Anda di halaman 1dari 10

MENYELESAIKAN AUDIT

PENERAPAN PENGUJIAN TAMBAHAN ATAS PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Sebagai bagian dari tahap audit keempat (Penyelesaian Audit), auditor mengevaluasi bukti yang
diperoleh selama tiga tahap pertama dalam audit, untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan
prosedur tambahan untuk tujuan penyajian dan pengungkapan.

Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan
konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan transaksi dan saldo.

1. Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian untuk tujuan


penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko.

2. Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat penilaian


awal risiko pengendalian berada di bawah maksimum.

3. Melakukan prosedur substantif untuk memperoleh keyakinan bahwa seluruh tujuan audit
dilakukan untuk mendapatkan informasi dan jumlahnya disajikan dan diungkapkan dalam
laporan keuangan.

Salah satu perhatian utama auditor sehubungan dengan tujuan penyajian dan pengungkapan adalah
menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan (tujuan
kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan).

TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN

 Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luat atas jumlah yang
belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban
kontijensi yang berjumlah material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan tambahan.

 Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:

1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan
nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang.

2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa


mendatang.

3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.

Contohnya adalah tuntutan hukum yang sidangnya sedang berjalan, tetapi belum memenuhi
ketiga kondisi di atas

 Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kontijensi tertentu, seperti:

 Litigasi yang belum final untuk pelanggaran paten, produk atau tindakan lainnya.

 Sengketa atas pajak penghasilan

 Waran produk

 Diskonto piutang dagang

 Jaminan terhadap kewajiban lainnya

 Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit yang beredar.


Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab atas identifikasi
dan penentuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontijensi. Dalam sebagian besar
audit, pengungkapan atas kontijensi akan lebih sulit dilakukan tanpa kerjasama dari manajemen.

 Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah:

1. Mengevaluasi perlakuakn akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk


menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
(tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).

2. Mengidentifikasi praktik kontijensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan penyajian


dan pengungkapan untuk kelengkapan).

 Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontijensi. Komitmen meliputi hal-hal
seperti perjanjian untuk pembelian bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu
fasilitas harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan,
juga rencana pemberian bonus, bagi hasil dan dana pensiun, dan perjanjian royalti.

Karakteristik yang paling penting dari komitmen: perusahaan setuju untuk berada dalam kondisi
tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau
perekonomian keseluruhan.

 Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi

1. Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang


kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi.

2. Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun
sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan.

3. Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan
hukum atau kontijensi lainnya.

4. Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan
dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontijensi, terutama
tuntutan hukum dan pengenaan pajak yang masih tertunda.

5. Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenaan dengan
status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi lainnya. Prosedur ini diperiksa
lebih seksama.

6. Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan terjadinya


kontijensi. Misalnya, konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan diskonto piutang wesel
atau jaminan utang.

7. Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
terpakai atau pun yang tidak.

 Evaluasi Kewajiban Kontijensi yang Telah Diketahui

Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka mereka harus
mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam
laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan hak dan kewajiban dalam
tujuan penyajian dan pengungkapan. Dalam beberapa hal, diketahui bahwa potensi terjadinya
utang cukup memadai untuk dimasukkan dalam laporan keuangan sebagai kewajiban aktual.
Dalam kondisi lain, pengungkapan mungkin tidak diperlukan jika kontijensi tersebut sifatnya
lemah atau tidak material.
 Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen

Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian audit dalam setiap
audit area. Misalnya, dalam verifikasi transaksi penjualan, auditor harus berhati-hati dengan
komitmen penjualan. Auditor juga perlu berhati-hati dengan kemungkinan adanya komitmen
saat membaca notulensi pertemuan manajemen, kontrak, dan berkas korespondensi.

 Tanya Jawab dengan Pengacara Klien

Merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang
ada atau tuntutan lain atas klien dan mengidentifikasi bila ada masalah lainnya. Auditor
mengandalkan keahlian dan pengetahuan pengacara dalam menyediakan opini profesional
tentang hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum atau kemungkinan terjadinya
kewajiban, termasuk biaya pengadilan. Pengacara biasanya juga mengetahui adanya proses
pengadilan yang tertunda dan tuntutan yang diabaikan manajemen.

