NIM : 18312115
SUMMARY PENGAUDITAN 1
BAB I
PEMAHAMAN KONSEP AUDIT
Pengertian Audit
Menurut PSAK: Adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh dan bukti
yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian-
kejadian dan melihat bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi dengan fakta
dan menkomunikasikan hasilnya kepada yamg berkepentingan.
Menurut Mulyadi: Auditing adalah suatu proses untuk memperoleh dan menunjukkan bukti
secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta sistem penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan
Secara umum dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa: Auditing adlah Proses
Seseoarang atau Lembaga yang independen yang mempunyai kompetensi dalam bidang
tersebut, Meliputi Mengumpulkan dan memperoleh Bukti, Serta bukti yang telah
dikumpulkan, dengan tujuan agar dapat memberikan pendapat mengenai suatu laporan
keuangan tersebut kepada seseorang atau lembaga yang berkepentingan didalamnya.
Peran Audit
Kontribusi auditor independen adalah membubuhkan kredibilitas atas informasi. Dalam hal
ini kredibilitas berarti bahwa informasi tidak dapat sehingga dapat diandalkan oleh pihak luar
seperti investor, kreditor, pemegang saham, dan pelanggan.
Tujuan Audit
Tujuan pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan publik adalah
untuk menyatakan pendapat, apakah posisi keuangan dan hasil usaha serta perubahan posisi
keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia yang
ditentukan secara konsisten.
Type Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan (informasi
yang diuji) telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Audit laporan
keuangan esensial dalam bisnis, karena audit memberikan data yang menjadi dasar
keputusan pengalokasian sumber daya yang langka. Dalam hal ini, auditor
mengumpulkan bukti dan memberikan keyakinan tingkat tinggi bahwa laporan
keuangan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit laporan keuangan
pada umumnya mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan
laporan arus kas. Hasil audit lalu lintas partai kepada pihak luar perusahaan seperti
kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
2. Audit ketaatan/kepatuhan
Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang menentukan ketentuan, peraturan,
dan undang-undang tertentu. Pelaksanaan audit ketaatan tergantung pada keberadaan
data yang dapat memenuhi kriteria dan kriteria / tolok ukur yang diakui. Contoh ia
mungkin bersumber dari manajemen pengelolaan pengendalian internal. Audit harus
dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal.
3. Audit operasional
Merupakan penelaahan atas bagian dari prosedur dan organisasi organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektivitasnya. Lingkup audit operasional sangat luas, tinjauan
yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi. Pada saat operasional
audit selesainya, auditor pada umumnya akan memberikan saran kepada manajemen
atas jalannya operasi perusahaan. Efektifitas mengukur baik sebuah organisasi yang
berhasil mencapai tujuan dan sasarannya.
Laporan Audit
merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat
lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakannya mengenai kewajaran laporan
keuangan auditan. Pendapat auditor disajikan dalan suatu laporan tertulis yang umumnya
berupa laporan audit baku.
Laporan Audit Baku :
1. Paragraf pengantar dicantumkan sebagai paragraf pertama laporan audit baku.
Tersedia 3 fakta yang Proposal oleh auditor dalam paragraf pengantar, yaitu :
a. Auditor tipe jasa yang diberikan.
b. Objek yang diaudit.
c. Pengungkapan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan
tanggung jawab auditor atas pendapat yang diberikan atas laporan keuangan
berdasarkan hasil auditnya.
2. Paragraf lingkup berisi pernyataan ringkas mengenai lingkup audit yang dilaksanakan
auditor.
3. Paragraf pernyataan berisi pernyataan tentang pendapat auditor tentang kewajaran
laporan keuangan auditan. 5 (lima) Tipe Pokok Laporan Audit yang Diterbitkan oleh
Auditor:
a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian. (Opini Wajar Tanpa
Pengecualian).
b. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian. (Opini
Berkualifikasi).
c. Laporan yang berisi pendapat yang wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan. (Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan bahasa penjelasan).
d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse Opinion).
e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat. (Pendapat
Penolakan).
