyataan berisi pernyataan tentang pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan. 5 (lima) Tipe Pokok Laporan Audit yang Diterbitkan oleh
Auditor:
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian. (Opini Wajar Tanpa
Pengecualian).
b. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian. (Opini
Berkualifikasi).
c. Laporan yang berisi pendapat yang wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan. (Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan).
d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion).
e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat. (Pendapat
Penolakan).

BAB 2
THE AUDIT MARKET

Manajemen mengontrol sistem akuntansi, pengendalian internal, dan laporan keuangan untuk
para investornya. Tetapi manajemen tidak independen dan obyektif karena kesuksesan
bergantung kepada positifnya laporan mereka. Oleh karena itu, auditor lah yang menaikkan
kepercayaan pengguna laporan tersebut dengan memberikan opini atas kewajaran
laporanlaporannya. Permintaan terhadap audit services dijelaskan dengan 4 teori, yaitu :
1. Teori Polisi.
2. Teori Kredibilitas Pemberian Pinjaman.
3. Teori Keyakinan yang Diilhami.
4. Teori Agensi.

Sebuah perusahaan dipandang sebagai hasil dari 'kontrak', di mana beberapa kelompok
membuat semacam kontribusi kepada perusahaan, diberi tertentu 'harga'. Hasil dari audit
(report assurance) akan disampaikan kepada pihak ketiga yang telah memberikan kontribusi
tersebut; Agency theory ini menjembatani perusahaan dengan pihak ketiga; harga tertentu
digambarkan contohnya dengan fee si auditor Audit dibutuhkan di sebagian besar Negara,
dan sekarang audit secara hukum sudah diperlukan untuk beberapa perusahaan, contoh :
perusahaan listed, perusahaan yang menerima uang Negara, dan industry tertentu.

Legal Liability of The Auditor:


 berbeda setiap Negara dan daerah.
 based on one or more of the following:
 Hukum adat.
 Pertanggung jawaban perdata berdasarkan undang-undang hukum.
 Pertanggung jawaban pidana berdasarkan hukum perundang-undangan.
 Tanggung jawab untuk anggota organisasi akuntansi profesional.

Auditor Duties
Memberi opini terhadap:
 Kewajaran laporan keuangan.
 Kemampuan perusahaan going concern.
 Sistem internal control perusahaan.
 Kejadian fraud.

Perusahaan audit diklasifikasikan ke dalam dua kategori berbeda yaitu, Perusahaan Empat
Besar dan Perusahaan Non-Empat Besar. Perusahaan empat besar berpartisipasi dalam kantor
pusat internasional, di mana teknologi, prosedur, dan arahan global dikembangkan.
Perusahaan non-Empat Besar mencakup berbagai perusahaan dari perusahaan lokal kecil,
dengan hanya sedikit profesional, hingga perusahaan lapis kedua yang juga memiliki jaringan
internasional.

Auditor dievaluasi oleh pasar berdasarkan elemen kualitas teknis dan fungsional. Kualitas
audit teknis didefinisikan sebagai sejauh mana audit memenuhi harapan konsumen
sehubungan dengan deteksi dan pelaporan kesalahan dan penyimpangan mengenai
perusahaan yang diaudit. Kualitas audit fungsional didefinisikan sebagai sejauh mana proses
pelaksanaan audit dan mengkomunikasikan hasilnya memenuhi harapan konsumen. Aspek
fungsional kualitas audit tidak mewakili hasil, tetapi proses itu sendiri.

Ada banyak pemangku kepentingan yang mengandalkan laporan keuangan yang diaudit:
klien (yang memiliki hubungan privitas), pemegang saham aktual dan potensial, vendor,
bankir dan kreditor lainnya, karyawan, pelanggan, dan pemerintah. Tanggung jawab hukum
auditor untuk setiap pemangku kepentingan bervariasi dari satu negara ke negara lain, distrik
ke distrik. Tanggung jawab ini secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan satu atau
beberapa hal berikut yaitu, hukum umum.

