Wahyu Nurfiani Hafidah (26217145) 1. Melaksanakan Pengujian Tambahan Untuk Penyajian dan Pengungkapan
• Prosedur untuk memenuhi tiga kategori tujuan audit:
1. Tujuan yang berhubungan dengan transaksi
2. Tujuan yang berhubungan dengan saldo
3. Tujuan penyajian dan pengungkapan
Proses audit: Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Merencanakan Melaksanakan Melaksanakan Menyelesaikan dan dan merancang pengujian prosedur analitis audit dan pengendalian dan pengujian menerbitkan pendekatan audit dan pengujian atas rincian laporan audit substantif saldo
Auditor akan mengevaluasi bukti yang diperoleh selama tiga tahap
pertama audit untuk menilai apakah perlu bukti tambahan bagi tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian laporan keuangan dan catatan kaki yang berhubungan sudah sesuai dengan standar akuntansi. Hal ini mencakup evaluasi mengenai apakah laporan keuangan individual merefleksikan klasifikasi dan deskripsi akun yang tepat konsisten dengan persyaratan dan informasi disajikan dalam bentuk yang tepat serta dengan terminologi yang tepat sebagaimana dituntut oleh standar akuntansi. 2. Review Kewajiban Kontinjen dan Komitmen
Diperlukan tiga kondisi agar kewajiban kontinjen ada:
1. Terdapat potensi pembayaran di masa depan ke pihak luar
atau kerusakan aktiva (asset) yang diakibatkan oleh kondisi yang ada. 2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau kerusakan di masa mendatang. 3. Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian di masa mendatang. Tujuan auditor yang utama dalam memverifikasi kewajiban kontinjen adalah:
yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan dengan benar kontinjen tersebut (tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan).
2. Mengidentifikasi seberapa praktis setiap kontinjensi yang
belum diidentifikasikan oleh manajemen (tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan). 3. Review Terhadap Peristiwa Kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian (subsequent events) yang
memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi auditor:
1. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan
dan memerlukan penyesuaian
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan
keuangan tetapi memerlukan pengungkapan
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk review peristiwa kemudian:
1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dar verifikasi
saldo akhir tahun.
2. Prosedur yang dilaksanakan terutama untuk tujuan mengungkapkan
peristiwa atas transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa kemudian. Kategori kedua pengujian dilaksanakan secara khusus untuk memperoleh informasi yang akan dimasukkan ke dalam saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian atas tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan. Pengungkapan tersebut mencakup: 1. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca. 2. Mereview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca. 3. Memeriksa notulen yang diterbitkan pada tanggal neraca. 4. Berkorespondensi dengan pengacara. 5. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen. 6. Memperoleh Letter of Representation. 4.Akumulasi Bukti Akhir
• Terdapat lima jenis akumulasi bukti akhir, yaitu:
a. Melaksanakan Prosedur Analitis Akhir b. Mengevaluasi Asumsi Going Concern c. Memperoleh Surat Representasi Manajemen d. Mempertimbangkan Informasi Tambahan dalam Kaitannya dengan Laporan Keuangan secara Keseluruhan e. Membaca Informasi Lain dalam Laporan Tahunan 5. Mengevaluasi Hasil
• Setelah melaksanakan semua prosedur audit dalam
setiap bidang audit, termasuk mereview kontinjensi dan peristiwa kemudian serta mengumpulkan bukti akhir, auditor harus mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan.
Auditor harus menunggu untuk memutuskan jenis laporan
yang tepat yang akan diterbitkan hingga semua bukti telah terkumpul da dievaluasi. Jika kantor akuntan publik memutuskan bahwa laporan wajar tanpa pengecualian standar tidak tepat, akan ada pembahasan yang ekstensif di antara para partner teknis pada kantor akuntan publik tersebut dan sering kali dengan personil klien. 7. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen • Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor dapat dikirimkan kepada komite audit atau pihak lain yang berhak, diantaranya yaitu: 1. Standar auditing mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit atau kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas 2. Auditor juga harus mengomunikasikan secara tertulis defisiensi pengendalian internal yang signifikan dan kelemahan yang material dalam perancangan atau pengoperasian pengendalian internal kepada pihak yang berhak 3. Standar auditing mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan informasi tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang berhak umumnya komite audit. 4. Surat manajemen (management letter) ditujukan untuk memberi tahu personil klien mengenai rekomendasi akuntan public guna memperbaiki setiap bagian bisnis klien. Sebagian besar rekomendasi itu berfokus pada saran agar operasi berjalan lebih efisien 8. Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut • Penemuan fakta-fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan kembali atau penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari peristiwa bisnis yang sebelum tanggal laporan audit.
• Tanggung jawab auditor untuk meriview peristiwa
kemudian akan berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjan lapangan. Auditor tidak lagi bertanggung jawab mencari fakta-fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka harus mengoreksinya. Dalam bagian kasus besar penemuan fakta-fakta lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya atau ketika klien melaporkan salah saji kepada auditor. THANK YOU!
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya