Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 10

MENYELESAIKAN AUDIT

PENERAPAN PENGUJIAN TAMBAHAN ATAS PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN

Pendekatan auditor dalam memperoleh bukti sehubungan dengan tujuan penyajian


dan pengungkapan konsisten dengan pendekatan dalam memperoleh bukti yang berkaitan
dengan transaksi dan saldo:

 Melakukan prosedur untuk mendapatkan pemahaman atas pengendalian


untuk tujuan penyajian dan pengungkapan sebagai bagian dari prosedur
penilaian risiko
 Melakukan pengujian pengendalian yang berhubungan dengan
pengungkapan saat penilaian awal risiko pengendalian berada dibawah
maksimum
 Melakukan prosedur subtantantif untuk memperolah keyakinan bahwa
seluruh tujuan mendapat informasi dan jumlahnya disajikan dan
diungkapkan dalam laporan keuangan.
Kolom kedua Tabel 22.1 menyebutkan contoh prosedur subtantif yang berhubungan
dengan tujuan dan pengungkapan.
Tabel 22.1
Tujuan Audit Contoh Prosedur Subtantif
Keterjadian dan hak dan kewajiaban- Telaah atas kontrak utang untuk
kejadian dan transaksi yang diungkapkan menentukan apakah piutang dagang
telah terjadi dan disebut entitas digunakan sebagi jaminan
Kelengkapan- Seluruh pengungkapan yang Penggunaan daftar pembanding
tercakup dalam laporan keuangan sudah pengungkapan untuk menentukan pakah
dimasukkan laporan keuangan sudah memasukkan
seluruh pengungkapan yang disyaratkan
dalam prinsip akuntansi berlaku umum
Kesulitan dan dapat dimergerti – informasi Telaah laporan keuangan untuk
keuangan disajikan dengan baik dan menentukan apakaj asset diklasifikasikan
dijelaskan serta diungkapkan dengan jelas dengan benar antara kategori asset lancer
dan nonlancar.
Akurasi dan penilaian – informasi Rekonsilasi jumlah yang terdapat dalam
keuangan dan lainnya diungkapkan secara penjelasan tambahan utang jangka panjang
wajar dan pada jumlah yang tepat dengan informasi yang telah diperiksa dan
didukung oleh kertas audit atas utang

Salah satu perhatian utama auditor sehubungan dengan tujuan penyajian dan
pengungkapan adalah menentukan apakah manaejemne sudah mengungkapkan seluruh
informasi yang diperlukan (tujuan kelengkapan untuk penyajian dan pengungkapan)

TELAAH ATAS KEWAJIBAN KONTIJENSI DAN KOMITMEN

Kewajiban kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas
jumlah yang belum dapat ditentukan yang dihasilkan dari aktivitas yang telah dilakukan.
Terdapat tiga kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu:
1. terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau
penurunan nilai asset yang dihasilkan dari kondisi sekarang
2. terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa
mendatang
3. hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang

PSAK 57 menjelaskan tiga kemungkinan terjadinya dan perlakuan laporan


keuangan yang tepat untuk setiap kemungkinan. Persyaratan ini diringkas dalam Tabel
22-2. untuk mengevaluasi apakah klien menerapkan perlakuan yang tepat, auditor harus
melakukan pertimbangan dan penilaian professional.
Tabel 22-2
Kemungkinan Keterjadian Perlakuan atas Laporan Keuangan
Lemah (kemungkinan terjadinya kecil) Tidak perlu pengungkapan
Cukup beralasan (sedikit lebih kuat, tetapi Diperlukan pengungkapan atas penjelasan
tidak terlalu kuat) tambahan
Besar (kemungkinan terjadinya besar)  jika jumlahnya dapat diestimasikan
dengan wajar. Maka laporan
keuangan disesuaikan
 jika jumlah tidak dapat
diestimasikan dengan wajar, maka
diperlukan pengungkapan

Auditor akan lebih focus mengenai kewajiaban kontijensi tertentu, seperti:


 litigasi yang belum final untuk pelanggaran paten, produk, atau tindakan lainnya
 sengketa atas pajak penghasilan
 waran produk
 diskonto piutang dagang
 jaminan terhadap kewajiban lainnya
 saldo tak terpakai dari perjanjian kreditor yang beredar

Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah:

 mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontinjensi yang diketahui untuk


menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar
 mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan manajemen

Prosedur Audit untuk Menemukan Kontijensi

Banyak potensi kewajiban ini yang diverifikasi sebagai bagian integral dari
bermacam-macam segmen dalam audit, bukan sebagai aktivitas yang terpisah pada
akhir audit. Bahkan jika kontijensi diverifikasi secara terpisah, auditor biasanya
melakukan pengujian dengan baik beberapa hari terakhir sebelum penyelesaian audit,
untuk memastikan kebenaran verifikasinya.

Langkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat


kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Berikut ini adalah
prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban kontijensi, tetapi tidak
semua dapat diterapkan untuk setiap audit :

 Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang


kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi. Dalam tanya jawab tersebut,
auditor harus secara spesifik menjelaskan perbedaan kontijensi yang
memerlukan adanya pengungkapan sebagai peringatan kepada manajemen
yang tidak memahami hal ini.
 Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-
tahun sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan. Laporan bisa saja
menunjukkan area atau tahun dimana ada perbedaan yang belum
diselesaikan. Jika telaah tersebut memerlukan waktu lama, maka
kemungkinan telah terjadi sengketa pajak.
 Menelaan notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada
indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainya.
 Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan
pernyataan dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban
kontijensi, terutama tuntutan hukum dan pengenaan pajak yang masih
tertunda.
 Memperoleh surat dari penasihat hukum dan diberikan kepada klien
berkenaan dengan status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi
lainya. Prosedur ini diperiksa lebih seksama.
 Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindikasikan
terjadinya kontijensi. Misalnya, konfirmasi bank bisa jadi mengindikasikan
diskonto piutang wesel atau jaminan utang.
 Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi
saldo yang terpakai ataupun yang tidak.
Evaluasi Kewajiban Kontijensi yang Telah Diketahui
Jika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi, maka
mereka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang
diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan
hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan. Untuk kontijensi
yang membutuhkan pengungkapan, auditor juga menelaah konsep penjelasan
tambahan untuk memastikan bahwa informasi yang diungkapkan dapat dipahami dan
dinyatakan dengan wajar sesuai kondisi kontijensi.

Prosedur Audit untuk Menemukan Komitmen


Pencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian
audit dalam setiap audit area. Misalnya, dalam verifikasi transaksi penjualan, auditor
harus berhati-hati dengan komitmen penjualan. Sama halnya dengan komitmen atas
pembelian bahan baku atau peralatan, yang dapat diidentifikasi sebagai bagian audit
untuk masing-masing akun tersebut.

Tanya Jawab Pengacara Klien


Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang
diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain
atas klien dan mengidentifikasi bila ada masalah lainya. Auditor mengandalkan
keahlian dan pengetahuan pengacara dalam menyediakan opini profesional tentang
hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum. Pengacara biasanya juga
mengetahui adanya proses pengadilan yang tertunda dan tuntutan yang diabaikan
manajemen.
Tanya jawab standar kepada pengacara klien dibuat pada kepala surat klien
dan ditandatangani salah satu pejabat perusahaan, serta harus menunjukkan hal-hal
berikut ini.

 Berisi daftar yang memasukkan (1) proses pengadilan yang sedang


berlangsung dan cukup mengancam dan (2) klaim atau penilaian yang kuat
maupun tidak kuat pada kasus yang melibatkan pengacara. Daftar ini
biasanya dibuat oleh manajemen, tetapi manajemen dapat meminta
pengacara untuk membuatnya.
 Meminta pengacara untuk melengkapi informasi atau memberi komentar
atas kemajuan setiap bagian dalam daftar. Informasi yang diperlukan
meliputi tindakan legal yang akan dilakukan klien, kemungkinan
diperolehnya hasil yang tidak menguntungkan, dan estimasi jumlah atau
kisaran potensi kerugian.
 Meminta firma hukum untuk mengidentifikasi adanya tindakan hukum yang
mengancam atau tertunda atau suatu pernyataan bahwa daftar klien sudah
diselesaikan.
 Berisi pernyataan yang menyebutkan bahwa pengacara bertanggung jawab
memberitahu menajemen perihal hukum yang mensyaratkan pengungkapan
dalam laporan keuangan dan langsung memberikan tanggapan kepada
auditor. Jika pengacara membatasi tanggapanya, maka alasanya harus
diungkapkan dalam surat tersebut.

