Anda di halaman 1dari 17

RMK BAB 24 PENGAUDITAN II

PENYELESAIAN AUDIT

Disusun oleh :

Setyawan Dwi Prakoso (F0317096)

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun 2019
Melaksanakan Pengujian Tambahan untuk Penyajian dan Pengungkapan
Prosedur untuk memenuhi tiga kategori tujuan audit:
1. Tujuan yang berhubungan dengan transaksi
2. Tujuan yang berhubungan dengan saldo
3. Tujuan penyajian dan pengungkapan
Ketiga tahap pertama proses audit menjelaskan bagaimana auditor merancang dan
melaksanakan pengujian audit untuk memperoleh bukti yang kuat untuk mendukung
setiap kategori dari tujuan audit.
Proses audit:

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV


Merencanakan Melaksanakan Melaksanakan Menyelesaikan
dan merancang pengujian prosedur analitis audit dan
pendekatan pengendalian dan pengujian menerbitkan
audit dan pengujian atas rincian saldo laporan audit
substantif atas
transaksi

Sebagai bagian dari tahap IV proses audit, auditor mengevaluasi bukti yang
mereka peroleh selama tiga tahap pertama dalam audit untuk menentukan apakah
mereka harus melaksanakan prosedur tambahan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Auditor melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan
audit yang berhubungan dengan penyajian dan pengungkapan, konsisten dengan
bagaimana mereka melakukan pendekatan untuk memperoleh bukti untuk tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.
Untuk tahap II menyajikan contoh dari prosedur substantif berhubungan dengan
penyajian dan pengungkapan dipadukan dengan pengujian auditor untuk tujuan yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo. Contoh: prosedur substantif auditor yang
dilasaknakan dalam siklus persedian dan pergudangan.
Tujuan audit penyajian dan pengungkapan:

Tujuan Audit Contoh Prosedur Substantif


Keterjadian serta hak dan kewajiban— Mereview kontak untuk menetukan bahwa
mengungkapkan peristiwa dan piutang usaha dimohonkan sebagai jaminan
transaksi yang terjadi dan terkait
dengan entitas
Kelengkapan—semua pengungkapan Mengunakan daftar pengungkapan untuk
yang harus dimasukan dalam laporan menentukan apakah laporan keuangan sudah
keuangan telah dimasukan memuat semua pengungkapan yang
diwajibkan oleh prinsip akuntansi yang
diterima umum
Klasifikasi dan kemampuan untuk Mereview laporan keuangan untuk
dipahani—informasi keuangan menetukan apakah aktiva diklasifikasikan
disajikan dan digambarkan dengan dengan benar antara kategori lancar dan tidak
tepat dan pengungkapan diekspresikan lancar. Baca catatan kaki untuk
dengan jelas penjelasannya
Ketepatan dan penilaian—informasi Merekonsiliasi jumlah yang dimasukan
keuangan dan informasi lainnya dalam catatan kaki utang jangka panjang
diungkapkan secara wajar, pada dengan informasi yang diperiksa dan
jumlah yang benar didukung dalam kertas kerja audit utang
jangka panjang auditor
Banyak informasi yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan
diaudit sebagai bagian dari pengujian audit dalam tahap yang lebih awal, dalam IV
auditor harus mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dari laporan keuangan dan
catatan kaki yang berhubungan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditemia
secara umum (GAAP). Hal ini mencakup evaluasi apakah apakah laporan keuangan
individual mereflesikan klasifikasi yang tepat dan deskripsi akun konsisten dengan
persyaratan dan informasi disajikan dalam bentuk yang tepat sebagaimana dituntut
standar akuntansi.
Salah satu kekhawatiran utama auditor berkenaan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menetukan apakah manajemen telah mengungkapkan semua
informasi yang diperlukan. Untuk menilai risiko bahwa tujuan kelengkapan penyajian
dan pengungkapan tidak dipenuhi, auditor memeprtimbangkan informasi selama 3
tahap pertama pengujian audit untuk menentukan apakah mereka menyadari fakta dan
situasi yang seharusnya diungkapkan.