BAB 3
ETIKA BAGI AKUNTAN PROFESIONAL
Tujuan Profesi Akuntansi: Menerima tanggung jawab untuk bertindak sesuai kepentingan
publik. Kode Etik dibagi 3 yaitu, bagian A adalah penerapan kode secara umum (prinsip
dasar dan konseptual kerangka).

Prinsip Dasar (Kode Etik IFAC)


a. Integritas
Mempunyai keyakinan teguh, jujur dan berani menolak
jujur).
b. Objektivitas
Menjadikan untuk tidak membiarkan bias.
c. Kompetensi profesional dan kehati-hatian
Menjadikan harus kompeten terhadap apa yang akan diaudit.
d. Kerahasiaan
Menjadikan menghormati informasi rahasia perusahaan, tidak mengungkap ke
pihak ketiga tanpa otoritas yang jelas.
e. Perilaku professional
Menjadikan mematuhi hukum dan peraturan untuk menghindari tindakan
yang mencemarkan profess.

Kerangka konseptual
1. Identifikasi ancaman terhadap kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar.
2. Evaluasi signifikansi ancaman yang teridentifikasi.
3. Terapkan pengamanan, bila perlu, untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya menjadi tingkat yang dapat diterima.

Ancaman
1. Intimidasi
Adalah ketika auditor terhalang untuk bertindak obyektif dan melaksanakan
skeptisisme professional karena diancam.
2. Kepentingan sendiri
Adalah ketika auditor bisa mendapat keuntungan dari klien karena dia memiliki
kepentingan keuangan.
3. Riview Diri Sendiri
Adalah ketika auditor menemukan kesalahan material dari hasil audit yang sedang
dievaluasi ulang.
4. Advokasi
Adalah ketika anggota dari tim assurance melakukan cara atau pendapat klien.
Misalnya, kalau anggota tim ini akan mendapat saham opini yang diberikan bagus,
maka ia akan member opini sesuai yang mengurus, dsb
5. Keakraban
Adalah ketika auditor memiliki hubungan dekat atau terlalu bersimpati terhadap
kepentingan klien. Contohnya keluarga dekat, rekan bisnis, menerima hadiah atau
perlakuan khusus, dan lain sebagainya.

Pengamanan
Tindakan atau langkah-langkah yang dapat menghilangkan ancaman atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Ada dua kategori, yaitu :
1. Perlindungan yang diciptakan oleh profesi, undang-undang atau peraturan.
2. Pengamanan di lingkungan kerja.

Aktivitas Lintas Batas


 Apabila peraturan di Negara asing yang kurang ketat dari Kode Etik IFAC, berarti
yang diikuti adalah aturan IFAC.
 Apabila peraturan di Negara asing lebih ketat dari Kode Etik IFAC, berarti yang
diikuti adalah peraturan Negara asing tersebut.
 Apabila peraturan Negara asal lebih ketat dari opsi dua, maka mengikuti peraturan
negara asal.

Anggota Dalam Praktik Publik


Akuntan professional dalam praktek publik adalah akuntan professional, terlepas dari
klasifikasi fungsional (misalnya audit, pajak, atau konsultan) di sebuah perusahaan yang
menyediakan jasa professional. Istilah ini juga digunakan untuk merujuk kepada sebuah
perusahaan akuntan professional dalam praktek publik. Berikut guideline etika yang
ditawarkan untuk akuntan professional dalam praktek public.