TELAAH KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA

Bagian ketiga dalam penyelesaian audit pada diagram alir di sisi kiri halaman
adalah melakukan telaah kejadian setelah tanggal neraca . Auditor harus menelaah
transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah
terdapat transaksi atau kejadian yang akan mempengaruhi penyajian dan pengungkapan
pada laporan periode berjalan. Prosedur audit yang disyaratkan PSA 46 (SA 560) dalam
verifikasi transaksi dan kejadian tersebut biasa disebut telaah kejadian setelah tanggal
neraca.

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca


Ada dua jenis kejadian setelah tanggal neraca yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen dan dievaluasi oleh auditor sebagai berikut:
1. Kejadian yang Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan dan
Membutuhkan Penyesuaian atas Saldo Laporan Keuangan Tahun
Berjalan.
Kejadian setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan
penyesuaian atas saldo akun pada laporan keuangan tahun berjalan jika
jumlahnya material:
 Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang
yang beredar karena kondisi keuangan pelanggan memburuk.
 Penetapan proses litigasi pada nilai yang berbeda dengan nilai yang
ditetapkan pada pembukuan.
 Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada
nilai di bawah nilai buku.
 Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.

Saat kejadian setelah tanggal neraca digunakan untuk mengevaluasi


jumlah yang dimasukkan dalam laporan keuangan akhir tahun, auditor harus
memisahkan antara kondisi pada tanggal neraca dan kondisi setelah akhir
tahun.

2. Kejadian yang Tidak Berdampak Langsung pada Laporan Keuangan,


tetapi Memerlukan Pengungkapan.
Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan
keuangan, meliputi:
 Penurunan nilai pasar atas sekuritas milik perusahaan untuk investasi
sementara atau akan dijual kembali.
 Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas
 Penurunan nilai pasar atas persediaan sebagai dampak dari tindakan
pemerintah yang membatasi penjualan produk
 Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran
 Penggabungan usaha atau akuisisi.
Auditor perusahaan publik dapat juga mengidentifikasi kejadian yang
berhubungan dengan pengendalian internal atas laporan keuangan yang muncul
setelah tanggal neraca.

Pengujian Audit
Prosedur audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam
dua kategori :
1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun
akhir tahun.
2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi
yang harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

Kategori pertama, meliputi pengujian pisah batas dan penilaian yang


dilakukan sebagai bagian dari pengujian perincian saldo. Kategori pengujian yang
kedua, adalah pengujian yang khusus menyediakan informasi untuk menguji saldo
akun tahun berjalan atau penjelasan tambahan sebagai pengujian kelengkapan untuk
tujuan penyajian dan pengungkapan. Pengujian tersebut meliputi hal-hal berikut ini :

 Tanggung Jawab dengan Manajemen


Tanya jawab bervariasi pada masing-masing klien, tetapi biasanya
ditujukan untuk menemukan kewajiban kontijensi atau komitmen, perubahan
signifikan atas asset atau struktur modal perusahaan, status bagian-bagian yang
belum diketahui dengan pasti pada tanggal neraca, dan penyesuaian tidak lazim
yang dilakukan setelah tanggal neraca.

 Korespondensi dengan Pengacara


Auditor berkorespondensi dengan pengacara sebagai bagian dari pencarian
kewajiban kontijensi.
 Telaah atas Laporan Internal yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca
Dalam menelaah laporan internal, auditor harus menekankan perubahan
pada bisnis perusahaan yang dibandingkan dengan hasilnya untuk periode audit
dan perubahan setelah akhir tahun.

 Telaah atas Pencatatan yang Dibuat Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus menelaah jurnal dan buku besar untuk menentukan
keberadaan dan sifat dari transaksi signifikan yang berhubungan dengan tahun
berjalan.

 Pemeriksaan Notulensi Pertemuan Dewan Direksi Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus memeriksa notulensi pertemuan pemegang saham dan
pertemuan direksi atas kejadian-kejadian setelah tanggal neraca yang
mempengaruhi pelaporan periode berjalan.