BAB 2
THE AUDIT MARKET
Manajemen mengontrol sistem akuntansi, pengendalian internal, dan laporan keuangan untuk
para investornya. Tetapi manajemen tidak independen dan obyektif karena kesuksesan
bergantung kepada positifnya laporan mereka. Oleh karena itu, auditor lah yang menaikkan
kepercayaan pengguna laporan tersebut dengan memberikan opini atas kewajaran
laporanlaporannya. Permintaan terhadap audit services dijelaskan dengan 4 teori, yaitu :
1. Teori Polisi.
2. Teori Kredibilitas Pemberian Pinjaman.
3. Teori Keyakinan yang Diilhami.
4. Teori Agensi.
Sebuah perusahaan dipandang sebagai hasil dari 'kontrak', di mana beberapa kelompok
membuat semacam kontribusi kepada perusahaan, diberi tertentu 'harga'. Hasil dari audit
(report assurance) akan disampaikan kepada pihak ketiga yang telah memberikan kontribusi
tersebut; Agency theory ini menjembatani perusahaan dengan pihak ketiga; harga tertentu
digambarkan contohnya dengan fee si auditor Audit dibutuhkan di sebagian besar Negara,
dan sekarang audit secara hukum sudah diperlukan untuk beberapa perusahaan, contoh :
perusahaan listed, perusahaan yang menerima uang Negara, dan industry tertentu.
Auditor Duties
Memberi opini terhadap:
Kewajaran laporan keuangan.
Kemampuan perusahaan going concern.
Sistem internal control perusahaan.
Kejadian fraud.
Perusahaan audit diklasifikasikan ke dalam dua kategori berbeda yaitu, Perusahaan Empat
Besar dan Perusahaan Non-Empat Besar. Perusahaan empat besar berpartisipasi dalam kantor
pusat internasional, di mana teknologi, prosedur, dan arahan global dikembangkan.
Perusahaan non-Empat Besar mencakup berbagai perusahaan dari perusahaan lokal kecil,
dengan hanya sedikit profesional, hingga perusahaan lapis kedua yang juga memiliki jaringan
internasional.
Auditor dievaluasi oleh pasar berdasarkan elemen kualitas teknis dan fungsional. Kualitas
audit teknis didefinisikan sebagai sejauh mana audit memenuhi harapan konsumen
sehubungan dengan deteksi dan pelaporan kesalahan dan penyimpangan mengenai
perusahaan yang diaudit. Kualitas audit fungsional didefinisikan sebagai sejauh mana proses
pelaksanaan audit dan mengkomunikasikan hasilnya memenuhi harapan konsumen. Aspek
fungsional kualitas audit tidak mewakili hasil, tetapi proses itu sendiri.
Ada banyak pemangku kepentingan yang mengandalkan laporan keuangan yang diaudit:
klien (yang memiliki hubungan privitas), pemegang saham aktual dan potensial, vendor,
bankir dan kreditor lainnya, karyawan, pelanggan, dan pemerintah. Tanggung jawab hukum
auditor untuk setiap pemangku kepentingan bervariasi dari satu negara ke negara lain, distrik
ke distrik. Tanggung jawab ini secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan satu atau
beberapa hal berikut yaitu, hukum umum.
BAB 3
ETIKA BAGI AKUNTAN PROFESIONAL
Tujuan Profesi Akuntansi: Menerima tanggung jawab untuk bertindak sesuai kepentingan
publik. Kode Etik dibagi 3 yaitu, bagian A adalah penerapan kode secara umum (prinsip
dasar dan konseptual kerangka).
Kerangka konseptual
1. Identifikasi ancaman terhadap kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar.
2. Evaluasi signifikansi ancaman yang teridentifikasi.
3. Terapkan pengamanan, bila perlu, untuk menghilangkan ancaman atau
menguranginya menjadi tingkat yang dapat diterima.