Penunjukan professional
a. Penerimaan Klien
Adalah mempertimbangkan apakah penerimaan akan menciptakan ancaman terhadap
kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar.
b. Engagement acceptance
Adalah setuju untuk hanya menyediakan jasa yang benar-benar dikuasai oleh akuntan.
Safeguards for Accepting and Audit Engagement should be applied sebelum
menerima engagement acceptance Information from Existing Auditor.
c. Setelah izin
Adalah setelah izin klien diperoleh, akuntan yang ada harus memberikan informasi
secara jujur dan jelas.
d. Akuntan yang diusulkan
Adalah jika akuntan yang diusulkan tidak dapat berkomunikasi dengan akuntan yang
ada, akuntan yang diusulkan harus mencoba untuk mendapatkan informasi tentang
kemungkinan ancaman dengan cara lain seperti melalui pertanyaan dari pihak ketiga
atau investigasi latar belakang pada manajemen senior.

Konflik Kepentingan
Seorang akuntan harus mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi keadaan yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan dan menerapkan safeguards bila diperlukan untuk
menghilangkan threats.

Kedua Pilihan
 Memberikan opini kedua tentang penerapan akuntansi, audit, pelaporan atau standar
lainnya atau prinsip-prinsip oleh atau atas nama perusahaan yang tidak klien yang ada
dapat menyebabkan ancaman terhadap pemenuhan prinsip-prinsip dasar.
 Pengamanan seperti meminta izin klien untuk menghubungi akuntan yang ada,
menjelaskan keterbatasan sekitarnya pendapat apapun dan memberikan akuntan yang
ada dengan salinan berpendapat mungkin diperlukan.

Biaya Dan Jenis Remunerasi Lainnya


Auditor dapat memberikan penawaran biaya apapun yang dianggap sesuai. Namun harus
berhati-hati karena menerima fee referensi atau komisi yang berkaitan dengan klien dapat
menciptakan ancaman self-interest untuk objectivity dan professional competence and due
care.
Layanan Profesional Pemasaran
Ketika seorang akuntan professional dalam praktek bisnis baru memulai kerja dengan
memasang iklan atau bentuk lain dari pemasaran, mungkin ada potensi ancaman terhadap
pemenuhan prinsip-prinsip fundamental.

Hadiah dan Keramahtamahan


Ancaman kepentingan pribadi (self-interest) untuk objektivitas dapat
terjadi jika hadiah dari klien diterima; ancaman intimidasi dapat tercipta apabila hal tersebut
terungkap ke public.

Anggota dalam bisnis


a. Bagian C dari Kode IESBA menjelaskan bagaimana kerangka konseptual yang
terdapat dalam bagian A berlaku dalam situasi tertentu untuk karyawan bergaji,
pasangan, direktur, manajer pemilik, atau relawan (akuntan profesional dalam bisnis).
b. Bagian C juga membahas keadaan di mana sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dapat
dikompromikan oleh potensi konflik, persiapan dan informasi pelaporan, bertindak
dengan keahlian yang cukup, kepentingan keuangan, dan bujukan. Seorang akuntan
profesional dalam bisnis tidak akan dengan sengaja terlibat dalam bisnis, pekerjaan,
atau kegiatan yang merusak atau mungkin merusak integritas, objektivitas atau
reputasi baik profesi dan sebagai hasilnya akan bertentangan dengan prinsip-prinsip
dasar.

Konflik potensial
Mungkin ada saat-saat ketika tanggung jawab untuk organisasi mempekerjakan dan
kewajiban
profesional untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar dalam konflik. Tekanan dapat diterapkan
untuk bertindak bertentangan dengan hukum atau peraturan atau standar teknis atau
profesional, atau memfasilitasi strategi manajemen laba tidak etis atau ilegal.

Penegakan Persyaratan Etis


 Di banyak negara auditor yang melanggar standar etika dapat disiplin oleh hukum
atau oleh organisasi profesi. Hukuman berkisar dari teguran untuk pengusiran atau
denda.
 International Thics Standards Boards of Accountants (IESBA) tidak memiliki
wewenang untuk meminta tindakan disipliner untuk pelanggaran Kode Etik.

BAB 4
LAYANAN SEORANG AUDITOR

Selain Kerangka Internasional untuk Assurance Engagements, ISA, ISREs dan ISAEs,
praktisi yang melakukan assurance engagement diatur oleh:
1. Kode Etik IEASB untuk Akuntan Profesional.
2. International Standards on Quality Control atau Standar Pengendalian Mutu (SPM)
diIndonesia.