A. Review Kewajiban Kontijen dan Komitmen


Kewajian kontinjen adalah potensi kewajiban dimasa mendatang kepada pihak
luar untuk jumlah yang tidak diketahui dari aktivitas yang telah terjadi. Diperlukan tiga
kondisi agar suatu kewajiban kontinjen ada:
1. Terdapat potensi pembayaran kepihak luar atau kerusakan aktiva yang
diakibatkan kondisi yang ada
2. Terdapat ketidakpastian mengenai jumlah pembayaran atau kerusakan dimasa
mendatang
3. Hasil akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian di masa mendatang
Contoh: tuntutan hukum yang diajukan tetapi belum diputuskan memenuhi ketiga
kondisi tersebut. SAS 5 menggambarkan tiga kemungkinan keterjadian dan perlakuan
laporan keuangan yang sesuai untuk masing-masing kemungkinan:

Kemungkinan keterjadian peristiwa Perlakuan laporan keuangan


Remote (kecil kemungkinan) Tidak diperlukan pengungkapan
Reasonably Possible (lebih besar dari Diperlukan pengungkapan catatan kaki
remote, tapi lebih kecil dari probable)
Probable ( mungkin terjadi)  Jika jumlah dapat diestimasi secara
masuk akal, akun-akun laporan
keuangan di sesuaikan
 Jika jumlah tidak dapat diestimasi
secara masuk akal, diperlukan
pengungkapan catatan

Auditor terutama mencurahkan pada beberapa kewajiban kontinjen:


1. Tuntutan tertunda untuk pelaggaran paten, kewajinban produk atau tindakan
lainnya
2. Perselissihan pajak pendapatan
3. Garansi produk
4. Diskonto wesel tagih
5. Jaminan untuk kewajiban orang lain
6. Saldo letter of credit yang beredar yang tidak digunakan
Dalam banyak audit, tidaklah praktis bagi auditor untuk mengungkapkan
kontinjen tanpa kejasama dengan manajemen. Tujuan auditor dalm memverifikasi
kewajiban kontinjen adalah:
1. Mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban kontinjen yang diketahui
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasi dengan benar kotinjensi
tersebut. (tujuan klasifikasi penyajian dan pengungkapan)
2. Mengidentifikasi sampai batasan praktis, setiap kontinjensi yang belum
diidentifikasi olehmanajemen. (tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan)
Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah kesepalatan perusahaan
untuk memberikan komitmennya pada suatu rangkaian kondisi tetap dimasa
mendatang, tanpa memandang apa yang terjadi terhadap laba atau ekonomi. Tentunya
entitas setuju memberikan komitmen untuk kepentingan sediri yang lebih baik, tetapi
komitemen tersebut berubah menjadi kurang menguntungkan daripada semua
diantisipasi.
Langkah pertama dalam mengaudit kontinjen adalah menetukan ada atu tidaknya
kontijensi (tujuan keterjadian penyajian dan pengungkapan) begitu auditor mendapat
adanya kontinjensi evaluasi terhadap materialitas dan pengungkapan catatan kaki
biasanya dapat dilakukan dengan memuaskan.
Beberapa prosedur untuk mecari kewajiban kontinjen akan tetapi tidak semuanya
dapat diterapkan dalam semua audit:
1. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen (secara lisan atau tertuis).
Dalam pertanyaan auditor harus spesifik dalam menggambarkan berbagai jenis
kontijensi yang mungkin memerlukan pengungkapan sebagai pengingat bagi
manajemen untuk kontijensi yang tidak dilihat /belum paham.
2. Mereview laporan agen pendapatan internal tahun ini dan tahun sebelumnya
untuk penyelesaian pajak pendapatan.
3. Mereview risalah pertemuan direksi dan pemegang saham untuk indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.
4. Menganalisis biaya hukum untuk periode dibawah audit dan mreview faktur dan
laporan dari penasihat hukum untuk indikasi kewajiban kontijensi, terutama
tuntutan hukum dan penundaan penilaian pajak.
5. Memperoleh surat dari pengacara untuk membrrikan jasa hukum untuk klien nya
dalam status penundaan tuntutan atau kewajiban kontijen lainnya.
6. Mereview dokumentasi audit untuk setiap informasi yang mungkin menunjukan
potensi kontinjensi.
7. Memeriksa letter of credit yang berlaku pada tanggal neraca dan memperoleh
konfirmasi saldo yang digunakan dan tidak digunakan.

