Anda di halaman 1dari 10

Nama : AL KHODIMAN

NIM : 18043033
PERTEMUAN 11
MENYELESAIKAN AUDIT
MELAKSANAKAN PENGUJIAN TAMBAHAN UNTUK PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan dengan
transaksi dan saldo, diantaranya yaitu :
1. Melaksanakan prosedur untuk memahami pengendalian yang berkaitan dengan tujuan
penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dsri prosedur penilaian resiko
2. Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan pengungkapan saat
penilaian awal resiko pengendalian berada di bawah maksimum.
3. Melaksanakan prosdedur substantif untuk memperoleh assurance
Prosedur untuk tujuan penyajian dan pengungkapan diintegrasikan dengan pengujian
auditor atas tujuan audit – terkait transaksi dan tujuan audit – terkait saldo. Banyak informasi
yang disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan diaudit sebagai bagian dari pengujian
auditor pada tahap awal audit. Ditahap ini auditor mengevaluasi bukti yang diperoleh dari 3
tahap pertama untuk menilai apakah diperlukan bukti tambahan untuk tujuan penyajian dan
pengungkapan. Auditor juga mengevaluasi apakah keseluruhan penyajian dalam laporan
keuangan dan penjelasan tambahan terkait telah mematuhi prinsip akuntansi berlaku umum. Hal
ini meliputi evaluasi apakah setiap laporan keuangan mencerminkan klasifikasi yang tepat dan
deskripsi setiap akun yang konsisten dengan persyaratan dan bahwa informasi disajikan dalam
bentuk yang benar dan dengan terminology yang tepat seperti disyaratkan dalam standar
akuntansi.
Salah satu perhatian utama auditor berhubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manajemen sudah mengungkapkan seluruh informasi
yang diperlukan. Untuk menilai resiko yang tidak dapat memenuhi tujuan penyajian dan
pengungkapan, auditor harus mempertimbangkan informasi yang diperoleh selama tiga tahap
pertama dalam pengujian audit untuk menentukan apakah sudah cukup menjelaskan fakta dan
keadaan yang harus nya diungkapkan.
REVIEW KEWAJIBAN KONTIJEN DAN KOMITMEN
Kewajiban Kontinjensi adalah potensi kewajiban di masa depan kepada pihak luar atas
jumlah yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan.
Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu :
1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau kerusakan yang
diakbatkan kondisi yang ada
2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau kerusakani di masa mendatang.
3. Hasilnya akan dipecahkan oleh satu atau beberapa kejadian dimasa mendatang
Standar audit mensyaratkan bahwa manajemen, bukan auditor, bertanggung jawab atas
identifikasi dan penetuan perlakuan akuntansi yang tepat untuk kewajiban kontinjensi dan pada
dasarnya dalam pengungkapan atas kontijensi dapat dilakukan atas kerjasama pihak manajemen
dengan auditor.
Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah :
1. Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk
menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk klasifikasi).
2. Mengidentifikasi praktek kontinjensi yang belum diidentifikasi manajemen (tujuan
penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).
Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontinjensi. Komitmen meliputi hal-
hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas
pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan.
Karakteristik dalam komitmen yaitu perusahaan setuju berada dalam kondisi tertentu di masa
mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian
keseluruhan. Perusahaan biasanya menjelaskan seluruh komitmen, baik dalam penjelasan
tambahan terpisah maupun digabungkan, dengan sebuah catatan mengenai kontinjensi.
A. Prosedur Audit Untuk Menemukan Kontijen Langkah pertama dalam melakukan audit
kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan
pengungkapan atas keterjadian). Seperti pada kenyataannya lebih sulit menemukan
transaski yang tidak tercatat daripada melakukan verifikasi atas informasi yang tercatat.
Saat auditor mengetahui terjadi kontijensi mereka akan melakukan evaluasi Materialitas
dan Pengungkapan Penjelasan Tambahan. Berikut adalah prosedur audit yang biasa
digunakan oleh para auditor dalam mengaudit kewajiban kontijensi :
1. Melakukan Tanya-Jawab dengan pihak manajemen (langsung / tertulis) tentang
tercatatnya kontijensi.
2. Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun
sebelumnya atas penentuan PPh.
3. Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi
tuntutan hukum atau kontijensi lainnya.