Kerangka Internasional untuk Layanan Auditor


1. Beberapa standar keterlibatan didasarkan pada "Kerangka Internasional untuk
Jaminan Pertunangan" (keterlibatan assurance), dan lain-lain hasil dari "Layanan
terkait Kerangka" (layanan terkait keterlibatan).
2. Tiga set standar (ISA, ISREs (historical financial) dan ISAEs (tidak didasarkan pada
sejarah) berbagi kerangka keterlibatan jaminan dan satu set standar (ISRS) didasarkan
pada kerangka kerja layanan terkait.
3. ISA, ISREs, ISAEs dan ISRSs secara kolektif disebut sebagai Standar Keterlibatan
para IAASB ini.

Perikatan Jaminan pada Hal-Hal Subjek Selain Informasi Keuangan Historis (ISAE)
The ISAE standar dibagi menjadi dua bagian:
1. ISAEs 3000-3399 yang topik yang berlaku untuk semua assurance engagement.
2. ISAEs 3400-3699 yang standar khusus subjek, misalnya standar yang berkaitan
dengan pemeriksaan informasi keuangan prospektif,

Kerangka Layanan Terkait (ISRS)


Standar di bawah kerangka kerja ini, standar Internasional tentang Layanan terkait (ISRSs),
yang diterapkan saat ini untuk dua jasa audit:
 Disepakati prosedur (ISRS 4400) disepakati prosedur yang jaminan berdasarkan
prosedur audit dalam yang sangat terbatas "disepakati" daerah dengan seperangkat
terlarang dari pengguna.
 Kompilasi (ISRS 4410). Kompilasi tidak memberi kepastian apapun.

Keterlibatan Jaminan Didefinisikan


Assurance engagement berarti keterlibatan di mana seorang praktisi mengungkapkan
kesimpulan yang dirancang untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dari pengguna yang
dituju (selain pihak yang bertanggung jawab) tentang hasil evaluasi atau pengukuran dari
subyek terhadap criteria. Lima element assurance engagements, yaitu :
1. Hubungan tiga pihak: praktisi, pihak yang bertanggung jawab, dan pengguna yang
dituju.
2. Materi pelajaran yang sesuai.
3. Kriteria yang sesuai.
4. Bukti yang cukup dan tepat.
5. Laporan jaminan tertulis.

Hubungan Tiga Pihak


 Praktisi (misalnya, auditor, akuntan, ahli) mengumpulkan bukti untuk memberikan
kesimpulan kepada pengguna dimaksudkan tentang apakah subjek materi (misalnya,
laporan keuangan) sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria
diidentifikasi.
 Pihak yang bertanggung jawab (biasanya manajemen atau dewan direksi) adalah salah
satu yang bertanggung jawab untuk subjek materi atau informasi subjek (pernyataan).
 Pengguna dimaksudkan adalah orang atau orang untuk siapa praktisi mempersiapkan
laporan jaminan.

Kriteria yang sesuai


Kriteria yang sesuai adalah tolok ukur (standar, tujuan, atau seperangkat aturan) yang
digunakan untuk mengevaluasi pokok bahasan keterlibatan jaminan.– International Financial
Reporting Standards, yaitu :
 Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum AS.
 standar nasional.
 Inisiatif Pelaporan Global.
 Kriteria laporan pengendalian internal PCAOB.
 Hukum, peraturan atau kontrak yang berlaku.
 Tingkat kinerja yang disepakati.
 Kerangka pengendalian internal.

Karakteristik Kriteria yang sesuai, yaitu :


 Relevansi.
 Kelengkapan.
 Keandalan.
 Netralitas.
 Dapat dimengerti.

