Keterbatasan Audit
Auditor tidak bisa memberi jaminan penuh bahwa laporan keuangan yang telah diauditnya
bebas dari kesalahan penyajian material yang timbul akibat kesalahan ataupun kecurangan.
Laporan keuangan yang telah diaudit tidak dapat benar – benar akurat. Hal ini disebabkan oleh
proses akuntansi yang melhirkan laporan keuangan, maupun oleh proses pengauditan itu
sendiri.standar akuntansi keuangan yang merupakan salah satu bentuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, bersifat fleksibel memberi keleluasaan kepada penyusun laporan
keuangan (manajemen) untuk mempengaruhi informasi keuangan yang disajikan dan oleh
karenanya berpengaruh kepada keandalan dan ketelitian informasi tersebut.
Keterbatasan audit yang timbul karena proses audit itu sendiri, bisa terjadi karena berbagai
hal. Idealnya auditor harus bisa memperoleh bukti tangan pertama untuk mendukung setiap
asersi yang melekat dalam laporan keuangan, tetapi hal seperti itu kadang – kadang tidak
praktis atau tidak mungkin. Bajkan apabila tujuan itu bisa dicapai, biaya untuk memperolehnya
mungkin bisa mahal sekali sehingga memberatkan menyusun maupun menggunakan laporan
keuangan.
PIHAK – PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR
1. Manajemen
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit karena seringkali auditor memerlukan
data rahasia tentang entitas. Pendekatan tipikal yang harus dilakukan auditor terhadap
asersi manajemen dapat disebut keraguan manajemen (professional skepticism). Yang
berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh
begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenaran.
2. Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
2
Standar audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan, komunikasi yang
dimaksud oleh SA ini adalah komunikasi dua arah yang efektif, yakni komunikasi dengan
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dalam rangka mendapatkan informasi
sebagai bukti audit dan kewajiban auditor untuk memberi informasi kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola untuk berbagai keperluan.
3. Auditor Internal
Internal auditor adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas, dan oleh karenanya
merupakan pegawai dan tunduk pada manajemen entitas dimana ia bekerja. Fungsi audit
internal mencakup Antara lain pemeriksaan, pengevaluasian, dan pemantauan kecukupan
dan efektivitas pengendalian internal. Selain itu, perlu disadari juga bahwa apabila auditor
eksternal menggunakan pekerjaan auditor internal, tanggungjawab penggunaan pekerjaan
tersebut berada pada auditor eksternal. Ia adalah penanggungjawab tunggal opini audit
yang dinyatakan, dan tanggungjawab tersebut tidak berkurang dengan digunakannya
pekerjaan auditor internal oleh auditor eksternal.
4. Pemegang Saham
Selama penugasan audit berlangsung, auditor biasanya tidak berhubungan langsung
dengan para pemegang saham karena mereka bukanlah pejabat atau pegawai perusahaan.
Namun demikian auditor akan berhadapan langsung dengan para emegang saham pada saat
perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan auditor harus
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pemegang saham.
STANDAR AUDIT
Standar auditing adalah pedoman umum untuk membantu para auditor dalam memenuhi
tanggungjawab profesional mereka dalam pengauditan laporan keuangan historis. Di dalam
Standar Audit mencakup pertimbangan kualitas profesional antara lain persyaratan kompetensi
dan independensi, pelaporan dan bukti audit.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi profesi berkewajiban untuk
menetapkan standar audit. Dengan perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi, IAPI telah
memutuskan untuk mengadopsi International Auditing Standards (ISA) yang diterbitkan
International Auditing And Assurance Standards Boards (IAASB) dan dengan demikian tidak
memberlakukan lagi standar audit yang selama ini berlaku. Ikatan Akuntan Publik Indonesia
menerjemahkan International Auditing Standards (ISA) kedalam bahasa indonesia dan diberi judul
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan menetapkan pemberlakukan Standar Profesional
Akuntan Publik di indonesia
3
berlaku sebelumnya. Berikut ini adalah judul-judul dari isi standar audit yang diberlakukan oleh
IAASB dan diadopsi oleh IAPI
LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor sangat penting dalam penugasan audit dan asurans karena laporan
mengomunikasikan temuan auditor. Penggunaan laporan keuangan mengandalkan pada laporan
auditor untuk mendapatkan asurans tentang laporan leuangan entitas (perusahaan).
1. Bagian-bagian Dalam Laporan Auditor
1) Judul laporan : standar audit harus memiliki judul yang bertujuan agar
mengeidentasikansecara jelas bahwa laporan tersebut adalah laporan seorang auditor
independen.