Ancaman
1. Intimidasi
Adalah ketika auditor terhalang untuk bertindak obyektif dan melaksanakan
skeptisisme professional karena diancam.
2. Kepentingan sendiri
Adalah ketika auditor bisa mendapat keuntungan dari klien karena dia memiliki
kepentingan keuangan.
3. Riview Diri Sendiri
Adalah ketika auditor menemukan kesalahan material dari hasil audit yang sedang
dievaluasi ulang.
4. Advokasi
Adalah ketika anggota dari tim assurance melakukan cara atau pendapat klien.
Misalnya, kalau anggota tim ini akan mendapat saham opini yang diberikan bagus,
maka ia akan member opini sesuai yang mengurus, dsb
5. Keakraban
Adalah ketika auditor memiliki hubungan dekat atau terlalu bersimpati terhadap
kepentingan klien. Contohnya keluarga dekat, rekan bisnis, menerima hadiah atau
perlakuan khusus, dan lain sebagainya.
Pengamanan
Tindakan atau langkah-langkah yang dapat menghilangkan ancaman atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima. Ada dua kategori, yaitu :
1. Perlindungan yang diciptakan oleh profesi, undang-undang atau peraturan.
2. Pengamanan di lingkungan kerja.
Penunjukan professional
a. Penerimaan Klien
Adalah mempertimbangkan apakah penerimaan akan menciptakan ancaman terhadap
kepatuhan dengan prinsip-prinsip dasar.
b. Engagement acceptance
Adalah setuju untuk hanya menyediakan jasa yang benar-benar dikuasai oleh akuntan.
Safeguards for Accepting and Audit Engagement should be applied sebelum
menerima engagement acceptance Information from Existing Auditor.
c. Setelah izin
Adalah setelah izin klien diperoleh, akuntan yang ada harus memberikan informasi
secara jujur dan jelas.
d. Akuntan yang diusulkan
Adalah jika akuntan yang diusulkan tidak dapat berkomunikasi dengan akuntan yang
ada, akuntan yang diusulkan harus mencoba untuk mendapatkan informasi tentang
kemungkinan ancaman dengan cara lain seperti melalui pertanyaan dari pihak ketiga
atau investigasi latar belakang pada manajemen senior.
Konflik Kepentingan
Seorang akuntan harus mengambil langkah-langkah untuk mengidentifikasi keadaan yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan dan menerapkan safeguards bila diperlukan untuk
menghilangkan threats.
Kedua Pilihan
Memberikan opini kedua tentang penerapan akuntansi, audit, pelaporan atau standar
lainnya atau prinsip-prinsip oleh atau atas nama perusahaan yang tidak klien yang ada
dapat menyebabkan ancaman terhadap pemenuhan prinsip-prinsip dasar.
Pengamanan seperti meminta izin klien untuk menghubungi akuntan yang ada,
menjelaskan keterbatasan sekitarnya pendapat apapun dan memberikan akuntan yang
ada dengan salinan berpendapat mungkin diperlukan.
Konflik potensial
Mungkin ada saat-saat ketika tanggung jawab untuk organisasi mempekerjakan dan
kewajiban
profesional untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar dalam konflik. Tekanan dapat diterapkan
untuk bertindak bertentangan dengan hukum atau peraturan atau standar teknis atau
profesional, atau memfasilitasi strategi manajemen laba tidak etis atau ilegal.
BAB 4
LAYANAN SEORANG AUDITOR
Selain Kerangka Internasional untuk Assurance Engagements, ISA, ISREs dan ISAEs,
praktisi yang melakukan assurance engagement diatur oleh:
1. Kode Etik IEASB untuk Akuntan Profesional.
2. International Standards on Quality Control atau Standar Pengendalian Mutu (SPM)
diIndonesia.