Bukti Audit yang Cukup dan Tepat


 Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti.
Kuantitas bukti yang dibutuhkan dipengaruhi oleh risiko informasi materi pelajaran
yang salah saji material (semakin besar risiko, semakin banyak bukti kemungkinan
akan diperlukan) dan juga oleh kualitas bukti tersebut (semakin tinggi kualitas,
semakin sedikit mungkin diperlukan).
 Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti; yaitu, relevansi dan kehandalan.

Laporan Jaminan
Praktisi memberikan laporan tertulis yang memuat kesimpulan yang menyampaikan jaminan
diperoleh tentang informasi subyek, yaitu ISA, ISREs dan ISAEs membangun elemen dasar
untuk laporan jaminan.

Keterlibatan Jaminan yang Wajar dan Terbatas


Assurance tertinggi dalam audit adalah Positive Assurance “menyajikan secara wajar dalam
semua hal material”. Limited assurance dalah audit adalah menghasilkan Negative Assurance
“tidak terdapat hal-hal yang membuat kami yakin laporan keuangan ini tidak sesuai, dalam
semua hal yang material, dengan IFRS/lainnya”

Penilaian Profesional
 Sifat dari Standar Internasional membutuhkan akuntan profesional untuk melakukan
penilaian profesional dalam menerapkannya.
 Pertimbangan profesional adalah aplikasi yang relevan pelatihan, pengetahuan dan
pengalaman, dalam konteks yang disediakan oleh audit, akuntansi dan standar etika,
dalam membuat keputusan tentang program tindakan yang tepat dalam keadaan
perikatan audit.
Penilaian Profesional Diperlukan Untuk
 Unsur-unsur penting dari audit termasuk criteria, independence of mind, sufficient
appropriate audit evidence, menentukan dan berkomunikasi mengenai kekurangan
yang signifikan dalam internal control, dan penentuan apakah tujuan audit yang telah
dicapai memerlukan pertimbangan professional.
 Penilaian risiko adalah masalah professional judgment, bukan soal mampu melakukan
pengukuran yang tepat.
 Professional judgment diperlukan dalam menentukan tingkat pengawasan dari si tim
yang terlibat.

Mendokumentasi Penilaian Profesional


Auditor diperlukan untuk mempersiapkan dokumentasi audit yang cukup untuk
memungkinkan auditor yang berpengalaman, tidak memiliki hubungan sebelumnya dengan
audit, untuk memahami penilaian profesional signifikan yang dibuat dalam mencapai
kesimpulan tentang hal-hal signifikan yang timbul selama audit.
Skeptisisme Profesional yaitu :
 ISA mengharuskan tindakan professional auditor termasuk perencanaan dan
pelaksanaan assurance engagement harus dilakukan dengan sikap professional
skepticism bahwa keadaan mungkin menyebabkan informasi memiliki salah saji
material (material misstatement).
 Professional skepticism adalah sikap yang mencakup questioning mind, waspada
dengan kondisi yang mengindikasikan kemungkinan salah saji karena kesalahan atau
penipuan, dan penilaian kritis bukti-bukti audit.

Standar Internasional tentang Kontrol Kualitas 1 (ISQC 1)


 SQC 1 berlaku untuk semua perusahaan dari akuntan profesional dalam hal audit dan
review, jaminan lainnya, dan related services engagements.
 ISQC 1 memberikan persyaratan dirancang untuk memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi tujuan kontrol kualitas. Selain itu, berisi panduan terkait dalam bentuk
aplikasi dan materi penjelasan lainnya.
 ISA 220 berbicara tentang prosedur pengendalian mutu untuk audit laporan keuangan.

Firma audit
Firma audit harus menetapkan, memelihara, mendokumentasi dan mengkomunikasikan
sistem quality controlnya dengan personil mereka yang mencakup kebijakan dan prosedur,
yang membahas masing-masing unsur-unsur berikut:
1. Tanggung jawab kepemimpinan untuk kualitas dalam perusahaan.
2. Ketentuan etika yang relevan.
3. Penerimaan dan kelanjutan dari hubungan klien dan engagement tertentu.
4. Sumber daya manusia.
5. Kinerja keterlibatan (engagement performance).
6. Pemantauan.