 Permintaan Surat Representasi


Surat Representasi dibuat oleh manajemen klien kepada auditor yang
menyatakan adanya perbedaan hal-hal selama masa audit. Surat ini harus dibuat
dan mencakup hal-hal lain yang penting. Surat ini akan dibahas pada bagian
berikutnya.

Penetapan Tanggal Ganda


Auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang
mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan
selesei, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas
perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu :
1. Memeperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.
2. Membatasi telaah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian
baru setelah tanggal neraca.
Untuk opsi pertama, auditor dengan mudah mengubah tanggal laporan audit
ketanggal yang baru. Untuk opsi kedua, auditor menerbitkan laporan audit bertanggal
ganda, yang artinya laporan audit memasukan dua tanggal : Tanggal pertama atas
penyeleseian pekerjaan lapangan, kecuali untuk pengecualian. Tanggal kedua, yang
lebih belakangan, adalah tanggal pengecualian.

AKUMULASI BUKTI AKHIR


Lima jenis akumulasi bukti akhir akan dibahas pada bagian ini :
1. Melakukan prosedur analitis akhir
2. Mengevaluasi asumsi kelangsungan usaha
3. Memperoleh surat representasi manajemen
4. Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasar
5. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan

Masing-masing dilakukan pada akhir masa audit.

Melakukan Prosedur Analitis Akhir


Prosedur analitis yang dilakukan selama penyeleseian audit berguna sebagai
telaah akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan
selama pengujian dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas
laporan keuangan.
Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan
dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan , termasuk
penjelasan tambahan, dan mempertimbangkan hal berikut :

1. Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak
diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atas selama
atau selama pelaksanaan audit.
2. Saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang yang tidak
teridentifikasi sebelumnya.
Hasil dari prosedur analitis akhir bisa jadi mengindikasikan bahwa bukti audit
tambahan dibutuhkan.

Mengevaluasi Kelangsungan Usaha


PSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada
keraguan yang substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha,
setidanknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor
membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja
mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Penilaian akhir atas kelangsungan
usaha entitas dipertimbangkan setelah seluruh bukti dikumpulkan dan rencana
penyesuaian audit diajukan kedalam laporan keuangan. Saat auditor menetapkan
asumsi kelangsungan usaha, mereka harus mengevaluasi rencana manajemen dalam
menghindari kebangkrutan dan mengevaluasi kelayakan dalam realisasi rencana
tersebut.

Memperoleh Surat Representasi Manajemen


PSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh suran representasi
yang mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama
audit. Surat ini dibuat menggunakan kop surat klien, ditunjukkan kepada akuntan
publik, dan ditandatangani oleh pejabat tinggi, biasanya direktur atau direktur
keuangan. Penolakan klien untuk membuat dan menandatangani surat tersebut
berakibat pada munculnya opini dengan pengecualian atau tidak ada opini. Surat ini
tidak boleh bertanggal sebelum tanggal laporan audit untuk mamastikan bahwa
terdapat pemeriksaan memadai atas kejadian setelah tanggal neraca. Tiga tujuan
surat representasi klien tersebut adalah:
1. Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggungjawab atas penilaian
laporan keuangan.
2. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan.
3. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai
berbagai aspek dalam audit.
SA 333 menyebutkan empat kategori hal penting yang perlu dimasukkan , adalah:
1. Laporan keuangan
2. Kelengkapan informasi
3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
4. Kejadian setelah tanggal neraca

Surat representasi klien adalah pernyataan tertulis dari sumber yang tidak
independen, karena itu tidak dapat dianggap sebagai bukti yang bisa diandalkan.
Dalam beberapaaudit, auditor bisa saja menemukan bukti lain yang kontradiktif
dengan pertanyaan pada surat representasi. Dalam kasus ini, audito harus menyelidiki
keadaan tersebut dan mempertimbangkan apakah surat repesentasi ini dapat
diandalkan.

