Anda di halaman 1dari 14

NAMA : ZULKARNAIM DG.

MADJID

NIM : A031211009

MATKUL : PENGAUDITAN 1

 HAL-HAL YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi
pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari berbagai
assurance service. Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak
internal maupun eksternal perusahaan. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para
auditor perlu mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai
auditor dalam mengaudit laporan keuangan.

Beberapa tanggung jawab auditor adalah mendeteksi dan melaporkan kecurangan,


melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila
terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.

Oleh karena itu perusahaan membutuhkan audit sebab memberikan banyak manfaat
terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan.
Mengenai hal itu Boynton, memaparkan hal-hal atau asas-asas yang mendasari audit
laporan keuangan dengan membaginya kedalam lima bagian, yaitu :

a) Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing

Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang


dapat mempengaruhi entitas. Setelah didentifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur,
dicatat, dikelompokkan sesuai akunnya serta dibuat ikhtisar dalam catatan-catatan
akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang
sesuai dengan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan akhir akuntansi
adalah mengomunikasikan data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna
bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, akutansi adalah proses yang kreatif .
Para pegawai entitas terlibat dalam proses akuntansi ini, sedangkan tanggung jawab akhir
untuk laporan keuangan terletak pada manajemen entitas.
Audit laporan keuangan terdiri dari upaya memahami bisnis dan industri klien serta
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan
manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan
keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas
secara wajar sesuai dengan standar yang digunakan dalam hal ini GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles). Auditor bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor
yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atau laporan keuangan. Tujuan
utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru,
melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen.

b) Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan Keuangan

Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti
untuk pembuktian. Data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian apabila ada dua atau
lebih orang yang memiliki kualifikasi yang dapat memberikan kesimpulan yang serupa
dari data yang diperiksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian terutama berkaitan
dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang dipertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang disebut pertimbangan
professional. Oleh karena auditor itu hanya mencari dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan,
auditor memperoleh bukti-bukti untuk memvalidasi serta melihat ketepatan perlaukuan
akutansi atas transaksi dan saldo.

c) Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan

Perlunya dilakukan audit secara independen atas laporan keuangan karena empat
kondisi berikut ini:
• Pertentangan Kepentingan
Pertentangan kepentingan dapat terjadi diantara berbagai kelompok pengguna
laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham. Oleh karena itu,
para pengguna mencari keyakinan dari auditor indenpenden luar bahwa informasi
tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk
kepentingan berbagai kelompok pengguna.

• Konsekuensi
Laporan keuangan yang diterbikan menyajikan informasi yang penting dan dalam
beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan
lainnya .Oleh karena itu, para pengguna menginginkan laporan keuangan tersebut
memuat sebanyak mungkin data yang relevan.

• Kompleksitas

Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas, maka risiko interpretasi dan risiko


timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat. karena para pengguna
informasi merasa semakin sulit atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri
mutu laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga mereka mengandalkan auditor
independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan.

• Keterpencilan
Para pengguna laporan keuangan, bahkan pengguna yang paling andal sekalipun
menganggap tidak praktis lagi untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi
untuk melaksanakan sendiri verifikasi atas asersi (pernyataan) laporan keuangan.
Oleh karena itu, Para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan
auditor untuk memenuhi kebutuhannya.

d) Manfaat Ekonomi Suatu Audit

Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:

• Akses ke pasar modal. Perusahaan go-publik harus memenuhi statuta (ketentuan


hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum
di perdagangkan di pasar modal.
• Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit
akan menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga
yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat
pengembalian yang lebih rendah atas investasi mereka.
• Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai mengetahui akan
di adakan audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha
sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan
menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan
manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan
• Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen
memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisiensi
operasi yang lebih tinggi dalam organisasi klien.

e) Keterbatasan Auidit Laporan Keuangan

Suatu audit laopran keuangan yang dilakukan memiliki sejumlah keterbatasan. Salah
satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Berikut
ini adalah dua batasan ekonomi penting yang dimaksud :

• Biaya yang memadai


Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan
sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara
selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem pengendalian
internal dan mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang
berfungsi dengan baik.