BAB 5
PENERIMAAN KLIEN

Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memeriksa klien yang diusulkan untuk selanjutnya
menentukan apakah terdapat alas an untuk menolak engagement ini dan meyakinkan klien
untuk menggunakan jasa si auditor. Selain itu juga untuk memutuskan untuk mengakuisisi
klien baru atau melanjutkan hubungan dengan klien yang sudah ada. Serta untuk menentukan
tipe dan jumlah staf yang akan digunakan

Prosedur penerimaan klien, yaitu :


a. Mengevaluasi latar belakang klien dan alasan klien tersebut di audit.
b. Menentukan apakah si auditor bisa memenuhi persyaratan etika menyangkut si klien.
c. Menentukan apakah membutuhkan ahli lain.
d. Berkomunikasi dengan auditor klien sebelumnya.
e. Menyiapkan proposal untuk klien.
f. Memilih staf untuk melaksanakan audit.
g. Memperoleh surat penugasan.
Pemeriksaan Awal Klien, yaitu :
 Klien baru dan klien yang sudah ada.
 Mengunjungi kantor/tempat mereka.
 Me-review laporan tahunan.
 Berdiskusi dengan manajemen dan staff yang dimiliki klien.
 Mengakses berita dan informasi database publik, biasanya melalui internet.
 Untuk klien yang sudah ada, working papers tahun-tahun sebelumnya perlu di review.
 Untuk klien baru, berkonsultasi dengan auditor sebelumnya dan menggali lebih dalam
informasi-informasi yang dibutuhkan.

Kemampuan untuk Memenuhi Etika dan Kompetensi Tim Audit


 Independensi auditor (investasi pribadi, hubungan bisnis klien, jasa non-audit, biaya
yang belum dibayar).
 Proses pengadilan.
 Pelatihan teknis dan kemampuan yang diperlukan dalam keadaan.
 Rotasi mitra (SOx 5 thn, Uni Eropa 7 yrs).
 Kompetensi spesifik.
 Atas dasar keadaan khusus dari klien dan industri, auditor harus menentukan apakah
keahlian yang diperlukan mengenai industri, masalah GAAP tertentu, atau
keterampilan non-audit tertentu yang tersedia untuk tim audit.
 Partner dan staff mereview kompetensi yang dimiliki mengenai.
 Pengetahuan industri yang relevan atau materi.
 Pengalaman dengan persyaratan peraturan atau pelaporan yang relevan.
 Kemampuan untuk menyelesaikan keterlibatan dalam batas waktu pelaporan.

Mitra Perikatan Grup, Spesialis, Auditor Komponen


 SPA 600 berlaku ketika auditor, yang bertindak sebagai rekan perikatan grup,
memutuskan untuk menggunakan pekerjaan auditor komponen dalam audit laporan
keuangan grup.
 Auditor komponen - Auditor yang, atas permintaan tim perikatan grup, melaksanakan
pekerjaan atas informasi keuangan yang berkaitan dengan komponen untuk audit
grup.
 Rekan audit grup bertanggung jawab penuh atas arahan, supervisi, dan kinerja
perikatan audit grup dan apakah laporan auditor yang diterbitkan sudah sesuai dengan
keadaan. (Beberapa negara (AS) mengizinkan tanggung jawab terbagi, negara lain.
(Inggris, Australia, Jepang))

Auditor’s Expert (Ahli Audit)


Dalam ISA 620 Auditor’s expert adalah sebuah individu atau organisasi yang memiliki
keahlian di bidang selain accounting dan auditing, yang pekerjaannya digunakan auditor
untuk membantu auditor dalam mendapatkan bukti audit yang sufficient dan appropriate.
 Auditor tidak boleh mengacu kepada hasil pekerjaan ahli auditor di dalam laporan
auditnya yang mengandung opini unqualified (Wajar Tanpa Pengecualian) kecuali
jika diwajibkan oleh suatu hukum atau peraturan.
 ika auditor membuat referensi kepada hasil kerja ahli auditor didalam laporan audit
karena referensi tersebut relevan untuk pemahaman dari modifikasi yang dilakukan
auditor terhadap suatu opini, auditor harus mengindikasi bahwa referensi tersebut
tidak mengurangi tanggung jawab auditor terhadap opini tersebut.