Mempertimbangkan Informasi yang Menyertai Laporan Keuangan Dasar


Klien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan
keuangan dasar yang dibuat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA
36 (SA 551) merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang
menyertai laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.
Standar audit dengan sengaja tidak mendefinisikan atau membatasi informasi
tambahan agar perusahaan dapat menyediakan infomasi yang bisa memenuhi
kebutuhan penggunanya. Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggun jawab
atas lapran keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya, auditor tidak
melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opni atas informasi
tersebut disajikan dengan wajar. Standar pelaporan profesi mensyaratkan auditor
untuk membuat pernyataan yang jelas mengenai tingkat tanggung jawab yang
diambil atas informasi tambahan ini.
Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai
laporan keuangan, materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Akibatnya, prosedur tanahan yang diperlukan
tidak seluas saat auditor menerbitkan opini atas informasi yang diambilnya sendiri,
seperti atas laporan akun atau bagian tertentu.
Jika auditor memeutuskan bahwa bukti memadai tidak diakumulasikan untuk
data tambahan guna menyesuaikan opini tanpa pengecualian, maka paragraf akan
dimodifikasi untuk mengindikasikan bahwa auditor tidak memberikan opini atas
informasi tambahan.

Saat auditor menerbitkan opini atas informasi tambahan yang menyertai


laporan keuangan, materialitasnya sama dengan yang digunakan dalam membuat
opini terhadap laporan keuangan dasar. Jika auditor memutuskan bahwa bukti
memadai tidak diakumulasikan untuk data tambahan guna menyesuaikan opini tanpa
pengecualian, maka paragraf akan dimodifikasi untuk menginidikasikan bahwa
auditor tidak memberikan opini atas informasi tambahan.

Membaca Informasi Lain dalam Laporan Tahunan


PSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang
dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan.
SA 550 hanya menyebutkan informasi yang bukan bagian dari laporan
keuangan, tetapi dipublikasikan bersama dengan laporan ini. Jika audiytor
menyimpulkan bahwa ada ketidakkonsistenan yang material, maka ia harus meminta
klien mengubah infromasi tersebut. Jika klien menolak, dan hal ini tidak biasa, maka
auditor akan memasukkan paragraf penjelasan dalam laporan audit atau
mengundurkan diri.

EVALUASI HASIL

Setelah melaksanakan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk
telaah untuk kontijensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir,
auditor harus mengintegrasikan hasil ini ke dalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai
laporan keuangan.
Auditor perusahaan publik harus membuat kesimpulan menyeluruh atas
efektivitas pengendalian internal dalam pelaporan keuangan. Kelima aspek dalam
evaluasi hasil akan dibahas berikut ini.

Bukti yang Tepat dan Memadai


Untuk membuat evalusi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan
tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk
menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun, dan pengungkapan
sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit.
Auditor harus memutuskan apakah program audit sudah memadai, di mana
kemajuan audit dipertimbangkan dengan area masalah yang diidentifikasi.

Bukti Pendukung Opini Auditor


Bagian penting dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan
dengan wajar adalah telaah auditor atas ringkasan salah saji yang ditemukan dalam
audit. Jika auditor yakin bahwa ada bukti memadai, tetapi mereka menyimpulkan
bahwa laporan keuangan tidak disajikan wajar, maka mereka memiliki dua pilihan
juga, yaitu: laporan harus direvisi sesuai keinginan auditor atau diberikan opini
dengan pengecualian atau opini tidak memadai.

Pengungkapan Laporan Keuangan


Sebelum menyelesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah
pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan
pengungkapan. Auditor harus mendesain dan melakukan prosedur audit untuk
mendapatkan bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.
Telaah Dokumentasi Audit
Ada tiga alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus
menelaah dokumentasi audit pada saat penyelesaian audit.

1. Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman.


2. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standart kinerja KAP
3. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penelitian auditor.

Selain telaah independen akhir, yang banyak dibahas, telaah atas dokumen
audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan cukup mengenai
klien dan kondisi audit. Oleh karena itu, penyelia langsung auditor biasanya
melakukan telaah awal atas berkas audit yang dibuat oleh auditor lain.
Pada akhirnya, rekanan yang ditugaskan dalam audit harus menelaah
keseluruhan dokumen audit, tetapi rekanan yang menelaah pekerjaan audit yang
dibuat penyelia atau manajer harus lebih seksama dibanding yang lain. Telaah
tersebut kemudian dibahas oleh setiap penelaah dan auditor bertanggung jawab atas
pembuatan dokumen audit untuk mempelajari signifikan masalah audit yang
diselesaikan dan kebanyakan telaah dokumen audit dilakukan saat penyelesaian
setiap segmen.