Tanya jawab standar kepada pengacara klien dibuat pada kepala surat klien dan
ditandatangani salah satu pejabat perusahaan, serta harus menunjukkan hal-hal berikut

1. Berisi daftar yang memasukkan (1) proses pengadilan yang sedang berlangsung
dan cukup mengancam dan (2) klaim atau penilaian yang kuat maupun tidak kuat
pada kasus yang melibatkan pengacara.

2. Meminta pengacara untuk melengkapi informasi atau memberi komentar atas


kemajuan setiap bagian dalam daftar.

3. Meminta firma hukum untuk mengidentifikasi adanya tindakan hukum yang


mengancam atau tertunda atau suatu pernyataan bahwa daftar klien sudah
diselesaikan.

4. Berisi pernyataan yang menyebutkan bahwa pengacara bertanggungjawab


memberitahu manajemen perihal hukum yang mensyaratkan pengungkapan dalam
laporan keuangan dan langsung memberikan tanggapan kepada auditor.

TELAAH KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

 Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk
menentukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan memengaruhi penyajian dan
pengungkapan pada laporan periode berjalan (PSA 46 (SA 560)).

 Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada
periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan audit. Oleh karena
tanggal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor
klien, maka telaah kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit.

Jenis-jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca

 Kejadian yang Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan dan Membutuhkan


Penyesuaian. Kejadi setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas
saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material:

1. Pernyataan kebangrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.

2. Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada
pembukuan.
3. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai
buku.

4. Penjualan investasti pada harga di bawah harga perolehan.

 Kejadian yang Tidak Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan, tetapi


Memerlukan Pengungkapan. Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak
terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan, namun tetap
memerlukan pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun. Kejadian atau
transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya
penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi:

1. Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali

2. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas

3. Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk

4. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran

5. Penggabungan usaha atau akuisisi

PENGUJIAN AUDIT

 Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam 2 kategori:

1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun. Hal ini meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang dilakukan
sebagai bagian dari pengujian perincian saldo.

2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang
harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca. Pengujian yang khusus
menyediakan informasi untuk menguji saldo akun tahun berjalan atau penjelasan
tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan.

 Tanya Jawab dengan Manajemen. Biasanya ditujukan untuk menemukan kewajiban


kontijensi atau komitmen, perubahan signifikan atas aset atau struktur modal perusahaan,
status bagian-bagian yang belum diketahui dengan pasti pada tanggal neraca, dan
penyesuaian tidak lazim yang dilakukan setelah tanggal neraca.
 Korespondensi dengan Pengacara. Auditor berkorespondensi dengan pengacara
sebagai bagian dari pencarian kewajiban kontijensi. Auditor biasanya meminta
pengacara untuk memberikan tanggal dan mengirimkan surat pada tanggal penyelesaian
pekerjaan lapangan untuk memenuhi kewajiban auditor atas kejadian setelah tanggal
neraca.
 Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca. Dalam menelaah
laporan internal, auditor harus menekankan perubahan pada bisnis perusahaan yang
dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit dan perubahan setelah akhir tahun.
 Telaah atas Pencatatan yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca. Auditor harus
menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan sifat dari transaksi
signifikan yang berhubungan dengan tahun berjalan. Jika jurnal tidak selalu terbarui,
maka auditor harus menelaah dokumen yang akan digunakan untuk menyusun jurnal
tersebut.
 Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah Tanggal Neraca. Auditor
harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas
kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.
 Permintaan Surat Representasi. Surat representasi dibuat oleh manajemen klien
kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk
pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan
mencakup hal-hal lain yang penting.
 Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah Tanggal Neraca. Auditor
harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan pertemuan direksi atas
kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi pelaporan periode berjalan.
 Permintaan Surat Representasi. Surat representasi dibuat oleh manajemen klien
kepada auditor yang menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit, termasuk
pembahasan mengenai kejadian setelah tanggal neraca. Surat ini harus dibuat dan
mencakup hal-hal lain yang penting

PENETAPAN TANGGAL GANDA

 Biasanya, auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Sumber informasi ini biasanya adalah manajemen atau media.

 Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu:

1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
Auditor dengan mudah mengubah tanggal laporan audit ke tanggal baru.

2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian


baru setelah tanggal neraca. Auditor menerbitkan laporan audit bertanggal ganda,
yang artinya laporan audit memasukkan dua tanggal: tanggal pertama atas
penyelesaian pekerjaan lapangan, kecuali untuk pengecualian. Tanggal kedua, yang
lebih belakangan adalah tanggal pengecualian.

AKUMULASI BUKTI AKHIR

 Melakukan Prosedur Analitis Akhir

Prosedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhir atas
salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian dan
membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan. Saat
melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang diisyaratkan dalam standar audit,
rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan, dan
mempertimbangkan hal berikut:

1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama
pelaksaan audit.

2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang tidak
teridentifikasi sebelumnya

 Mengevaluasi Asumsi Kelangsungan Usaha

PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang
substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu
satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada awalnya
sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi
baru.
Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitas dipertimbangkan setelah seluruh bukti
dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan ke dalam laporan keuangan. Saat
auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana
manajemen dalam menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi
rencana tersebut.

 Memperoleh Surat Representasi Manajemen

PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang
mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit. Surat ini
dibuat menggunakan kop surat klien, ditujukan kepada akuntan publik, dan ditandatangani
pejabat tingkat tinggi, biasanya direktur atau direktur keuangan. Tiga tujuan surat representasi
klien tersebut adalah:

1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas


penilaian laporan keuangan.

2. Meningkatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan.

3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai


aspek dalam audit.

SA 333 menyebutkan 4 kategori hal yang perlu dimasukkan adalah: laporan keuangan;
kelengkapan informasi; pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan; dan kejadian
setelah tanggal neraca.

 Mempertimbangakn Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar

Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar yang
dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551) merujuk pada
informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar
dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.

Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuangan
utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit terperinci
yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi
tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar.
Stadar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat pernyataan yang jelas
mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi tambahan ini. Dua jenis opini
yang diperbolehkan: opini positif yang mengindikasikan tingkat kepastian tinggi atau tidak
memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada kepastian.

 Membaca Informasi Lain dalam Laporan Tahunan

PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan
dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya, asumsi bahwa surat direktur
dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikan laba per lembar saham dari Rp 2.600 menjadi
Rp 2.930. Auditor meminta untuk membandingkan informasi tersebut dengan laporan
keuangan atas kesesuaiannya. Auditor biasanya hanya menghabiskan waktu beberapa menit
untuk memastikan bahwa informasi non-laporan keuangan konsisten dengan laporannya. Jika
auditor menyimpulkan bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta
klien mengubah informasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka auditor
akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau mengundurkan diri.
EVALUASI HASIL

 Bukti yang Tepat dan Memadai

Untuk membantu dalam memutuskan apakah bukti audit sudah memadai, auditor sering
menggunakan daftar pembanding (checklist) penyelesaian audit, sebagai pengingat bila
ada yang terlewatkan.

 Pengungkapan Laporan Keuangan

Sebelum menyelesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah pengungkapan
laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan.

Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP
mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan
untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang
biasanya muncul dalam Laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan
audit oleh seorang rekanan independen.

 Telaah Dokumentasi Audit

Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah dokumentasi
audit pada saat penyelesaian audit:

1. Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.

2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP.

3. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.

 Telaah Independen

Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan
keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak terlibat dalam
audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit.Telaah independen
disyaratkan oleh SEC, termasuk telaah atas informasi keuangan interim dan audit
pengendalian internal. Penelaah ini memiliki posisi penting untuk memastikan bahwa audit
sudah dilakukan dengan memadai.

 Ringkasan Evaluasi Bukti

hal ini menunjukkan bahwa auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat
mengevaluasi risiko audit berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat evaluasi yang
sama untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi bukti pendukung atas
opini audit dengan mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk laporan
keuangan keseluruhan. Dalam praktiknya, evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat
pada waktu bersamaan. Berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk laporan
keuangan.