Evaluasi kewajiban kontijen yang diketahui

Jika auditor menyimpulkan adanya kewajiban kontijen, auditor harus mengevaluasi arti
penting dari kewajiban potensial itu dan hakikatnya dari pengungkapan yang
diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti mengenai tujuan
keterjadian dan hak serta kewajiban penyajian dan pengungkapan. Dalam hal ini
pengungkapan tidak diperlukan jika kontijensi sangat remote. Untuk kontinjensi yang
memerlukan pengungkapan, auditor juga mereview catatan kaki draft untuk
memastikan informasi yang diungkap dapat dipahami dan menyatakan secara wajar
kondisi dari kontinjensi.
Prosedur audit untuk menemukan komitmen

Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit
setiap bidang audit. Contoh: dalam memverivikasi transaksi penjualan auditor
seharusnya waspada terhadap komitmen penjualan. auditor seharusnya waspada ketika
membaca risalah, kontrak atau file korespondensi.

Mengajukan pertanyaan kepada pengacara klien

Meruapakan prosedur utama yang menjadi tempat utama auditor bergantung untuk
mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain terhadap klien dan
mengidentifikasi tuntutan tambahan. Auditor bergantung pada keahlian dan
pengetahuan pengacara klien. Penyelidikan standar terhadap pengacara klien dan
ditandatangani oleh pejabat perusahaan harus mencantumkan hal-hal:

1. Penundaan tuntutan yang mungkin diajukan


2. Klaim yang telah dinilai atau belum dinilai atau penilaian dimana pengacara
memiliki keterlibatan yang signifikan.
3. Permintaan dimana pengacara memberi masukan informasi atau komentar
mengenai kemajuan dari setiap item yang terdaftar.
4. Permintaan biro hukum untuk mengidentifikasi setiap penundaan yang tidak
disebutkan atau tindakan atau pernyataan hukum yang mungkin diajukan bahwa
daftar klien tidak lengkap.
5. Penyataan yang memberikan pengacara mengenai tanggungjawab pengacara
untuk memnberitahukan manajemen mengenai persoalan hukum yang
memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan dan untuk merespon secara
langsung kepada auditor.
Pengacara tahun belakangan ini enggan menyediakan informasi tetentu kepada
auditor karena exposure mereka sendiri akan kewajiban hukum karena menyediakan
informasi yang tidak benar atau rahasia. Sifat penolakan pengacara untuk meyediakan
informasi yang lengkap mengenai kewajiban kontinjen kepada auditor jatuh dalam dua
kategori:
1. Pengacara menolak merespon karena kurangnya pengetahuan mengenai persoalan
yang melibatkan kewajiban kontinjen.
2. Pengacara menolak mengungkapkan informasi yang mereka anggap rahasia
B. Review Terhadap Peristiwa Kemudian
Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang muncul setelah tanggal
neraca untuk menetukan apakah terdapat transaksi atau peristiwa yang muncul yang
mungkin mempengaruhi penyajian dan pengungkapan wajar dari laporan periode saat
ini.
Tanggungjawab anuditor untuk mereview peristiwa biasanya terbatas pada
periode awal dengan tanggal neraca dan berakhir dengan tanggal laporan audit. Karena
tanggal laporan auditor berkaitan dengan penyelesaian prosedur audit yang penting
dikantor klien. Terdapat 2 jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan
manajemen dan evaluasi auditor:
1. Peristiwa yang memiliki dampak terhadap laporan keuangan yang memerlukan
penyesuaian.
Peristiwa yang muncul seteah tanggal neraca menyediakan informasi tambahan
terhadap manajemen yang membantu penyajian yang wajar sari saldo akun.
Peristiwa seperti berikut ini memerlukan penyesuain saldo akun pada laporan
keuangan tahun ini jika jumlahnya material:
a. Penyataan kebangkrutan oleh pelanggan dengan saldo piutang usaha yang
beredar karena kondisi keuangan yang buruk.
b. Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah dicatat
pembukuan
c. Penyingkiran peralatan yang tidak digunakan operasi dengan harga dibawah
nilai buku saat ini.
d. Penjualan investasi harga dibawah biaya yang tercatat
2. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi
memerlukan pengungkapan.
Peristiwa jenis ini menyediakan bukti dari kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca dilaporkan tetapi sangat siginifikan sehingga memerlukan pengungkapan
walau tidak memerlukan penyesuain akun. Peristiwa yang muncul dipeiode
selanjutnya yang mungkin memerlukan pengungkapan dan bukan penyesuaian
dilaporan keuangan termasuk:
a. Penurunan dalam nilai pasar sekuritas yang dipegang untuk investasi
sementara atau untuk dijual kembali.
b. Penerbitan obligasi / sekuritas
c. Penurunan nilai pasar dari persediaan sebagai konsekuensi tindakan
pemerintah menghalangi penjualan dari produk
d. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat dari kebakaran
e. Merger atau akuisisi