4. Menelaah kondisi hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan
pernyataan dari penasihat hukum atas terjadinya kewajiban kontijensi.
5. Memperoleh surat dari penasihat hukum atas status kewajiban kontijensi
6. Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan
terjadinya kontijensi.
7. Memeriksa perjanjian kredit tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yang
terpakai atau tidak.
B. Evaluasi Kewajiban Kontijen Diketahui Jika menyimpulkan bahwa ada kewajiban
kontinjen, auditor harus mengevaluasi signifikansi kewajiban yang potensial itu dan sifat
pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti
mengensi tujuan keterjadian dan hak serta kewajiban penyajian dan pengungkapan.
C. Prosedur Audit Untuk Menemukan Komitmen Pencarian komitmen yang tidak diketahui
biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit atas setiap bidang
D. Mengajukan Pertanyan Kepada Pengacara Klien Merupaka Prosedur utama yang
diandalkan auditor untuk mengevaluasi tuntutan hukum yang diketahui atau klaim lain
terhadap klien dan mengidentifikasi klaim tambahan. Auditor mengandalkan keahlian dan
pengetahuan pengacara mengenai masalah hukum guna memberikan pendapat
professional atas hasil tuntutan hukum yang diharapkan dan kemungkinan jumlah
kewajiban kewajiban termasuk biaya sidang.

REVIEW TERHADAP PERISTIWA KEMUDIAN


Auditor harus mereview transaksi dan peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca untuk
menentukan apalah setiap transaksi atau peristiwa tersebut mempengaruhi penyajian dan
pengungkapan yang wajar atas laporan periode neraca. Prosedur audit yang disyaratkan oleh
standar auditing untuk memverifikasi transaksi dan peristiwa tersebut sering kali disebut review
terhadap peristiwa kemudian atau review pasca tanggal neraca.
Jenis Peristiwa Kemudian
Tedapat 2 jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan evaluasi
editor yaitu :
A. Peristiwa yang memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan dan memerlukan
penyesuaian. Beberapa kejadian setelah tanggal neraca meyediakamn informasi
tambahan bagi manajemen yang membantunya menentukan pemyajian yang wajar saldo
akun neraca. Peristiwa periode selanjutnya yang memerlukan penyesuaian terhadap saldo
akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material
1. Deklarasi kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar
karena kondisi keuangan pelanggan memburuk
2. Penyelesaian tuntutan hukum dengan jumlah yang berbeda dari jumlah yang dicatat
pada pembukuan
3. Pelepasan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dengan harga dibawah nilai
buku saat ini.
B. Peristiwa yang tidak memiliki dampak langsung terhadap laporan keuangan tetapi
memerlukan pengungkapan Peristiwa ini memberikan kondisi yang tidak terjadi pada
tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak signifikan namun tetap memerlukan
pengungkapan meskipun tidak memerlukan penyesuaian akun
1. Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau
akan dijual kembali
2. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
3. Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan pemerintah yang
membatasi penjualan produk
4. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
5. Merger atau akuisisi.
Pengujian Audit
Terdapat dua kategori prosedur audit untuk mereview peritiwa kemudian
1. Prosedur yang biasanya diintegrasikan sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir
tahun
2. Prosedur yang dilaksankan terutama untuk tujuan mengungkapkan peristiwa atau
transaksi yang harus diakui sebagai peristiwa kemudian.
Kategori kedua pengujian dilaksanakan secara khusus untuk memperoleh informasi yang akan
dimasukkan kedalam sado akun tahun berjalan atau catatan kaki sebagai pengujian atas tujuan
kelengkapan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut mencakup hal berikut :
A. Meriview Catatan Yang Disiapkan Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mereview jurnal dan buku besar untuk menentukan keberadaan dan
sifat transaksi yang signifikan terkait dengan tahun berjalan
B. Meriview Laporan Internal Yabg Disiapkan Pada Tanggal Neraca
Auditor harus menekankan perubahan bisnis dibandingkan dengan hasil untuk
periode yan sama ditahun yang diaudit dan perubahan setelah akhir tahun.
C. Memeriksa Notulen Yang Diterbitkan Pada Tanggal Neraca
Auditor harus memeriksa notulen rapat pemegang saham dan direktur setelah
tanggal neraca untuk peristiwa kemudian yang mempengaruhi laporan keuangan periode
berjalan.