• Jumlah waktu yang memadai

Biasanya laopran auditor dibeberapa perusahaan akan terbit dalam waktu tiga
sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat
memengaruhi jumlah bukti yang diperoleh tentang peristiwa dan transaksi setelah
tanggal neraca berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia
waktu yang demikian singkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada
tanggal laopran keungan.

Keterbatasan penting lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk
penyusunan laporan keuangan. Berikut adalah dua keterbatasn penting yang berkaitan
dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan:
• Prinsip akuntansi alternatif
GAAP memperbolehkan penggunaan prinsip akuntansi alternatif. Pengguna
laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang pilihan
akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan.

• Estimasi akuntansi
Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang
pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidakpastian itu.
Suatu audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan ketidakpastian pada laporan
keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.

2. PIHAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN AUDITOR


INDEPENDEN
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional dengan empat
kelompok, yaitu : (a) manajemen, (b) dewan direksi dan komite audit, (c) auditor
internal, (d) pemengang saham.
a) Manajemen

Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor
memerlukan data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan
auditor terhadap asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen
(professional skepticism). Yang berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi
manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan
kebenaran.

b) Dewan Direksi dan Komite Audit

Dewan direksi bertanggung jawab memastikan perusahaan dioperasikan dengan baik


untuk kepentingan pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur
sebagian besar bergantung pada komposisi dewan itu sendiri. Komite audit
bertindak sebagai penghubung antara auditor dan manajemen. Fungsi komite audit
yang secara langsung mempengaruhi auditor independen adalah :
• Mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit

• Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor

• Mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-


masalah besar yang dijumpai dalam pelaksanaan audit
• Me-review leporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat
penyelesaian penugasan.

c) Auditor Internal

Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Pekerjaan auditor intrenal tidak
dapat digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, namun keduanya
saling melengkapi. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap
audit, auditor independen harus, (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas
auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.

d) Pemegang Saham

Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham
sebagai pengguna utama laporan audit. Auditor tidak berhubungan langsung dengan
para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan
klien, namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum
pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para
pemegang saham.

3. STANDAR AUDITING

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar
pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing
merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas
sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan
demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat, standar auditing semacam ini disebut
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan oleh the American
Institute of Certified Public Accountant (AICPA).

 STANDAR UMUM

Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan auditor.

Terdapat tiga standar yang tergolong dalam standar umum :

1. Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai

Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang auditing. Pencapaian
keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-
pengalaman dalam praktik audit dan menjalani pelatihan teknis yang cukup.
Asisten junior yang baru masuk dalam karir auditing harus memperoleh
pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi yang memadai dan
review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman.
2. Independensi dalam Sikap Mental

Dalam melaksanakan audit serta amelaporkan temuan-temuannya sebagai seorang


auditor harus bebas dari pengaruh kliennya. Profesi akuntan publik telah
menetapkan dalam kode Etik Akuntan Indonesia, agar anggota profesi menjaga
dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Independensi
secara intrinsik merupakan masalah mutu pribdai, bukan merupakan suatu aturan
yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif.

3. Penggunaan Kemahiran Profesional seorang auditor juga diharapkan memiliki


kesungguhan dalam melaksanakan audit serta menerbitkan laporan atas temuan.
Dalam melakukan standar ini, seorang auditor yang berpengalaman harus secara
kritis melakukan review atas pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang
digunakan oleh personil kurang berpengalaman yang turut mengambil bagian
dalam audit. standar penggunaan ini mengharuskan seorang auditor berlaku jujur
dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.

 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

Standar ini berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau pada bisnis klien.

Terdapat tiga standar yang tergolong kedalam standar pekerjaan lapangan :

1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai

Agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien, maka audit harus
direncanakan sebaik mungkin. Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit
serta rancangan program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit.
Supervisi yang benar merupakan hal yang penting karena seringkali sebagian
besar pelaksanaan program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan
pengalaman yang terbatas.