Terdapat 2 kategori prosedur audit untuk mereview peristiwa kemudian:

1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verivikasi saldo akun
akhir tahun.
2. Prosedur yang dilaksankan terutama untuk tujuan mengungkapkan perisrtiwa
yang harus diakui sebagai peristiwa selanjutnya.
Kategori kedua dari pengujian dilaksanakan secara khusus untuk memperoleh
informasi yang akan dimasukan kedalam saldo akun tahun berjalan atau catatan kaki
sebagai pengujian dari tujuan kelengkapan penyajian dan pengungkapan pengjian
tersebut mencakup hal berikut:
1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen
Pengajuan pertanyaan biasanya berkaitan dengan potensi kewajiban atau
komitmen kontinjen, perubahan siginifikan dalam aktiva atau struktur modal
perusahaan.
2. Berkorespondensi dengan pengacara
Auditor berkoresponden dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijen
3. Mreview laporan internal yang disiapkan pada tanggal neraca
Auditor seharusnya menekankan perubahan dalam bisnis dibandingkan dengan
hasil untuk periode yang sama ditahun yang diaudit dan perubahan setelah akhir
tahun.
4. Mereview catatan yang disiapkan setelah tanggal neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan
sifat dar transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan.
5. Memeriksa risalah yang diterbitkan pada tanggal neraca
Auditor memeriksa risalah pertemuan pemegang saham dan direktur setelah
tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan periode saat ini.
6. Memperoleh letter of representation
Ditulis oleh manajemen klien kepada auditor mengesahkan laporan yang dibuat
manajemen mengenai persoalan yang berbeda sepanjang audit, termasuk diskusi
mengenai peristiwa keudian.
Auditor memiliki dua pilihan yang sebanding yang dapat diterima untuk
memperluas pengujian peristiwa kemudian:
1. Memperluas semua pengujian peristiwa kemudian hingga ke tanggal yang baru
2. Membatasi review peristiwa kemudian oada persoalan yang berhubungan dengan
peristiwa lanjutan yang baru.
Untuk pilihan pertama auditor hanya mengubah tanggal laporan audit ke tanggal
yang baru. Pilihan kedua, auditor menerbitkan laporan audit dengan tanggal ganda yang
berarti laporan audit tersebut memasukan dua tanggal: tanggal yang pertama pada saat
pekerjaan lapangan selesai, kecuali pengecualian tertentu. Tamggal kedua, selalu lebih
lambat, untuk pengecualian.

Melaksanakan prosedur analitik akhir

Prosedur analitik diadakan selama penyelesaian audit bermanfaat sebagai review


akhir untuk salah saji material atau masalah keuangan yang tidak ditemukan selama
pengujian lain dan untuk membantu auditor mengambil pandangan objektif akhir
tehadap laporan keuangan. Ketika melaksanakan prosedur analitik selama tahap review
akhir yang diharus kan standar audit, partner pada umumnya membaca laporan
keuangan termasuk catatan kaki dan mempertimbangkan:
1. Kecukupan dari bukti yang dikumpulkan mengenai saldo akun yang tidak biasa
atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi selama
perencanaan atau ketika melaksanakan audit.
2. Saldo akun yang tidak biasa atau tidak diharpkan atau hubungnnya yang
sebelumnya tidak teridentifikasi.

Mengevaluasi Asumsi Going-Concern

SAS 59 (AU 341) mengharuskan auditor mengevaluasi apakah terdapat keraguan


substansial mengenai kemampuan klien umtuk terus berjalan sebagai Going-Concern
untuk setidaknya satu tahun setelah tanggal neraca. Penilaian akhir dari status going
concern perusahaan dilakukan setelah semua bukti telah dikumpulkan dan penyesuain
audit yang disusulkan kedalam laporan keuangan.
C. Menumpulkan Bukti Akhir
Memperoleh surat representasi manajemen

FASB mendefinisikan kontingensi sebagai adanya kondisi, situasi, atau sejumlah


keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang merugikan
yang kepastiannya akan tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih
kejadian di masa datang. Tergantung pada tingkat kemungkinan pembayaran di masa
datang, prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan kontingensi merugikan untuk
diperlakukan sebagai salah satu dari kemungkinan berikut: (1) dicatat sebagai utang
bersyarat, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan (3) diabaikan. 