D. Berkorespondensi Dengan Pengacara
Auditor biasanya meminta pengacara untuk memberi tanggal dan mengirimkam
surat pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang diharapkan untuk memenuhi
tanggung jawab auditor menyangkut peristiwa kemudian
E. Pengajuan Pertanyaan Kepada Manajemen
`Pengajuan pertanyaan baisanya bervariasi dari klien ke klien tetapi biasanya
mencakup perubahan signifikan aset atau struktur modal perusahaan setelah tanggal
neraca , status saat ini dari item yang belum sepenuhnya diselesaikan pada tanggal neraca
, dan penyesuaian tidak biasa yang dibuat setelah tanggal neraca.
F. Memperoleh Letter of Representation
Ditulis oleh manajemen klien kepada auditor yang mengesahkan laporan yang
dibuat manajemen mengenai persoalan yang berbeda selama audit berlamgsung termasuk
diskusi mengenai peristiwa kemudian.
Pengungkapan Ganda
Biasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang memengaruhi
laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum
laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian peristiwa
kemudian :
1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru
setelah tanggal neraca.

AKUMULASI BUKTI AKHIR


Lima jenis akumulasi bukti akhir yaitu :
A. Melaksanakan Prosedur Analitis
Ini bermanfaat sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah
keuangan yang tidak ditemukan selama pengujian lain dan untuk membantu auditor
dalam mengambil pandangan objektif terhadap laporan keuangan. Ketika melaksanakan
prosedur analitis selamat tahap review akhir umumnya partner membaca laporan
keuangan , termasuk catatan kaki, dan mempertimbangkan kecukupan bukti yang
dikumpulkan mengenai saldo akun yang tidak biasa selama perencanaan audit.
B. Mengevaluasi Asumsi Going Concern
Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi
bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya, penilaian awal atas
kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor selama masa audit bahwa
perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan
untuk menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan prosedur
analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan
keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar
dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun
depan. Penilaian akhir atas kelangsungan usaha entitasdipertimbangkan setelah seluruh
bukti dikumpulkan dan rencana penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan.
Saat auditor menetapkan asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi
rencana manajemen dalam menghindari kebangkrutandan mengevaluasi kelayakan dalam
realisasi rencana tersebut.
C. Memperoleh Surat Representasi Manajemen
Tiga tujuan suat representasi klien adalah :
1. Untuk menekankan pada manajemen tentang tanggung jawabnya atas asersi
laporan keuangan
2. Untuk mengingatkan manajemen potensi salah saji atau penghapusan dalam
laporan keuangan
3. Untuk mendokumentasikan respons dari manajemen atas pertanyaam yang
diajukan mengenai berbagai aspek audit
Standar auditing menyarankan empat kategori persoalan khusus yang harus dimasukkan.
Yaitu:
1. Laporan keuangan
a. Perngakuan manajemen atas tanggungjawbanya untuk penyajian laporan
keuangan yang wajar
b. Keyakinan manajemen bahwa laporan keuangan disajikan dengan wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2. Kelengkapan informasi
a. Ketersediaan seluruh pencatatan akuntansi dan data terkait.
b. Kelengkapan dan ketersediaan seluruh notulens rapat pemegang saham, direktur,
dan dewan direksi.
c. Ketiadaan transaksi yang belum dicatat
3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
a. Keyakinan manajemen bahwa dampak dari salah saji laporan keuangan yang tidak
dikoreksi adalah tidak material bagi laporan keuangan keseluruhan
b. Informasi mengenai kecurangan meliputi :
 manajemen,
 karyawan yang berperan penting dalam pengendalian internal,
 lain-lain dimana kecurangan dapat berdampak material dalam laporan
keuangan.
c. Informasi mengenai transaksi pihak terkait dan jumlah piutang dan terutang dari
dan kepada pihak terkait.
d. Klaim atau penilaian yang belum diasersi yang menurut penasihat pengacara
perusahaan adalah asersi yang mungkin dan harus diungkapkan sesuai standar
akuntansi
4. Kejadian setelah tanggal neraca
a. Kebangkrutan konsumen utama dengan piutang dagang berjumlah besar pada
tanggal neraca.
b. Merger atau akuisisi setelah tanggal neraca.
Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak independen,
karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan. Meskipun demikian,
surat tersebut merupakan dokumen dimana manajemen ditanyai dengan pertanyaan
tertentu untuk memastikan bahwa manajemen memahami tanggung jawabnya dan untuk
melindungi auditor jika manajemen akan menuntut auditor.
D. Mempertimbangkan Informasi Tambahan dan Kaitannya Dengan Laporan Keuangan
Secara Keseluruhnan
Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan
keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak melakukan audit
terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi
dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut
disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor untuk membuat
pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang diambil atas informasi
tambahan ini. Dua jenis opini yang diperbolehkan : opini positif yang mengindikasikan
tingkat kepastian tinggi atau tidak memberikan pendapat yang mengindikasikan tidak ada
kepastian.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai laporan
keuangan, materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat opini terhadap
laporan keuangan dasar. Akibatnya, prosedur tambahan yang diperlukan tidak seluas saat
auditor menerbitkan opini atas informasi yang diambilnya sendiri, seperti atas laporan
akun atau bagian tertentu. Auditor memberikan tambahan kata-kata pada laporan standar
auditor saat menyatakan opini untuk tambahan informasi, seperti contoh berikut :
“Audit kami dilakukan dengan membentuk opini atas laporan keuangan dasar secara
keseluruhan. Informasi yang menyertai pada halaman x sampai y disajaikan sebagai
analisis tambahan dan bukan bagian penting dalam laporan keuangan dasar. Informasi ini
ditujukan untuk memenuhi prosedur audit yang diterapkan pada audit laporan keuangan
dasar dan, dalam opini kami, disajikan dengan wajar dalam segala hal yang sifatnya
material sehubungan dengan laporan keuangan dasar secara keseluruhan.”
E. Membaca Informasi Lain Dalam laporan Tahunan
Standar auditing mengharuskan auditor untuk membaca indormasi lain yang
dimasukan dalam laporan tahunan yang berhubungan langsung dengan laporan keuangan.
Tanggung jawab auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan
tahunan hanya berkaitan dengan informasi yang bukan merupakan bagian dari laporan
keuangan tetapi diterbitkan bersama laporan keuangan.
EVALUASI HASIL
Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk telaah
untuk kontinjensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus
mengintergrasikan hasil tersebut kedalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan
keuangan. Pada akhirnya, auditor harus memutuskan apakah bukti audit sudah memadai dan
tepat untuk diakumulasikan untuk menjamin kesimpoulan bahwa laporan keuanga disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum, dan diaplikasikan secara konsisten dengan tahun
sebelumnya.
A. Bukti yang tepat dan mencukupi
Untuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat
dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan
apakah seluruh hal material dari transaksi, akun dan pengungkapan sudah diuji secara
memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah
adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat
dan didokumentasikandan seluruh tujuan audit terpenuhi.
B. Bukti pendukung pendapat auditor
Bagian penting dari evaluasi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar
adalah mengikhtisarkan salah saji yang ditemukan dalam audit. Manakala auditor
menemukan salah saji yang material, neraca saldo harus disesuaikan untuk menkoreksi
laporan keuangan. Jika auditor percaya bahwa terdapat kecukupan bahan bukti tetapi
tidak menjamin kesimpulan mengenai penyajian laporan keuangan yang awajar, auditor
sekali lagi mempunyai dua pilihan: laporan harus direvisi hingga auditor puas atau
memberikan pendapat wajar tanpa syarat atau menolak untuk memberikan pendapat
harus diterbtikan.
C. Pengungkapan laporan keuangan
Sebelum menyelesesaikan audit, auditor harus membeuat evaluasi akhir apakah
pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan
pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan,
banyak KAP mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding laporan keuangan
untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah
yang biasanya muncul dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk
keseluruhan audit oleh seorang rekanan independen.
D. Mengaudit Review Dokumentasi
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah
dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit:
1. Untuk mengevalusi kinerja Personil yang belum berpengalaman.
2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan publik
3. Untuk mengatasi bias yang seringkali merecoki pertimbangan auditor
E. Review independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk
laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang ridak
terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit.
Telaah independen diisyaratkan oleh SEC termasuk telaah atas informasi keuangan
interim dan audit pengendalian internal.
F. Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi kecukupan dan kelayakan bukti pada saat mengevauasi
risiko audit, berdasarkan akun dan siklus, dan kemudian membuat evaluasi yang sama
untuk laporan keuangan keseluruhan. Auditor juga mengevaluasi bukti pendukung atas
opini audit dengan mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan kemudian untuk
laporan keuangan keseluruhan. Evaluasi risiko audit dan estimasi salah saji dibuat pada
waktu bersamaan dan berdasarkan evaluasi tersebut, laporan audit diterbitkan untuk
laporan keuangan.
MENERBITKAN LAPORAN AUDIT
Auditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit untuk di audit hingga seluruh
bukti diakumulasi dan dievaluasi. Hal tersebut dilakukan karena laporan audit merupakan satu-
satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit dan
konsekuensi dari penerbitan laporan audit yang tidak benar . Jika kantor akuntan publik
memutuskan bahwa lapiran wajar tanpa penhecualian standar tidak tepat, akan ada pembahasan
yang ekstentif diantara partner teknis pada kantor akuntan publik dan itu sering kali dengan
personil klien.
BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN
A. Mengomunikasikan Kecurangan dan Tindakan Ilegal
Tujuannya adalah membantu komite audit dalam melaksanakan perannya sebagai
pengawas atas lapiran keuangan yang dapat diandalkan.
B. Mengomunikasikan Defisiensi Pengendalian Internal
Komunikasi ini dilakukan komite audit sementara dalam perusahaan yang lebih
kecil, komunikasi dapat dolakukan kepada pemilik atau manajemen senior.
C. Komunikasi Lain Dengan Komite Audit
Ada 4 tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini:
1. Untuk mengomunikasikan tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan
2. Untuk menyediakan tinjuaan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang diperoleh
selama audit
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak
atau yang terlibat dalam tata kelola.
D. Surat Manajemen
Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan kepada klien mengenai
rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada
efisiensi pengoperasian perusahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam
berbagai area bisnis dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit
membuat auditor dapat memberikan pengarahan kepada managemen.
Surat manajemen berbeda dengan surat yang melaporkan kurangnya pengendalian
internal. Surat manajemen diperlukan karena adanya kekurangan signifikan atau
kelemahan penting atas pengendalian internal dan harus mengikuti format yang diberikan
dan dikirimkan sesuai dengan persyaratan standar audit. Surat manajemen merupakan
suatu opsi dan ditujukan untuk membantu klien dalam mengoperasikan bisnisnya lebih
efektif.
PENEMUAN FAKTA FAKTA LEBIH LANJUT
Audit dikatakan selesai ketika auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikannya
seluruh pembahasan dengan manajemen dan komite audit. Terkadang auditor menemukan bahwa
setelah audit laporan keuangan diterbitkan terjadi salah saji material dalam laporan keuangan.
Pada saat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor berkewajiban
untuk memastikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi atas salah saji
tersebut.
Jika auditor mengetahui salah saji sebelum pelaporan audit diterbitkan, maka auditor
akan memaksa manajemen untuk melakukan koreksi salah saji atau menerbitkan laporan audit
yang berbeda. Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan
setelah diterbitkan, maka tindakan yang paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan
revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya. Jika periode setelah
tanggal neraca atas laporan keuangan sudah selesai sebelum revisi diterbitkan, maka
diperbolehkan mengungkapkan salah saji tersebut dalam laporan periode setelah tanggal neraca.
Jika hal tersebut penting, maka klien harus melaporkan kepada Bapepam-LK dan regulator
lainnya atas salah saji laporan keuangan tersebut.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ke dalam laporan, maka auditor harus
menginformasikan kepada dewan dierksi dan harus mengingatkan kepada regulator agar
membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi disajikan wajar dan jika memungkinkan,
menyampaikan kepada semua pihak pengguna laporan keuangan. Jika saham perusahaan dijual
kepada publik, maka auditor dapat meminta Bapepam-LK dan pihak pasar modal untuk
mengingatkan para pemegang saham mengenai hal tersebut.
Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak bertanggung jawab untuk mencari fakta-fakta,
tetapi jika mereka menemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan wajar, maka
mereka harus melakukan tindakan koreksi.

Anda mungkin juga menyukai