Telaah Independen
Pada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk
laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak
terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang melakukan audit.
Tim audit harus dapat menjustifikasi bukti yang diakumulasikan dan
kesimpulan yang diambil berdasarkan kondisi pada saat audit dilakukan.

Ringkasan Evaluasi Bukti


Merupakan ringkasan dari proses evaluasi bukti yang menandai dan apakah
bukti mendukung opini atas laporan keuangan. Dalam praktiknya, evaluasi risiko
audit dan estimasi salah saji dibuat pada waktu bersamaan.
Penerbitan Laporan Audit
Laporan Audit adalah satu – satunya yang dilihat olhe sebagian besar
pengguna dari keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan
laporan yang tidak benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.

BERKOMUNIKASI DENGAN KOMITE AUDIT DAN MANAJEMEN

Tiga jenis permbahasan pertama disyaratkan dalam standar audit untuk


memastikan bahwa pihak – pihak yang berkaitan dengan tata kelola, biasanya juga
berkaitan dengan komite audit manajemen senior, menerima informasi mengenai temuan
audit dan rekomendasi audit. Jenis keempat, surat manajemen, disampaikan kepada
manajemen tingkat operasional.

Pembahasan Tentang Kecurangan dan tindakan ilegal


PSA 21 (SA 316) dan PSA (SA 317) mensyaratkan auditor untuk
menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit dan
kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material. Tujuannya adalah untuk
membantu komite audit dalam melakukan tugas pengawasan atas laporan keuangan.

Pembahasan tentang Kurangnya pengendalian Internal


Auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan
kelemahan material dalam desain atau pengoperasian pengendalian internal secara
tertulis kepada pihak yang betanggung jawab atas tata kelola.

Pembahasan hal lainnya kepada komite.


PSA 48(SA 30) mensyaratkan ausitor untuk menyampaikan informasi
tambahan yang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola, biasanya adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar
komite audit dan pihak lain yang betanggung jawab atas tata kelola mengetahui
tentang informasi penting dan relean mengenai proses laporan keuangan dan
memberikan kesempatan kepada komite audit untuk membahas hal – hal penting
dengan auditor. Terdapat empat tujuan dasar dari persyaratan komunikasi ini:

1. Menyampaikan pertanggungjawaban auditor atas audit laporan keuangan.


2. Menyediakan telaah atas ruang lingkup dan waktu penerapan auditor.
3. Menginformasikan temuan penting selama audit kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.
4. Menginformasikan hal – hal relevan dalam audit kepada pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.

Biasanya komunikasi mengenai pertanggungjawaban auditor dan ruang


lingkup audit dan penetapan waktu terjadi di awal audit, tetapi komunikasi mengenai
temuan pernting dapat terjadi selama masa penigasan berlangsung.

Surat Manajemen
Ditujukan untuk menginformasikan pihak klien mengenai rekomendasi KAP
guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efidiensi
pengoprasian peruahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam berbagai area
bisnis dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit membuat
auditor dapat memberikan pengarahan pada manajemen.

PENEMUAN FAKTA SETELAH TANGGAL NERACA

Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan


setelah diterbitkan, maka tindakan paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan
revisi laporan keuangan yang memasukan penjelasan atas alasannya. Jika periode setelah
tanggal neraca atas laporan keuangan sudah selesai sebelum revisi diterbitkan, maka
diperbolehkan mengungkapkan salah saji tersebut dalam laporan periode setelah tanggal
neraca.
Jika klien menolak mengungkapkan salah saji ini ke dalam laporan, maka auditpr
harus menginformasikankannya kepada dewan direksi. Auditor juga harus mengingatkan
kepada regulator agar membatasi klien karena laporan keuangan tidak lagi disajikan
wajar, dan bile memungkinkan , menyampaikan kepada semua pihak pengguna laporan
keuangan.

Penemuan fakta setelah tanggal neraca yang mensyaratkan adanya penarikan atau
penerbitan kembali atas laporan keuangan hanya muncul pada kejadian bisnis yang sudah
ada sejak tanggal laporan auditor. Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah
tanggal neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan.

Anda mungkin juga menyukai