SAS 85 (AU 333) mengharuskan auditor untuk memperoleh surat representasi


yang mendokumentasikan representasi lisan yang paling penting selama audit. Tiga
tujuan sari surat representasi klien adalah:

1. Untuk menekankan kepada manajemen tanggungjawabnya atas asersi dalam


laporan keuangan.
2. Untuk megingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan dalam
laporan keuangan.
3. Untuk mendokumentasikan respon dari manajemen untuk mengajukan
pertanyaan mengenai berbagai aspek dari audit.

SAS 86 menyarankan kategori persoalan khusus yang harus dimasukan. Keempat


kategori tersebut beserta contoh:

1. Laporan keuangan
a. Pengakuan manajemen atas tanggungjawab untuk penyajian yang wajar
dari laporan keuangan
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum
2. Kelengkapan informasi
a. Ketersediaan dari semua catatan keuangan dan data terkait
b. Kelengkapan dan ketersediaan dari semua notulen rapat pemegang saham
3. Pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan
yang tidak diperbaiki adalah tidak material terhadap laporan keuangan
b. Informasi berkenaan kecurangan melibatkan: manajemen, karyawan, orang
lain dimana kecurangan memiliki dampak material terhadap laporan
keuangan.
c. Klaim yang belum dinilai menurut pengacara perusahaan adalah asersi yang
mungkin harus diungkapkan sesuai FASB statement No 5
4. Peristiwa kemudian
a. Kebangkrutan dari pelanggan utama yang masih memiliki saldo piutang
usaha pada tanggal neraca
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca

PCAOB standar 2 mengharuskan auditor memperoleh representasi tertulis dari


manajemen mengenai tanggung jawab untuk pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan dan kesimpulan manajemen mengenai aktivitas dari pengendalian inernal
terhadap pelaporan keuangan pada kahir periode fiskal. SAS 29 (AU551) merujuk pada
informasi tambahan sebgai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam
dokumen yang diserahkan auditor.

Auditor harus membedakan dengan jelas tanggungjawab auditnya dan


tanggungjawab pelaporan untuk laporan keuangn utama dan untuk informasi tambahan.
Biasanya auditor tidak melaksanakan audit yang cukup rinci untuk memberikan
pendapat terhadap informasi tambahan, akan tetapi dalam beberapa kejadian, auditor
cukup yakin bahwa informasi disajikan secara wajar. Ketika auditor mengeluarkan
pendapat atas informasi tambahan yang menyertai laporan keuangan, materialitas sama
seperti yang digunakan untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan dasar.

Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

SAS 8 (AU 550) mengharuskan auditor membaca informasi lain yang


dismasukan dalam laporan tahunan yang berhubungan langsung dalam laporan tahunan.
Contoh: asumsikan surat presiden direktur dalam laporan tahuanan merujuk
peningkatan laba persaham 2,60 dolar menjadi 2,93 dolar. Auditor harus
membandingkan informasi tersebut dengan laporan keuangan untuk memastikan bahwa
data tersebut sama.

Auditor harus mendapatkan bukti tentang:


1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikan
ketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang berasal
dari tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.

Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada


dalam pengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan sumber
informasi dalam hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:

1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara


untuk mengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan hukum,
klaim, dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang belum
ada keputusannya.

D. Mengevaluasi Hasil
Auditor harus mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara
keseluruhan mengenai laporan keuangan. Pada akhirnya auditor harus memutuskan
apakah bukti audit yang tepat yang mencukupi telah dikumpulkan untuk mencapai
kesimpulan bahwa laoran keuangan telah dinyatakan sesuai prinsip akuntansi yang
diterima umum yang diterpakan atas dasar konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.
Evaluasi akhir menyangkut bukti yang tepat yang mencukupi telah dikumpulkan,
auditor mereview dokumentasi audit untuk menentukan apakah semua kelas transaksi
material, akun, dan pengungkapan telah diuji secara memadai dengan
mempertimbangkan situasi audit. Review yang penting adalah memastikan bahwa
semua bagian program audit telah diselesaikan dan didokumentasikan secara akurat
serta semua tujuan audit telah dipenuhi.
Auditor seringkali menggunakan suatu penyelesaian daftar pemeriksaan audit
yang merupakan sisa item yang mungkin telah terabaikan. Auditor telah menyimpulkan
bukti yang mencukupi belum diperoleh untuk memutuskan apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar, auditor memiliki dua pilihan : mengumpulkan bukti
tambahan atau mengeuarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak
memberikan pendapat.
Auditor menggunakan skedul audit salah saji yang belum disesuaikan. Jika
auditor meyakini adanya cukup bukti tetapi menyimpulkan bahwa laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar. Mereka kembali memeiliki dua pilihan: laporan harus
direvisi untuk memenuhi keinginan auditor atau memberikan baik pendapat wajar
dengan pengecualian maupun pendapat tidak wajar

Pengungkapan laporan keuangan

Banyak kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar pemeriksaan


pengungkapan laporan keuangan atas setiap audit. Kuesioner tersebut dirancang untuk
mengingatkan auditor akan masalah pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan
untuk memvasilitasi review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.

Mengaudit review dokumentasi

Ada tiga alasan mengapa seorang nggota kantor akuntan publik yang
berpengalaman harus meneliti dengan seksama review dokumentasi audit pada tahap
penyelesaian audit:

1. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman.


2. Untuk memastikan bahwa audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan publik
3. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor

Kecuali review akhir yang independen yang akan dibahas secara singkat, review
dokumentasi audit harus dilakukan seorang yang memiliki pengetahuan tentang klien
dan situasi audit. Contoh: pekerjaan auditor yang belum berpengalaman biasanya
direview oleh auditor senior.

Pada tahap penyelesaian audit yang lebih besar. Suatu review independen
diwjibkan oleh penugasan SEC termasuk review informasi keuangan interim dan audit
atas pengendalian internal.

Penilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan: (1) menetapkan jenis
pendapat yang akan diberikan dan  (2) menentukan apakah standar auditing telah
dipenuhi dalam audit. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, auditor melakukan
langkah-langkah berikut:
1. Membuat penetapan akhir tentang materialitas dan risiko audit.
2. Mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melangsungkan usahanya (going concern).
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan.
4. Merumuskan pendapat dan membuat konsep laporan auditor.
5. Melakukan review akhir terhadap kertas kerja.

E. Menerbitkan Laporan Audit


Auditor harus menunggu untuk memutuskan jenis laporan audit yang tepat yang
akan diterbitkan hingga semua bukti telah terkumpul dan dievaluasi, termasuk semua
langkah penyelesaian audit. Laporan audit adalah satu-satunya hal yang ingin diihat
ooleh sebagian besar pengguna dalam proses audit, dan konsekuensi dari menerbitkan
laporan audit yang tidak benar dapat sangat berat, maka penting menerbitkan laporan
yang benar.

Auditor akan menerbitkan laporan tanpa pengecualian dengan kata-kata standar.


Kantor akuntan biasanya memiliki template elektronik untuk laporan ini dan hanya
perlu mengubah nama klien, judul laporan keuangan dan tanggal.

Jika KAP memutuskan bahwa laporan tanpa pengecualian standar tidak tepat,
akan ada pembahasan yang ekstensif diantara para partner teknis pada KAP itu dan
seringkali dengan personil klien