2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern

Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting dalam suatu
audit. Contohnya, struktur pengendalian internal yang dirancang dengan baik dan
efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan informasi keuangan
yang andal. oleh karena itu, merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang
auditor untuk memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat
merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien.
3. Mendapatkan Bukti Audit Kompoten yang Cukup

Untuk memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbanganprofesional


dalam menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu (kompetensi) bukti audit yang
di perlukan untuk mendukung pendapat auditor.

 STANDAR PELAPORAN
Dalam melaporkan hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan :

1. Laporan Keuangan Disajikan Sesuai GAAP

Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor mengetahui bahwa GAAP


merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi
(pernyataan) laporan keuangan manajemen.

2. Konsistensi dalam Penerapan GAAP

Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus mencantumkan secara


eksplisit dalam laporan auditor tentang adanya setiap kondisi dimana prinsip
akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan
manajemen periode berjalan dalam akitan dengan prinsip akuntansi yang
diterapkan pada periode sebelumnya.

3. Pengungkapan Informatif yang Memadai

Standar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan keuangan dan
bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. standar ini hanya berpengaruh pada laporan
auditor, bila pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak
hal, auditor diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu dalam
laporan auditor.

4. Pernyataan Pendapat

Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas laporan


keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat
diberikan

4. LAPORAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

 Laporan Audit
Laporan Audit adalah amedia formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar yang ditetapkan dalam standar pelaporan yang telah dibahas dibagian
sebelumnya.

a) LAPORAN STANDAR

Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum.
Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat
berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Adapun elemen-elemen yang
dimuat dalam laporan auditor standar adalah sebagai berikut :
1. Judul Laporan. Standar auditing menyaratkan bahwa laporan harus diberi judul
yang mengandung kata independen. Sebagai contoh, judul yang tepat mencakup
“laporan auditor independen”, “pendapat akuntan independen”. Kewajiban dari
mencantumkan kata independen dimaksudkan untuk memberi tahu kepada para
pemakai laporan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya dilaksanakan secara
objektif/tidak memihak.

2. Alamat laporan audit. Bagian ini umumnya ditujukan kepada perusahaan,


pemegang saham, atau dewan direksi perusahaan. Dalam tahun-tahun terakhir, telah
menjadi kebiasaan mengalamatkan laporan audit kepada pemegang saham dan dewan
direksi perusahaan dengan maksud bahwa auditor independen terhadap perusahaan.

3. Paragraf pendahuluan. Paragraf pertama laporan menunjukkan tiga hal. Pertama,


laporan ini membuat suatu pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan audit. Kedua, paragraf ini menyatakan laporan
keuangan yang telah diaudit, termasuk tanggal neraca serta periode akuntansi untuk
laporan laba rugi dan laporan arus kas. Ketiga, paragraf pendahuluan meyatakan
bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen dan bahwa
tanggung jawab auditor adalah menyatakan pendapat atas laporan keuangan itu
berdasarkan audit.
4. Paragraf ruang lingkup. Paragraf ruang lingkup merupakan pernyataan faktual
tentang apa yang dilakukan auditor dalam proses audit. Pertama, paragraf ini
menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang
berlaku umum. Kedua, pernyataan bahwa standar auditing mengharuskan auditor
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material (material
misstatement). Ketiga, paragraf ini juga membahas bukti audit yang dikumpulkan
dan menyatakan auditor sudah yakin bahwa bukti audit yang dikumpulkan itu sudah
memadai guna pernyataan pendapat.

5. Pernyataan pendapat. Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan


kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Auditor diwajibkan untuk menyatakan
pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan apakah
perusahaan mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut
Mulyadi, ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:

a. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unequalified


opinion report) pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika
tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian
yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima
umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan sistem
akuntansi berterima umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan
keuangan.

Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1) bebas dari
keraguraguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap informasinya. pengertian wajar
ini tidak hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang
tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan
penggolongan informasi seperti penggolongan aktiva atau utang kedalam
kelompok lancar atau tidak lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha.

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
1. prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun
laporan keuangan
2. perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari
periode ke periode telah cukup dijelaskan.
3. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah cukup
digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan
keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa


penjelasan (unequalified opinion report with explanatory language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan


keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku dengan
bahasa penjelasan.

Menurut Supardi (2012), “Keadaan” tertentu mungkin auditor mengharuskan


menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain,
dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat “Wajar Tanpa
Pengecualian”.Menurut SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11
hal 508.7 pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa
keadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf
penjelas (bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh
auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan diperiksa oleh auditor lain.
Dalam hal ini apabila auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan
auditor independen lain sebagai dasar, sebagian pernyataan pendapatnya auditor
harus menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia
harus menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam pernyataan
pendapatnya. Referensi ini merupakan petunjuk adanya pemisahan tanggung
jawab dalam pelaksanaan audit.

c. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (unequalified


opinion report)
Menurut Mulyadi, Jika auditor menjumpai konisi-kondisi berikut ini, maka ia
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:
1. lingkup audit dibatasi oleh klien
2. auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang
berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.
3. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum
4. Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.

d. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian.


Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak
disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan saldo laba, dan
arus kas perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia
tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga dapat mengumpulkan bukti kompeten
yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan
pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien
dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat
dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.

e. Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer


of opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka
laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Kondisi yang
menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
1. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit

2. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak


wajar adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui
adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak
memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran
laporan keuangan auditan atau karena tidak independen dalam hubungan dengan klien.

6. Nama KAP. Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melaksanakan audit. Biasanya yang dituliskan adalah nama kantor akuntan publik,
karena seluruh bagian dari kantor akuntan publik mempunyai tanggung jawab hukum
dan profesional untuk memastikan bahwa kualitas audit memenuhi standar
profesional.

7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit
adalah ketika auditor menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal
merupakan hal yang penting bagi pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir
dari tanggung jawab auditor untuk mereview atas peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi setelah tanggal laporan keuangan.

 Tanggung Jawab Auditor

a) KEYAKINAN YANG MEMADAI

Secara umum, auditor bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan audit


untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah
saji material dengan mengacu pada bukti-bukti yang benar-benar memadai.

b) MENDETEKSI KECURANGAN DAN MELAPORKAN KECURANGAN

Auditor juga memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi berbagai jenis salah saji
material, termasuk kesalahan, penyimpangan yang diakibatkan oleh tindakan
ilegal atau melawan hukum serta kecurangan yang dilakukan oleh pihak dalam
suatu entitas. Apabila auditor menyimpulkan bahwa ternyata laporan keuangan
mengandung unsur salah saji, tidak disajikan sesuai GAAP, maka auditor haru
mendesak pihak manajemen untuk melakukan revisi laporan keuangan. Dan
apabila auditor menemukan temuan adanya kecurangan maka auditor bertanggung
jawab memberikan laporan kepada pihak manajemen atau kepada pihak lain yang
memiliki tanggung jawab kunci.

c) MENDETEKSI TINDAKAN MELANGGAR HUKUM YANG


DILAKUKAN KLIEN DAN MELAPORKANNYA
Tanggung jawab auditor atas salah saji yang berasal dari tindakan melanggar
hukum yang memiliki pengaruh langsung dan material penentuan jumlah laporan
keuangan merupakan tanggung jawab auditor atas kesalahan dan kecurangan. Hal
ini menyebabkan auditor harus merencanakan suatu audit untuk mendeteksi
adanya tindakan melanggar hukum serta mengimplementasikan rencana tersebut
dengan kemahiran profesional yang cermat dan seksama serta melaporkannya
kepada pihak manajemen.

Anda mungkin juga menyukai