Auditor Sebelumnya Yang Berkeeterlibatan Pertama Kali


 IESBA Code of Ethics merekomendasikan auditor baru untuk berkomunikasi secara
langsung dengan auditor sebelumnya.
 Auditor yang diusulkan ini harus meminta izin dari klien untuk berkomunikasi dengan
auditor yang lama.
 Ketika auditor sebelumnya menerima kontak dari auditor baru, dia harus membalas
dengan nasihat atau saran mengapa auditor yang sedang diusulkan ini tidak harus
menerima penugasan tersebut.
 Engagement pertama membutuhkan bukti yang menunjukkan bahwa saldo awal tidak
salah saji, saldo sebelumnya dengan tepat dikemukakan, dan akuntansi yang tepat
diterapkan. (ISA 510).

Proposal Audit Klien Berkelanjutan


1. Review atas bagaimana KAP atau auditing firm tersebut dapat menambah nilai.
2. Rencana untuk perbaikan lebih lanjut dalam rangka menambah nilai.
3. Deskripsi tim yang mengaudit.
4. Fee proposal.

Biaya profesional harus menjadi cerminan yang adil dari,


1. skill dan knowledge yang dibutuhkan.
2. level dari training dan pengalaman yang dimiliki dari orang yang melakukan jasa (si
auditor).
3. waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit.
4. tingkat tanggung jawab.

BAB 6
(KONSEP UTAMA AUDIT DAN PERENCANAAN AUDIT)

Objektif dan Prosedur Perencanaan Audit


Perencanaan Audit adalah fase kedua dari Audit Process Model.Prosedur dari Perencanaan
Audit adalah:
1. Melaksanakan prosedur audit untuk memahami entitas serta lingkungannya,
termasukpengendalian internal dari entitas tersebut.
2. Menilai risiko salah saji material dari laporan keuangan.
3. Menentukan materialitas.
4. Mempersiapkan memorandum perencanaan dan program audit yang
mencakuprespons auditor terhadap risiko yang teridentifikasi.

Memahami Entitas dan Lingkungannya


 Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman
Prosedur penilaian risiko seharusnya paling sedikit meliputi kombinasi-kombinasi
dari:
 Wawancara (inquiry) dengan manajemen dan pihak lain dalam entitas.Penting
bagi auditor untuk berdiskusi dengan manajemen klien mengenaiobjektif,
ekspektasi, serta perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut.
Objektifmanajemen jangka pendek seperti menaikkan laba. Ekspektasi
manajemen yangdieksplorasi yaitu terhadap pihak eksternal dari perusahaan,
seperti pelanggan.
 Prosedur Analitis (Analytical Procedures)Prosedur analitis sebagai prosedur
penilaian risiko membantumengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi
terhadap laporan keuangan,seperti transaksi dan saldo yang tidak biasa.
 Observasi dan Inspeksi Observasi atau pengamatan dan Inspeksi (observation
and inspection). Prosedur ini dapat mencakup area yang luas, mulai dari
pengamatan kegiatan inti entitas, pembacaan laporan manajemen atau
pengendalian internal manual untuk pemeriksaan dokumen. Kunjungan dan
tur ke tempat perusahaan akan membantu auditor mengembangkan
pemahaman yang lebih baik dari bisnis dan operasi klien. mempunyaidua
fungsi yaitu mendukung prosedur wawancara kepada manajemen dan pihak-
pihak lain, dan menyediakan informasi tambahan mengenai entitas
lingkungannya.