PENERBITAN LAPORAN AUDIT

 Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbitkan
sampai seluruh bukti diakumulasikan dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian
audit.

 Dalam banyak audit, auditor menerbitkan laporan standar tanpa pengecualian dengan kata-
kata baku. KAP biasanya memiliki bentuk baku atas laporan tersebut dan hanya perlu
mengubah nama klien, judul laporan keuangan, dan tanggalnya.
 Saat KAP memutuskan bahwa laporan standar tanpa pengecualian tidak memadai, maka
pembahasan lebih lanjut dilakukan antara rekanan dalam KAP tersebut dan juga dengan klien.

BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN

 Setelah audit diselesaikan, terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada
komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai
kecurangan dan tindakan ilegal, kurangnya pengendalian internal, pembahasan lain dengan
komite audit, dan surat manajemen.

 Tiga jenis pembahasan pertama disyaratkan dalam standar audit untuk memastikan bahwa
pihak-pihak yang berkaitan dengan tata kelola, biasanya juga berkaitan dengan komite audit
dan manajemen senior, menerima informasi mengenai temuan audit dan rekomendasi audit.

 Jenis keempat, surat manajemen, disampaikan kepada manajemen tingkat operasional.

 Pembahasan tentang Kecurangan dan Tindakan Ilegal

PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 (SA317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan seluruh
kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis,
meskipun tidak material. Tujuannya untuk membantu komite audit dalam melakukan tugas
pengawasan atas laporan keuangan.

 Pembahasan tentang Kurangnya Pengendalian Internal

Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan


material dalam desain atau pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.

 Pembahasan Hal Lainnya kepada Komite Audit

Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain yang bertanggung jawab
atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan mengenai proses laporan
keuangan dan memberikan kesempatan kepada komite audit untuk membahas hal-hal penting
dengan auditor. Persyaratan PSA 48 didesain untuk mendorong komunikasi dua arah antara
auditor dan pihak tata kelola. Terdapat empat tujuan dasar dari persyaratan komunikasi ini:

1. Menyampaikan pertanggungjawaban auditor atas audit laporan keuangan.

2. Menyediakan telaah atas ruang lingkup dan waktu penerapan audit.

3. Menginformasikan temuan penting selama audit kepada pihak yang bertanggung jaw
ab atas tata kelola.

4. Menginformasikan hal-hal relevan dalam audit kepada pihak yang bertanggung


jawab atas tata kelola.

 Surat Manajemen

Ditujukan untuk menginformasikan pihak klien mengenai rekomendasi KAP guna


meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian
perusahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam berbagai area bisnis dan melalui
pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit membuat auditor dapat memberikan
pengarahan kepada manajemen.
Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau kelemahan penting
atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan dan dikirimkan sesuai
dengan persyaratan standar audit. Surat manajemen merupakan suatu opsi dan ditujukan
untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih efektif. Setiap surat manajemen
harus dikembangkan dan sesuai dengan preferensi dan gaya KAP serta kebutuhan klien

PENEMUAN FAKTA SETELAH TANGGAL NERACA

 Saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor berkewajiban
untuk memastikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi atas salah saji
tersebut. Tidak masalah apakah kesalahan dalam menemukan salah saji merupakan kesalahan
auditor atau klien. Tanggung jawab auditor tetap sama. Meskipun penemuan fakta ini terjadi
setelah tanggal neraca dan bukan pada saat penyelesaian audit.

 Penemuan fakta setelah tanggal neraca yang mensyaratkan adanya penarikan atau penerbitan
kembali atas laporan keuangan hanya muncul pada kejadian bisnis yang sudah ada sejak
tanggal laporan auditor.

Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta,
tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka
mereka harus melakukan tindakan koreksi
MAKALAH
PENYELESAIAN AUDIT

Di Susun Oleh : Fini Erina Hasmi (01010581721001)


Nurul Khotifah (010105817210...)
Risqotul Komaliah (010105817210..)
Yusma Pramita (0101058172100..)

Mata Kuliah :

Kelas : 4a1

Dosen Pengampuh : 1.
2.

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018

Anda mungkin juga menyukai