2) Pihak yang Dituju : laporan auditor harus ditunjukan kepada pihak sebagaimana yang
diharuskan menurut ketentuan perikatan.
5
3) Paragraph Pendahuluan : untuk mengindentifakasi entitas yang laporan keuangannya
diaudit, menyatakan bahwa laporan keuangan telah diaudit, mengidentifikasi judul setiap
laporan keuangan menjadi bagian dari laporan keuangan.
4) Tanggungjawab Manajemen atas Laporan Keuangan. Bagian dari laporan auditor ini
menjelaskan tanggungjawab pihak – pihak dalam organisasi dalam organisasi yang
bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan.
5) Tanggungjawab Auditor. Laporan auditor menyatakan bahwa tanggung jawab auditor
adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan audit untuk
mengontaskannya dengan tanggung jawab manajemen atas penyusunan laporan keuangan.
6) Opini Auditor. Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasi atas laporan keuangan
yang disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor hasrus, kecuali
jika diharuskan lain oleh peraturan perundang – undangan.
7) Tanggungjawab Pelaporan Lainnya. Jika auditor menyatakan tanggungjawab pelaporan
lainnya dalam laporan auditor atas laporan keuangan yang merupakan tambahan terhadap
tanggung jawab auditor berdasarkan Standar Akuntansi untuk melaporkan laporan
keuangan, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan dalam suatu
bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul “Pelaporan Lain atas Ketentuan
Hukum dan Regulasi”
8) Tanda Tangan Auditor. Laporan auditor harus ditandatngani. Tanda tangan auditor
dilakukan dalam nama kantor akuntan public (KAP) dan nama rekan. Selain itu, laporan
auditor harus mancantumkan nomor izin KAP dan nomor izin rekan yang menandatangani
laporan audit.
9) Tanggal Laporan Audit. Laporan auditor harus diberi tanggal tidak lebih awal dari
tanggal krtika auditor telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini auditor atas laporan keuangan.
8
menuntun pada modifikasi yang diharapkan tersebut dan usulan susunan kata – kata ats
modifikasi tersebut.
9
Ilustrasi 5: Laporan Auditor yang Berisi Opini tidak Menyatakan Pendapat karena
Ketidaknyamanan Auditor untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan Tepat tentang Banyak
Unsur dalam Laporan Keuangan.
Kondisi yang melingkupi laporan auditor independen yaitu: audit atas suatu laporan
keuangan lengkap bertujuan umum yang disusun oleh manajemen entitas seusai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, syarat-syarat perikatan audit mencerminkan
tentang tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan dalam SA 210, auditor tidak
dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang suatu unsur tunggal laporan
keuangan. Yaitu, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit tentang informasi keuangan
dari suatu ventura bersama (joint venture) yang mencerminkan lebih dari 90% dari asset
bersih perusahaan.
8. Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Independen
Paragraf Penekanan Suatu Hal dalam Laporan Auditor
Ketika auditor mencantumkan suatu paragraph Penekanan Suatu Hal dalam laporannya,
auditor harus: (1) Meletakkan paragraf tersebut segera setelah paragraf opini dalam laporan
auditor; (2) Menggunakan judul “Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat; (3)
Mencantumkan dalam paragraf tersebut suatu pengacuan yang jelas tentang hal yang ditekankan
dan rujukan pada catatan atas laporan keuangan
Pencantuman paragraf Penekanan Suatu Hal dalam laporan auditor tidak memengaruhi opini
auditor. Paragraf Penekanan Suatu Hal bukan merupakan pengganti bagi hal-hal sebagai berikut:
(1) Auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian, atau opini tidak wajar, atau tidak
menyatakan pendapat, ketika diharuskan oleh kondisi suatu perikatan audit. (2) Pengungkapan
dalam laporan keuangan yang diharuskan untuk dibuat oleh manajemen menurut kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor
Jika menurut auditor perlu untuk mengomunikasikan suatu hal lain selain yang telah
disajikan atau diungkapkan dalam laporan keuangan yang menurut pertimbangan auditor, relevan
dengan pemahaman pengguna laporan keuangan atas audit, tanggung jawab auditor, atau laporan
auditor, dan hal tersebut tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan, maka auditor harus
mencantumkan paragraf tersebut segera sesudah paragraf Opini dan paragraf Penekanan Suatu Hal
atau di tempat lain dalam laporan auditor.
10