F. Berkomnikasi dengan Komite Audit dan Manajemen


Setelah audit selesai, beberapa komunikasi yang potensial dari auditor dapat
dikirim kan kepada komite komite audit atau pihak lain yang berhak, termasuk
komunikais tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang terdeteksi, defisiensi
pengendalian internal, komunikasi lain dengan komite audit dan surat manajemen. Tiga
komunikasi yang pertama diwajibkan oleh standar auditing untuk memastikan bahwa
pihak yang berhak, yang seringkali adalah komite audit dan manajemen senior, diberi
informasi temuan audit dan rekomendasi auditor. Item keempat, surat manajemen,
sering kali dikomunikasikan kepada manajemen kepada manajemen. Operasi.
SAS 99 (AU 316) dan SAS 54 (AU 317) mengharuskan auditor untuk
mengomunikasi kan semua kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit atau
kelompok yang ditunjuk, tanpa memandang materialitas. Tujuannya adalah membantu
komite audit dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas atas laporan keuangan
yang dapat diandalkan.
SAS 114 (AU 380) mengharuskan auditor untuk mengomunikasikan informasi
tambahan tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang berha, yang
umumnya adalah komite audit. Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan ini adalah
untuk mempertahankan komite audit atau pihak yang berhak tetap memperoleh
informasi yang relevan dan signifikan guna mengawasi proses pelaporan keuangan
serta menyediakan kesempatan bagi komite audit untuk mengomunikasikan persoalan
penting kepada auditor. Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini:
1. Untuk mengomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan.
Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas laporan keungan
dirancang untuk memperoleh asuransi yang masuk akal, dan bukan absolute
mengenai salah saji material dalam laporan keuangan serta mengindikasi bahwa
auditor tidak memberikan pendapat tentang keefektifan pengendalian internal,
disamping keterbatasan lainnya dari audit atas laporan keuangan.
2. Untuk menyediakan tinjuan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.
Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan adalah menyediakan tinjauan tingkat
tinggi.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang diperoleh
selama audit.
Komunikasi mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji yang yang
diperbaiki yang terdeteksi selama audit.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak
atau yang terlibat dalam tata kelola.
Komite audit atau pihak lainnya, seperti dewak direksi atau pihak yang berhak
lainnya seperti dewan direksi
Komunikasi mengenai temuan yang signifikan yang diperoleh selama audit
umumnya akan dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai persoalan lainnya
dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dengan komunikasi lisan disokumnetasikan
dalam file audit. Komunikasi harus dilakukan secara tepat waktu agar kemungkinan
pihak yang berhak mengambil tindakan yang tepat.
Surat manajemen ditujukan untuk memberi tahu personil klien mengenai
rekomendasi akuntan publik untuk memperbaiki setiap bagian bisnis klien. Banyak
kantor akuntan publik menulis surat manajemen bahwa kantor tersebut telah menambah
nilai bagi bisnis diluar dari jasa yang disediakan. Tujuannya adalah untuk mendorong
hubungan yang lebih baik dengan manajemen dan menyarankan pajak tambahan dan
jasa manajemen yang dapat disediakan oleh KAP.
Setiap surat manajemen harus dikembangkan untuk memenuhi gaya dan
preferensi KAP serta kebutuhan klien. Auditor memadukan surat manajemen dengan
surat mengenai defisiensi yang signifikan dan kelemahan yang material. Pada audit
yang lebih kecil sudah umum bagi auditor untuk mengomunikasikan saran tentang
operasi secara lisan dan bukan melalui surat manajemen.

G. Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut


Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua komunikasi
dengan manajemen serta komite audit, audit dianggap telah selesai. Biasanya, kontak
penting berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika proses perencanaan audit
untuk tahun berikutnya dimulai.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut ini terjadi, auditor berkewajiban untuk
memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan keuangan diberi tahu
mengenai salah saji tersebut. Walaupun penemuan fakta-fakta lebih lanjut bukan
meruapakan bagian dari penyelesaian audit.
Jika auditor menemukan bahwa lapoaran ternyata menyesatkan setelah
diterbitkan, tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk segera
menerbitkan laporan keuangan yang telah direvisi yang mencantumkan penjelasan
mengenai alasan revisi tersebut. Auditor bertanggung jawab memastikan bahwa klien
telah mengambil langkah yang tepat untuk memberi tahu para pemakai tentang laporan
yang mengandung salah saji.
Jika klien menolak mengungkapkan laporan mengandung salah saji , auditor
harus memberitahu dewan direksi. Auditor juga harus memberitahu agen regulator yang
memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak lagi dinyatakan secara wajar,
praktis, setiap orang yang mengandalkan laporan keuangan.
Penemuan fakta-fakta lebih lanjut yang memerlukan penarikan kembali atau
penerbitan kembali laporan keuangan hanya berasal dari peristiwa bisnis yang terjadi
sebelum tanggal laporan audit.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan berakhir pada
tanggal penyelesain pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi bertanggungjawab mencari
fakta-fakta lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa laporan keuangan yang
diterbitkan dinyatakan secara salah, mereka harus mengoreksinya. Dalam bagian kasus
besar penemuan fakta-fakta lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji
yang material dalam laporan keuangan yang ditebitkan selama audit tahun selanjutnya
atau ketika klien melaporkan salah saji kepada auditor.

Anda mungkin juga menyukai