Diskusi Tim Audit


Diskusi ini harus memberi penekanan mengenai bagaimana dan di manalaporan keuangan
entitas rentan terhadap salah saji material karena kecurangan,termasuk bagaimana
kecurangan bisa terjadi.

Klien Berkelanjutan
Paper pekerjaan tahun lalu dapat direview dan diandalkan sebagai objekobservasi. File audit
permanen dari klien termasuk informasi tentang catatan-catatanmengenai kebijakan akuntansi
yang digunakan di tahun-tahun sebelumnya. Auditorharus memastikan bahwa tidak ada
perubahan signifikan dari aspek-aspek relevan darientitas dan lingkungannya.

Industri, Regulasi, dan Faktor Eksternal Lainnya


Penting bagi auditor untuk memahami industri dari klien karena industrimemiliki risiko
spesifik yang tercipta akibat sifat dari bisnis, maupun regulasi dariindustri tersebut.
Memahami risiko bawaan (inherent risk) yang umum dari sebuah industri dapat memudahkan
auditor untuk mengidentifikasi risiko bawaan dari perusahaan klien.

BAB 7
RISIKO PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian Internal (Internal Control)
Internal Control menurut ISA Audit Standard: Proses yang dirancang, diimplementasikan
oleh pemerintah, manajemen, dan personil lain untuk menyediakan reasonable assurance
tentang pencapaian tujuan entitas yang tertuju pada pengendalian atasreliabilitas laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatanpada hukum dan peraturan.
Sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar
manajemenmendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan danprosedur yang sering disebut sebagai pengendalian dan secara
kolektif akan membentuk suatu pengendalianinternal entitas.

Tujuan dari Pengendalian Internal


 Sebagai sasaran utama sebagai mendukung misi entitasb.
 Tujuan pelaporan keuangan agar terbebas dari kegiatan salah saji materialc.
 Sebagai tujuan strategis di dalam mengamankan kegiatan operasi entitasd.
 Sebagai ketentuan perundang-undangan.
 Sebagai tujuan operasional, seperti jadwal karyawan dan produksi, pengendalian
mutu dan kepatuhanterhadap ketentuan mengenai kesehatan karyawan dan
keselamatan kerja.

Komponen Pengendalian Internal


a. Control Environment
b. Risk Assessment
c. Information System
d. Control Activities
e. Monitoring
f. Financial Reporting Objectives

Prosedur Penilaian Resiko


 Kontrol IT Umum
kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan banyak aplikasiyang mendukung
fungsi aplikasi kontrol secara efektif dan membantumemastikan keberlanjutan sistem
informasi operasi. Contoh : Control semua data dan jarinngan operasi, system
software,perubahan dan perbaikan, akses keamanan, backup and recovery.
 IT Lingkungan Hidup
Kebijakan dan prosedur entitas mengimplementasikan IT(hardware,operating system)
dan aplikasi software yang digunakanuntuk mendukung operasi bisnis dan mencapai
strategi bisnis. IT System meningkatkan kemampuan memonitor kinerja
aktivitasperusahaan serta kebijakan dan prosedur, mengurangi resiko kontrolyang
tidak terelakkan, meningkatkan kemampuan untuk mencapai pemisahan tugas yang
efektif dengan mingimplementasikan kontrol keamanan dalam apliasi database dan
sistem operasi.

Acuan pada Materi ini ISA 240 dan ISA 315


 ISA 315.5 “Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material pada tingkat laporan
keuangan dan pada tingkat asersi”.
 ISA 315.6 Prosedur penilaian Resiko “Perihal pengendalian risiko entitas yang dapat
membantu mengidentifikasi risiko salah saji material oleh kecurangan dan kekeliruan;
Prosedur Analitikal;pengamatan dan Inspeksi.
 ISA 315.11 “Auditor wajib memperoleh pemahaman tentang Industri terkait, sifat
entitas, pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.”

Anda mungkin juga menyukai