MADJID
NIM : A031211009
MATKUL : PENGAUDITAN 1
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi
pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai
assurance service. Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para
auditor perlu mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai
auditor dalam mengaudit laporan keuangan.
Oleh karena itu perusahaan membutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Mengenai hal itu Boynton, memaparkan hal-hal atau asas-asas yang mendasari audit
laporan keuangan dengan membaginya kedalam lima bagian, yaitu :
Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti
untuk pembuktian. Data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian apabila ada dua atau
lebih orang yang memiliki kualifikasi yang dapat memberikan kesimpulan yang serupa
dari data yang diperiksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian terutama berkaitan
dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang dipertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang disebut pertimbangan
professional. Oleh karena auditor itu hanya mencari dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan,
auditor memperoleh bukti-bukti untuk memvalidasi serta melihat ketepatan perlaukuan
akutansi atas transaksi dan saldo.
Perlunya dilakukan audit secara independen atas laporan keuangan karena empat
kondisi berikut ini:
• Pertentangan Kepentingan
Pertentangan kepentingan dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna
laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham. Oleh karena itu,
para pengguna mencari keyakinan dari auditor indenpenden luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk
kepentingan berbagai kelompok pengguna.
• Konsekuensi
Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan
lainnya .Oleh karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut
memuat sebanyak mungkin data yang relevan.
• Kompleksitas
• Keterpencilan
Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun
menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi
untuk melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi (pernyataan) laporan keuangan.
Oleh karena itu, Para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan
auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Suatu audit laopran keuangan yang dilakukan memiliki sejumlah keterbatasan. Salah
satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Berikut
ini adalah dua batasan ekonomi penting yang dimaksud :
Biasanya laopran auditor dibeberapa perusahaan akan terbit dalam waktu tiga
sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat
memengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah
tanggal neraca berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia
waktu yang demikian singkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada
tanggal laopran keungan.
Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan. Berikut adalah dua keterbatasn penting yang berkaitan
dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
• Prinsip akuntansi alternatif
GAAP memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternatif. Pengguna
laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan
akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.
• Estimasi akuntansi
Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang
pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu.
Suatu audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan
keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor
memerlukan data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan
auditor terhadap asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen
(professional skepticism). Yang berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi
manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan
kebenaran.
c) Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak
dapat digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya
saling melengkapi. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap
audit, auditor independen harus, (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas
auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.
d) Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham
sebagai pengguna utama laporan audit. Auditor tidak berhubungan langsung dengan
para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan
klien, namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum
pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para
pemegang saham.
3. STANDAR AUDITING
Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas
sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan
demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American
Institute of Certified Public Accountant (AICPA).
STANDAR UMUM
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan auditor.
Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang auditing. Pencapaian
keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-
pengalaman dalam praktik audit dan menjalani pelatihan teknis yang cukup.
Asisten junior yang baru masuk dalam karir auditing harus memperoleh
pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi yang memadai dan
review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman.
2. Independensi dalam Sikap Mental
Standar ini berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau pada bisnis klien.
Agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka audit harus
direncanakan sebaik mungkin. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit
serta rancangan program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit.
Supervisi yang benar merupakan hal yang penting karena seringkali sebagian
besar pelaksanaan program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan
pengalaman yang terbatas.
Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting dalam suatu
audit. Contohnya, struktur pengendalian internal yang dirancang dengan baik dan
efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan informasi keuangan
yang andal. oleh karena itu, merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang
auditor untuk memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat
merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien.
3. Mendapatkan Bukti Audit Kompoten yang Cukup
STANDAR PELAPORAN
Dalam melaporkan hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan :
Standar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan keuangan dan
bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. standar ini hanya berpengaruh pada laporan
auditor, bila pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak
hal, auditor diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu dalam
laporan auditor.
4. Pernyataan Pendapat
Laporan Audit
Laporan Audit adalah amedia formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar yang ditetapkan dalam standar pelaporan yang telah dibahas dibagian
sebelumnya.
a) LAPORAN STANDAR
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum.
Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat
berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Adapun elemen-elemen yang
dimuat dalam laporan auditor standar adalah sebagai berikut :
1. Judul Laporan. Standar auditing menyaratkan bahwa laporan harus diberi judul
yang mengandung kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat mencakup
“laporan auditor independen”, “pendapat akuntan independen”. Kewajiban dari
mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para
pemakai laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara
objektif/tidak memihak.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1) bebas dari
keraguraguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap informasinya. pengertian wajar
ini tidak hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang
tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan
penggolongan informasi seperti penggolongan aktiva atau utang kedalam
kelompok lancar atau tidak lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha.
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
1. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun
laporan keuangan
2. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan.
3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah cukup
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
6. Nama KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melaksanakan audit. Biasanya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik,
karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum
dan profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar
profesional.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit
adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal
merupakan hal yang penting bagi pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir
dari tanggung jawab auditor untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Auditor juga memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi berbagai jenis salah saji
material, termasuk kesalahan, penyimpangan yang diakibatkan oleh tindakan
ilegal atau melawan hukum serta kecurangan yang dilakukan oleh pihak dalam
suatu entitas. Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan
mengandung unsur salah saji, tidak disajikan sesuai GAAP, maka auditor haru
mendesak pihak manajemen untuk melakukan revisi laporan keuangan. Dan
apabila auditor menemukan temuan adanya kecurangan maka auditor bertanggung
jawab memberikan laporan kepada pihak manajemen atau kepada pihak lain yang
memiliki tanggung jawab kunci.