Perikatan Jaminan pada Hal-Hal Subjek Selain Informasi Keuangan Historis (ISAE)
The ISAE standar dibagi menjadi dua bagian:
1. ISAEs 3000-3399 yang topik yang berlaku untuk semua assurance engagement.
2. ISAEs 3400-3699 yang standar khusus subjek, misalnya standar yang berkaitan
dengan pemeriksaan informasi keuangan prospektif,
Laporan Jaminan
Praktisi memberikan laporan tertulis yang memuat kesimpulan yang menyampaikan jaminan
diperoleh tentang informasi subyek, yaitu ISA, ISREs dan ISAEs membangun elemen dasar
untuk laporan jaminan.
Penilaian Profesional
Sifat dari Standar Internasional membutuhkan akuntan profesional untuk melakukan
penilaian profesional dalam menerapkannya.
Pertimbangan profesional adalah aplikasi yang relevan pelatihan, pengetahuan dan
pengalaman, dalam konteks yang disediakan oleh audit, akuntansi dan standar etika,
dalam membuat keputusan tentang program tindakan yang tepat dalam keadaan
perikatan audit.
Penilaian Profesional Diperlukan Untuk
Unsur-unsur penting dari audit termasuk criteria, independence of mind, sufficient
appropriate audit evidence, menentukan dan berkomunikasi mengenai kekurangan
yang signifikan dalam internal control, dan penentuan apakah tujuan audit yang telah
dicapai memerlukan pertimbangan professional.
Penilaian risiko adalah masalah professional judgment, bukan soal mampu melakukan
pengukuran yang tepat.
Professional judgment diperlukan dalam menentukan tingkat pengawasan dari si tim
yang terlibat.
Firma audit
Firma audit harus menetapkan, memelihara, mendokumentasi dan mengkomunikasikan
sistem quality controlnya dengan personil mereka yang mencakup kebijakan dan prosedur,
yang membahas masing-masing unsur-unsur berikut:
1. Tanggung jawab kepemimpinan untuk kualitas dalam perusahaan.
2. Ketentuan etika yang relevan.
3. Penerimaan dan kelanjutan dari hubungan klien dan engagement tertentu.
4. Sumber daya manusia.
5. Kinerja keterlibatan (engagement performance).
6. Pemantauan.
BAB 5
PENERIMAAN KLIEN
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memeriksa klien yang diusulkan untuk selanjutnya
menentukan apakah terdapat alas an untuk menolak engagement ini dan meyakinkan klien
untuk menggunakan jasa si auditor. Selain itu juga untuk memutuskan untuk mengakuisisi
klien baru atau melanjutkan hubungan dengan klien yang sudah ada. Serta untuk menentukan
tipe dan jumlah staf yang akan digunakan
BAB 6
(KONSEP UTAMA AUDIT DAN PERENCANAAN AUDIT)
Klien Berkelanjutan
Paper pekerjaan tahun lalu dapat direview dan diandalkan sebagai objekobservasi. File audit
permanen dari klien termasuk informasi tentang catatan-catatanmengenai kebijakan akuntansi
yang digunakan di tahun-tahun sebelumnya. Auditorharus memastikan bahwa tidak ada
perubahan signifikan dari aspek-aspek relevan darientitas dan lingkungannya.
BAB 7
RISIKO PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian Internal (Internal Control)
Internal Control menurut ISA Audit Standard: Proses yang dirancang, diimplementasikan
oleh pemerintah, manajemen, dan personil lain untuk menyediakan reasonable assurance
tentang pencapaian tujuan entitas yang tertuju pada pengendalian atasreliabilitas laporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatanpada hukum dan peraturan.
Sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang agar
manajemenmendapatkan keyakinan yang memadai bahwa perusahaan mencapai tujuan dan
sasarannya. Kebijakan danprosedur yang sering disebut sebagai pengendalian dan secara
kolektif akan membentuk suatu pengendalianinternal entitas.